Lompat ke isi

Kelahiran Kembali Turki/Bab 21

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

XXI

KELAHIRAN KEMBALI TURKI

Dengan kelahiran kembali Turki, penjelasan ini mencapai akhirnya. Dengan kedatangan perdamaian yang memungkinkan, semangat yang telah bangkit di Timur Tengah dan Timur Dekat perlu dihimpun, dan akan ada penggunaan kecil dalam penjelasan kehancuran yang mereka kerjakan, jika masa lalu tak berisi unsur panduan bergunanya untuk masa mendatang.

Kita di Barat sangat berutang pada Inggris. Inggris yang lambat laun dan susah payah merias tradisi pemerintahan demokratik Barat kami dan tradisi tersebut menempatkan kami pada seluruh ketidakperhitungan dalam utang Inggris. Tradisi tersebut masih berubah dan Inggris mempertahankan, sebagaimana yang selalu terjadi, nuansa evolusinya. Namun dalam pengakui utang kami pada Inggris, kita perlu berpikir dengan jelas, untuk sangat memnedakan antara demokrasi inggris dan Kemenlu Inggris. Antar keduanya, tak ada hubungan efektif. Kemenlu berada di luar Konstitusi inggris dan tak tunduk pada kendali efektif Parlemen Inggris. Kebijakan luar negeri Inggris di Timur Dekat dan Timur Tengah tidaklah terhimpun dalam Parlemen maupun dikendalikan oleh Parlemen. Ini adalah keadaan dari hal-hal yang sempat menjadi sumber kekuatan yang dibutuhkan pada diplomasi Inggris dan sumber marabahaya pada perdamain dunia.

Kemenlu Inggris menganggap, di bawah Kepemimpinan Sir Edward Grey, bahwa demokrasi Inggris terikat dengan Czarist Rusia dalam Perjanjian Inggris-Rusia tahun 1907. Demokrasi Inggris tak mengetahuinya pada waktu itu maupun melakukannya untuk mewujudkannya pada saat ini untuk pengartian Perjanjian tahun 1907, karena Kemenlu Inggris telah menjadi sekejap nyaris secepat sorotannya. Ini timbul dalam suatu waktu pada 1914 kala Czarist Rusia bertikai dengan Jerman atas kendali Balkan dan Kekaisaran Utsmaniyah. Sir Edward Grey telah mengikatkan demokrasi Inggris dengan Czarist Rusia dan pada 1914 masih sangat mengikat. Apa yang Sir Edward Grey memperkenankan negaranya untuk meyakini bahwa peranga dalah untuk bertarung atas Belgia dan di bawah penekanan yang membawa negaranya pada perang, adalah pertanyaan yang demokrasi Inggris dapat suatu waktu teruskan dalam penetapan dengan Kemenlunya sendiri. Namun, peristiwa-peristiwa akan nampak untuk menandakan bahwa Basra secara sangat intim terhubung dengan tujuan perang sebenarnya Kemenlu alih-alih Belgia. Tiga pekan sebelum Pemerintahan Enver di Konstantinopel memasuki perang, brigade India Britania melepaskan Pulau Bahrein di Teluk Persia dan kala para perwira AL Jerman mendorong Pemerintah Enver berperang lewat pengeboman Odessa, peristiwa-peristiwa dimainkan dalam genggaman Kemenlu. Brigade lepas Bahrein dengan cepat menyerang Basra dan Sir Edward Grey, selaras dengan Czarist Rusia, mulai membagi Kekaisaran Utsmaniyah yang telah diberlakukan pada 1907. Czarist Rusia meraih Konstantinopel dan provinsi-provinsi timur, Kemeblu menerima skema Tanjung Harapan-Kairo-Kalkuta, dan Kekhalifahan Islam Utsmaniyah dihancurkan. Selain semua ini, demokrasi inggrsi sedikit dikenal sampai Czarist Rusia runtuh pada 1917 dan Soviet Rusia menerbitkan perjanjian-perjanjian rahasia yang ditemukan dalam arsip Czarist di Petrograd.

Menyertai penuntunan Czarist-nya pada puncak sejarahnya, mengirimkan rezim Kerensky, Kemenlu Inggris pada 1919 mengupayakan bantuan Amerika dalam memegang posisinya. Viscount Grey dari Fallodon pergi ke Washington dan gerejawan Amerika, dengan niat terbaik di dunia, berniat untuk mengikat sorotan Amerika terhadap kebutaan Armenia yang sama sebagaimana mereka diperkenankan untuk mengikatkan sorotan mereka sendiri. Namun, Pemerintah Amerika Serikat tak melaksanakan urusan luar negerinya sebagaimana yang dilakukan Kemenlu Inggris. Viscount Grey kembali ke London dan skema mandat Armenia diturunkan. Namun, upaya menjalin hubungan yang lebih dekat antara Inggris Amerika Serikat masih berlanjut, dan ini akan meminati pemahaman yang ada, jika hal tersebut mengarah menuju kombinasi Inggris-Amerika melawan Islam menggantikan kombinasi Inggris-Rusia tahun 1907. Hal tersebut tak dapat secara terlalu kuat mendorong kami di Amerika Serikat di bawah utang tak terhitung dari demokrasi Inggris, namun Kemenlu Inggris tak memilikinya.

Pemulihan Turki terhadap Smyrna pada 1922 melucuti kebutaan dari sorotan demokrasi inggris, namun para pegawai Kemenlu-nya masih nyaris memalingkan sorotannya. Mr. Lloyd George telah jatuh namun Lord Curzon masih bertahan. Diplomasi Inggris tak dengan muda mengubah tujuannya dan Turki yang akhirnya mendekritkan pada 1907, masih menjadi pelancong tak disambut dalam bidang diplomasi Inggris. Lord Curzon meraih banyak raihan di wilayah Arab dari Kekaisaran Utsmaniyah lama, namun dalam menghadapi pemulihan Turki, ia menarik diri berinchi-inchi. Ia masih memiliki garis depan Yunani di Sungai Maritza, 250 mil dari Konstantinopel, ia masih menjamah perpecahan dalam Islam yang timbul di Mosul, ia masih menolak untuk mengakui, bahkan dalam kerjasama rezim baru untuk Selat, fakta tak terbantahkan Soviet Rusia. Selama beberapa hari, demokrasi Inggris dapat terus dalam melenyapkan penyorot dari sorotannya, dalam menurunkan Kemenlunya menjadi depoartemen biasa Pemerintahannya, bertanggung jawab sebagai departemen pemeritnahan lainnya, sampai Parlemennya. Sealam beberapa hari, Kemenlu menjadi corong demokrasi terinformasi. Pada suatu hari kala diplomasi melintas ke basis bisnis, akhir anakronisme saat ini di Kemenlu tidaklah jauh.

Namun, kami membutuhkan keadilan pada Mr. Lloyd George dan Menlunya. Dengan mengalihkan tanggung jawab sebenarnya pada Parlemen, mereka memukul Turki dalam kemerdekaan seperti mereka tak pernah mengetahui sejak zaman keemasan Kekaisaran Utsmaniyah. Berterima masih atas absolutisme yang dinikmati oleh Mr. Lloyd George, Turki akhirnya mencapai tingkat “sosok dan penglihatan” kebangsaan yang jauh di luar apa yang Turki Muda paling visioner tahun 1908 harapkan untuk dicapai. Komunitas Kristen mereka pada masa lalu telah mengakar dan dideportasi dari wilayah tempat mereka tinggal selama empat abad perdamaian di bawah kekuasaan Khalifah Utsmaniyah, dan karena pengabdian kolosal sebenarnya, penyambutan dunia Kristen ditujukan kepada Mr. Lloyd George, yang berupaya untuk memberlakukan sendiri agar Islam bernasib dengan Sir Edward Grey yang telah disepakati pada 1907 untuk diberlakukan selaras dengan Czarist Rusia.

Patriarkat Oekumenikal yang ditiadakan masih ada di Konstantinopel dan keberangkatan Meletios IV pada 10 Juli 1923, membuka pintunya untuk Gereja Ortodoks Turki baru dari Anatolia. Hari itu nampak pada genggaman kala sisa Kristen Turki, yang mengabdi pada Negara Turki lewat bara nasionalisme, dapat merestorasikan Patriarkat pada fungsi keagamaan khusus yang dalam pandangan Barat merupakan satu-satunya fungsi sebenarnya dari sebuah Gereja.

Nasionalisme yang direncakan untuk menaungi rezim hukum Timur baru untuk ketidakberhukuman lama imperialisme Barat, adalah unsur penggerak Turki saat ini dan Turki menjadi negara penting di dunia. Nasionalisme di Turki saat ini terhimpun dan tak terbagi. Teriakannya menghimpun sebuah suara dan catatan sehat. Aku mendengarnya dalam bentuk termurninya di Adana. Ini berada di teater, diisi dengan selaras dengan pegawai Turki, orang kota Turki dan petani Turki. Di luar sorotan kaki, membara dalam gelora kecil teater, menghimpun figur penyair , Mehmed Emin Bey, yang kini merupakan seornag pria tua berusia tujuh puluh dua tahun, suaranya menggelegar bak badai, mengalir dari luar kalpaknya, sebagaimana ia mengumandangkan baitnya dalam bahasa Turki. Sekali lagi teriakan tunggal dakam keliaran, penyaraannya pada malam hari diwarnai dengan tepuk tangan cepat. Selama dua puluh tahun, ia meninggikan teriakannya dan kini ia masih membuat jalannya melalui desa-desa terpencil dan terpinggirkan odi Turki, masih membakar dirinya dengan teriakan lamanya:

“Aku orang Turki;

“Ras dan bahasaku agung.”