Lompat ke isi

Perjalanan Neto

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Sinopsis

[sunting]

Arpa dan Arpanet bertemu seorang teman baru di dekat tempat tinggal mereka, ia bernama Neto. Arpa dan Arpanet penasaran tentang Neto dan kekuatannya. Konon katanya Neto adalah sarana yang paling dibutuhkan oleh manusia di masa depan. Bagaimana cerita Neto yang sedang menjelajah dan pertemuannya dengan Arpa serta Arpanet?

Nama Tokoh

[sunting]
Tokoh Utama, Neto
  1. Neto
  2. Arpa
  3. Arpanet

Cerita Pendek

[sunting]

Bertemu

[sunting]

Suatu hari, di sebuah tempat bernama USA, Arpa dan saudaranya yaitu Arpanet sedang berjalan-jalan di sekitar rumah mereka. Rumah ini memiliki nama yaitu, Rumah Unix, tempat tinggal Arpa dan juga Arpanet.

           “Kau dengar sesuatu tidak?” ujar Arpa

           “Dengar apa?”

           “Shhh, diam dulu.”

           Seperti perkataan Arpa, Arpanet pun diam, mereka berdua mencoba mendengar suara ringkihan yang sepertinya tidak jauh dari lokasi dimana Arpa dan Arpanet berjalan-jalan.

“Sepertinya suara itu berasal dari sana. Ayo kita ikuti suaranya.”

“Baiklah, baiklah.” jawab Arpanet pasrah.

Keduanya pun berlari menuju ke sumber suara tersebut. Mereka menemukan ada sesuatu yang sedang bersembunyi. Bentuknya sama seperti Arpa, ketika Arpa mendekat ke arahnya, ia pun akhirnya keluar dari persembunyiannya bersamaan dengan Arpanet yang terkejut.

“Astaga!.”

“Ah, maaf sekali, aku pasti mengagetkanmu.” Ujarnya singkat, ia masih menunduk

Arpa dan Arpanet bertatapan satu sama lain, mereka seperti sedang bertukar sinyal untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada teman baru mereka.

“Uhm, siapa namamu?” tanya Arpa malu-malu.

“Namaku Interneto, tapi kalian bisa memanggilku dengan Neto, bagaimana dengan kalian?”

Neto. Nama yang singkat namun mudah diingat. Arpanet saat itu hanya mengamati Neto dari atas sampai ke bawah.

“Namaku Arpa.”

“Salam kenal Arpa.”

“Kalau begitu siapa namamu?” lanjut Neto sambil mengalihkan pandangannya kepada Arpanet.

“Aku Arpanet.”

           “Hai Arpanet perkenalkan aku Neto.” sapanya sambil tersenyum.

           Mereka bertiga lalu berbincang. Arpa dan Arpanet bertanya tentang kegiatan yang Neto lakukan sehari-hari. Neto yang mendengar pertanyaan tersebut tersenyum gembira sembari berkata.

           “Aku sangat sibuk. Hampir seluruh manusia yang ada di dunia ini membutuhkanku.”

           Arpa terkagum, ia tampak tak percaya kepada Neto.

           “Benarkah? Lalu apa yang kau lakukan sehingga seluruh manusia membutuhkanmu?”

           “Aku adalah media yang bisa digunakan untuk orang-orang berkomunikasi serta penyalur sarana informasi yang paling sering digunakan oleh manusia.”

           “Benarkah?”

           Arpanet masih tampak tak percaya kepada seluruh ucapannya lalu ia kembali bertanya. “Kapan kau lahir?”

           “Aku lahir pada tahun 1969, ngomong-ngomong aku merasa familiar dengan nama kalian, karena nama kalian seperti nama keluargaku.”

           “Benarkah?” ujar Arpa lalu dijawab dengan anggukan oleh Neto.

           “Dulu sebelum aku ada, ada saudara jauh ku yang bernama Telegraf, sebenarnya ia biasa kupanggil Kak Grafi, nah sebelum aku lahir, orang-orang sering memakai jasanya untuk berkomunikasi.”

Kemampuan Neto

[sunting]

 Neto lalu menjelaskan jika seiring waktu bertambah, kegunaannya di dunia ini juga akan semakin sering dimanfaatkan oleh manusia. Ketika Arpanet bertanya apakah Neto

lebih sering melakukan sesuatu yang positif atau negatif, ia hanya bisa membalas.

           “Semua bergantung pada manusia yang memakaiku, ada yang menggunakanku sebagai hal positif namun ada pula yang menyalahgunakan aku untuk keperluan negatif. Setiap manusia yang memakaiku untuk tujuan yang negatif membuatku sedih.”

           Arpa dan Arpanet masih tenang mendengarkan penjelasan Neto. Lalu salah satu dari mereka bertanya lagi soal cara manusia mengetahui kondisi Neto.

           “Manusia selalu memeriksa dan mengoptimalkan kondisiku. Hampir setiap bulan -ah mungkin setiap menitnya, mereka selalu mengecek apakah kodisiku sudah dalam tahap optimal atau belum.”

           “Bagaimana kondisi mu saat optimal?” tanya Arpanet.

           “Oh! Tentu saja staminaku akan menjadi sangat bagus dan juga cepat, namun jika pancaran sinyalku sedikit demi sedikit menurun, maka aku akan menjadi sangat lambat.”

           Neto menjelaskan jika besaran data jaringan terlambatnya yaitu byte, sedangkan paling cepat yaitu Megabyte (MB). Ia juga menjelaskan indikator sinyal paling rendah saat ini ditandai dengan huruf ‘G’ sedangkan kecepatan tercepatnya saat ini yaitu ditandai dengan gabungan angka dan huruf yaitu ‘5G’, namun kebanyakan ponsel masih terhubung dengan indikator sinyal 4G.

           “Semua itu tergantung dengan ponsel yang tersambung denganku. Aku mungkin bisa melebihi kecepatan normal jika kualitas ponsel yang kupakai juga semakin bagus.”

           Arpa dan Arpanet ber-oh ria. Mereka berdua sepertinya ingin tahu lebih dalam soal teman mereka yang satu ini. Neto bercerita jika dulu kehadirannya sangatlah terbatas, bahkan hingga sekarang tak begitu banyak orang-orang yang bisa mengaksesnya. Terutama orang-orang yang tinggal di pemukiman terpencil, sebab akses yang terbatas contohnya seperti kurangnya biaya, letak lokasi yang jauh dari pusat kota, dan masih banyak hal lainnya.

           “Terkadang, ada orang yang tidak begitu menyukai keberadaanku disini, sebab kata mereka aku dapat membuat orang-orang lain kecanduan.”

           “Kecanduan apa yang kau maksud?” tanya Arpanet

           “Terkadang aku dibutuhkan bagi manusia sebagai akses hiburan untuk mereka, seperti bermain game, menonton video dari beberapa aplikasi online dan juga sosial media. Jika aku tidak ada, maka manusia tidak akan bisa mendapat akses untuk memasuki layanan-layanan tersebut.”

Apa yang Neto sukai dan tidak sukai?

[sunting]

           “Ada juga manusia yang memakai akses-akses nya secara berlebihan. Itu semua menyebabkan mereka menjadi lupa waktu bahkan enggan untuk melakukan hal-hal lainnya. Itulah sebabnya aku menyebut mereka kecanduan.”

           “Apa kau tidak sedih jika mereka menyalahkanmu?” ujar Arpa sambil bersimpati pada Neto

           “Tentu saja aku sedih. Mereka memanfaatkanku untuk hal-hal buruk, siapa yang tidak sedih akan hal itu.”

           Neto mendongak. Melihat langit malam yang penuh dengan gemerlapnya bintang-bintang.

           “Namun, aku bahagia jika orang-orang memanfaatkan kegunaanku untuk hal-hal yang positif.”

           Neto menjelaskan lebih dalam, ia akan lebih merasa bahagia jika manusia menggunakan aksesnya untuk hal-hal yang lebih positif lebih dari pada sekedar untuk bermain sosial media. Salah satunya memanfaatkannya lebih banyak dalam bidang edukasi.

           “Apakah hanya edukasi saja?” tanya Arpa yang masih penasaran.

           “Tidak juga, terkadang aku juga bisa digunakan sebagai akses komunikasi. Bagi orang-orang yang memiliki keluarga jauh, mereka bisa menggunakan aksesku untuk berkomunikasi dengan mereka, entah itu secara daring seperti video call atau menggunakan pesan chat serta telepon.”

           Arpa dan Arpanet saling memandang, mereka kini cukup paham tentang gambaran kegunaan Neto sebagai sarana internet bagi seluruh manusia yang ada di bumi.

          “Kukira kegunaanmu sangat sederhana, namun ternyata cukup rumit juga ya.”

           “Tidak juga, seperti kataku tadi, tergantung bagaimana cara manusia memanfaatkanku maka aku akan menyesuaikan perintah yang dibutuhkan oleh manusia.”

           Arpa terkekeh, ia jadi ingat cerita tentang jin dalam botol yang bisa mengabulkan segala permintaan seseorang. Baginya Neto kurang lebih sama seperti jin dalam botol tersebut.

Sahabat dan saingan Neto

[sunting]

           “Apakah kau memiliki saingan?”

           “Saingan apa yang kau maksud?.”

           “Ah, maksudku apakah ada sarana yang bisa menghambatmu menjangkau manusia? Seperti, jika kau ada, keberadaan mereka mungkin akan semakin memudar dan menghilang?”

           Neto nampak sedikit kebingungan, setelah beberapa detik ia tampak terpikirkan oleh sesuatu.

           “Sepertinya ada, jawaban untuk pertanyaan itu adalah budaya tradisional dan juga tradisi nenek moyang.”

           “Masih banyak orang-orang yang melakukan tradisi nenek moyang, atau mungkin bisa disebut juga sebagai adat tradisional. Mereka yang masih lekat dengan kedua hal tersebut pastinya jarang atau bahkan hampir tidak pernah membutuhkanku. Bagi mereka, aku adalah teknologi maju dan tidak cocok jika disandingkan dengan tradisi.”

           “Lalu apakah kau pernah mencoba berbaur dengan hal-hal tersebut?”

           “Tentu saja. Jika kekuatanku dimanfaatkan dengan baik pasti aku bisa berbaur dengan kebudayaan tradisional tersebut, contohnya seperti cukup banyak manusia yang membutuhkanku untuk mempromosikan kebudayaan mereka lewat platform daring, aku akan dibutuhkan disana untuk mengunggah atau melihat data-data tersebut. Jika disederhanakan mungkin aku adalah jembatan antara sejarah dan teknologi lama dengan teknologi maju.”

           Arpanet dan Arpa kembali menyetujui perkataan Neto. Kali ini Neto juga menceritakan jika perubahan zaman itu tidak dapat dielakkan, terutama pada perubahan teknologi digital. Neto juga menyebutkan jika dirinya termasuk pada teknologi digital tersebut.

Neto dengan manusia

[sunting]

           “Jika manusia membutuhkanmu untuk mencari tahu sesuatu, apa kau juga bisa melakukannya?”

           “Bisa. Aku menyebutnya sebagai pencarian digital, ada beberapa website yang bisa digunakan untuk mencari berbagai hal, namun ada syaratnya, untuk mendapatkan semua itu ponsel atau media yang manusia gunakan harus memiliki koneksi denganku.”

           “Jika tidak ada kau apakah kita tidak bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang kita cari?”

           “Tentu saja kalian bisa. Sebelum aku ada disini, dunia ini sudah memiliki buku. Buku-buku yang sangat indah itu, mulai dari pengetahuan alam, sosial, hukum, keagamaan, kebudayaan, dan lain-lainnya pasti sudah pernah tercantum dalam sebuah buku. Aku ada untuk memudahkan manusia mendapatkan jawaban. Namun aku berharap agar manusia bisa lebih berusaha daripada hanya mengandalkanku saja.”

           “Ahh begitu, kau bijak sekali Neto.” seru Arpa puas akan jawaban yang baru saja dibicarakan oleh Neto.

           Arpa, Arpanet dan Neto sudah berbincang cukup lama, namun bintang-bintang di langit malam itu masih dapat mereka lihat dengan jelas. Arpa dan Arpanet memutuskan untuk pulang ke rumah Unix, sedangkan Neto akan pergi kembali ke asalnya.

           “Ada banyak manusia yang membutuhkanku sekarang, sepertinya aku harus pergi.”

           “Baiklah, aku senang bisa bercerita berbagai macam hal denganmu. Tapi mengingat kekuatanmu yang sangat diperlukan oleh manusia-manusia modern itu sepertinya kau tidak bisa menetap lebih lama dengan kami.” Jawab Arpanet sambil mengajak Neto bersalaman.

           “Hati-hati di jalan Neto!”

           “Kalian juga ya, Arpa, Arpanet, senang sekali bisa bertemu dengan kalian.”

           Mereka pun mengucap salam perpisahan. Keduanya kembali ke arah yang berlawanan, namun cerita yang Neto bagikan kepada Arpa serta Arpanet pasti akan selalu mereka ingat. Arpanet dan Arpa sangat senang bisa bertemu dengan Neto pada malam itu.