Lompat ke isi

Muhammad Lutfi

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas


Muhammad Lutfi (Sastrawan Indonesia)

Muhammad Lutfi, S.S., M.Pd. adalah seorang sastrawan, penyair, penulis dari Indonesia. Lahir di Pati pada tanggal 15 Oktober 1997. Bertempat tinggal di Pati, Jawa Tengah. Merupakan pendiri dari komunitas 'Rumput Sastra'. Serta pendiri dari Gerakan Mahasiswa Demokrasi Indonesia (GMDI).Sekaligus pendiri dari Masyarakat Filolog Indonesia, sebuah persatuan filolog yang menjembatani pelestarian dari inventarisasi naskah kuno. Sebagai jurnalis di Koran Parlemen. Putra dari H. Slamet Suladi dan Hj. Siti Salamah ini menyukai dunia sastra, budaya, dan kepenulisan sejak masih kelas 4 SD. Merupakan kakak kandung dari Yasin Fajar Augusta. Ia memulai pendidikannya di SD N 1 Tanjungsari, SMP N 1 Jakenan, SMA N 2 Pati, dan S1 Sastra Indonesia, FIB, UNS, Surakarta (lulus pada tahun 2020 dan mendapatkan gelar Sarjana Sastra), S2 Pendidikan Bahasa Indonesia diselesaikan di UNNES pada tahun 2023. Bakat menulisnya dimulai sejak kecil karena suka membaca koran dan buku di Pustaka pribadi milik ayahnya. Lalu belajar menulis karangan pendek di buku yang ditulis setiap masa liburan sekolah. Minat pada ilmu bahasa dan sastra ini ditunjukkannya sejak kecil. Menginjak masa SMA dia mulai menulis puisi-puisi dari membaca puisi-puisi karya Gus Mus, Rendra, dan Garcia Lorca. Ditambah pertemuannya dengan guru Bahasa Indonesia bernama Dandang Ahmad Dahlan yang juga penulis. Menambah kecanduan Muhammad Lutfi pada bakat sastra dan bahasa. Dia mulai suka membaca cerpen karya Dandang Ahmad Dahlan berjudul Sabuk Kyai. Dan juga membaca naskah-naskah karya Artur Rimbaud, william Shakespere, Putu Wijaya, Ernest Hemingway, Chairil Anwar. Masuk kuliah dia memilih bidang Sastra Indonesia di UNS dan belajar ilmu sastra sampai lulus dibimbing oleh sastrawan Surakarta bernama Wieranta sebagai dosennya. Muhammad Lutfi tertarik pada kajian prosa dan sastra yang diajarkan oleh dosennya bernama Rianna Wati yang juga penulis dari Surakarta. Mulai menulis buku ilmiah semenjak membaca buku-buku ilmiah sastra berjudul Pengantar Teori Sastra karya dosennya bernama Dr. Dwi Susanto, M.Hum, dosennya di UNS. Filsafat Hegel, Muhammad Iqbal, dan Nietzche adalah filsafat kesukaan Muhammad Lutfi sejak duduk di bangku perkuliahan di Solo. Sejak kuliah di solo selalu mendalami dunia sosial budaya melalui pertunjukan teater dan wayang di TBJT Surakarta. Tokoh dunia teater yang membuat dia kagum adalah Hanindawan yang menjadi dosen Sinematografi saat kuliah di UNS. Dimulailah penerbitan bukunya pertama berjudul Mata Sengsara saat kuliah. Dan dilanjutkan buku-buku lainnya. Kekagumannya pada pemikiran Goenawan Mohammad pada buku Catatan Pinggir membuat Muhammad Lutfi menyukai penulis satu ini. Hubungan pertemanan dengan Rita Jassin, Rois Rinaldi, Sutejo, dan Yuditeha menambah wawasan Muhammad Lutfi tentang kesusastraan Indonesia. Karyanya dimuat di Kompas,Bali POS, Majalah Badan Bahasa, Majalah Sunday, Apajake, Amanah Sastra, Solopos, Koran Suara Sarawak, majalah Elipsis, Tirastimes, Koran Malaysia. Merupakan penyair Asean pada komunitas penyair Gaksa dan Bahana. Pada tahun (2016) penulis mendapat undangan dalam antologi puisi Matahari Cinta Samudra Kata (Taman Ismail Marzuki, DKJ, Jakarta, 2016). Kemudian dokumentasi biografi penyair nasional Indonesia (HPI, DKJ, 2016). Puisinya yang berjudul ‘Siapa Patriot Kini’ dalam antologi puisi HELP (Tsani Media, 2016) diterjemahkan ke dalam 5 bahasa asing. Berikut buku puisi karya penulis yang sudah terbit: Kelir (Kamboja Merah Publishing, 2018), Kumpulan Puisi Kenangan (Ajrie Publisher, 2017), Mata Sengsara (Guepedia, 2019), Bunga Mawar Hitam (Guepedia, 2019), Soleh Spiritual dan Soleh Sosial (Guepedia, 2019), Gugat (Guepedia, 2020), Memo Rakyat (Guepedia, 2020), Taka (Guepedia, 2020), Aku dari East City (Guepedia, 2020). Sehimpun Haiku Malam Kekasih (JM Publisher, 2021), Balada Untung Suropati ( Ebiz Publisher). Selain menulis dan menerbitkan buku puisi, penulis juga menulis buku cerpen yang sudah diterbitkan: Serpihan Prosa dari Seberang (guepedia,2022) Tabula Rasa (Tidar Media, 2020), Pelaut (Innovasi Publishing, 2020), Bunga Dalam Air (CMG, 2021), Lorong (Ebiz Publisher). Selain itu juga, penulis menerbitkan buku filsafat: Serat Tri Aji (Tidar Media, 2020), Kakawin Wiradarma (Guepedia, 2021), WiracaritaTejamantri (2023). Buku naskah drama: Asuh (Lutfigilang Publishing, 2021), Elegi (Ebiz Publisher). Buku Novela: Berlayar (Innovasi Publishing, 2021), Senja (Ebiz Publisher), Bisma Pahlawan Hidup Kembali (Ebiz Publisher), Zahra dan Kotak Pandora Ajaib (Ebiz Publisher). Buku Ajar:Sastra Pembebasan(Ebiz,2023), Sastra Mistik(Guepedia, 2023), Pengkajian Puisi (Wawasan Ilmu,2023), Sastra Profetik(Guepedia,2022), Kritik Sastra dan Aplikasinya pada Puisi Chairil Anwar (Guepedia,2023), Semiotika Riffaterre dan Penerapannya (Ebiz,2023), (Filsafat, Bahasa, dan Sastra) (Ebiz,2023), Mengenal Sastra(Pustaka Kita,2023), Resepsi Sastra (Guepedia,2023), Pengantar Linguistik Umum (Guepedia,2022), Kajian Postkolonialisme Sajak-sajak Chairil Anwar (Ebiz, 2024), Telaah Prosa Studi Kasus Cerpen (Guepedia,2024). Buku Kebudayaan atau esai: Sastra dan Relevansinya dalam Agama dan Politik (Guepedia,2022), SAKEBU (Guepedia,2022), GORO-GORO PETRUK BAJINGUK(Guepedia,2022). Penulis selalu menulis karya puisi, cerpen, novel, naskah drama, naskah monolog, esai, buku kajian ilmiah sastra. Berikut beberapa artikel karya penulis: Galeri Seni ISI Surakart (Artspace, 2018), Anoman sang Intelijen dalam Epos Ramayana (Berdikari, 2019), Mahasiswa Sastra, Mahasiswa Intelektual (Indonesiana, 2019). Undangan dan beberapa forum sastra dan festifal sastra yang pernah diikuti: Jambore Sastra Asia Temggara di Banyuwangi (2024), Kongres Bahasa Indonesia XII-2023 (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa), LIFT VI-2022 Egypt, Undangan Sayembara Naskah Puisi DKJ 2023, Undangan Sayembara Naskah Teater DKJ 2023, Baca Puisi Internasional Writer Club Lintas Benua 2023, Pengajaran BIPA YALE 2023, Temu penyair Asia Tenggara 2022, Banjarbaru’s Rainy Day Festival (2017), Senyuman Lembah Ijen (Radar Banyuwangi, 2018), JKP (Bali, 2017), Puisi Asian (IAIN Purwokerto, 2017), GMB (2016), Penulisan Puisi Anak (Prasidatama, Balai Bahasa JATENG, 2019), pembacaan puisi penyair Asean komunitas Bahana (2021), pembacaan puisi penyair Asean komunitas Gaksa (2021). Cerpennya terangkum dalam beberapa antologi berepenyair lain: Malam yang terjaga (Cerpenmu, 2017), Foto Album (Anamerya, 2015), Cinta di Kediri (Puan.co, 2017). Karya Syiirnya: Syiir Pangapuran (Duta Islam, 2020), Syiir Ngaku Lepat (Ponpes.net, 2018), Syiir Suluk Terang-Terang (Bengkulutoday, 2019), Syiir Harapan Bangsa (Koran Pati, 2018). Buku antologi puisi bersama peyair nasional: Surat untuk Kaki Langit Palestina (Antara Publishing, 2018), Kenangan Semalam di Cianjur (Fam Publishing, 2016), Indonesia 2030 (2018), Dongeng Negri Jauh (Tidar Media, 2018), Majalah Simalaba, Balai Bahasa JATENG, Mengunyah Geram (2017), EMB (2016), Berucaplah Padaku (Mawar Publisher, 2016), Peduli Hutan (Tuas Media, 2016), Requiem Tiada Henti (Competition Asean Poem, 2017), Hidupku (Elmisa Publisher, 2017), Rindu (Rumah Kayu Indonesia, 2017), Cerpen Sabana Pustaka, 2017), sky magazine (2020), Buku antologi cerpen bersama penyair nasional: Kumpulan Cerita Mini (Harasi, 2016), Malam yang Terjaga (Sabana Pustaka), Kumcer (Nahima Press, 2015), Puisi Bersama Bupati Pati (I AM Publishing 2020), Memoar Didi Kempot (DIOMEDIA 2020), MEMOQR Sapardi Djoko Damono (Diomedia 2020), Puisi Untuk Umaiyah (2022). Penulis selalu menulis di media masa lokal maupun nasional, dan juga Malaysia. Berikut yang memuat karya-karya penulis: takanta, potret online, lamuri, radar pagi, estetikapers, koran Pati, koran Blora, marhaenislokajaya, suku sastra, sastranesia, normantis, koran amanah Jakarta, independhent, siswapedia, saluran sebelas UNS, kronfontasi, edusiana, sepenuhnya, asyik-asyik, lahir sajak, riau realita, majalah simalaba, satu bahasa, puisina, koran soearamoeria. Prestasi dan penghargaan yang pernah diraih: juara 3 puisi Asia di Malaysia, juara 1 puisi Sastra media (2020),juara 1 penulisan puisi Sastramedia (2021),juara 3 kaligrafi (2004), juara 3 melukis (2005), juara 1 cerdas cermat pramuka (2011), juara 2 penulisan selektas UNS (2016), juara 4 penulisan puisi PLPI (2020), dan penulis favorit di tidarmedia, juara faforit kedua pantun dari Wikipedia, cerpennya berjudul Bunga Dalam Air masuk nominal penghargaan cerpen pilihan Apajake, juara pertama penulisan opini dengan judul Pertanian Masa Darurat di SMI. Selain menulis, penulis juga terkenal sebagai pelukis. Lukisannya yang berjudul ‘Api Perjuangan’ mendapatkan undangan untuk pameran lukisan bersama Keluarga Seni Rupa Tasik (2020), pameran lukisan abstrak di Artiknesia dengan judul lukisan "Harimau" (2023). Penulis favorit pantun (Langit Biru, 2021).