Lompat ke isi

Permainan Bunggo

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Bunggo atau meriam bambu

Bunggo atau meriam bambu merupakan salah satu permainan tradisional yang dimainkan oleh masyarakat Gorontalo. Bunggo terbuat dari bambu yang didesain pada bagian sisi ruas bawahnya dilubangi. Bagian dalam ruas bambu dilubangi kecuali ruas bawah atau batangnya saja yang tidak. Bunggo biasanya terdengar dan dimainkan oleh anak laki-laki dalam rangka memeriahkan bulan puasa hingga menjelang hari raya. Hari lain selain bulan Ramadan serta hari raya Idulfitri jarang terdengar dan dimainkan. [1]

Pembuatan peralatan bermain Bunggo

[sunting]

Alat dan bahan yang digunakan

[sunting]

Dalam membuat bunggo, bahan utamanya adalah batang pohon bambu. Bambu yang digunakan adalah bambu yang telah tua atau keras. Selain itu ukuran diameter dan panjang bambu juga harus diperhatikan karena hal tersebut akan mempengaruhi kualitas suara yang dihasilkan. Semakin tua usia bambu dan diameter bambunya semakin besar, maka kualitas suara yang dihasilkan akan semakin baik. Selain bambu sebagai bahan utama dalam pembuatan bunggo, dibutuhkan juga peralatan lainnya:

  1. Parang digunakan untuk menebang dan membersihkan bambu.
  2. Linggis atau tongkat kayu yang kuat yang bisa digunakan untuk membuat lubang di dalam batang bambu.
  3. Ranting sebagai penyulut pada bunggo.
  4. Minyak tanah atau karbit yang ditambahkan dengan air dan garam sebagai bahan bakar.

Proses pembuatan

[sunting]

Pembuatan bunggo atau meriam bambu tidaklah sulit. Berikut cara pembuatannya: 1. Pertama-tama sediakan batang bambu yang telah dipotong berukuran 1,5-2 meter atau 3-4 ruas dengan berdiameter 4 inci. 2. Lubangi permukaan batang bambu dengan jarak 10-15 cm dari pangkal batang bambu. Besar lubang berdiameter kira-kira sebesar ibu jari. Lubang inilah yang akan menjadi tempat menyulut bunggo. 3. Lubangi bagian dalam batang bambu dengan linggis atau tongkat kayu dan sambungkan setiap ruas dari pangkal hingga ke ujung batang bambu. Bagian dalam ruas harus benar-benar dilubangi dengan baik hingga hampir rata dengan diameter bambu. Hal tersebut sangat penting agar tekanan yang dihasilkan tidak akan tertahan dan membuat bambu pecah saat dibunyikan.

Jalannya permainan

[sunting]

Persiapan:

[sunting]

Alat permainan

[sunting]

Sebelum memulai permainan bunggo, terlebih dahulu pemain menyiapkan bunggo sebagai alat utama, bahan bakar serta bahan lainnya.

Pemain

[sunting]

Permainan ini biasa dimainkan oleh laki-laki remaja hingga dewasa. Bahkan ada pula anak-anak yang senang memainkannya. Meskipun bisa membahayakan, pada kenyataannya permainan bunggo sudah menjadi hal biasa di kalangan masyarakat Gorontalo. Jumlah pemainnya juga tidak dibatasi.

Waktu dan tempat permainan

[sunting]

Permainan bunggo akan dijumpai pada saat akhir-akhir bulan puasa ramadan hingga menjelang hari raya idulfitri. Meriahnya biasa pada malam takbiran atau malam sebelum lebaran tiba. Selain itu, permainan bunggo akan dijumpai pada saat lomba memeriahkan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Tempat yang digunakan untuk memainkan bunggo beracam-macam. Biasanya bunggo dimainkan di tempat-tempat yang luas dan jauh dari pemukiman penduduk seperti di lapangan, di kebun maupun di pantai. Namun tak jarang ada yang memainkan di halaman belakang rumah.

Aturan bermain:

[sunting]

Untuk bermain bunggo, aturannya tidak terlalu ribet. Pemain hanya harus menyiapkan alat bunggo sendiri serta harus berani memainkan permainan tersebut hingga akhir.

Pelaksanaan:

[sunting]

Berikut langkah-langkah pelaksanaan permainan Bunggo:
1. Pertama-tama para pemain menyiapkan bunggo di posisi yang dianggap nyaman sebagai tempat bermain.
2. Sebelum menyulutkan api pada lubang bunggo, terlebih dahulu pemain menyiapkan api di samping berdekatan dengan tempat penyulutan.
3. Setelah itu pemain mengisi bahan bakar berupa minyak tanah atau karbit yang ditambahkan dengan air dan garam ke dalam bunggo.
4. Jika bahan bakar telah terisi, selanjutnya pemain mengambil alat penyulut dan mencelupkannya dengan bahan bakar lalu diberi api.
5. Kemudian penyulut yang menyala langsung dimasukkan ke dalam lubang tempat penyulutan yang berisi bahan bakar.
6. Bunyi akan dihasilkan jika penyulut yang menyala masuk ke dalam lubang penyulutan.
7. Setelah bunyi keluar, lubang penyulutan ditiup agar asap yang tertampung di dalam akan keluar agar bunyi yang dikeluarkan pada saat penyulutan berikutnya akan nyaring.
8. Begitu seterusnya cara memainkannya. Memainkan permainan ini tidak memerlukan keahlian khusus. Berhati-hatilah dalam melakukan permainan ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Jangan terlalu mendekatkan wajah ke tempat penyulutan pada saat menyulut agar tidak terkena percikan api. Nyaring tidaknya bunyi yang dikeluarkan tergantung dari panasnya bahan bakar, banyaknya bahan bakar dalam tempat penyulutan, asap yang tertampung dalam bunggo serta besarnya ukuran bambu yang digunakan sebagai bunggo.

Nilai yang terkandung dalam permainan Bunggo

[sunting]

Selain sebagai ungkapan kegembiraan dan rasa syukur karena telah menunaikan ibadah puasa selama bulan Ramadan, bermain bunggo juga merupakan salah satu cara dalam menyambut datangnya hari raya Idulfitri. Di samping itu, dalam bermain bunggo terdapat nilai yang terkandung dan patut dilakukan untuk terus dikembangkan, antara lain:
1. Kreativitas: Bunggo bukan merupakan permainan yang terjual di bebas di toko. Permainan ini bisa dinikmati pada saat akan dimainkan. Makanya tidak tersedia di toko penjualan mainan. Bunggo dibuat dari bambu yang tersedia bebas di kebun warga. Membuat bunggo dapat melatih kreativitas dari si pembuat karena proses pembuatannya yang dbilang tidak terlalu mudah.
2. Keberanian: Bermain bunggo memang mengandung risiko bahaya, tetap berhati-hati dalam memainkan permainan ini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dari hal tersebut, justru dapat melatih keberanian si pemain.

  1. https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=2204