Perang Dunia Timur. Jepang, Tiongkok, dan Korea/Prakata

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

PRAKATA.

Beberapa tindakan penyerangan dalam kiprah manusia dibutuhkan untuk mendapatkan perhatian umum kepadanya. Orang yang bergerak sepanjang melalui wadahnya dalam hidup yang dilakukan secara tak lazim, akan memenangkan beberapa lirikan dari masyarakat, dan sedikit kehendak dunia yang mencatat keberadaannya. Keuntungan dari hal teruntung yang ia lakukan, namun jika ia tak melakukannya, bagaimana dunia tau jasa atau kekuatannya? Namun semua itu benar, tak mengikuti tugas manusia untuk mencapai kesempatan untuk memajukan kualitas. Hanya kala kebutuhan untuk bertindak yang timbul, kemudian ia harus bertindak, dan kemudian dunia akan mengetahui apa kemampuannya dan sifatnya.

Kesamaan ini dibenarkan pada bangsa-bangsa di bumi. Tahun-tahun kala mereka menggerakkan kehidupan kebangsaan mereka dan sejarah perdamaian dan kebungkaman, namun sepenuhnya berkekuatan laten, bukan orang-orang yang mengarahkan perhatian mata dunia. Ini adalah tahun pengujian tertinggi, perjuangan, moral atau fisik, yang mewarnai pernyataan penting soal apa yang benar-benar merupakan suatu bangsa. Perang seringkali merupakan kutukan tanpa diminta untuk memajukan keadilan dan membantu perdamaian yang lebih menguntungkan. Namun jika perang semacam itu dibutuhkan, perjuangannya, dampak dan pelajaran yang diajarkan mereka dikhususkan pada murid kemanusiaan, di tempat kejadian pertempuran-pertempuran yang ada di dunia.

Tiongkok, Jepang dan Korea adalah tritunggal aneh bagi kebanyakan orang kami di dunia barat. Terlepas dari mereka berjarak jauh dan perbedaan menonjol dalam ras, bahasa, agama dan adat, mereka hanya dikenal melalui tulisan-tulisan sedikit penjelajah yang berkunjung. pada tahun-tahun berikutnya, ini menjadi kenyataan, pertapaan dunia Timur membuka perhubungan, perdagangan dan perjanjian yang lebih besar berlipat ganda, dan murid-murid datang kepada kami untuk pengetahuan yang dapat kami berikan kepada mereka. Namun itu membutuhkan gerakan besar dari beberapa hal untuk membangkitkan dunia Timur dari keterpencilannya selama berabad-abad, dan membuat kami mengetahui kebenaran persoalan timur. Tak ada yang dapat melakukan ini seperti Perang di Timur yang terjadi. Kami dapat mempelajari tindakannya dan dampaknya jika mereka berkehendak, dalam cara mengajarkan kami karakteristik lain dari tiga bangsa tersebut ketimbang kami dapat mempelajarinya dalam cara lainnya.

Ini menjadi tujuan pengarang pada karya saat ini, untuk mencatat fakta perang dan pemicu-pemicunya secara jelas agar setiap pembaca dapat memahami pelajaran untuk dirinya sendiri. Untuk membenarkan upaya ini, tak lebih dari kebutuhan untuk menuturkan bahwa konflik secara langsung melibatkan bangsa-bangsa yang seluruh populasinya meliputi lebih dari seperempat umat manusia. Dan hasilnya akan berdampak pada perjuangan peradaban selama berabad-abad, serta perdagangan dan kepentingan lain dari seluruh bangsa Eropa dan Amerika.

Tiongkok yang mengucilkan diri, dengan sejumlah metode barat, dan menyebarkan kepercayaan bahwa seluruh bangsa selain bangsanya sendiri adalah bangsa barbar, menghadapi perang tak disangka-sangka dengan Jepang, yang sigap, sergap, adaptif, berjiwa barat, yang berkarir sepanjang dua tahun karena pintu-pintunya dibuka untuk menyerukan bahwa Perry dari Amerika telah menjadi pahlawan bagi orang-orang yang mengenalnya. Dan konflik terjadi pada tanah Bangsa Pertapa, Korea, “Tanah Keheningan Pagi,” yang sepanjang berabad-abad menjadi tanah yang diperebutkan antara “Permulaan Hari” dan “Kerajaan Tengah.”

Buku ini mencatat sejarah dan penjelasan kerajaan-kerajaan dan bangsa-bangsa tersebut dalam penjelasan untuk mengungkapkan fakta perang yang dituliskan pada bab-bab sebelumnya. Karya tersebut harus dituturkan dengan sendirinya. Pengaruh persoalan tersebut tercantum dalam karya yang harus menjadi penjelasan kesenjangan perlakuan.

Trumbull White.