Kumpulan Cerita Rakyat/Bawang Merah dan Bawang Putih

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Ilustrasi Bawang Merah Bawang Putih

Bawang Merah dan Bawang Putih adalah cerita rakyat yang ditemukan di beberapa daerah di Indonesia, seperti Riau dan Bali.

Sinopsis[sunting]

Ada seorang janda hidup bersama dua orang putrinya yang bernama Bawang Merah dan Bawang Putih. Janda tersebut merupakan ibu tiri bagi Bawang Putih dan ibu kandung bagi Bawang Merah. Suami sang janda tersebut sudah meninggal dan merupakan ayah kandung Bawang Putih. Mereka bertiga tinggal di rumah peninggalan ayah Bawang Putih.

Bawang Merah dan Bawang Putih memiliki sifat yang bertolak belakang. Bawang Merah memiliki sifat pemalas dan serakah begitupun ibunya, sedangkan Bawang Putih memiliki sifat rajin dan sederhana. Bawang Merah selalu dimanja ibunya. Sebaliknya, Bawang Putih selalu diperintah mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga tetapi ia tidak pernah menolak atau mengeluh.

Pada suatu hari, Bawang Putih sedang mencuci baju mereka di sungai. Tiba-tiba, sehelai kain milik ibunya hanyut. Karena takut dimarahi sang ibu, Bawang Putih mencari kain yang hayut dengan menyusuri sungai dan menanyai setiap orang yang ia temui. Sayangnya, tidak seorang pun melihat kain tersebut.

Bawang Putih sampai di ujung sungai yang menuju sebuah mulut gua. Di dalam gua, tinggal seorang nenek. Ia mengetahui kain tersebut. Sang nenek meminta Bawang Putih membantunya membersihkan gua tersebut apabila Bawang Putih ingin memperoleh kembali kain ibunya. Bawang Putih menyanggupi dan mereka membersihkan gua.

Setelah selesai membersihkan gua, sang nenek memberikan kain yang hanyut tadi kepada Bawang Putih. Selain itu, sang nenek menawarkan labu kecil atau besar kepada Bawang Putih. Bawang Putih memilih labu yang kecil dan membawanya pulang.

Sesampainya di rumah, sang ibu memarahi Bawang Putih karena pulang terlambat. Saking marahnya sang ibu, labu kecil yang dibawa Bawang Putih dipecahkannya. Namun, mereka terkejut karena isi labu tersebut ternyata perhiasan-perhiasan. Bawang Putih menceritakan pada mereka apa yang terjadi di sungai dan membuat ibunya makin geram karena memilih labu yang kecil.

Bawang Merah mencoba melakukan hal yang sama seperti Bawang Putih untuk mendapatkan labu yang besar. Ia pura-pura menghanyutkan kain di sungai, pura-pura menanyai orang-orang di sepanjang sungai, dan sampai ke mulut gua tempat sang nenek tinggal. Sang nenek meminta Bawang Merah membantunya membersihkan gua apabila ingin mendapatkan kembali kainnya. Namun, Bawang Merah menolak dan langsung meminta labu yang besar. Sang nenek pun memberikannya.

Bawang Merah pulang dengan membawa labu yang besar. Ia disambut ibunya dan labu pun mereka pecahkan. Saat labu pecah, keluar ular-ular dari dalamnya. Mereka bedua ketakutan dan akhirnya sadar diri akan keserakahannya. Mereka bedua akhirnya minta maaf kepada Bawang Putih.