Lompat ke isi

Permainan Tradisional Lampung/Main Angguk Beruk

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Disebut Permainan Angguk Beruk sebab pelaku dari permainan ini apabila sudah dibacakan manteranya kepada orang yang menjadi pelakunya maka gerak gerik dan tingkah lakunya persis apa yang dilakukan oleh beruk. Permainan ini biasany.a dilakukan oleh anak-anak ketika mereka sedang bersenda gurau pada waktu sore hari atau di waktu menjelang terang bulan (bulan purnama).

Peserta/Pelaku Permainan

[sunting]

Dalam Permainan ini minimum dilakukan oleh 3 orang anak dan semakin banyak anak-anak yang mempermainkannya maka semakin meriahlah dalam penyelenggaraan permainan ini, dan anak-anak yang mempermainkannya masing-masing berusia antara 6 sampai 11 tahun dan boleh dipermainkan oleh anak laki-laki dan anak wanita.

Peralatan/Perlengkapan Permainan

[sunting]

Untuk penyelenggaraan permainan ini tidak memerlukan alat hanya asal ada anak yang mau menjadi pelakon utamanya yaitu menjadi beruk-berukan.

Iringan Permainan

[sunting]

Permainan ini tidak diiringi dengan iringan bunyi-bunyian alat musik atau lagu dan sebagainya, hanya apabila akan menyelenggarakan permainan ini cukup membacakan mantera yang berbunyi sebagai. berikut:

Angguk beruk, sing-sing juara matahari, situlutui menjadi, menjadi beruk tunggal. Mit darakni keretak ngalahkan tiung cabi rik ubi, kayu sungkfil nunas sebidang bukuh, wat jelma luangan bangkai, diriku rang telimpuh.

Jalannya Permainan

[sunting]

Adapun jalan serta cara dalam penyelenggaraan permainan ini yaitu Anak yang akan dijadikan beruk tunggal ini didudukkan sebagai posisi orang yang sedang sujud waktu bersembahyang tangan anak tersebut dipegang oleh dua orang anak-anak masing-masing sebelah tangannya. Anak yang akan dijadikan beruk tunggal itu memejamkan matanya dan tangannya diayunayunkan oleh teman-temannya . Sambil mengayunkan tangan siberuk tunggal temannya membacakan mantera sebagai berikut:

Angguk beruk, sing-sing juara matahari, situlutui menjadi, menjadi beruk tunggal. Mit darakni keretak ngalahkan tiung cabi rik ubi, kayu sungkfil nunas sebidang bukuh, wat jelma luangan bangkai, diriku rang telimpuh.

Selesai mantera ini dibacakan tangan anak tersebut dilepaskan perlahan-Jahan lalu dilangkahi 7 kali . Kemudian dibisikkan telinganya : kekotak-kekotak, akhimya sambil berlalu, anak yang melangkahi beruk tunggal tersebut berkata "dang aiku jadi jelma ki mak tegelari".

Kalau beruk tunggal ini jadi dalam keadaan tidak sadar mengejar temantemannya, menggigit, naik atas pohon sebagai kelakuan seekor beruk , kalau permainan ini sudah cukup Jama atau ada anak yang takut digigitnya, maka kalau kita menyebutkan namanya maka dia akan sadar kembali, maka dengan demikian permainan berakhir.