Lompat ke isi

Kelahiran Kembali Turki/Bab 8

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

VIII

PERANG DAN ISLAM

KEMAL KHAWATIR KEMBALI KE KONSTANTINOPEL DAN RAUF BEY MENANYAI KEDUBES INGGRIS UNTUK MEMBIAYAI NETRALITAS—​ENVER MEMASUKI PERANG DAN PERSI BERNIAT UNTUK MENGIKUTINYA—POSISI SULIT ISLAM DI INDIA.

Kemal meninggalkan jabatannya sebagai atase militer di Sofia tak lama pada pecahnya perang di Eropa, dan khawatir kembali ke Konstantinopel, masih sebagai perwira muda selain perwira dengan masa lalu brilian, sebuah kebencian terhadap Pemerintahan Enver yang secara pribadi dan politis, dan prestise dalam AD sebanding dengan prestise dalam AL yang dimenangkan oleh Hussein Rauf Bey dalam kapal penyerbu Hamidie. Kemungkinan bahwa Rusia akan ikut serta dalam perang Eropa telah menghimpun kesempatan untuk Pemerintah Enver untuk mencapai proyek Pan-Turaniannya, untuk mengantarkan Bulan Bintang pada Turki “tak tertebus” di provinsi Azerbaijan dari Persia, Trans-Kaukasia Rusia dan provinsi-provinsi Rusia di Asia Tengah. Dibarakan oleh Westernisme kejam yang sama sebagaimana yang memalingkan mata Yunani Lama ke Yunani “tak tertebus” dari Konstantinopel, Kementerian Enver telah menunjang Kekaisaran Utsmaniyah Raya yang, sesambil mengutamakan Kekhalifahan pada pertahanan pada wacana Turki Lama dan Islam, akan “membebaskan” 40.000.000 “orang Turki” kala “dikerahkan di bawah naungan penindas Rusia” dan akan timbul dari perang Kekuatan Besar yang timbul dari Balkan sampai Bokhara. Arab di selatan dipalu pada penghormatan terhadap Kekhalifahan yang sempat termanifestasi, namun masa depan nyata Turki terlayangkan sampai timur. Kala Kementerian Enver menhimpun perjanjian rahasianya dengan Jerman, Pemerintah Inggris merebut dua kapal tempur Utsmaniyah yang memasuki galangan kapal Inggris, dan Jerman kemudian mengerahkan Goeben dan Breslau ke Selat untuk menggantikan mereka.

Bagi Kemal dan Rauf, hal tersebut telah membawa awak mereka dari salah satu kapal tempur yang dirampas di Inggris, Pan-Turanianisme yang dipegang oleh Enver merupakan program yang tak dapat didorong Kekaisaran tersebut. Keduanya adalah Westerner, namun Westernisme mereka sulit dan terapan dan dekat dengan landasannya. Dalam batas yang diberlakukan pada mereka oleh Kekhalifahan, yang membuat Kekaisaran menjadi pemimpin Islam, mereka menyatakan bahwa tugas pertam Turki adalah untuk negaranya sendiri. Rusia memasuki perang di Eropa, sebuah pertahanan garis depan timur yang akan dibutuhkan selain kondisi dalam negeri Kekaisaran yang membuatnya esensial agar peristiwa di Eropa tak harus diijinkan untuk membawanya melebihi keadaan netralitas bersenjata. Dalam kondisi kebangkrutan negara, Kementerian Enver mengamankan janji jaminan Jerman pada kondisi agar negara tersebut terlibat dalam perang melawan musuh-musuh Jerman, dan Rauf datang ke Kedubes Inggris secara langsung pada kepulangannya ke Konstantinopel, untuk berujar bahwa pembayaran oleh Pemerintah Inggris untuk dua kapal tempur yang direbut akan memperkuat ganggaman Oposisi dengan memperkenankannya untuk emndadani mobilisasi pada garis depan timur tanpa menyerahkan uang Jerman.

Dalam hal tersebut, Rauf tak hanya berujar untuk Oposisi politik namun untuk tradisi kuat Inggris dan Prancis di Konstantinopel kala perbuatan Enver menjadi sumber pernyataan cerdik. Namun, Rauf berujar bahwa Kedubes Inggris membuatnya tanpa jawaban. Ia mengutip kata-kata indah: “Inggris membuat setiap usaha untuk melibatkan Honduras, Paraguay dan Yunani ke perang pada pihak Sekutu, namun bagi kami, ia tak memiliki kata-kata.” Kaisar India dan Khalifah pecah kongsi pada 1907. Britania Raya masih membenarkan komitmennya dengan Rusia. Pan-Turanianisme yang dipegang oleh Enver walau diterapkan atau tidak, namun Pemerintah Utsmaniyah, entah dikepalai oleh Enver atau Rauf, hanya ada dua tindakan dalam menghadapi Rusia—​mempertahankan dirinya tau berhenti untuk berdiri. Pemerintah Enver mengamankan pinjamannya dari Jerman hanya pada keputusan yang dapat membawa mereka dan jika kesepakatan tersebut melibatkan perang melawan Britania Raya, hal tersebut membuat negarawan Inggris mengeluh. Pemerintah Enver tidaklah merancang Perjanjian Inggris-Rusia 1907.

Para perwira AL Jerman mendorong Pemerintah Enver untuk berpencar dengan membombardir Odessa dan menurunkan jaring-jaring berranjau yang menutup selat, sehingga menjamah dan mengunci gerbang Laut Hitam menuju Rusia sebagaimana AL mereka sendiri di utara menjamah dan terkunci pada gerbang Baltik Rusia. Khalifah memproklamasikan Perang Suci melawan seluruh Kristen kecuali Jemrna dan Austria, sebuah proklamasi yang mungkin ditujukan untuk meruntuhkan India Britania namun memiliki dampak langsung pada meruntuhkan rumah makan Tokatlian di Pera sebagai gantinya. Pemerintah Enver menghimpun Kapitulasi yang merrendahkan dan memproklamasikan niat perangnya: “Keikutsertaan kami dalam perang dunia mewakili pengadaan gagasan nasional kami. Gagasan bangsa dan rakyat kami mendorong kami menuju penghancuran musuh Rusia kami, dalam rangka memberikan garis depan alami pada Kekaisaran kami, yang harus melibatkan dan menyatukan seluruh cabang ras kami.” Enver sendiri mengambil komando atas garis depan timur dan badan utamanya melintas ke Trans-Kaukasia Rusia, sementara pasukan yang lebih kecil melintasi garis depan Persia menuju Tabriz. Dihadapkan pada kedua arah dengan masyarakat penutur Turki yang besar, dan di belakangnya di Konstantinopel, Oposisi merunyam. Rauf, pahlawan Hamidie, kemudian diasingkan ke komando sukarelawan di Persia, seorang pelaut besar yang bertarung dengan infanteri. Kemal kemudian dikirim ke Dardanelles, mungkin dengan harapan agar pihak Inggris dapat mengakhirinya.

Pada waktu itu, Austria-Hungaria telah memukul Serbia dari jalannya dan kedua belah pihak kini menggelontorkan uang dan intrik untuk memenangkan Yunani dan Bulgaria. Namun, Yunani menolak dibiayai tanpa janji Konstantinopel yang sebetulnya dijanjikan kepada Rusia, dan Bulgaria menuntut Makedonia. Namun, kemenangan menjadi argumen paling ditururkan kala Pemerintah Balkan duduk maju dan Britania Raya meluncurkan kampanye Dardanelles-nya pada 1915, mungkin untuk membuka jalan menuju Rusia, mungkin untuk memasuki Konstantinopel itu sendiri, mungkin untuk menekan Yunani dan Bulgaria, mungkin dengan seluruh tiga tujuan tersebut. Ini terjadi, dalam pengadaan Inggris terhadap Anaforta, agar Kemal menjadi pahlawan militer di Jerman dan aakn menjadi pahlawan negaranya sendiri jika Enver tak menekan cerita Anaforta di Konstantinopel. Dua tahun kemudian, kala hal tersebut bocor dalam buku tahunan C. U. P. tahun 1917, Enver menyita seluruh edaran buku tahunan yang tersisa dan menghancurkannya. Inggris dipakai untuk menuturkan kisah pertahanan Kemal terhadap Anaforta dengan cara menunjukkan bahwa Turki merupakan prajurit yang lebih baik ketimbang Jerman, Menurut versi mereka, Kemal di Anaforta menelepon petinggi Jermannya, Limon von Sanders, untuk ijin menyerang secara langsung. Von Sanders enggan memberikan ijin dan Kemal, yang menjatuhkan telepon dari tembok dengan rasa marah, menyerang atas tanggung jawabnya sendiri dan menang. Kisah tersebut tanpa diragukan adalah palsu, namun mengindikasikan sebuah jenis legenda yang berkembang di kalangan prajurit yang mula-mula tersebar di Turki dan kemudian Jerman dan Inggris dengan perasaan yang sama.

Namun, akhir ekspedisi Dardanelles Inggris gagal untuk menekan Yunani atau Bulgaria. Ini dilakukan untuk menekan Konstantinopel dan kala Ali Fethy Bey, Utusan Utsmaniyah di Sofia, tak hanay menyuplai Bulgaria dengan kebutuhan janji Makedonia namun sempat menjadikannya terikat pada Sungai Maritza yang pada Karagatch, sebuah kawasan dari Adrianopolis, membentang, Bulgaria datang dan Pemerintah Enver mendapati dirinya berada pada gelombang popularitas yang besar. Jalan besar Berlin-Bagdad kini rampung dan pada siang 17 Januari 1916, perasaan pertama bergulung ke Konstantinopel mengarah dari Berlin, sementara Stasiun Sirkedji diisi dengan sambutan.

Kekalahan Inggris di Dardanelles menjadi ledakan besar terhadap legenda ketakterkalahan Inggris,dan janji persahabatan dengan Islam yang dibuat oleh Kaiser di Damaskus pada 1898 kini menawarkan arti pelarian yang memungkinkan dari keputusan Perjanjian Inggris-Rusia 1907. Pemerintah Enver menunjukkan jalan tersebut dan Persia yang merasa keberatan terhadap sebagian besar Perjanjian 1907, tak lagi mengikuti. Legasi Jerman di Teheran membantunya bersama dengan banyak perbincangan Kaiser Hajji Wilhelm Mohammed II dan jenis hal tersebut, namun kala Parlemen persia kabur dari Teheran pada 1915 untuk mendeklarasikan perang melawan Sekutu di Kum, para utusan Rusia dan Inggris menghadap ke Istana dan mengancam untuk merampungkan pembagian negara tersebut kala Shah meninggalkan ibukota. Setelah itu, Shah masih menjadi tahanan di Teheran, sementara Rusia, Inggris, Nasionalis Persia dan Turki bertarung di sepanjang daerah pertikaiannya.

Sebagaimana untuk Afghanistan, perang membuat Dewan di Kabul terbelah menjadi dua pihak, yang satu dipimpin oleh ibu tiri Amir, Bibi Halima yang membekinginya dengan sangat setia kepada Inggris, dan lainnya dipimpin oleh adiknya Nasrullah Khan yang menuntut agar ia merebut kesempatan aliansi kuat dalam memecah kesepakatan Inggris-Rusia. Kelompok Nasrullah bertumbuh dengan cepat, disamping fakta bahwa Amir memperjuangkannya dengan setiap sumber daya di komandonya. Ia mengkonfrontasikannya secara pribadi kala pada November 1914, ia bergerak ke jembatan Kabul dalam keadaan ningrat dan, sesambil memegang al-Qur'an di tangannya, menyatakan kepada musuhnya: “Feringhis (Inggris) adalah teman kita. Mereka adalah temanku. Akulah Terang Iman, akulah, Obor Bangsa, telah mendekritkan, dan kini mengulang dekritku, bahwa tak ada wargaku yang harus mengangkat jari melawan feringhis.”

Sebagaimana untuk Islam di India, posisinya menjadi salah satu hal menonjol dari sejarah kontemporer. Kaisarnya di London berperang dengan Khalifahnya di Konstantinopel. Sebagai akibat dari Perjanjian tahun 1907, persekutuan temporal dan keagamaannya berubah menjadi perlawanan langsung. Para pemimpinnya berniat untuk mententramkan kontradiksi tersebut dalam kesetiaannya lewat perancangan pembedaan antara Khalifahnya dan Sultan Utsmaniyah, dengan mendorong perang yang timbul antara Kaisarnya di London dan Sultan Utsmaniyah di Konstantinopel, dan dengan menuntut pemahaman dari Pemerintah India agar perang secara murni melibatkan pertentangan temporal dan tak terkait dalam tingkat apapun dengan Kekhalifahan. Sehingga, Pemerintah India memebrikan pemahaman bahwa pertanyaan Kekhalifahan menjadi salah satu wacana Muslim sendiri untuk memutuskan dan ini menjelaskan pemahaman pasukan Muslim yang didaftarkan di India untuk penugasan melawan “saudara kami Turki.”

Pemakaian Muslim India melawan Sultan Utsmaniyah, salah satu operasi paling menonjol, membentuk salah satu kesuksesan Inggris menonjol dalam perang, namun warga Inggris di dalam negeri tak pernah berhasil dalam menemukan bahwa India Britania berdiri. Penyesalan fakta bahwa Kekaisaran Inggris adalah “Kekuatan Muslim terbesar di dunia,” yang terdiri dari 100.000.000 Muslim dan 80.000.000 Kristen, negarawan Inggris di Inggris secara terbuka menyebut Salonica sebagai “portal Kristen” dan Pasukan Ekspedisioner Mesir kemudian maju ke Palestina, sebagai “Salibis.” Pada kesempatan kala Pemerintah India membuat setiap upaya memberikan negara besarnya dengan esensi keamanan, rujukan semacam itu di Inggris membuat Islam di India secara sekejap berpihak pada Kekhalifahannya.