Permainan Tradisional Kalimantan Selatan/Babintih
Tampilan
Babintih, Babantih atau Malanca adalah permainan tradisional dari Kalimantan Selatan yang menekankan kepada kekuatan dan ketahanan kaki. Babintih sendiri berarti bermain menendang betis kaki. Permainan ini sekarang jarang dimainkan karena jika salah dalam melakukannya dapat mengakibatkan cedera parah sampai patah tulang betis.
Aturan Permainan
[sunting]- Terdiri dari dua orang, penyerang dan bertahan.
- Tendangan dari penyerang hanya boleh dilakukan jika yang bertahan menyatakan kesiapannya.
- Yang bertahan tidak diperbolehkan menghindar karena ditakutkan akan terjadi hal yang tidak diinginkan seperti hilangnya keseimbangan atau cedera.
- Yang bertahan dinyatakan kalah jika mengaku tidak bisa menahan sakit atau terjatuh dari tumpuannya.
- Jika berhasil bertahan, maka berhak melakukan tendangan balasan.
Cara Bermain
[sunting]- Permainan ditentukan melalui suten, dengan pemenang sebagai orang yang berhak untuk menendang.
- Yang kalah dalam suten, menyiapkan diri terutama tumpuan kaki dengan posisi kuda-kuda layaknya dalam pencak silat.
- Sebagaimana posisi kuda-kuda, kaki yang dirasa lebih kuat berada di depan untuk ditendang.
- Penyerang pun menendang kaki yang menurut yang bertahan lebih kuat.
- Yang bertahan berusaha sekuatnya untuk tidak bergerak dari tumpuan setelah ditendang.
- Permainan dilakukan dengan berganti giliran, alias saling balas.
Referensi
[sunting]- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1980) (dalam bahasa Indonesia). Permainan Rakyat Daerah Kalimantan Selatan. hlm. 15-20.