Permainan Tradisional Kalimantan Selatan/Babanga

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Babanga adalah sebuah permainan tradisional yang dimainkan di wilayah Kalimantan Selatan. Permainan Babanga ini diduga ditemukan di Margasari, Candi Laras Utara, Tapin. Babanga sendiri tidak memiliki arti khusus. Permainan ini diduga berasal dari ide masyarakat yang menggunakan buah karet yang berguguran sebagai alat permainan. Berkebun karet atau dalam bahasa Banjar disebut sebagai “menoreh” adalah salah satu pekerjaan yang dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat Banjar.

Aturan Permainan[sunting]

  • Dimainkan oleh 2-5 orang secara perorangan
  • Lapangan berukuran 5 meter x 2 meter, dengan lingkaran berdiameter 40cm di dekat ujung lapangan dan garis dengan jarak 3 meter dari lingkaran tersebut
  • Menggunakan buah karet yang terkadang diisi timah atau tanah liat agar lebih berat untuk dijadikan undas (yang dilempar) dan pasangan (yang dijadikan taruhan).
  • Saat bakacian, jika undas salah satu pemain masuk ke dalam lingkaran, maka ia berhak menjadi pemukul pertama kepada pasangan.
  • Jika seluruh undas pemain masuk, maka yang pertama memukul pasangan adalah yang terdekat dengan pusat lingkaran.
  • Jika seluruh undas pemain berada di luar lingkaran setelah dilempar, maka yang pertama memukul adalah yang terdekat dengan lingkaran.
  • Jika undas tidak terlempar ke luar lingkaran saat memukul pasangan, pemain dipersilahkan untuk terus melempar.
  • Tetapi, jika undas terlempar ke luar, maka pemain selanjutnya mendapat giliran.
  • Jika masih ada 4 atau 5 biji setelah pemain terakhir mendapat gilirannya, pasangan boleh ditambah lagi oleh seluruh pemain namun permainan akan kembali ke tahap bakacian.
  • Dalam melempar, diharuskan memukul dari arah atas atau sejajar dengan mata serta tidak boleh memukul pasangan dari arah menyamping. Pemain yang melempar dari samping secara otomatis memberikan giliran kepada pemain berikutnya.

Cara Bermain[sunting]

Persiapan[sunting]

  • Seluruh pasangan buah karet diletakkan di dalam lingkaran, dari sepuluh buah sampai sebanyak-banyaknya.
  • Permainan ditentukan melalui hompimpa atau suten untuk urutan.

Bakacian[sunting]

  • Tahap ini adalah waktu para pemain melempar undas dengan menjadikan lingkaran sebagai target.
  • Sebagaimana peraturan, urutan untuk memukul papan undas telah ditentukan berdasarkan yang terdekat dari pusat lingkaran, atau dari lingkaran itu sendiri jika ternyata undas berada di luar lingkaran.

Memukul Pasangan[sunting]

  • Dalam melempar, pemain berusaha mengenai pasangan baik milik sendiri maupun lawan tanpa membuat undas sendiri keluar dari lingkaran.
  • Pasangan yang keluar dari lingkaran menjadi milik pemain, baik milik sendiri maupun lawan.

Referensi[sunting]