Kivlan Zen Personal Memoranda : Dari Fitnah ke Fitnah

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Membuat Kivlan Zen Personal Memoranda : Dari Fitnah ke Fitnah adalah buku biografi Mayor Jendral Kivlan Zen, yang disusun oleh Dra. Titi Dwi dan Hartanto sebagai editor dalam buku ini .

Buku ini mengambarkan tentang perjalanan hidup Mayjen (Purn) Kivlan Zen , dari masa kecil hingga dikriminalisasikan dengan tuduhan berencana membunuh Wiranto, , Gories Mere dan Budi Gunawan. Kivlan Zen Lahir di Lansa , 24 Desember 1945 yang meniti kalir di Tentara Nasional Indonesia sebagai Kepala Staf Kostrad (KASKOSTRAD) pada tahun 1998, dan pada tahun 1995-1996 berhasil mendamaikan pemerintah Philipina dibawah kepemimpinan Fidel Ramos dengan pemberontak MNLF juga beberapa kali berperan utama dalam pembebasan WNI yang di Sandera oleh Kelompok Abbu sayaf.

Kivlan Zen adalah anak ke 3 dari 12 bersaudara, yang lahir dari pasangan Muhammad Zein dan Husna Nur, dimana nama “Kivlan” adalah nama warisan dari sepupunya yang berganti nama menjadi ‘Isnan” dikarenakan sakit-sakitan, dan “Zen” diambil dari nama belakang ayahnya.

Dalam kehidupan Kivlan Zen sendiri banyak mengalami secara langsung situasi-situasi sulit tetang kondisi negara, dimana waktu Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948, karena Aceh adalah salah satu wilayah negara Indonesia Sehingga ladang minyak di perbatasan Sumatera Utara – Aceh yaitu di Kuala Simpang tidak dapat dikuasai Belanda. Kemudian Belanda menyerbu Pangkalan Susu, kilang minyak dan Kuala Simpang. Karena tidak aman, pada akhir tahun 1949 dan awal 1950 keluarga Kivlan Zen harus mengungsi ke Medan dengan berjalan kaki. Pada peristiwa pemberotakan PKI pada tahun 1965, dengan adanya peristiwa G30S/PKI situasi dikota Medan pun mencekam, hingga terjadi aksi pembalasan terhadap partisan PKI, saat itu Kivlan Zen bersama kawan-kawannya melakukan penyerbuan kantor PKI Ranting Kota Maksum II, dan mendapatkan dokumen daftar orang-orang yang ingin dibunuh oleh PKI yang disembunyikan diloteng kantor PKI tersebut, didalam dokumen tersebut nama Kivlan Zen tercantum sebagai target pembunuhan.

Pada Tahun 1998 terjadilah peristiwa Reformasi di Indonesia yang pada saat itu Kivlan Zen menjabat sebagai Kaskostrad, hingga secara terang benderang mengerti yang terjadi di kalangan elit nasional , dan bagimana panasnya situasi saat itu atas tuntutan massa untuk menurunkan Presiden Soeharto , juga berlangsungnya Sidang Istimewa MPR tanggal 10-13 November 1998. Pada pengamanan Sidang Istimewa MPR pada tanggal 10 – 13 November 1998, situasi nasional semakin panas akibat dengan adanya 2 kubu antara Pro SI dan Kontra SI, sehingga untuk melakukan pengamanan Sidang Istimewa tersebut maka pemerintah melalui Pangab Jendral Wiranto melakukan operasi Matab 98, dengan membentuk kelompok sipil guna mengamankan dan mengendalikan situasi selama Sidang Istimewa berlangsung sebagai bentuk bela negara.

Pada pengamanan sidang Istimewa, Kivlan Zen pun mempunyai peran andil didalamnya, dimana telah berhasil menghalau kelompok kontra SI yang ingin mengagalkan Sidang Istimewa dengan membentuk Pemerintahan Koalisi Nasional dan MPR Revolusi dan perencanaan pembunuhan terhadap B.J. Habibie . Pada tanggal 4 November 1998 pk.15.15 Kivlan Zen dipanggil Wiranto untuk membentuk Pamswakarsa, Kivlan Zen pada saat itu telah dicopot sebagai Kaskostrad pasca terjadinya penyampaian surat dari Jendral Nasution kepada B.J. Habibie untuk merubah keputusan yang diambilnya yang menempatkan Hendropriyono sebagai Panglima ABRI dan Menhankam dipegang oleh Wiranto. Setelah terjadinya peristiwa itu maka terjadilah pencopotan jabatan dengan hormat kepada Letjen Prabowo Subianto, Muchdi PR dan Kivlan Zen.

Puncak serbuan massa ke Gedung MPR yaitu pada tanggal 12 November 1998 sore hari. Karena jika MPR sukses bersidang pada tanggal 13 November 1998 dan tidak dihentikan pada tanggal 12 November 1998, maka GBHN menjadi berubah yang semula Pemilu akan dilaksanakan pada tahun 2002 dipercepat menjadi tahun 1999. Maka BJ. Habibie akan tetap dan sah sebagai Presiden RI, disamping itu para demonstran dan tokoh-tokoh tambah sulit menjatuhkan kepemimpinan BJ. Habibie. Walaupun aku bersama Pamswakarsa hanya tinggal 2000 orang melawan ratusan ribu orang, namun kami tetap militan dan bersemangat mengawal Sidang Istimewa MPR tersebut. Setiawan Djodi meneleponku lewat HP berkata “Coba lihat dari arah Cawang massa tidak henti-hentinya bergerak melewati Tebet, Pancoran, Kuningan, Semanggi. Dari Lebak Bulus dan Slipi juga bergerak tak henti-hentinya menuju MPR.” Aku naik ke Tower BRI dan kulihat dengan keyker sekitar ratusan ribu massa bergerak akan merebut MPR seperti cerita dalam sejarah perebutan Penjara Bastille di Perancis, Revolusi Bolsevik di Rusia, dan perebutan Istana Malacanang tahun 1989 di Manila. Kudengar dari info yang dapat dipercaya massa ini akan membunuh anggota MPR dimana terdapat lebih dari 150 orang Jenderal di dalam persidangan MPR tersebut.

Kesuksesan Kivlan Zen dalam mengamankan Sidang Istimewa dan dengan lancarnya Sidang Istimewa , dan Abdurrahman Wahid terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia dan akhirnya diturunkan pada pada tahun 2001 yang menetapkan Megawati Soekarno Puteri sebagai Presiden Republik Indonesia. Pada pasca Sidang Istimewa Kivlan Zen selalu dimata-matai oleh kelompok anti Sidang Istimewa dan anti Dwi Fungsi ABRI, dan sempat difitnah sebagai dalang kerusuhan di Ambon, Sebelumnya aku mendapat informasi bahwa rombongan warga Ambon non Muslim naik Kapal Tampomas dan charter pesawat Mandala pulang ke Ambon. Informasi ini kulaporkan kepada Kepala Bais Letjen Tyasno Sudarto, maka ABRI sudah lebih siap menghadapi kemungkinan yang akan terjadi. Hal ini terbukti pada tanggal 19 Januari 1999 selesai Iedul Fitri terjadi konflik horizontal dan pecahnya kerusuhan sara di Ambon antara kedua belah pihak dan ABRI sudah siap. Kerusuhan ini menjalar ke Tidore, Ternate, Tual, Kupang, dan Poso. Bahkan sampai Ketapang dan Sampit di Kalimantan Tengah antara penduduk asli Dayak dan Madura.

Naas bagiku aku justru dituduh sebagai provokator Ambon padahal aku tidak pernah ke Ambon lagi sejak tahun 1978 waktu aku masih bertugas di Kodam XVII/Cenderawasih. Aku baru ke Ambon lagi waktu bersama Kasad Subagio HS pada Februari 1999 untuk menghidupkan kembali Kodam XV/Pattimura.

Gus Dur yang menjabat Ketua PBNU menyebutkan Mayjen “K” sebagai provokator kerusuhan dan konflik horizontal di Ambon. Sedangkan di Tabloid Detak Gus Dur menyebutkan provokator konflik di Ambon adalah Kivlan Zen. Penyebutan nama Kivlan Zen persis seperti yang kualami sekarang ini. Disebutkan aku didakwa dalam kasus kepemilikan senjata, rencana pembunuhan terhadap tokoh-tokoh, dan Kivlan Zen sebagai dalang kerusuhan tanggal 21-22 Mei 2019. Memang fitnah menjadi langgananku rupanya. Aku berserah diri kepada Allah dan hanya Allah penolongku, semoga kebenaran akan muncul dengan sendirinya. Kivlan Zen sendiri saat masuk menjadi anggota TNI sempat ditolak oleh ayahnya, dikarenakan pada saat itu gaji seorang tentara sangatlah kecil, sehingga Kivlan Zen sempat mengenyam menjadi mahasiswa kedokteran di UISU pada tahun 1965 yang aktif menjadi wakil ketua senat dan di Himpunan Mahasiswa Islam, Kivlan Zen akhirnya drop out dari UISU karena memimpin demo tentang layanan universitas yang buruk saat itu, dan diam-diam mendaftar di AKABRI pada tahun 1968

Rombongan Calon Taruna (Catar) dari Medan berjumlah 90 orang. Aku masuk barisan pertama bersama Tengku Rizal Nurdin, Fauzi Rangkuti, Goncang Nainggolan, Azwar Zulkarnain Siregar, Ediaman Saragih, Yunan, dan lain-lainnya. Dari 90 orang Catar asal Medan yang lulus sampai menjadi Calon Prajurit Taruna di Magelang hanya 30 orang. Aku lulus nomor 2 untuk menjadi Calon Taruna Darat, setelah nomor 1-nya Tengku Rizal Nurdin yang jago berenang. Sedangkan dalam test kesamaptaan aku kuat lari, pull-up, push-up, dan restok. Kami menjalani test di Trapus (Transito Pusat) TNI-AD. Di Trapus Lembang merupakan tempat testing terakhir bagi calon Taruna, Capa dan kecabangan lainnya. Selama di Trapus kami makan memakai ompreng, dengan lauk ikan teri saja, nasi banyak kerikilnya. Aku menambah gizi dengan minum susu kambing dan kuning telor sehingga aku bisa mengikuti test dengan baik.

Gubernur AKABRI saat itu dijabat oleh Mayjen Sarwo Edhie Wibowo, yang dikenal dekat dengan mahasiswa disaat melakukan penumpasan PKI , Mayjen Sarwo Edhie Wibowo memerintahkan kepada Kivlan Zen untuk membentuk Dewan Musyawarah Taruna (Demustar), semacam Dewan Mahasiswa yang bertindak sebagai Lembaga Legislatif Mahasiswa dengan tujuan dibentuknya Demustar adalah sebagai partner Dema (Dewan Mahasiswa), dan saat itu Kivlan Zen sebagai sebagai pendiri dan sekaligus menjadi Ketua pertamanya dengan Sekretaris Sermadatar Sutopo.

Pada tahun 1995 Kivlan Zen Sebagai Kepala Staf Divisi Infanteri 1 Kostrad, dalam rangka memperkenalkan tugas perdamaian dibawah bendera PBB berakat ke Bosnia dan menjadi Kontingen Garuda XVII B di Philipina dan berhasil mendamaikan ntara pemberontak MNLF (Moro National Liberation Front) di Philipina Selatan dengan pemerintah Philipina sudah berjalan puluhan tahun, dan sejarah inilah Kivlan Zen bisa mengenal pimpinan MNLF , Prof. Missuari sehingga Kivlan Zen dengan sangat mudah melakukan perundingan atas pembebasan WNI yang disandera oleh kelompok Abbu Sayaf beberapa kali dengan sangat lancar.

Pada tanggal 25 Maret 2016 di saungku Gunung Pancar, aku kedatangan tamu Irjen TNI Letjen Syafri Mahyudin. Waktu aku masih menjadi Danyon 303, Syafri Mahyudin adalah Dan Ton 323 di Banjar. Danyon 323 waktu itu Yance Tamaela AKABRI ’70 dan Syafri Mahyudin BKO sebagai Dan Tonku di Yonif 303 pada waktu tugas di Tim-Tim tahun 1987. Ia didampingi oleh Mayjen TNI Yayat Sudrajat AKABRI ’82 yang menjabat sebagai Kepala BAIS (Kepala Badan Intelijen). Mereka diperintahkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo untuk menemuiku dan menugaskan aku membantu membebaskan 10 orang sandera di Philipina Selatan.

Kivlan Zen memang sedari muda sangat gemar berorganisasi dan kerap bersentuhan dengan politik, perkenalan Kivlan Zen dengan Prabowo Subianto sudah dimulai semenjak Taruna AKABRI, dan saat itu Kivlan Zen adalah senior dan kakak asuh Prabowo Subianto , Bapak Sumitro Djojohadikusumo juga menitipkannya pada Kivlan Zen waktu Prabowo selesai dilantik mejadi Prajurit Taruna, dan hubungan tersebut tetap berlanjut sebagai teman diskusi kebangsaan pada tahun 1985 s/d 1988, dan pada masa itu dikalangan perwira adanya desas-desus tetang “perwira hijau” dan “perwira merah putih”, langkah politik Benny Murdani yang begitu aktif yang bertujuan untuk mengantikan Soeharto dan keinginan Benny Murdani menjadi Presiden, juga usaha untuk mengeser peran Islam dalam perpolitikan nasional, maka dalam menangulangi langkah tersebut maka terbentuklah ICMI ( Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) .

Dalam menandingi pengaruh CSIS yang tersinyalir anti Islam maka Kivlan Zen, Prabowo Subianto dan Ismed Yuzairi membentuk CPDS (Central Policy for Development Study) , dimana Hasil study CPDS tentang pandangan dan strategi politik termasuk penyusunan anggota DPR/MPR dan susunan Kabinet, disampaikan kepada pak Harto melalui Azwar Anas.

Pada masa pensiun Kivlan Zen tetap aktif dalam menegakan Pancasila dan UUD 1945 juga tugas-tugas kemanusiaan , tahun 2012 Kivlan Zen sibuk dalam kegiatan melawan kebangkitan PKI yang terang-terangan menunjukkan eksistensinya. Aku bersama KH. Hasyim Muzadi (alm) mantan Ketua Umum PBNU, Irjen Pol (Purn) Anton Tabah dari MUI, Slamet Effendi Yusuf mantan Ketua Umum GP. Anshor, As’ad Ali mantan Waka BIN, para pimpinan Pondok Pesantren seluruh Indonesia, Gerakan Bela Negara, PII, HMI, dan Ormas lainnya yang peduli terhadap kekhawatiran bangkitnya komunisme di Indonesia .

Beberapa tuduhan kepada Kivlan Zen pun digunakan, mulai dari tuduhan melakukan Makar hingga tuduhan perencanaan pembunuhan terhadap beberapa pejabat negara, yang hingga saat ini masih berlangsung dan sumir.

Data buku :[sunting]

Judul : Kivlan zen Personal Memoranda : dari Fitnah Ke Fitnah
Penyusun : Dra. Titi Dwi M.Si.
Editor : Hartanto
Tahun : 2020
E-ISBN: 9780463764091
ISBN : 9786239302108
Audio-ISBN : 9791220212373

Daftar Isi : KATA PENGANTAR SAMBUTAN - SAMBUTAN Bapak Taufik Ismail Mayjen (PURN) Mulchis Anwar K.H. Abdul Rasyid Abd. Syafii Abang Sabri Saiman, KESAN-KESAN SAHABAT DAN MANTAN ANGGOTA Mayjen (Purn) Zacky Anwar makarim Brigjen (Purn) Putut Winarno Peltu (Purn) Sutopo Peltu Joko Suprianto, KESAN-KESAN DARI DE ZENNER’S Kesan-kesan dari Ella Kesan-kesan dari Ivan Kesan-kesan dari Ivin Kesan-kesan dari Rani Kesan-kesan dari Dede Tia, BAB I LATAR BELAKANG KELUARGAKU Awal kehidupanku Nenek moyangku Saat Kelahiranku Mengungsi dan membangun kehidupan di kota Medan Ayah dan Ibuku Aku dan saudara-saudaraku Permainan- permainan pada masa kecilku Tenggelam Dendamku pada tentara Pemberontakan-pemberontakan di Indonesia Ayahku Ketua Koperasi Pedagang Daging Eceran Aku dan sepupuku Isnan Aku bandel tapi bertanggungjawab dan setia membantu orang tua, BAB II MASA PENDIDIKAN UMUM DI KOTA MEDAN Masa Sekolah Rakyat (SR) Aku masuk Kepanduan Taruna Masa sekolah di SMP Taman Siswa Masa sekolah di SMA Perkelahian antar anak-anak muda Belajar tafsir dan rutin ikut pengajian, BAB III HARAPAN PASCA SMA Menggapai cita-cita setelah lulus SMA Kepatuhanku pada Ayahku Krisis ekonomi dan terlunta-lunta di Jakarta Peristiwa kudeta G30S PKI Masa-masa sulit bangsa Indonesia Kembali ke Medan dan suasana kota Medan tahun 1965 Masa kuliah di Fakultas Kedokteran UISU Mengajar Al-Qur’an di Tanah Karo Aku dipecat dari kemahasiswaan UISU BAB IV Langkah Awal Menggapai Cita-cita Menjadi Calon Taruna (Catar) AKABRI Darat Masa Calon Prajurit Taruna (Capratar) AKABRI Darat, BAB V MENJALANI PENDIDIKAN DI AKABRI DARAT MAGELANG Tahun pertama di AKABRI, masa Pratar dan Koptar Latihan Pratangkas PORTAR (Pekan Olah Raga Taruna) Masa Taruna Tingkat II Pangkatku Sersan Taruna Aktif di kegiatan keagamaan Naik Tingkat III Sersan Mayor Dua Taruna dan Kehormatan sebagai Wa Dan Div Corps Taruna. Dwifungsi ABRI Pembentukan Dewan Musyawarah Taruna (Demustar) Bertemu dengan gadis Jawa idamanku Keliling Indonesia bersama Taruna AKABRI Udara Tingkat IV Masa Sermatutar di Bandung Latihan Ifgaba di hutan gunung Tangkuban Perahu, BAB VI MEMASUKI KEHIDUPAN MILITER Prasetya Perwira 1971 Awal tugas sebagai Perwira TNI-AD dan latihan Komando Bertugas di Kodam XVII/Cenderawasih Irian Jaya Menyelamatkan Danyon Kompi B Yonif 753 pindah ke Doyo Baru Pertolongan Allah Tugas mendadak ke Arso Anak keduaku lahir dalam keadaan meninggal Menjadi Dan Ton Pelatih Ifgaba Operasi di Waris Komandan Sektor Operasi di Distrik Waris Pergantian pejabat di Yonif 753 Kerjasama Primkopad Yonif 753 dengan toko-toko di Jayapura Mendapat anugerah kelahiran anak kedua dan Sus Dan Ki Ban Spesialis menghadapi prajurit yang stress Aku dan air Batalyon Infanteri 753 pindah ke Manokwari Anakku yang ke-3 lahir di Ifargunung Kehidupan kami di Manokwari Operasi merebut Wamena dan sekitarnya, BAB VII KEMBALI KE JAYAPURA Kembali lagi ke Ifar Gunung Bertugas di Markas Kodam XVII/Cenderawasih Pembembasan sandera Malaysia, BAB VIII SEKOLAH KE LUAR NEGERI Mengikuti pendidikan Suslapa di Amerika Serikat Masa pendidikan di Fort Benning Amerika Serikat (USA) BAB IX MASA TUGAS DI PASUKAN KOSTRAD Awal karierku di KOSTRAD Sebagai Komandan Detasemen Bantuan Administrasi Bertugas sebagai Kasi 2 / Ops Brigif Linud 18 Sebagai Wadanyon Linud 501 di Madiun dan Kursus Komandan Batalyon di Pusdikif Bandung , BAB X PENGALAMAN TUGAS DI TIMOR-TIMUR On Job Training di Timor-Timur Jenjang karierku sebagai Dan Yonif 303/ SP Kostrad Keluargaku harus pindah ke Asrama Yonif 303 di Cikajang Garut Semangat tempur prajurit Batalyon Infanteri 303/SP meningkat Cuti Operasi ke-2 Yonif 303 Pertempuran di Aituha kompleks Perubahan Tunggul Batalyon Infanteri 303 / SP Pertempuran terberat di Natarbora Akhir masa tugas operasi Yonif 303/SSM di Timor-Timur Akhir masa tugasku di Yonif 303/SSM yang sangat berkesan, BAB XI PENDIDIKAN SESKOAD DAN TUGAS-TUGAS SELANJUTNYA Tugas selanjutnya sebagai Pabandya Binkar Spers Kostrad Mengikuti Pendidikan Seskoad Rumahku hadiah dari Bapak Sumitro Djojohadikusumo Menjabat sebagai Paban Madya Litbang Srena Kasad Anugerah Allah aku berangkat Haji yang pertama Bertugas menjadi Komandan Brigif 6/2 Kostrad di Surakarta Aku suka sejarah dan mempelajari budaya Mobilitas tinggi yang tidak pernah henti Menjadi Komandan Resimen Chandradimuka Akmil Proses menuju jabatan Kasdiv 1 Kostrad Aku sebagai Kepala Staf Divisi 1 Kostrad di Cilodong, BAB XII BERSENTUHAN DENGAN MASALAH POLITIK Forum Diskusi Para Perwira Peduli Nasib Bangsa Penyelamatan Politik pada Pilpres 1988 Perjuangan mempromosikan Feisal Tanjung Dinamika politik antar Perwira Pembentukan CPDS (Central Policy for Development Study), BAB XIII PENUGASAN KE LUAR NEGERI Peninjauan ke Bosnia Menjadi Komandan Kontingen Garuda XVII B di Philipina Merangkap sebagai Wakil Duta Besar Indonesia di Philipina Selatan Perundingan damai antara Pemerintah Philipina dengan MNLF BAB XIV KEMBALI MELANJUTKAN TUGAS DI INDONESIA Bertugas sebagai Kepala Staf Kodam VII / Wirabuana di Makassar Melaksanakan undangan Umroh bersama Kasad Long March ke Gunung Bawakaraeng dan Safari keliling wilayah Kodam Anak gadisku Ella menikah Sebagai Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad di Singosari Malang Latihan bersama TNI-AD dan SAF (Singapore Armed Forces) Akhir tugasku di Divisi 2 Kostrad dan pernikahan Ivan anak keduaku Aku menjadi Kepala Staf Kostrad Perubahan politik di tanah air, BAB XV KERUSUHAN MEI 1998 BJ Habibie menjadi Wakil Presiden Gus Dur meminta Presiden Suharto lengser Pecahnya kerusuhan Mei 1998 Jakarta membara Pangab Wiranto melakukan Insubordinasi Amien Rais merencanakan People Power Berakhirnya kepemimpinan Presiden Suharto Kegoncangan politik yang tak kunjung selesai Prabowo meletakkan jabatan dan pindah ke Sesko ABRI Menjadi Pati Luntang-Lantung (Pati LL) alias Pati Non-Job Prabowo Subianto diberhentikan dengan hormat BAB XVI SIDANG ISTIMEWA MPR/1998 DAN PAMSWAKARSA Demonstrasi anti Sidang Istimewa MPR tahun 1998 Pengamanan Swakarsa (Pamswakarsa) Pemerintahan Koalisi Nasional dan MPR Revolusi yang gagal Pamswakarsa pejuang yang gagah berani Tuntutan agar Pamswakarsa dibubarkan Puncak perjuangan Pamswakarsa Menjadi Koordinator Staf Ahli Kepala Staf Angkatan Darat Aku difitnah Gus Dur Berkah dibalik fitnah , BAB XVII PERCEPATAN PEMILIHAN PRESIDEN 1999 Sidang Umum MPR hasil Pemilu 1999 Pemilihan Presiden 1999 Masa pemerintahan Gus Dur Promosi angin sorga Tak pernah sia-sia menuntut ilmu Menikahkan Rani anakku yang keempat Tesisku yang membuat gempar kalangan ABRI, BAB XVIII TETAP AKTIF PADA MASA PENSIUN Pindah tugas ke YKEP (Yayasan Kartika Eka Paksi) Pembentukan LPMI (Lembaga Pembangunan Masyarakat Indonesia) Melacak Fed-Bond sampai ke Hongkong, Belanda, dan Taiwan Bisnis keluarga, pernikahan Tia, dan pengelolaan asset NV. Bloomkring Aku sebagai Datuk Tanameh kepala suku Guci di Maninjau Persoalan Pamswakarsa yang tidak pernah diselesaikan Negara BAB XIX NILAI SEBUAH PERSAHABATAN Nilai hubunganku dengan Prabowo Subianto Nilai hubunganku dengan Wiranto Kesepakatan bersama tentang Pamswakarsa Pemenang Pilpres 5 Juni 2004 Partai Gerindra terbentuk Suasana politik pada Pilpres 2014 Hadiah Ibadah Haji Melawan komunisme zaman millenial Rumah dan kebunku di gunung Pancar yang tenang Aku menjadi Dosen Tetap di IAI Al-Aziz Indramayu, BAB XX TUGAS KEMANUSIAAN KE PHILIPINA SELATAN Tugas membebaskan sandera di Philipina Selatan Demonstrasi 411 Aku ditangkap dengan tuduhan makar Kembali membebaskan sandera di Philipina Selatan Pilpres 2019 Memimpin demo di depan Bawaslu, BAB XXI DITAHAN KARENA TUDUHAN YANG DIREKAYASA Aku ditangkap dan ditahan oleh Polda Metro Jaya Perkara dilimpahkan dari Polisi ke Kejaksaan Dibantarkan dan dirawat di RSPAD Gatot Subroto Perjuangan Pengacara Tonin dan operasi pengangkatan granat Hari-hari penentuan kebenaran dan keadilan Suasana politik Indonesia kembali memanas, Kesimpulan dan Penutup LAMPIRAN – LAMPIRAN SK Presiden Republik Indonesia tentang Pengangkatan sebagai Letnan Dua TNI-AD. United States Army Infrantry School Ijasah SESKOAD Dokumen Operasi Mantap 98 Kesepakatan bersama dengan Wiranto Piagam Lemhanas SK Purnawirawan Bintang jasa