Lompat ke isi

Komunisme "Sayap Kiri": Sebuah Penyakit Kekanak-Kanakan/TAMBAHAN 4

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Kesimpulan-kesimpulan yang salah dari dalil-dalil yang benar

Akan tetapi Kawan Bordiga dan teman-teman “Kiri”nya menarik kesimpulan yang salah dari kritik mereka yang benar terhadap tuan-tuan Turati & Co, yaitu bahwa mabil bagian di dalam parlemen adalah merugikan pada umumnya. Kaum “Kiri” Italia sedikitpun tidak dapat mengemukakan alasan yang sungguh-sungguh untuk membela pendapat ini. Mereka semata-mata tidak tahu (atau mencoba melupakan) contoh-contoh internasional tentang menggunakan parlemen-parlemen burjuis benar-benar secara revolusioner dan Komunis, yangtak dapat disangsikan lagi faedahnya dalam mempersiapkan revolusi proletar. Mereka semata-mata tidak mampu membayangkan suatu cara “baru” dalam menggunakan parlemen, dan terus berulang-ulang serta tak henti-hentinya beteriak-teriak tentang cara “lama” yang non-Bolsyewik.

Di sinilah justru letak kesalahan mereka yang pokok. Tidak hanya dalam lapangan parlementer, tetapi juga dalam semua lapangan aktivitas, Komunisme harus mengemukakan (dan tanpa usaha yang lama, ulet dan keras ia tidak akan dapat mengemukakan) suatu yang baru secara prinsipiil, yang secara radikal meninggalkan tradisi-tradisi Internasionale II (di samping mempertahankan dan mengembangkan apa yang baik dalam Internasionale II).

Marilah kita sebagai contoh, misalnya, pekerjaan jurnalistik. Suratkabar-suratkabar, brosur-brosur dan suta-surat selebaran melakukan pekejaan yang perlu dalam propaganda, agitasi dan organisasi. Tidak satupun gerakan massa di negeri yang beradab maupun juga yang dapat bekerja tanpa alat jurnalistik itu. Tidak ada teriakan-teriakan terhadap “pemimpin-pemimpin”, tidak ada janji dengan sumpah untuk menjaga kemurnian massa dari pengaruh pemimpin-pemimpin akan dapat menghindarkan orang-orang dari keharusan menggunakan untuk pekerjaan ini mereka yang berasal dari lingkungan intelektuil burjuis atau akan melepaskan orang dari suasan dan lingkungan “hakmilik perseorangan” burjuis-demokratis, di mana pekerjaan ini dilakukan di bawah kapitalisme. Bahkan dua setengah tahun sesudah digulingkannya burjuasi, sesudah direbutnya kekuasaan politik oleh proletariat, kami masih melihat suasana ini di sekeliling kami, lingkungan hubungan-hubungan hak milik perseorangan burjuis-demokratis ini di kalangan massa (tani, pekerjatangan).

Parlementerisme adalah suatu bentuk aktivitas, jurnalistik adalah bentuk aktivitas yang lain lagi. Isi dari keduanya dapat dapat bersifat Komunis, dia mesti bersifat Komunis jika mereka yang bekerja dalam kedua lapangan itu – pun juga dalam sebarang lapangan aktivitas lainnya di bawah kapitalisme dan di masa peralihan dari kapitalisme ke Sosialisme – orang tidak mungkin menghindari kesulitan-kesulitan yang khusus, persoaln-persoalan yang khusus yang harus diatasi dan dipecahkan oleh proletariat supaya dapat menggunakan untuk tujuan-tujuannya sendiri pekerjaan mereka yang berasal dari barisan burjuasi untuk memperoleh kemenangan atas prasangka-prasangka dan pengaruh-pengaruh intelektuik-burjuis, untuk dapat melemahkan perlawanan ( dan akhirnya merombak samasekali) keadaan burjuis-kecil.

Tidakkah kita sebelum perang tahun 1914 – 1918 menyaksikan di semua negeri banyak sekali contoh dari kaum anarkis “Kiri” yang ekstrim, kaum sindikalis dan lain-lainnya lagi yang mengutuk parlementerisme, mengejek kaum Sosialis parlementer yang sudah merosot menjadi burjuis, semacam nafsu mereka yang memburu kedudukan, dan seterusnya, akan tetapi yang sendiri mencapai kedudukan burjuis yang sama saja melalui jurnalistik dan melalui pekerjaan dalam sindikat-sindikat (serikatburuh-serikatburuh)? Bukankah contoh-contoh seperti tuan-tuan Jouhaux dan Marrheim, untuk membatasi di Perancis saja, adalah contoh-contoh yang tipikal?

Sifat kanak-kanak mereka yang “menolak” untuk ambil bagian dalam parlemen justru terletak dalam kenyataan bahwa mereka mengira dapat “memecahkan” masalah yang sulit untuk melawan pengaruh-pengaruh burjuasi-demoratis di dalam gerakan klas buruh dengan cara yang “sederhana” , “mudah”, yang seolah-olah revolusioner ini, sedangkan sebenarnya mereka hanya lari dari bayangan mereka sendiri, hanya menutup mata mereka terhadap kesulitan-kesulitan dan hanya mencoba menyingkirkan kesulitan-kesulitan itu ke samping dengan kata-kata belaka. Nafsu memburu kedudukan yang paling tidak tahu malu, menggunakan kursi-kursi dalam parlemen secara burjuis, memutarbalikkan secara reformis yang sangat menyolok mata aktivitas parlementer, kebiasaan filistin yang vulger, -- semua ini adalah tak dapat diragukan merupakan sifat-sifat khusus yang biasa dan umum yang dilahirkan oleh kapitalisme di mana-mana, tidak hanya di luar tetapi juga di dalam gerakan klas buruh. Tetapi ia, kapitalisme, dan suasana burjuis yang diciptakannya (yang lenyap dengan sangat lambat sekalipun sudah digulingkannya burjuasi, sebab kaum tani selalu menghidupkan kembali burjuasi), menumbulkan dengan pasti dalam tiap lapangan aktivitas dan kehidupan apa yang pada dasarnya adalah juga karierisme burjuis, sovinisme nasional, kevulgeran filistin, dan lain-lain, hanya dengan variasi bentuk-bentuk yang sedikit saja.

Kawan-kawan mengira, kaum boikotis dan kaum anti-parlementer yang terhormat, bahwa kawan-kawan “bukan main revolusioner”, tetapi sebenarnya kawan-kawan takut pada kesulitan-kesulitan yang reltif kecil dalam perjuangan melawan pengaruh-pengaruh burjuis dari dalam gerakan klas buruh , sedangkan kemenangan kawan-kawan, yaitu, penggulingan burjuasi dan perebutan kekuasaan politik oleh proletariat, akan melahirkan kesulitan-kesulitan ini juga dalam ukuran yang lebih besar, yang tak terbatas lebih besar lagi. Seperti anak-anak, kawan-kawan takut pada kesukaran-kesukaran kecil yang kawan-kawan hadapi pada hari ini, dengan tidak mengerti bahwa besok dan lusa kawan-kawan akan terpaksa belajar juga, dan belajar dengan sungguh-sungguh, untuk mengatasi kesulitan-kesulitan itu juga, hanya dalam ukuran yang tak terhingga lebig besar lagi.

Di bawah kekuasaan Sovyet, ke dalam partai kawan-kawan dan ke dalam partai kami, partai-partai proletar, akan menyusup kaum intelek burjuis dalam jumlah ynag lebih besar lagi. Mereka akan menyelundup masuk ke Sovyet-Sovyet, pengadilan-pengadilan dan administrasi, sebab Komunisme tidak dapat dibangun jika tidak dengan bantuan bahan-bahan manusia yang diciptakan oleh kapitalisme, sebab kaum intelek burjuis tidak dapat disingkirkan dan dihancurkan, tetapi harus ditundukkan, dibentuk kembali, disesuaikan dan dididik kembali, sebagaimana kita harus – dalam perjuangan yang lama, yang dilakukan atas dasar diktatur proletariat – mendidik kembali juga kaum proletar sendiri, yang tidak dapat melepaskan prasangka-prasangka burjuis-kecil mereka dengan sekali gus, dengan suatu perbuatan ajaib, dengan perintah Ibu Maria, dengan perintah semboyan, resolusi atau dekrit, tetapi hany di dalam perjuangan massa yang lama dan sulit melawan pengaruh-pengaruh burjuis-kecil di kalangan massa. Di bawah kekuasaan Sovyet persoalan-persoalan ini juga, yang oleh kaum anti-parlementer dikesampingkan dengan begitu sombong, begitu congkak, begitu lancang dan begitu kekanak-kanakan dengan mengipaskan tangan – persoalan-persoalan ini juga sedang timbul lagi di dalam Sovyet-Sovyet, di dalam administrasi Sovyet, di kalangan “pengacara-pengacara” Sovyet (di Rusia kami telah menghapuskan, lembaga pengacara burjuis, tetapi ia sedang mulai hidup kembali dengan kedok “pengacara-pengacara” ” Sovyet” [60]). Di kalangan insinyur-insinyur Sovyet, guru-guru sekolah Sovyet dan pekerja-pekerja yang mendapat hak-hak istimewa, yaitu pekerja-pekerja yang paling ahli dan paling baik kedudukannya dalam pabrik-pabrik Sovyet, kami melihat terus kehidupan kembali betul-betul semua ciri negatif yang menjadi ciri-ciri khas bagi parlemeterisme burjuis, dan kami mengatasi hal-hal yang jahat ini – secara berangsur-angsur – hanya dengan perjuangan yang berulang-ulang, tak kenal lelah, terus menerus, lama dan ulet, dengan organisasi dan disiplin proletar.

Tentu saja di bawah kekuasaan burjuasi adalah “sukar” sekali untuk memberantas kebiasaan-kebiasaan burjuis dari partai kita sendiri, yaitu partai kaum buruh, adalah “sukar” untuk mengusir dari partai pemimpin-pemimpin anggota-anggota parlemen yang sudah biasa, yang sudah dengan tak berpengharapan lagi bobrok karena prasangka-prasangka burjuis; adalah “sukar” untuk mengenakan disiplin proletar pada sejumlah orang yang mutlak perlu (sekalipun sejumlah tertentu yang sangat terbatas) yang berasal dari barisan burjuasi; adalah “sukar” untuk membentuk dalam parlemen burjuis suatu fraksi Komunis yang sungguh-sungguh layak dihormati oleh klas buruh; adalah “sukar” untuk menjamin supaya orang-orang Komunis-anggota-anggota parlemen tidak membuang-buang waktu mereka secara parlementer burjuis, tetapi mencurahkan perhatiannya pada pekerjaan yang sangat mendesak dalam propaganda, agitasi dan organisasi di kalangan massa. Kesemuanya ini adalah "“ukar", sudah tentu; ini dulunya sukar di Rusia, dan akan lebih-lebih lagi sukarnya di Eropa Barat serta di Amerika, di mana burjuasinya jauh lebih kuat, dan sebagainya.

Tetapi semua “kesukaran” ini adalah kesukaran kanak-kanak belaka jika dibandingkan dengan persoalan-persoalan yang serupa betul, yang dalam keadaan bagaimanapun juga tidak boleh tidak akan mesti dipecahkan oleh proletariat ataupun sesudah direbutnya kekuasaan oleh proletariat. Dibandingkan dengan persoalan-persoalan mendidik kembali yang benar-benar mahabesar ini, persoalan mendidik kembali, di bawah diktatur proletariat, jutaan kaum tani dan majikan-majikan kecil, ratusan ribu buruh kantor, pegawai negeri dan kaum intelek burjuis, menundukkan mereka semuanya kepada negara proletar dan pimpinan proletar, mengalahkan kebiasaan dan tradisi-tradisi burjuis mereka – dibandingkan dengan masalah yang mahabesar ini, maka adalah mudah sekali seperti permainan anak-anak untuk membentuk, di bawah kekuasaan burjuasi, dalam parlemen burjuis, suatu fraksi Komunis yang sejati dari partai proletar yang sejati.

Jika kawan-kawan yang “Kiri” dan anti-parlemen sekarang tidak belajar mengatasi bahkan kesulitan yang sekecil itu, maka kita berani mengatakan dengan pasti bahwa mereka akan terbukti tidak mampu mencapai diktatur proletariat, tidak akan mampu menundukkan dan membentuk kembali kaum intelek burjuis dan badan-badan burjuis secara besar-besaran, atau mereka pasti akan terpaksa menyelesaikan pendidikan mereka sendiri dengan sangat terburu-buru, dan dengan tindakan yang terburu-buru ini akan menimbulkan kerugian amat besar pada perjuangan proletariat, mereka akan mebuat kesalahan-kesalahan lebih banyak daripada yang iasa, dengan memperlihatkan kelemahan dan ketidak cakapan lebih daripada yang umum, dan sebagainya, dan seterusnya.

Selama burjuasi belum digulingkan, dan sesudah selama ekonomi secara kecil-kecilan belum lenyap samasekali, maka suasan burjuis kebiasaan milik perseorangan dan tradisi filistin akan merusak pekerjaan proletar baik dari luar maupun dari dalam gerakan klas buruh, tidak hanya satu lapangan aktivitas, aktivitas parlementer, tetapi tidak boleh tidak tentu dalam setiap dan segala macam lapangan aktivitas sosial, dalam semua bidang kebudayaan dan politik dengan tiada kecualinya. Dan usaha untuk mengesampingkan, untuk menghindarkan diri dari salah satu masalah yang “tidak enak” atau kesulitan dalam satu lapangan aktivitas adalah kesalahan yang paling mendalam, yang di kemudian hari pasti harus ditebus. Kita harus belajar dan mengetahui bagaimana menguasai setiap lapangan pekerjaan dan aktivitas dengan tiada kecualinya, mengatasi segala kesukaran dan semua kebiasaan, adat dan tradisi burjuis di mana saja. Mengemukakan soal tersebut dengan sesuatu cara lain adalah tidak serius samasekali, kekanak-kanakan belaka.

12 Mei 1920.