Lompat ke isi

Layangan Desa

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Layangan Desa

Desa Bayusari merupakan desa yang asri dengan hamparan sawah padi yang luas, sawah merupakan tempat yang sangat berharga bagi warga desa Bayusari. Setiap musim panen warga desa akan merayakan dengan mengadakan festival layangan disawah, warga desa memaknai sawah bukan hanya tempat untuk mencari rejeki namun juga sawah merupakan tempat untuk bebagi kebahagiaan dan kegembiraan. Seluruh warga desa sangat menantikan festival ini setiap musim panen tiba, tak terkecuali Raka dan teman temannya.

Disuatu sore sepulang sekolah Raka yang sudah menanti festival layangan sagat gembira ketika melihat pengumuman pemberitahuan di papan pengumuan kantor desa mengenai festival layangan yang akan tiba. “Wahh! Akhirnya festival layangan akan tiba! Aku harus segera memberitahukan teman-teman yang lain!” Raka dengan semangat pulang ke rumah untuk mengganti baju dan segera menuju ke pondok tempat raka berkumpul dengan teman-temannya setiap sore hari. Sesampai di pondok Raka dengan terengah – engah usai berlari menghampiri temannya dan memberitahukan kabar tentang festival layangan kepada teman-temannya.

“Teman-teman! Festival layang-layang akan segera tiba! Bulan depan, bulan depan festival layangan akan dilaksanakan!” seru Raka sambil memegang kedua lututnya yang kelelahan usai berlari

“Iya! Iya! Ayahku juga mengatakan itu juga tadi!” sahut Agus dengan girang

"Rian, Kepin dan Fajri yang ikut berkumpul dipondok itu juga tampak gembira dan tidak sabar untuk menantikan hari itu tiba.

“Ayo tunggu apa lagi! Kita harus mulai persiapan dari sekarang!” hentak Ari dengan penuh semangat

“Di rumahku banyak sekali bambu sisa membangun balai, bagaiman kita gunakan itu untuk mempersiapkan kerangka laying-layang kita?” sahut Fikri

“Wahh rejeki nomplok nih! Ayo kita gunakan itu untuk membuat kerangka layangan kita!” sahut Ari

“Dimana kita akan menyiapkan layangan kita? Tempat ini rasanya kurang cukup?” tanya Agus kebingungan

“Kita buat di sawah bagaimana? Saat ini padi sudah dipanen pasti kita bisa mempersiapkan layangan disana!” seru Raka memberikan saran.

Teman-teman Raka setuju dengan saran Raka dan mereka bergegas mengambil bambu yang akan digunakan untuk menyiapkan layangan dan pergi ke sawah. Sesampai di sawah Raka dan teman-temannya melihat sudah banyak kelompok lain yang menyiapkan layangan untuk festival nanti. Raka dan teman-temannya mencari berkumpul di sawah dan menyiapkan layangan untuk festival. Hari mulai petang, Raka dan teman temannya bergegas untuk merapikan sampah dan bambu sisa usai menyiapkan layangan.

Ketika akan membawa kotoran sisa bambu untuk dibawa ke tempat sampah, Raka melihat Bobi dari kelompok lain membuang sampah sisa dari membuat layang-layang ke sungai dekat sawah.

“Bobi! Kenapa kamu membuang sampah itu ke sungai?” tanya Raka kearah Bobi “Memang kenapa? Kelompok lain juga membuang sampah di sungai ini!” sahut Bobi dengan sinis

“Ta.. tapi kan” sahut raka yang ingin menjelaskan sesuatu pada Bobi

“Sudahlahh aku sudah lelah menyiapkan layangan, buang saja sampahnya kesungai!” potong Bobi sambil mengambil sampah yang dibawa Raka dan membuangnya ke sungai

Diselimuti rasa keragu-raguan dan cemas Raka pulang bersama teman-temannya sambil mengingat hal yang dilakukan Bobi Setiap sore Raka dan teman-temannya berkumpul disawah untuk menyiapkan layangan dan setiap mulai petang juga Raka selalu melihat kelompok lain yang telah selesai menyiapkan layangan membuang sampah mereka ke sungai dekat sawah, hal itu terjadi setiap hari.

Tiga hari menjelang festival layangan raka dan teman-temannya sudah selesai, di sore yang sama raka masih melihat masih ada kelompok lain yang membuang sampah sisa layangan ke sungai. Tiba-tiba hujan turun, semua orang yang berkumpul menyiapkan berlalarian berhamburan menyelamatkan layangan mereka untuk dibawa pulang dan meninggalkan sisa sampah begitu saja. Hujan turun sangat deras dan tidak berheti sampai besok pagi.

Keesokan harinya saat sepulang sekolah Raka kembali melewati kantor desa dan membaca pengumunan mengenai festival yang akan di tunda penyelengaraannya karena sungai dekat sawah meluap dan menenggelamkan area sawah yang akan dijadikan lokasi festival layang-layang. Setelah itu Raka pulang dan segera mengganti bajunya untuk bergegas ke sawah untuk melihat kondisi sawah. Sampai disawah Raka melihat sudah banyak warga yang berkumpul untuk melihat kondisi sawah, ternyata banyak sekali sampah bekas pembuatan layangan yang menyangkut dialiran sungai dan menutupi aliran sungai. Warga yang telah berkumpul disana bergotong royong untuk membersihkan sampah dan memperbaiki aliran sungai. Di tempat yang sama Raka melihat Bobi yang terlihat murung dan menyesal karena perbuatannya sebelumnya. Bobi yang melihat Raka di sawah menghampiri Raka.

“Raka, aku sangat menyesal tidak mendengarkanmu minggu lalu, karena kebiasaanku sebelumnya ini menimbulakn dampak yang buruk. Layangan yang sudah aku dan teman-teman lain siapakan mungkin saja tidak akan terbang karena lahan untuk festival terendam banjir” keluh Bobi

“Tak apa Bobi semuanya sudah terjadi, ayo kita bantu warga yang lain untuk membersihkan area sekitar sawah yang berserakan sampah” ajak Raka

“Teman- teman! Ayo kita bergotongroyong untuk membersihkan area sawah!” Seru Ari yang dating tiba-tiba sambil merangkul Raka dari belakang dan memanggil teman-teman yang lain untuk ikut bergotong royong. Semua warga bersama-sama saling bahu membahu untuk membersihkan area sawah yang terendam banjir dan berserakan sampah sisa pembuatan lawayangan.

Seminggu setelah insiden itu, akhirnya Festival Layangan akan dilaksanan. Semua warga antusias menyambutnya. Banyak layangan yang keren dan kreatif menghiasi langit sore Desa Bayusari yang cantik dan semua warga bersukacita dalam merayakan Festival Layangan dengan lingkungan yang bersih dan suara air sungai yang mengalir tak luput juga memperindah Festival Layangan di Desa Bayusari.