Lompat ke isi

Maria dan Peri Lily

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Kata Pengantar

[sunting]

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkatNya hingga saya bisa menyelesaikan penulisan cerpen anak “ Maria dan Peri Lily” ini. Dalam penyusunan Cerpen Anak ini, saya sebagai penulis telah berusaha semaksimal mungkin. Akan tetapi, sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan.

Cerpen Anak ini dibuat sedemikian rupa untuk membangkitkan kembali minat baca dan memotivasi dalam berkarya khususnya karya tulis. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Premis

[sunting]

Maria bertemu dengan Peri kecil bernama Lily di bukit sekitar Danau Toba. Lily awalnya hanya sebagai penolong akan tetapi pada akhirnya mereka menjadi sahabat.

Lakon

[sunting]
  1. Maria
  2. Peri Lily
  3. Ratu Peri
  4. Lukas
  5. Riska
  6. Tina

Lokasi

[sunting]

Danau Toba

Cerita Pendek

[sunting]

Penasaran

[sunting]

Maria sigembala kecil yang kesehariannya menggembala kerbau dan babi milik orangtuanya. Suatu hari karena suatu kejadian yang tak terduga, dia bertemu dan diselamatkan oleh peri hutan yang lagi bermain di tepi danau toba. Namanya peri lily. Pada akhirnya lily dan maria menjadi sahabat dan lily menjadi penolong yang suka memberi maria ide-ide cemerlang.

Namanya Maria, dia sigembala kecil yang tinggal di perbukitan pinggiran Danau Toba. Dia berteman dengan Lily siperi hutan karena suatu kejadian. Maria anak yang baik dan berbakti pada orangtuanya, dan peri lily menjadi sahabat yang sering menolong maria.

Sore itu Maria, Riska, dan Lukas seperti biasa mereka berjalan sambil memetik bunga didaerah perbukitan di kampungnya. Maria membawa keranjang berisi bunga-bunga liar yang dipetiknya Sambil menggembalakan kerbau dan babi-babinya. Sesekali dia duduk dan merapikan bunga yang dipetiknya. Disisi telinganya juga ada bunga Coreopsis warna kuning yang sangat cantik. Maria sehari-hari bekerja sebagai penggembala kerbau dan babi milik orangtuanya begitupun Lukas. Lukas tetangga maria yang juga ikut menggembala, tapi lukas lebih sering menemani ayahnya menangkap ikan di danau. Lain hal nya dengan riska. Riska adalah sahabat Maria sekaligus teman bermainnya. Biasanya riska hanya menemani maria bermain di bukit sambil belajar. Sepulang sekolah biasanya maria langsung mengganti pakaiannya dan menuju dapur, mengambil makanan dan duduk manis. Tak lupa sebelum makan maria berdoa dulu. Dia tidak pernah melupakan ajaran orangtuanya. Setelah selesai makan biasanya maria istirahat sebentar lalu melakukan tugasnya dengan senang hati yaitu menggembalakan kerbau dan babinya.

Maria sekarang duduk di kelas VI SD. Dia termasuk siswi berprestasi walau bekerja seharian tapi dia cukup rajin belajar. Sembari menggembala, maria sering membawa buku-bukunya dan mengerjakannya PR nya sambil menjaga kerbaunya.

Suatu ketika Maria menggembala sendirian, karna lukas dan riska sedang ada pekerjaan di rumah. Waktu itu matahari sangat terik, kulit maria rasanya seperti terbakar. Karna sangat kepanasan maria pun menuju danau yang ada di kaki bukit. Biasanya memang maria sering mandi sekedar melepas rasa lelah dan panas.

Maria termasuk orang yang sangat pemberani, dan dia juga pandai berenang. Itu karena Maria tinggal di pinggir danau yang dikelilingi perbukitan. Penduduk setempat sebagian besar mata pencahariannya adalah sebagai petani dan sebagiannya lagi adalah sebagai nelayan. Terkadang maria juga ikut ayahnya mencari ikan di sekitar danau toba. Ikan-ikan hasil tangkapan mereka akan dijemur kemudian diasinkan dan jadilah ikan asin yang sering maria dan keluarganya makan.

Maria berlari kecil ke arah danau, dia lalu melompat ke danau yang masih dangkal. Karna terlalu asyik berenang dan kurang berhati-hati, dia terseret arus danau yang deras dan semakin dalam. Dia berusaha berenang sekuat tenaga sampai mulai kehabisan nafas.

Diwaktu bersamaan Lily siperi hutan sedang mencari teman-temannya yang sedang asyik bermain dan lupa waktu. Lily kaget melihat seseorang yang meminta tolong, dan ternyata itu maria yang sering lily lihat di perbukitan. Lily langsung menarik tangan maria. Dia sangat ketakutan kalau maria tenggelam.

Tidak lama teman-teman lily pulang dari bermain dan melihat lily yang sedang kesulitan. Lalu teman-temannya membantu lily menyelamatkan maria. Akhirnya mereka berhasil menarik maria dari dalam danau. Tapi ternyata maria sudah pingsan, lily dan temannya sangat sedih dan menangis. Mereka berpikir maria sudah meninggal. Lalu lily dan peri hutan lainnya memanggil Ratu peri. Ratu peri membawa maria ketempat kediamannya. Berusaha mengamati dan memberikan ramuan, ratu bilang kalau maria hanya pingsan. Para peri akhirnya lega dan bersyukur maria segera siuman. Para peri sangat bahagia hingga tidak sadar kalau maria sangat ketakutan menyaksikan kejadian itu. Maria berpikir dia sedang ada di surga.

Maria melihat peri-peri yang sangat cantik seperti di film disney, berkali-kali dia mengusap-usap matanya tapi ternyata itu hal yang nyata. Lalu para peri minta maaf telah membuat maria kaget. Maria pun sangat berterima kasih pada peri-peri hutan dan Ratu peri, terutama peri Lily. Ratu peri menasehati maria untuk selalu berhati-hati jika berenang di danau, karna air yang tenang biasanya menghanyutkan. Maria dengan senang hati menerima nasehat ratu peri dan dia pun pamit pulang. Setelah kejadian itu Maria dan lily menjadi sahabat akrab. Pulang ke rumah maria tidak menceritakan tentang kejadian itu kepada teman-temannya. Maria takut kalau manusia tau para peri menjadi tidak tenang dan merasa terusik.

Hidup maria sangat sederhana, maria memang berasal dari pelosok desa yang masih minim kendaraan. Suatu hari riska butuh uang untuk membeli buku baru. Tapi karna orangtuanya tidak punya uang, riska tidak sanggup membeli buku baru. Maria pun cerita kepada peri lily, tanpa disangka peri lily ternyata punya ide.

"Gimana kalau kamu ambil piring kaca"

Maria pun kebingungan karna dia tidak mengerti untuk apa piring kaca itu.

Tapi dia tetap mengambil piring kaca tersebut seperti perintah lily. Lalu lily mengarahkan maria berjalan ke sungai dekat rumahnya yang biasa dipakai warga untuk mencuci pakaian.

"Terkadang di sungai banyak uang receh yang jatuh, coba kamu cari di sekitar sungai ini mungkin bisa membantu",

Lily menjelaskan pada maria. Maria langsung semangat karna dia tidak pernah terpikir ada ide sebagus itu.

" Yey, akhirnya aku dapat satu".

Begitu teriak maria sambil terus menempelkan wajahnya ke piring kaca di sungai. Tidak terasa matahari semakin tinggi, mereka lalu berkemas bersiap-siap menggembalakan kerbaunya. Maria menghitung uang recehnya dengan wajah berseri-seri.

"Seribu, dua ribu, tiga ribu..dapat tiga ribu rupiah" dan dia memasukkannya dengan sigap ke kantong bajunya.

Tapi itu tidak cukup untuk membeli buku baru. Lily yang punya seribu ide pun menyarankan maria membawa ember kecil saat menggembala. Maria yang masih bingung ide apa kali ini tetap mengangguk.

"Nanti kan sepanjang jalan kita akan melewati banyak pohon kemiri liar, kamu bisa mengambil biji-biji kemiri yang berjatuhan dan menjualnya ke dipasar nanti" ujar peri lily.

"Wah, terima kasih lily itu ide yang sangat bagus" pinta maria.

Dengan semangat maria mengambil ember dan dia pun mengumpulkannya satu ember penuh dan sepulang dari menggembala diapun menjualnya dengan harga 10 ribu. Dia senang akhirnya bisa membantu riska membeli buku baru. Besoknya ketika dia memberikan uangnya pada riska, riska pun terlihat sangat bahagia.

Setiap pulang sekolah dia juga mengumpulkan kapur bekas dari kelasnya yang sudah dibuang. Kapur kecil-kecil itu dikumpulkannya dan dia mulai menulis diatas triplek bekas milik ayahnya yang dia bawa ke bukit. Dia akan menulis dan mengajar seperti di kelas dan dia menjelaskan pelajaran. Tentu saja kerbau dan babinya memperhatikan dia dengan tatapan yang sedikit heran. Dan lily pun ikut tertawa melihat tingkahnya.

Maria juga masih sering bermain bersama temannya di bukit, ketika sudah waktunya pulang mereka akan berenang di tepi danau untuk bersih-bersih sebelum pulang ke rumah dengan hati-hati dan tentu saja mereka berenang hanya dipinggir danau.

Suatu ketika maria kedatangan siswa baru di sekolahnya, namanya tina. Tina  anak orang berada terlihat dari seragam dan sepatunya yang bagus. Ayahnya bekerja di proyek pembuatan jalan di kampung maria. Saat jam istirahat tina mengeluarkan buku-buku cerita yang sangat banyak dari tas nya. Anak-anak lainnya pun terlihat sangat antusias. Begitupun maria. Tapi tina sangat pelit, dia hanya meminjamkannya pada teman maria yang lain dengan meminta bayaran. Tentu saja maria tidak mau. Saat lagi bermain-main di sore hari seperti biasa maria akan sibuk dengan mainan-mainan bekasnya yang dikumpulkannya. Tapi maria tidak bisa menyembunyikan rasa sedihnya kali ini. Saat lily mencari maria untuk bermain, lily melihat guratan sedih diwajah maria. Lily memaksanya untuk menceritakan kesedihannya dan akhirnya maria pun cerita tentang tina yang hanya mau meminjamkan buku cerita dengan bayaran. Lily lalu mengajak maria mencari kardus susu bekas yang biasa lily lihat di belakang rumah ibu bidan. Maria menurut saja walaupun belum tau apa maksud lily.

Melihat kumpulan bungkusan susu bubuk bekas dari rumah ibu bidan, lily dengan antusias membuka-buka kardus susu itu. Ternyata dibalik kardus susu itu ada hadiah buku kecil yang isinya cerita dan dongeng. Betapa bahagianya maria mendapatkan benda kecil berharga itu. Dia dan lily mengumpulkannya dan dapat 10 buku kecil. Maria sangat berterima kasih pada lily yang selalu menjadi peri penyelamatnya. Keesokan harinya maria membawa buku-buku kecil itu ke sekolah. Teman maria pun sangat senang dan saling meminjam satu sama lain. Tina akhirnya kesal tapi maria dan temannya bahagia bisa baca buku cerita gratis. Tina pun sangat kesepian karna buku-bukunya tidak ada yang menyewa lagi. Walau begitu maria dan teman-temannya tetap mengajak tina bermain. Tina minta maaf karna tidak seharusnya melakukan hal itu. Akhirnya mereka jadi akrab satu sama lain dan tinapun akhirnya mau meminjamkan bukunya pada teman-temannya dengan gratis.

Tamat.