Kebebasan yang Berharga

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Kebebasan yang Berharga[sunting]

Premis[sunting]

Terkadang Suatu hal yang berharga akan lebih dihargai ketika sudah dalam penjara. Terlalu bebas dan mengabaikan larangan adalah cara terbaik untuk memasukan diri dalam penjara.

Isi Cerpen[sunting]

Kring …. Kring… Kring…

Bel sekolah berbunyi, menandakan waktu istirahat telah tiba.

Di kantin sekolah dasar, terlihat ada tiga siswa kelas 5 SD dari sekian banyak siswa disana, sedang menikmati makanan mereka masing-masing. Ketiga anak tersebut bernama Riko, Bobi dan Rama.

Diantara ketiga anak tersebut, bobi terlihat begitu banyak memakan makanan yang tidak sehat. Makanan yang dia makan sangat berminyak dan pedas.

Melihat tindakan bobi yang tidak baik dan membahayakan dirinya tersebut, Riko dan Rama pun mencoba untuk menegur dan menghentikan Bobi.

Namun, Bobi tidak memperdulikannya, Bobi hanya asik menyantap makanan yang tidak sehat tersebut.

Keesokan harinya….

Terlihat Bobi tidak masuk sekolah dikarnakan sakit.

Mengetahui kabar tersebut, Riko dan Rama terlihat kesal namun juga khawatir.

“Bobi sakit pasti gara-gara makan makanan yang tidak sehat kemarin,deh. Udah dibilangin juga tapi dia malah nggak mau dengerin, Bobi… Bobi….” Ujar Rama menggerutu kesal

“Semoga dengan kejadian ini Bobi lebih peduli lagi dengan kesehatannya dan tidak lagi memakan makanan yang tidak sehat yaa, Ma” Ujar Riko berharap

“Aamiin” Ujar Rama membalas harapan Riko

“Oh iya, Ko, Gimana kalo nanti sepulang sekolah kita jengukin Bobi dirumahnya, Yuk” Ujar Rama memberi saran

“Ayok” Ujar Riko menjawab dengan semangat

Sepulang sekolah, sebelum pergi menjenguk Bobi kerumahnya, Rama dan Riko pulang kerumah masing-masing terlebih dahulu untuk mengganti pakaian mereka sekaligus pamit kepada kedua orang tuanya.

Sesampainya dirumah Bobi, ternyata Bobi tidak dirawat di rumahnya, melainkan di Rumah Sakit yang lokasinya cukup jauh dari Rumah mereka.

Rama dan Riko semakin khawatir dengan kondisi Bobi.  Mereka sangat ingin menjenguk dan menyemangati Bobi supaya Bobi cepat sehat dan kembali beraktivitas kembali. Belajar dan bermain kembali bersama mereka.

Namun, dikarnakan mereka belum pernah pergi ke rumah sakit dan pergi sejauh itu sendirian , meskipun mereka sangat ingin tapi mereka juga bingung dan takut dengan keadaan mereka nanti.

Akhirnya, mereka memutuskan untuk pulang terlebih dahulu untuk meminta izin kepada orang tua mereka masing-masing sekaligus meminta arahan cara berkunjung di rumah sakit.

Dikarnaka hari mulai sore dan kemungkinan mereka akan pulang sore ataupun malam, kedua orang tua mereka merasa khawatir jika mereka hanya pergi berdua saja.

Mereka pun pergi ke rumah sakit ditemani oleh kakaknya Rama bernama Raka.

Mereka pergi ke rumah sakit menggunakan sepeda motor. Sebelum pergi ke rumah sakit, mereka membeli beberapa buah-buahan untuk Bobi.

Sesampainya di Rumah sakit, Rama dan Riko terlihat heran melihat rumah sakit yang berada dihadapan mereka tersebut.

Rumah sakit itu terlihat begitu besar dan megah.

“Ini Rumah Sakit atau Istana ? Gede betol” Ujar Rama heran, menatap rumah sakit .

Untuk memastikan bahwa mereka tidak salah alamat, Rama pun bertanya kepada kakaknya. Kakaknya mengatakan bahwa mereka berada di alamat yang benar, Bangunan yang dihadapan mereka adalah rumah sakit tempat Bobi di rawat.

Kemudian, mereka pun masuk ke rumah sakit tersebut dan mengunjungi Bobi.

Terlihat Bobi terbaring lemah dengan wajah yang begitu murung dan pucat.

Ketika melihat kedatangan kedua temannya, terlihat senyuman bahagia terpancar di wajah Bobi.

Beberapa menit kemudian, Bobi berkata pada mereka dengan wajah yang murung kembali bahwa dia sangat ingin cepat sembuh dan ingin cepat-cepat keluar dari rumah sakit tersebut dan kembali bermain lagi bersama mereka.

Rama dan Riko yang merasa iba dengan kondisi temannya tersebut berusaha menyemangati dan menghibur Bobi dengan bercerita lucu dan sedikit melakukan  atraksi.

Beberapa jam kemudian, mereka pun berpamitan pulang dan mendo’akan Bobi supaya cepat sembuh.

Malam pun tiba, terlihat Rama belum tidur juga, terlihat murung dan memikirkan sesuatu.

Melihat kondisi adiknya tersebut, Raka pun mendekati Rama.

“Lagi mikirin apa sih, dari tadi murung aja” Ujar Raka sembari berjalan mendekati Rama

“Aku bingung, kak. Rumah sakit itu begitu besar dan megah, tapi… semua orang yang ada di sana ga ada yang terlihat nyaman, semuanya murung, termasuk Bobi. Bahkan, bobi malah pengen cepat-cepat keluar dari situ”  Ujar Rama menjelaskan

Raka pun tertawa mendengar perkataan sang adik tersebut.

“Kok kakak ketawa sih ? Emang ada yang lucu ?” Ujar Rama protes tidak terima

“Ya kamu yang lucu, dek. Yang namanya sakit ga ada yang enak” Ujar Raka menjelaskan

“Tapi…” Ujar Rama kebingungan

“Oke kalo gitu dengerin kakak baik-baik, dek” Ujar Raka berusaha menenangkan adiknya

“Kesehatan itu kenyamanan yang tidak bisa digantikan dengan apapun, sekalipun rumah sakit itu megah, tetap saja mereka yang sedang sakit tidak akan menikmatinya. Rumah sakit tetaplah penjara bagi mereka” Ujar Raka menjelaskan

“Kok bisa gitu kak ?” Ujar Rama bertanya, masih belum memahami.

“Ya karna kesehatan itu  adalah kebebasan yang sangat berharga. Dengan tubuh yang sehat, kita dapat bebas melakukan aktivitas apapun. Belajar, bermain, dan lain-ain

Setelah mendengar penjelasan dari kakaknya, Rama pun menjadi paham betapa pentingnya menjadi sehat dan menjaga selalu kesehatan.

“Kalo gitu aku ga mau terpenjara karena sakit” Ujar Rama spontan

“Anak pintar” Ujar Raka menanggapi

Tak  lama kemudian Rama pun tidur dan melanjutkan aktivitas kembali di keesokan harinya.