Kumpulan Cerita Rakyat/Putri Reno Pinang Masak

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

PUTRI RENO PINANG MASAK

Pada zaman dahulu, di sebuah wilayah bernama Mayang, berdiri sebuah kerajaan bernama Limbungan. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang ratu Putri Reno Pinang Masak. Ia dibantu oleh tiga orang hulubalang yang dipercayainya dalam memimpin kerajaan, yaitu; Hulubalang I, Datuk Raja Penghulu yang terkenal sebagai seorang yang arif dan bijaksana; Hulubalang II, Datuk Dengar Kitab yang dapat meramal peristiwa dimasa depan lewat kitab yang dimilikinya; dan Hulubalang III, Datuk Mangun yang bertugas sebagai panglima perang kerajaan.

Putri Reno Pinang Masak selalu dipuja-puja oleh rakyatnya karena sifat budi luhur, arif, dan bijaksana dalam memimpin sehingga kerajaan tersebut menjadi wilayah yang aman dan makmur. Ia juga terkenal akan parasnya yang cantik. Telah banyak raja yang datang ke Kerajaan Limbungan bermaksud mempersunting sang ratu sebagai istri. Namun, tak seorang pun yang berhasil meminangnya hingga menikahinya. Kecantikannya bahkan terdengar sampai ke singgasana Raja Jawa. Kemudian, Raja Jawa pun mengirim utusan untuk melamar sang Putri. Namun, lamaran tersebut ditolak sehingga membuat Raja Jawa sangat tersinggung. Ia kemudian nekat akan mempersunting Putri Reno Pinang Masak dengan menggunakan segala cara. Mendengar berita tersebut Putri Reno Pinang Masak terlihat geram karena disamping itu ia memandang gelagat Raja Jawa sebagai ancaman kedaulatan negerinya.

Pada suatu hari, sang ratu memanggil ketiga hulubalang serta mengumpulkan semua penduduk negerinya. Mereka mengatur siasat untuk menghadapi Raja Jawa. Pada akhirnya mereka menyepakati untuk membuat parit besar dan memagarinya dengan duri-duri tajam dari tanaman bambu. Bambu tersebut ditanam berlapis-lapis sebagai benteng pertahanan. Kemudian menyisakan satu pintu masuk yang didalamnya telah siaga pasukan Hulubalang III. Selang beberapa lama, Raja Jawa beserta tentaranya telah nampak diperbatasan wilayah Kerajaan Limbungan. Mereka kemudian melewati gerbang yang telah dijaga oleh Hulubalang Datuk Mangun dan anak buahnya sehingga terjadilah pertempuran yang sengit.

Tentara Raja Jawa tak kuasa sedikit pun menembus pertahanan Datuk Mangun yang didampingi oleh prajurit-prajurit serta rakyat negeri Limbungan yang tangguh, membuat mereka terpaksa mundur. Selanjutnya Raja Jawa memiliki siasat untuk menembakkan ribuan uang logam ke setiap rumpun bambu yang berlapis-lapis sehingga uang ringgit logam tersebut beronggokan di celah pohon bambu berduri. Siasat ini bermaksud untuk mengelabuhi Sang Ratu beserta pasukannya.

Suatu ketika, kebetulan seorang penduduk negeri Limbungan yang lewat di pinggir pagar bambu tidak sengaja menemukan onggokan uang ringgit logam di sepanjang benteng pertahanan. Melihat uang yang sangat banyak itu, ia pun berniat memberitahukannya kepada Ratu di istana dengan mengambil beberapa keping logam. Kejadian tersebut membuat Sang Ratu bersama pasukannya berniat untuk mengambil uang ringgit logam yang bertumpukan di sela-sela rumpun bambu. Agar mempermudah mengambilnya akhirnya pohon-pohon bambu tersebut pun ditebangi dan limpahan uang logam diangkut ke istana. Pada saat yang sama pula, Raja Jawa bersama tentaranya datang menyerbu dengan tiba-tiba. Karena benteng pertahanan tak ada lagi, pasukan negeri Jawa dengan mudah masuk ke negeri Limbungan. Tentara beserta rakyat Limbungan tidak dapat menahan serangan yang mendadak tersebut. Putri Reno Pinang Masak sadar akan kesalahannya. la sangat menyesal akan perbuatannya. Akhirnya, Kerajaan Limbungan berhasil ditaklukan oleh Raja Jawa, tetapi ia tidak berhasil menikahi Putti Reno Pinang Masak karena sang ratu telah berhasil melarikan diri sebelumnya.

Daftar Pustaka[sunting]