Lompat ke isi

Kelahiran Kembali Turki/Bab 13

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

XIII

PERANG YUNANI-TURKI DIMULAI

KONSTANTINOPEL DAN PERTUMBUHAN NASIONALISME YUNANI—​DIKELILINGI OLEH PASUKAN INGGRIS, TURKI KEMBALI KE PERDAMAIAN—PENERAPAN PERJANJIAN RAHASIA YANG DIRANCANG OLEH SEKUTU SAAT PERANG—PATRIARKAT ​OEKUMENICAL MEMUTUS HUBUNGANNYA DENGAN PEMERINTAH UTSMANIYAH.

Sebagaimana yang setiap orang ketahui, sebuah anak sungai yang disebut Perairan Manis Eropa mengalir ke teluk panjang yang disebut Tanduk Emas, yang membagi Konstantinopel di Eropa menjadi dua bagian. Di bagian utara, antara Tanduk Emas yang ramai dan Bosphorus besar, membentang kawasan Galata dan Pera, Galata di balik wilayah di sepanjang ujungnya dan Pera menanjaki jalan pejalan kaki menuju bukit di atasnya. Galata dan Pera menghimpun kawasan asing tempat Kedubes-kedubes, yang dipersenjatai dengan Kapitulasi, tak pernah memperkenankan Pemerintah Utsmaniyah untuk memerintah, kecuali pada empat tahun perang kala mereka tak berada dalam posisi untuk mencegah pemerintah dari pembatalan Kapitulasi. Disini adalah Kedubes-kedubes dan Legasi-legasi, semuanya selain Legasi Persia, walaupun Pemerintah Utsmaniyah tak disini dan tak pernah kesini.

Antara Tanduk Emas kecil dan Laut hijau besar Marmora, sebauh semenanjung menonjol timbul di Titik Seraglio. Disini, dalam tembok lima mil yang menutup sisi lahannya, membentang Stamboul yang berbagi hubungan budaya dan sejarah yang sama dengan Galata dan Pera sebagaimana Yonkers dengan New York. Sehingga, orang dapat menghiraukan Galata dan Pera sebagai kawasan warga asing yang tak dilalui oleh ekspansi lambat Kapitulasi sepanjang berabad-abad, kawasan asing kecil tersebut beralih secara lambat menjadi ibukota sampai gencatan senjata Mudros pada 1918 akhirnya menghimpun komando Inggris-Prancis terhadap Pera dalam genggaman otoritas penuh. Stamboul adalah kursi Pemerintah Utsmaniyah dan ini adalah monumen terbesar Islam. Semenanjung besar yang berada di Stamboul terbentang dengan tempat-tempat suci besar dari budaya Islam, bentang langitnya diisi dengan minaret-minaret dari masjid-masjid menonjolnya, Ayiah Sophia, Ahmedieh, Valideh, Bayazid, Suleimanieh dan Mohammed II.

Di Stamboul juga, di kawasan Yunani kecil Phanar di ujung Tanduk Emas, adalah Patriarkat Oekumenikal, kepala komunitas Rûm di Kekaisaran lama. Kekaisaran Bizantium lama telah kehilangan basis teritorialnya pada 1453, namun masih dalam ibukota politik Islam sebagai unsur gerejawi, politik dan perdagangan yang berpusat di Phanar. Patriark sendiri menjadi pejabat Kementerian Keadilan di Pemerintahan Utsmaniayh dan dilantik oleh Menteri Utsmaniyah dari daftar tiga kandidat yang dicetuskan oleh Sinode Suci. Hubungan antara Khalifah-Sultan dan Patriark umumnya masih dapat bahkan setelah Yunani Lama meraih kemerdekaan mereka pada 1820’an, dan tak ada nasionalisme Yunani yang diterima dalam komunitas Rûm sampai Revolusi Turki Muda tahun 1908 menyerukan Muslim dan Kristen memberikan lembaga komunitas terbagi mereka dan menyandang hak setara dan kewajiban setara warga Utsmaniyah di negara Utsmaniyah. Panggilan tersebut, yang disertai oleh pembukaan parlemen di Konstantinopel, membawa nasionalisme Yunani dari Yunani Lama ke komunitas Rûm Utsmaniyah, dan Perang Balkan memicu perpecahan yang dibuka antara Pemerintah Utsmaniyah dan Phanar. Ini sangat sulit menghasilkan keadaan yang perjanjian akhirnya capai pada 1914 antara Yunani Lama dan Pemerintah Utsmaniyah untuk pertukaran minoritas, namun pecahnya perang menangguhkan operasinya. Sampai musim semi 1916, Pemerintah Utsmaniyah, dalam pandanagn netralitas Yunani Lama, yang dipulihkan dari langkah apapun melawan komunitas Rûm-nya, namun kala komando Perancis di Salonica memberlakukan Pemerintah Venizelos di Athena dan membawa Yunani Lama menuju perang selaku musuh, Pemerintah Utsmaniyah mengambil langkah langsung untuk medeportasi komunikan Rûm-nya di sepanjang pesisir Asia Kecil dari luar rangkaian kegiatan AL Sekutu. Seperti deportasi Armenia besar tahun 1915, deportasi Yunani dipicu dari militer namun mereka jauh lebih baik dikendalikan sepanjang peristiwa mereka ketimbang yang dialami oleh Armenia.

Usai gencatan senjata Mudros pada tahun 1918, Yunani di Asia Kecil mulai berbalih ke apa yang masih menjadi tempat tinggal mereka, dan sisa pecahan Kekaisaran berbalik dengan pemulihan masa damainya. Kesempatan komersial yang tak terlampaui terhimpun di Asia Kecil, karena kejatuhan Rusia telah menempatkan akhir ekspor gandum besar dari pelabuhan-pelabuhan Rusia Selatan. Konstantinopel, yang penduduknya dibayangi oleh pasukan AL dan militer Sekutu, kini melirik secara khusus kepada Asia Kecil untuk penangguhannya. Sosok bisnis Barat telah menyusul Sekutu ke ibukota dalam julah besar, dan uang tersedia dalam jumlah yang tak pernah dikethui Konstantinopel. Kekaisaran telah “dibebaskan” dari “naungan Utsmaniyah,” para kapitalis Amerika meninggalkan ibukota tersebut, semuanya khawatir untuk mengambil lantai dasar dari pemekaran. Di bawah naungan Sekutu, perdagangan Barat menghadapi kesempatan dan petani Asia kecil tak kehilangan waktu dalam mencari apakah pembagian kecil melon dapat jatuh pada mereka. Pada musim semi 1919, mereka beralih ke penanganann kendaraan yang ditarik kerbau mereka.

Namun terdapat kapal-kapal tempur yang berbaluh di kalangan pasukan perang Sekutu di Bosphorus, dan garda Turki bertempat di masjid besar Ayiah Sophia di Stamboul. Yunani Utsmaniyah di ibukota mengerahkan nasionalis, mendapati pahlawan mereka pada Mr. Venizelos, sosok yang membawa Yunani Lama menuju perang. Patriark Oekumenikal di Phanar telah beralih seperti terhadap Mr. Venizelos, penyampai Yunani Utsmaniyah “tak tertebus”. Namun, perang Balkan pecah kala salju meleleh pada musim semi. Sepanjang musim dingin 1918-’19, komando Inggris-Prancis menghimpun perdamaian luar di Konstantinopel.

Tiga komando tinggi Inggris memegang sisa Kekaisaran di Asia sebagaimana Persia berada dalam genggaman Inggris yang telah dilakukan. Pasukan Ekspedisioner Mesopotamia, dengan markas besarnya di Bagdad, mendorong jalannya dari tanah datar cekungan Tigris-Efrat hilir ke perbukitan Kurdistan selatan, pemerintahan Turki di Mosul ditarik di depannya ke Diarbekr. Pasukan Ekspedisioner Mesir, dengan Markas Besarnya di Kairo, mencapai puncak koridor Suriah di Aleppo dan menghimpun detasemen kecil untuk menjalin kontak dengan komando Bagdad di timur, dan menduduki Kilikia dan terowongan Taurus dari Jalur Kereta Api Bagdad di barat, pemerintahan Turki di Kilikia berlanjut dalam ranah menundaan indikasi niat Inggris. Orang-orang Armenia yang dideportasi, beberapa diantaranya disemayamkan oleh Turki di Suriah dan beberapa dari mereka melakukan perjalanan mereka ke Mesir untuk ditangani oleh Inggris, bergerak ke Kilikia dalam jumlah besar dan beberapa dari mereka dibawa di sepanjang Jalur Kereta Api Bagdad sampai sejauh Konia, tempat kendali Pasukan Ekspedisioner Mesir berakhir. Wakil komando Inggris dari Pasukan Laut Hitam kala Markas Besar Inggris-Prancis berada di Pera, telah menghimpun perwira kendali di sepanjang Jalur Kereta Api Bagdad dari Konia sampai terminus Konstantinopelnya, di sepanjang jalur kereta api di pelosok Smyrna dan sepanjang jalur kereta api Rusia lama di Trans-Kaukasia. Jalur Kereta Api Bagdad telah terpecah dalam dua bagian asli. Komando Bagdad dan Kario menyitanya dari Konia dan kereta milite mereka dengan cepat dipecah berkeping-keping. Eropa Barat tak lafi diperkenankan untuk kabur ke Terusan Suez. Namun, wakil komando Pera mengerjakan Jalur Kereta Api asli dari Konstantinopel ke Angora dan Konia untuk Deutsche Bank, menunda pengerahan permanennya dalam perjanjian damai.

Keruntuhan Czarist Rusia telah memperkenankan Inggris untuk menghimpun kendali tak hanya atas Asia Kecil namun segala arahnya dari utara, selatan, timur dan barat, dan di bawah naungan Inggris perjanjian rahasia yang telah dirancang pada perang tersebut untuk pemisahannya (dengan pengecualian bagian Czarist Rusia pada mereka) kemudian ditempatkan pada penerapan. Prancis mengajukan Beirut kala mereka mengerahkan detasemen ke pusat-pusat Suriah dan Kilikia, namun masih di bawah komando tinggi Inggris di Kairo. Pasukan Italia dikerahkan di Adalia dan dengan cepat mendorong jalan mereka ke pelosok sejauh Konia, masih mengarahkan mata mereka ke Smyrna, perolehan terbesar dari Asia Kecil. Smyrna telah diserahkan kepada Italia dalam perjanjian rahasia St. Jean de Maurienne, namun Pemerintah Venizelos di Athena telah memasuki perang usai perjanjian ditandatangani. Karena untuk bagian luapan Czarist Rusia, Pemerintah Amerika Serikat dapat didorong untuk mengambil provinsi-provinsi timur di bawah naungannya pada abad kedua puluh, mereka masih menghimpun Armenia. Karena bagi hak Czarist Rusia untuk Konstantinopel, Pihak Gereja Tinggi dalam Gereja Inggris kemudian mengalihkan tempat pernyataan teologinya dengan Ortodoks dari Patriarkat di Moskwa kepada Patriarkat the Oekumenikal di Phanar. Yunani Lama dan Yunani Utsmaniyah nampaknya menjadi pedagang dan komando AL Inggris di Laut Tengah bertugas untuk mengerahkan sedikit pengaruh duniawi yang mengerahkan Yunani ke orbit Inggris. Prancis yang membawa Yunani ke dalam perang kemudian membuat Czaris Rusia runtuh, hanya untuk menghimpun pembagian komando Konstantinopel mereka dengan Inggris, dengan cepat mendingin terhadap Yunani dan menunggu roda besar berputar lagi.

Komando Inggris-Prancis di Pera kemudian membagi area Konstantinopel, Inggris mengambil alih kawasan Galata dan pera, Prancis mengambil Stamboul sendiri, dan Italia mengambil kawasan Asiatik. AL Utsmaniyah dengan cepat dilucuti dan disemayamkan di Yanduk Emas. Dengan Prancis mengendalikan jalur kereta api di Eropa dan Inggris mengendalikan jalur kereta api Anatolia, Pasukan Utsmaniyah mulai didemobilisasi dan dilucuti di bawah neuangan Sekutu, pasukan tengkorak masih ditujukan untuk keperluan gendarmerie. Sehingga, sisa Turki dari Kekaisaran Utsmaniyah kembali ke keadaan damau dan dalam kurangnya ekspor Rusia, petani Anatolia menikmati setiap kesempatand ari kemakmuran byang lebih besar yang pernah ia ketahui.

Namun bagi Mr. Lloyd George, ini adalah kesempatan untuk memberlakukan Islam agar nasib yang Kemenlu Inggris dan Czarist Rusia sepakati pada 1907 diberlakukan bersama. Mereka melampaui salju Balkan yang mulai meleleh kala Patriarkat Oekumenikal memutus hubungannya dengan Pemerintah Utsmaniyah pada 9 Maret 1919.