PAegy dan CroNi
Sinopsis
[sunting]PAegy yang kelaparan bertemu dengan CroNi yang sedang sakit gigi. Berawal dari pertemuan mereka itu, mereka pun memiliki hubungan yang membuat heran hewan dan manusia.
Lakon
[sunting]- Pluvianus Aegyptius/PAegy
- Crocodylus Niloticus/CroNi
Lokasi
[sunting]Sungai Nil
Cerita Pendek
[sunting]Pertemuan
[sunting]Namanya Pluvianus Aegyptius alias The Egyptian Plover atau Cerek Mesir. Singkatnya bisa dipanggil PAegy. PAegy termasuk salah satu burung pantai (Warder). PAegy tinggal di Afrika sub-Sahara tropis, ia hidup dekat dengan air.
Siang itu PAegy sedang mencari makan di Sungai Nil. Sebenarnya PAegy sedikit takut jika harus mencari makan di Sungai Nil, karena di sana adalah wilayah Crocodylus Niloticus atau bisa dipanggil CroNi. CroNi dengan setia bersembunyi di dalam air dan secara tiba-tiba ia akan melompat ke permukaan jika ada yang mendekat.
Pernah suatu hari, ketika PAegy sedang mencari makan di Sungai Nil. Tiba-tiba saja CroNi melompat dari dalam air dan nyaris memakan PAegy. Sejak hari itu PAegy sering kali merasa takut untuk mencari makan di Sungai Nil. Namun apalah daya, karena lapar. PAegy pun terpaksa mencari makan di Sungai Nil.
Setelah berjam-jam PAegy terbang ke sana kemari, PAegy belum menemukan satupun serangga untuk ia makan. Hari pun makin panas, PAegy mulai merasa haus. PAegy pun kembali terbang menyusuri Sungai Nil, mencari tempat untuk minum.
Ketika PAegy terbang menyusuri Sungai Nil, PAegy melihat CroNi yang tengah berjemur merintih kesakitan. Tak ada satupun hewan yang berani mendekatinya, begitupun dengan PAegy. Awalnya PAegy ragu-ragu untuk mendarat dan bertanya pada CroNi, karena ia takut CroNi akan memakannya. Tapi setelah melihat CroNi sangat menderita karena sakit, ia merasa kasihan. PAegy pun memutuskan untuk mendarat di dekat CroNi.
“Aduuhh...” rintih CroNi.
“CroNi kamu kenapa?” tanya PAegy.
“Oh, hai PAegy! Ini nih, gigiku sakit setelah makan tadi. Mungkin ada sisa makanan yang nyangkut di gigiku.” jawab CroNi sambil menahan rasa sakit.
“Kalau begitu, buka mulutmu! Biar ku lihat!” pinta PAegy.
CroNi membuka mulutnya, lalu PAegy dengan beraninya masuk ke dalam mulut CroNi yang terbuka lebar. Karena badan PAegy yang kecil, ia dapat dengan mudah masuk ke dalam mulut CroNi dan melihat-lihat sekitar mulutnya.
Untuk beberapa menit, PAegy mengamati gigi CroNi hingga ia menemukan sisa makanan yang tersangkut di sela-sela gigi CroNi. PAegy pun berusaha menarik keluar sisa makanan tersebut. Namun dikarenakan kurangnya tenaga, PAegy kesulitan menarik keluar sisa makanan tersebut. Ketika tengah berusaha menarik sisa makanan, tiba-tiba saja perut PAegy berbunyi sangat keras. Karenanya PAegy mendapatkan sebuah ide, PAegy mulai menggigiti dan memakan sisa makanan itu. Setelah selesai, ia pun kembali keluar dari mulut CroNi.
“Hmm enak! Sekarang perutku sudah kenyang! CroNi, bagaimana keadaanmu sekarang? Apa gigimu masih sakit?” tanya PAegy seraya mengusap-usap perutnya yang buncit karena kekenyangan.
“Ya! Kini gigiku tidak terasa sakit lagi. Terimakasih PAegy!” ucap CroNi dengan hati yang riang.
“Ya sama-sama. Berkat mu juga aku mendapatkan makanan dan perutku kenyang!” ucap PAegy seraya menunjukkan perutnya yang buncit.
“Karena kamu sudah menolongku, mulai hari ini aku berjanji tidak akan memakan mu.”
“Benarkah?” tanya PAegy memastikan.
“Ya, aku berjanji dan jika kamu lapar mampirlah ke rumahku untuk membersihkan sisa makanan di gigiku.”usul CroNi.
“Wah terimakasih CroNi, kamu baik sekali! Berarti mulai hari ini kita adalah teman!” ucap PAegy riang.
“Ya itu ide yang bagus!” ucap CroNi setuju.
Setelah bercengkrama dengan CroNi, PAegy pun terbang kembali menuju sarangnya dengan keadaan perut yang kenyang.
Persahabatan yang membuat heran
[sunting]Hari-hari berikutnya, PAegy sering menggunjungi CroNi untuk membantu CroNi membersihkan sisa makanan di mulutnya. Terkadang PAegy juga memakan serangga-serangga yang menganggu di punggung CroNi.
Hal itu membuat heran para hewan lainnya, contohnya seperti Penyu Nil. Ia sudah lama hidup berdampingan dengan CroNi, namun ia tak memiliki sedikit pun keberanian untuk mendekati CroNi. Oleh karena itu, ia merasa heran dengan persahabatan PAegy dan CroNi. Hanya PAegy lah satu-satunya hewan yang berani bertengger di dalam mulut CroNi dan menjadi sahabatnya.
Bukan hanya Penyu Nil saja yang terheran-heran dengan persahabatan mereka. Beberapa manusia juga merasa heran dan kagum dengan persahabatan PAegy dan CroNi. Alasannya, karena biasanya buaya menyerang apa saja yang berada di wilayahnya. Tapi, begitu melihat PAegy yang bertengger di dalam mulut CroNi dan tidak dimakan oleh nya, mereka pun terkejut, kagum dan terheran-heran dengan persahabatan PAegy dan CroNi. Oleh karenanya, terkadang manusia memotret PAegy dan CroNi secara diam-diam agar tak menganggu kegiatan keduanya.
Dari sanalah persahabatan mereka menjadi terkenal dan tersebar luas di antara hewan dan manusia. Manusia menamai persahabatan mereka sebagai Simbiosis Mutualisme.
-Tamat -