Permainan Tradisional Betawi/Main Karet

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Main Karet

Permainan lompat tali atau biasa dikenal dengan “main karet” merupakan salah satu permainan tradisional. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak perempuan, meskipun jarang oleh anak laki-laki. Permainan ini relatif sederhana, cukup menggunakan karet gelang yang disambungkan sebagai tali, biasanya sepanjang lima meter. Dalam permainan, seorang anak memegang kedua ujung karet gelang. Mulailah permainan dengan menempatkannya di bawah, misalnya di pergelangan kaki. Permainan lompat tali dengan alat berupa karet ini menggunakan tali sepanjang kurang lebih 5 meter yang terbuat dari sambungan karet.[1] Permainan karet seperti yang sering disebut merupakan salah satu permainan tradisional Betawi yang dimainkan oleh anak perempuan. Namun, terkadang ada juga anak laki-laki yang bermain. Permainan lompat tali karet ini menggunakan tali yang terbuat dari sambungan karet yang panjangnya kurang lebih 5 meter. Dua orang memegang kedua ujungnya lalu memutarnya ke atas dan ke bawah. Dua anak lainnya kemudian melompat-lompat dengan jumlah dan gaya tertentu mengikuti gerakan tali. Jika dia jatuh, giliran dia untuk melompat. Menurut beberapa sumber, permainan karet ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Pada awalnya, hanya anak-anak Belanda yang memainkan permainan ini saat itu. Ada juga yang mengatakan bahwa permainan karet ini berasal dari benua Eropa yang kemudian menyebar ke benua lain termasuk benua Asia Tenggara khususnya Indonesia.[2]

Cara Bermain[sunting]

  1. Karet direntangkan dari sisi kanan dan kiri, atau depan dan belakang sehingga dibutuhkan pemain lebih dari dua orang yang mana lainnya bisa menjadi peserta. Akan tetapi, jika pemain satu orang pun bisa saja tetap bermain dengan cara karet diikat pada tiang di tiap sisinya.
  2. Dua orang memegang kedua ujungnya lalu memutarnya ke atas dan ke bawah. Dua anak lainnya kemudian bergiliran menghitung giliran melompat-lompat dengan jumlah dan gaya tertentu mengikuti gerakan tali
  3. Apabila saat melompat dia jatuh, maka giliran dia untuk menjadi juru pegang tali karet.
  4. Juru pegang tali karet akan terus mengubah ketinggian berdasarkan indikator yang telah disepakati. Biasanya menurut anggota badan, misal lutut, pinggang, dada, dagu, telinga, kepala, sampai menirukan gerakan merdeka yang mana merupakan tingkatan tersulit. Apalagi jika juru pegang memiliki ketinggian tubuh di atas rata-rata temannya. Paling diuntungkan oleh tinggi badannya tersebut, entah sebagai peserta atau juru pegang.

Walaupun terlihat sederhana, permainan lompat tali sebenarnya memiliki beberapa manfaat yang cukup bagus. Hal ini dikarenakan permainan tradisional ini memiliki manfaat untuk melatih otot kaki, meningkatkan koordinasi tubuh, meningkatkan fungsi kognitif dan meningkatkan kepadatan tulang. Selain itu, anak bermain lompat tali dapat mengembangkan saraf motoriknya. Lompat tali karet merupakan kegiatan yang baik untuk tubuh, anak menjadi lebih terampil karena belajar lompat dan trik. Seiring waktu, anak-anak menjadi gesit, gesit dan dinamis. Saat sering bermain, otot anak menjadi kuat, kokoh dan kuat. Selain itu, permainan tali karet dapat membantu mengurangi obesitas pada anak.[3]

  1. https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/disbuddki/news/05/2021/Permainan-Lompat-Tali-Karet-Melatih-Ketangkasan-dan-Membuat-Tubuh-Anak-Jadi-Cekatan
  2. https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/disbuddki/news/05/2021/Permainan-Lompat-Tali-Karet-Melatih-Ketangkasan-dan-Membuat-Tubuh-Anak-Jadi-Cekatan
  3. https://validnews.id/kultura/lompat-karet-permainan-tradisional-yang-punya-banyak-manfaat