Penyu Cilik dan Mama Penyu

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Premis[sunting]

Hari ini adalah Hari Kamis, harinya Mama Penyu mengajar Penyu Cilik untuk berenang.

Lakon[sunting]

Mama Penyu

Penyu Cilik

Lokasi[sunting]

Samudera

Pantai

Cerita Pendek[sunting]

Pada satu hari yang cerah, hiduplah Penyu Cilik bersama Mama Penyu. Karena usia Penyu Cilik yang terlalu muda untuk hidup di laut sendirian, maka Mama Penyu membesarkan sendiri anak kecilnya dan mengajari anaknya berenang.

Hari ini adalah hari Kamis dan Kamis berarti hari latihan berenang. Mama Penyu memilih setiap hari Kamis untuk berenang bersama anaknya karena itu adalah hari paling tenang dalam seminggu. Manusia biasanya memenuhi pantai pada akhir pekan, sementara hari Senin hingga Rabu laut penuh dengan kapal dan perahu serta bahtera raksasa melintas berulang kali. Mama Penyu tidak bisa mengajari anaknya ketika semua orang berada di laut pada waktu yang bersamaan. Bagaimana jika Penyu Cilik hanyut dan berakhir di Segitiga Bermuda? Bagaimana jika Penyu Cilik tersesat selamanya, seperti ayahnya?

“Baiklah, penyu kecil,” Mama Penyu tersenyum, “mari kita lihat apa yang bisa kamu lakukan minggu ini. Biarkan aku melihat kakimu!"

Penyu Cilik mengangkat kakinya. “Kaki satu sudah siap! Begitu juga dengan kaki dua dan tiga dan empat!”

Mama Penyu cekikikan dan dia mulai mengajari anaknya berenang selama berjam-jam. "Ayunkan kaki depanmu!" kata Mama Penyu. Ide iseng Penyu Cilik pun muncul, ia mengayunkan kakinya keras-keras sehingga menciptakan ombak mini yang menghempas mamanya. Mama Penyu tertawa dan berkata, "Kamu jangan bercanda, hahaha!"

Saat Mama Penyu mengajarkan cara untuk berenang ke permukaan, tiba-tiba sebuah kapal kecil melintas dengan cepat ke arah Penyu Cilik. "Anakku, awas!" Mama Penyu segera berenang cepat ke depan anaknya untuk melindungi Penyu Cilik. Kejadiannya begitu cepat dan Mama Penyu bisa merasakan kerasnya kapal hampir menyentuh punggungnya, namun untungnya mereka selamat. "Ya ampun, untung saja," Penyu Cilik menghela napas lega.

Di akhir pelajaran, matahari terbenam. Mereka sekarang beristirahat di dekat terumbu karang di permukaan laut.

“Mama, terima kasih telah mengajariku berenang hari ini,” kata Penyu Cilik.

"Apa pun untuk anak laki-lakiku."

"Mama," panggil Penyu Cilik.

"Ya, sayang?"

"Aku kangen Papa," rengeknya.

Mama Penyu berhenti sejenak. Dia menelan ludah, dia duduk diam, dia memikirkan suaminya dan dia berpikir dan dia berpikir dan dia berpikir bagaimana menjelaskan konsep kematian dan kehilangan kepada si penyu cilik.

Saat ombak mengalir, Mama Penyu menatap ombak: “Lihatlah; bergerak ke atas dan ke bawah, tergesa-gesa dan tidak dapat diprediksi, membasuh semua yang lewat dari waktunya."

“Apa itu, Mama?” Penyu Cilik bertanya.

"Lautan," Mama Penyu mendesah, "dan kehidupan."

Tidak lama kemudian, ibu dan anak itu pun pulang ke rumah mungilnya bersama-sama.