Katalog Permainan Tradisional Jawa Barat/Pletokan

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Satu lagi permainan tradisional yang masih eksis sampai sekarang yaitu pletokan atau masyarakat Sunda dan Banten menyebutnya dengan pepeletokan, bebeletokan. Di daerah asalnya yaitu Betawi, permainan ini disebut pletokan. Di daerah lain seperti Madura, mereka menyebut ini dengan tor cetoran.

Pletokan sendiri merupakan sebuah senjata mainan yang terbuat dari bambu dengan pelurunya yang terbuat dari kertas yang dibasahi lalu dibentuk bulat, bisa juga menggunakan biji-bijian. Pletokan mayoritas dimainkan oleh anak laki-laki berusia 7- 15 tahunan

Cara Bermain[sunting]

Untuk menembakan pletokan, hal yang harus dilakukan adalah memasukan terlebih dahulu peluru pertama ke laras panjang pletokan di bagian ujung menggunakan batang penyodok. Setelahnya masukan peluru kedua dan lakukan seperti pada peluru pertama. Peluru kedua memiliki fungsi ganda yakni sebagai klep pompa untuk menekan peluru pertama yang akan di tembakan dan fungsi kedua sebagai peluru yang akan ditembakan selanjutnya.

Permainan ini biasa dimainkan oleh 2 regu layaknya sedang berperang. Regu yang anggotanya banyak bertahan biasanya keluar sebagai pemenang.

Tembakan akan menimbulkan bunyi dari yang pelan sampai keras, bunyinya terdengar “pletok”. Dari sinilah awal mula penamaan pepeletokan oleh masyarakat Sunda dan Banten.

Cara Membuat[sunting]

  1. Pertama-tama, siapkan terlebih dahulu bahan utamanya yaitu bambu yang sudah berusia cukup tua. Pemilihan bambu agak tua bertujuan agar saat dibuat nanti tidak mudah belah atau pecah.
  2. Bambu dibagi menjadi dua bagian yaitu laras dan penyodok. Dalam pembuatan laras, bambu harus berukuran kecil dengan diameter kisaran 1 cm – 1,5 cm dengan panjang berkisar 10 cm – 20 cm. sedangkan untuk penyodok, buatlah seperti lidi panjang yang diujungnya memiliki pegangan (handle). Pastikan bahwa bagian penyodok bisa masuk ke lubang laras, tidak terlalu pas ataupun terlalu longgar. Bagian atas penyodok juga harus dibuat agak lebar yang mana hal ini berfungsi untuk menekan peluru agar masuk ke dalam lubang laras dengan sempurna.
  3. Setelahnya untuk uji coba, siapkan peluru berupa kertas yang sudah dibasahi lalu bentuk bulat sebesar lubang laras, bisa juga menggunakan biji-bijian kecil, masukan ke lubang laras dan tekan menggunakan penyodok. Apabila laras bisa menembak dengan sempurna dan penyodok sudah pas, maka pletokan pun siap digunakan.

Manfaat[sunting]

  1. Meningkatkan kemampuan fisik motorik kasar pada anak.  
  2. Melatih kemampuan Menyusun strategi.
  3. Melatih kekompakan dan kerja sama dalam tim.