Kelahiran Kembali Turki/Bab 7
VII
KRISTEN DAN PERANG
Dampak perang tahun 1914-18 terhadap Kristen modern takkan mengaitkan kami disini jika cangkungan penjelasannya bukanlah negara Muslim yang bagi Kristen, bermula dengan Yunani Lama dan bergerak ke barat sampai kota-kota Amerika Serikat, telah mengadopsi sikap superioritas. Aku tak perlu berujar bahwa subyek kontroversi sah selain kontroversi yang sepenuhnya sehat.
Muslim biasanya menyantuni seluruh warga asing dan mereka giat menghormati para misionaris secara pribadi. Mereka memaaki rumah-rumah sakit misi dan terkadang mereka menyediakan diri mereka sendiri pergerakan sekolah-sekolah asing. Namun karena para misionaris adalah Kristen, ayng tidutujukan untuk menyebarkan injil damai sesambil orang-orang sezaman mereka di dalam negeri menciptakan gas berracun, Muslim tak lagi memahami maupun menghormati. Dalam kapasitas Kristen mereka, misionaris ditoleransi sepanjang mereka tak melawan.
Para misionaris lama memahami hal tersebut. Mereka memahami bahwa dalam upaya mereka untuk menyebarkan Kristen, musuh-musuh terbesar mereka adalah Kristen, dan kebanyakan karya mereka di Kekaisaran utsmaniyah telah menjadi upaay untuk memindahkan Kristen Timur ke penafsiran Barat terhadap Kristen. Namun, pendukung mereka di Amerika Serikat pada masa itu tak pernah terwujud. Amerika di dalam negeri menganggap bahwa kata Kristen adalah label yang sepenuhnya menyakitkan, bahwa persekutuan Gereja Ortodoks dan Gregorian di Timur adalah Kristen sebagaimana Protestan Barat memahami istilah tersebut, bahwa Muslim Timur terpanasi dalam pengartian Barat terhadap kata tersebut; dan pada asumsi tersebut, mereka membangun tagedi saling menguntungkan dari pertikaian rasial dan agama di Kekaisaran Rusia, legenda martir Kristen mereka dan legenda penjagal yang menghantarkan mereka pada Turki.
Pendukung misionaris di dalam negeri adalah pemercata taakan aakn pelarangan, namun misionaris sendiri memahmi bahwa lalu lintas minuman keras di Kekaisaran Utsmaniyah telah berada di tangan Kristen Barat dan pribumi, dilindungi di bawah Kapitulasi oleh Pemerintah Kristen. Sehingga, perlakuan terhadap sikap superioritas Kristen menjadi, yang gerejawan Amerika benar-benar pergi ke Konstantinopel dalam empat tahun terakhir dan tak terlayani. Kota Islam telah berada di bawah kendali Kristen selama empat tahun dan penglihatan darinya telah menjadi semacam timbal balik karena Kristen tak mengalaminya sejak reformasi Muslim besar mula-mula menyingkirkan Kristen Timur pada Abad Pertengahan. Amerika di dalam negeri tak memahami bahwa Pemerintah Timur terkadang menerima Kristen “pada prinsipnya” ketimbang pada faktanya, dan bahwa hanya kala Kristen sendiri, dari Kemenlu Inggris turun ke penjaga pergerakan Yunani terrendah di Galata, telah diubah ke praktek Kristen, membuat misionaris meraih pemahaman dan penghormatan terhadap Islam.
Aku berniat untuk menjelaskan secara datar tentang subyek yang tak dapat melebihi yang disugestikan disini karena ini membawa kami dengan cepat ke luar cangkupan sebenarnya dari penjelasan ini, namun ini dibutuhkan untuk dijamah kala jika subyek kami terjun ke kedalamannya. Aku percaya bahwa Protestanisme Amerika dan Nonconformisme Inggris memiliki tugas terbesar mereka masih mengedepankan mereka dan bahwa tugas tersebut membentang nyaris melampaui Islam. Aku percaya bahwa tugas tersebut tak lebih dari penyelamatan praktek Kristen dari keruntuhan Kristen sendiri yang dibuatnya.