Milky Way di Langit Malam
Pengantar
[sunting]Tentang penulis
[sunting]Halo, nama saya adalah Muhamamad Naufal. Saya berasal dari Kota Jambi.
Dulu saat saya kecil saya sering sekali membaca cerpen dari majalah-majalah anak seperti Bobo, Ina, Ino, dan kumpulan buku cerpen Bobo. “Good old times!” hanya itu yang bisa saya sampaikan, Terimasih dan selamat membaca!
Premis
[sunting]Adi dan Bibi mendapatkan kunjungan dari Pakcik Royan yang bekerja di Surabaya. Kemudian pada saat malam hari terjadi pemadaman listrik di Pijoan, hal ini membuat pakcik Royan berinisiatif untuk mengajak dua keponakannya itu untuk memotret milkyway.
Lakon
[sunting]- Adi
- Bibi
- Pakcik Royan
Latar tempat
[sunting]Pijoan, Kabupaten Muaro Jambi
Milky Way di Langit Malam
[sunting]Kunjungan
[sunting]Akhir pekan merupakan hari-hari yang ditunggu oleh semua orang, tak terkecuali Adi dan Bibi yang saat itu sangat gembira karena bisa lebih bersantai di rumah melepaskan kepenatan mereka, terlebih lagi suasana siang itu di Pijoan, Kabupaten Muaro Jambi terasa cukup panas.
“Asyik, besok libur! Bang, mau tidak kita besok kita mabar game mumpung besok kita libur?” Ujar Bibi dengan semangat.
“Lihat lah besok dek, soalnya walaupun libur, tugas-tugas di rumah kan masih banyak, kau sih enak masih kecil, jadi jarang disuruh-suruh” Jawab Adi yang tengah bersantai di depan kipas angin.
“Kan cuma bentar bang, bapak sama ibuk juga tidak bakal ngomel kalau Cuma sebentar” Balas Bibi yang berusaha meyakinkan abangnya.
“sebentar nya itu berapa lama emangnya?” Tanya Adi kepada adiknya.
“E… dua jam mungkin?” Jawab Bibi sambil memikirkan game apa yang harus ia mainkan bersama abangnya itu.
Ting-tong, tiba-tiba terdengar suara bel rumah yang berbunyi, ternyata Adi dan Bibi kedatangan tamu yaitu pakcik Royan yang baru pulang dari Surabaya tempat ia bekerja, ia akan menginap selama akhir pekan di rumah Adi dan Bibi. Pakcik Royan adalah adik dari ibunya Adi dan bibi.
“loh ada Pakcik Royan, ayo masuk dulu” ujar Adi sambil mempersilahkan pakcik nya masuk kerumah.
“Sudah lama Pakcik Royan tidak main kesini, apa kabar Cik Royan? Oh iya, dek! bilang Ayah dan Ibuk Pakcik Royan datang ke rumah.” Ujar Adi sambil menyuruh adiknya, Bibi pun segera berlari kecil memanggil kedua orangtuanya.
“Haha baik sih, kamu apa kabar? Kelas berapa sekarang?” Tanya pakcik Royan.
“Baik juga Cik, aku Kelas 1 SMP, kalau si Bibi kelas 5 SD.” Jawab Adi.
“Wah, terakhir kesini kalian masih bocah-bocah banget, sekarang pun masih bocah-bocah hehe.” Ujar pakcik Royan sambil bercanda.
“Lah Cik, aku kan sudah 12 tahun, kan sudah bukan bocah lagi, itu si Bibi yang masih bocah!” Balas Adi yang tak terima dengan candaan pakciknya itu.
“Abang sok, padahal kemarin jatuh tersandung batu aja nangis, aku aja jatuh dari sepeda gak nangis.” Ujar Bibi dengan bangganya.
“Hahaha mau sebesar apapun kalian, kalian berdua tetap bocah-bocah dimataku.” Ledek pakcik Royan yang tertawa terbahak-bahak.
Mati lampu
[sunting]Kemudian ayah dan ibu menanyakan kepada Pakcik Royan, tentang bagimana kehidupan pakcik selama di Surabaya. Pakcik Royan bilang bahwa kehidupan di kota besar sangat melelahkan, makanya ia memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya selama akhir pekan. Pakcik royan sesekali bergurau dengan kedua keponakannya, hal ini tentunya membuat satu rumah dipenuhi gelak tawa. Setelah mereka makan malam, Pakcik Royan, Adi dan Bibi duduk bersama di ruang tengah sambil bersantai.
Oh iya Cik Royan. gimana kalau Cik juga ikut main game balapan mobil bareng aku dan bang Adi?” Tanya Bibi yang saat itu sedang memainkan ponselnya.
“Bolehlah tapi ajarin ya, soalnya gak jago.” Jawab Pakcik Royan.
“nah jadi Cik Royan download dulu gamenya di hp.…” Ujar bibi sambil mencoba mengajari Pakcik Royan.
Baru saja ketika ingin mendownload game, tiba-tiba listrik rumah padam, Pakcik Royan seketika itu juga langsung menyalakan senter dari ponselnya.
”Wah mati lampu nih, main game bareng nya tunggu lampu nyala lagi aja ya. ” Ujar Pakcik Royan
“Yah, gak jadi main bareng deh.” Kata bibi dengan sedikit kecewa.
“Nanti tunggu lampunya nyala atau besok kan bisa juga.” Balas Adi.
“Dulu waktu aku kecil di sini sering banget mati lampu, di Pijoan sekarang masih sama ya? Tanya Pakcik Royan.
“Kalau sekarang udah jarang Cik, tapi biasanya kalau listriknya mati, nyala nya agak lama sih.” Jawab Adi.
“Adi, coba tolong kamu ambilkan lilin deh.” Ujar Pakcik Royan sambil teringat sesuatu.
Kemudian Adi kembali dengan membawa lilin, dan Pakcik Royan pun mengajak kedua keponakannya itu untuk duduk di teras rumah sambil membawa lilin untuk menerangi mereka. Pakcik Royan bercerita kalau dulu saat ia masih seumuran Adi dan Bibi, pada saat listrik padam ia dan keluarga sering mengobrol seperti ini didepan teras rumah ditemani lilin sambil melihati bintang-bintang di langit.
Memotret Milky way
[sunting]“Wah dulu gitu ya Cik? Kalau mati lampu jam segini biasanya aku main hp sih biar gak bosan, kalau bang Adi biasanya langsung tidur.” Ujar Bibi setelah mendengar cerita Pakcik Royan.
“Ya emang nya aku kamu, aku kan perlu istirahat juga.” balas Adi.
“Oh iya, karena mumpung mati lampu kalian mau coba foto milky way gak? Ajak Pakcik Royan kepada kedua keponakannya itu.
“Milky way? apaan itu Cik?” Tanya Bibi dengan penasaran.
“Ini nih coba lihat” Pakcik Royan kemudian memperlihatkan foto di ponsel nya, Bibi yang penasasaran, langsung melihat foto dari ponsel Pakcik Royan.
“Wah bagus banget Cik, kalau tidak salah aku pernah lihat di buku ensiklopedia dulu.” Ujar Adi.
“Iya, jadi pada dasarnya milky way itu adalah nama lain dari galaksi bimasakti, galaksi yang kita tempati saat ini, ada juga yang bilang kalau milky way adalah kumpulan dari bintang-bintang yang biasa kita lihat di langit.” Ujar Pakcik Royan berusaha menjelaskan apa itu milky way kepada mereka.
“Jadi bumi ini termasuk bagian dari milky way ya Cik?” Tanya Bibi dengan antusias.
“Ya benar banget, jadi gambar yang kalian lihat itu adalah milky way yang di foto langsung dari bumi” Jawab Pakcik Royan.
“Jadi bisa difoto seperti itu ya Cik? Soalnya kalau lihat bintang di langit kayak titik-titik aja.” Tanya Adi yang tak kalah antusiasnya dengan Bibi.
“Bisa dong, kan HP sekarang sudah canggih-canggih. Tapi ada syarat yang paling penting kalau mau foto milky way.” Jawab Pakcik Royan.
“Syaratnya apa Cik? Tanya bibi yang pensaran kepada pakcik Royan.
“Pasti syaratnya harus gelap kan Cik? Soalnya tadi Cik Royan ngajak foto milky way nya saat lampu mati.” Ujar Adi yang berusaha menjawab.
“Iya, soalnya kalau terang banyak lampu dimana-mana bintang nya malu jadi gak kelihatan, terus pastikan langitnya cerah tidak berawan ya” ujar Pakcik Royan yang menerangkan sambil bercanda.
Pakcik Royan kemudian mengambil tripod kecil dari tas nya, lalu meletakkan ponsel yang dipasangi tripod di meja kayu di depan halaman rumah.
“Nah sebentar ya, aku atur dulu kamera hp nya” ujar Pakcik Royan kepada dua keponakannya tersebut, Adi dan Bibi pun memperhatikan pakcik Royan yang sedang mengatur kamera ponsel nya agar bisa memotret milky way.
“Nah kameranya sudah diatur, kita coba tes foto dulu ya.” Kata pakcik Royan.
Kemudian Pakcik Royan memberi aba-aba waktu dan menekan tombol untuk mengambil foto, Adi dan Bibi kemudian disuruh menunggu sekitar 30 detik agar hasil foto milky way tersebut jadi. Adi dan Bibi masih memperhatikan Pakcik Royan tanpa berkedip sedikitpun.
"Sudah ya Pakcik Royan? aku mau lihat hasil fotonya “ Tanya Bibi yang dari tadi tidak sabaran karena penasaran.
“Oke, sebentar ya ini aku edit dulu fotonya supaya hasilnya lebih bagus.” Jawab Pakcik Royan.
Kemudian Pakcik Royan menunjukkan hasil foto milky way yang barusan difoto kepada keponakan nya tersebut. “Wah keren banget Cik!” ujar Adi dan Bibi bersamaan. “Mirip banget sama gambar yang tadi.” Ujar Bibi dengan penuh takjub.
“Hahaha keren kan, nah ayo sekarang kita coba foto bareng-bareng” ucap Pakcik Royan sambil menekan tombol kamera ponsel nya dan buru-buru merangkul kedua keponakan nya sambil berpose didepan kamera ponsel.
“tunggu 30 detik ya...” Kata pakcik Royan memberi aba-aba. “oke!” Jawab Adi dan Bibi dengan kompak.
1 menit pun sudah berlalu, namun Pakcik Royan terdiam sejenak, “Cik sudah belum? Kayaknya sudah lewat 30 detik ini” tanya Adi.
Bibi kemudian memperhatikan Pakcik Royan yang matanya sedang berkaca-kaca, iapun bertanya kepada Pakcik Royan, “Pakcik Royan nangis ya?” Pakcik Royan berbalik badan membelakangi Adi dan Bibi sambil mengusap air mata di pelipis matanya, Pakcik Royan pun menjawab “E , enggak kok" sambil tersipu malu.
“Orang dewasa ternyata bisa nangis juga ya?” Tanya Bibi sambil berbisik kepada Adi
“Ssh, diam nanti Pakcik Royan dengar” Jawab Adi dengan pelan.
Pakcik Royan masih termenung, ia mengingat kembali masa kecilnya dulu, dengan pemandangan langit malam yang indah, tanpa adanya polusi cahaya yang membuat bintang-bintang di langit enggan menampakkan keindahannya. Beberapa saat kemudian Pakcik Royan menunjukkan hasil foto mereka bertiga dengan milky way yang menghiasi langit malam.
“Waah, jadi gini ya Cik hasil foto milky way kita tadi.” Ujar Adi dengan takjub.
“Ayo coba sekali lagi Cik!” Baru saja Bibi ingin mengajak melakukan foto ulang, namun lampu-lampu disekitar rumah sudah menyala dengan terang seakan memberi tanda bahwa kesenangan sudah akan berakhir.
“Nah lampunya sudah nyala, ayo masuk lagi kerumah, diluar dingin loh” ujar Pakcik Royan sambil meniup lilin yang sudah tinggal setengah. Mereka bertigapun masuk kedalam rumah dan bercanda gurau bersama, gelak tawa pun kembali meramaikan suasana malam itu.
Sampai Jumpa Pakcik Royan
[sunting]Di minggu pagi yang cerah, tak terasa akhir pekan akan segera berakhir, Pakcik Royan pun sudah bersiap-siap untuk berangkat kembali ke Surabaya.
Tiiiiiiin, bunyi klakson mobil terdengar dari luar rumah.
“Itu taksi online nya sudah datang, aku berangkat dulu ya, oh iya ini untuk kalian aja ya, siapa tau bisa berguna.” Ujar Pakcik Royan sambil memberikan tripod kecil untuk keponakannya itu.
“Wah terimakasih Cik. Sampai ketemu lagi ya, lain kali aku juga mau coba foto milky way sendiri kalau lampu rumah lagi mati, nanti aku telepon Pakcik Royan ya kalau ada yang tidak paham.” Bibi sangat senang karena diberi tripod oelh Pakcik Royan.
“Nah gitu dong, daripada kamu main game terus, hati-hati di jalan ya Cik Royan!” Ujar Adi sambil melambaikan tangan.
Pakcik Royan hanya tersenyum lebar, dan melambaikan tangan ke arah dua keponakan nya dari balik jendela mobil.
TAMAT