Kumpulan Cerita Rakyat/Intingan dan Dayuhan
Intingan dan Dayuhan adalah kakak beradik diperintahkan ibunya untuk menjaga sawah karena padi sudah menguning dan burung pipit memakannya. Sambil mengusir pipit, mereka bertukar pantun. Mereka di sana sampai senja. Hari semakin gelap dan mereka ketakutan.
Tidak menunggu lama, datanglah Ni Yaksa sang pemakan manusia. Tubuhnya besar bagai Pohon Kariwaya, mulutnya besar bagai belanga. Rambutnya banyak kutu, kelabang, dan kalajengking. Dia ingin memakan Intingan dan Dayuhan.
Intingan memiliki ide untuk memberi pantun dengan terjemahan Ni Yaksa yang cantik lagi jelita, kami rela dimakan Anda, asal diberi abu bekas pembakaran.
Dayuhan mengelus Ni Yaksa sambil berbaring dan mencarikan kutu. Ni Yaksa merasa nyaman dan akhirnya tertidur. Pada saat itu, Ni Yaksa dilempari abu bekas pembakaran itu di matanya yang membuatnya berteriak karena perih. Intingan dan Dayuhan pun bersembunyi di dekat sungai.
Ni Yaksa dengan mata yang belum bisa dibuka pun mengejar Intingan dan Dayuhan. Akhirnya, dia tercebur di sungai dan mati.