Lompat ke isi

Permainan Tradisional NTB/Panji

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Permainan Panji adalah salah satu permainan tradisional yang berasal dari Nusa Tenggara Barat. Permainan ini dapat ditemukan di Desa Barejulet, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah. Nama permainan ini berasal dari kata "panji" yang memiliki arti seorang tokoh yang dianggap kuat dan berani. Permainan ini merupakan perwujudan dari kekaguman dan penghargaan kepada tokoh Panji yang dianggap perkasa. Permainan ini dimainkan di lapangan yang cukup luas. Fungsi permainan ini sebagai media hiburan yang dapat melatih keberanian, kejujuran, kecekatan dan ketangkasan anak-anak.

Sejarah Perkembangan[sunting]

Dahulu diceritakan di Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, hiduplah seorang tokoh bangsawan bernama Raden Panji Sukarara. Masyarakat banyak yang mengagumi Raden Panji Sukarara karena memiliki sifat ksatria yang jujur dan pemberani. Berawal dari kekaguman terhadap tokoh Panji tersebut adalah asal mula lahirnya permainan Panji. Oleh karena itu, pada permulaan permainan terdapat ungkapan "Sai jari Panji?" yang berarti "Siapa yang menjadi Panji?". Sejalan dengan sifat ksatria dalam cerita Panji, maka yang menjadi Panji dalam permainan ini diharapkan memiliki kejujuran dan sifat terpuji. Walaupun Panji adalah tokoh yang berasal dari golongan bangsawan, namun dalam permainan ini tokoh Panji dapat dimainkan oleh siapa saja. Jika dibandingkan permainan Panji dahulu dan saat ini, hanya terdapat sedikit perubahan pada tahap persiapannya. Dahulu setelah para pemain mengambil undian, langsung permainan dimulai. Namun saat ini, terdapat arahan di awal mengenai peraturan permainan seperti tidak boleh menendang titian (perut), telor (kemaluan), dan dada. Selain itu tidak boleh menendang terlalu keras, atau menendang beteporan.

Pemain[sunting]

Permainan Panji biasanya dimainkan oleh anak laki-laki umur 7 - 12 tahun. Tetapi kadang-kadang juga dimainkan oleh para remaja. Alasan permainan ini hanya dimainkan oleh anak laki-laki yaitu karena tokoh Panji adalah seorang laki-laki. Pemain minimal berjumlah 6 orang. Jika pemain kurang dari jumlah tersebut, maka permainan akan menjadi kurang meriah.

Iringan Permainan[sunting]

Permainan Panji memiliki iringan permainan sebelum permainan dimulai yaitu akan dinyanyikan sebuah lelakaq atau syair sebagai berikut.

O wiyowok bebek belang birlu pituq

sampi gadiiig betenggala

Beleq sengkang dara lengkuq

Artinya:

O wiyowok itik belang berbulu tujuh

Sapi gading dipasangi bajak

Besar giwang gadis ... anu

Seperti Raden Panji dari Sukarara


Apabila dalam permainan para pemain kurang bergairah, maka para penonton akan belelakaq atau bersyair untuk memberi semangat. Syaimya adalah sebagai berikut.

O wiyowok olang-olang leq tetaring

Bilang kebon taon kerowoq

Boyak bendang dari kaing

Artinya:

O wiyowoq akar di atas terop

Di tiap kebon tempatnya loyo

Carikan kain untuk selimut


Syair tersebut mengandung ejekan yang ditujukan kepada semua pemain. Misalnya pada saat permainan tidak berjalan karena para pemain tidak ada yang berani melawan Panji. Syair terakhir yang berbunyi "Carikan kain untuk selimut" adalah ejekan bagi mereka yang kurang berani dan lebih baik diberikan selimut kain sarung perempuan saja. Jadi, pemain yang tidak berani berdiri dianggap sebagai perempuan. Dengan adanya nyanyian tersebut, para pemain akan lebih bersemangat dan lebih berani karena merasa malu serta tersentuh harga dirinya.

Aturan Permainan[sunting]

Unsur utama dalam permainan Panji adalah tendangan. Terdapat beberapa aturan permainan sebagai berikut.

  1. Bagian badan yang boleh ditendang adalah tongkel atau pantat.
  2. Pemain boleh ditendang hanya pada waktu sedang berdiri atau sedang duduk tetapi tidak bersila.
  3. Tendangan boleh atau dapat dilakukan antara Panji dengan pemain dan antara pemain dengan pemain.
  4. Kecuali pada waktu menendang, para pemain duduk bersila, sedangkan Panji selalu berdiri.
  5. Jika jarak antara pemain yang duduk kurang dari satu depa, maka kedua pemain tersebut boleh ditendang.
  6. Panji boleh ditendang beramai-ramai.
  7. Tendangan tidak boleh bersifat tendangan sapuan, tetapi harus lurus dari belakang ke muka.
  8. Tendangan bisa dilakukan dengan kaki kiri maupun kaki kanan.

Cara Bermain[sunting]

Tahapan permainan Panji yaitu sebagai berikut.

  1. Permainan diawali dengan menyeimbangkan pemain terlebih dahulu, terutama dari segi besar dan tinggi badan karena akan mempengaruhi keseimbangan permainan.
  2. Selanjutnya diadakan undian melalui cara wong ping pang atau salah satu jenis undian dengan mengadu telapak tangan dan sut atau undian dengan mengadu jari-jari. Wong ping pang dilakukan tiga-tiga, pemain yang telapak tangannya menelungkup menengadah sendiri berarti menang. Ia mundur dan diganti oleh yang lain. Demikian seterusnya sampai sisa dua orang pemain. Jika tersisa dua orang pemain, maka diadakan sut, yang kalah dalam sut akan menjadi Panji.
  3. Jika sudah diketahui siapa yang menjadi Panji, lalu mereka berteriak serentak dan menyebutkan nama si Panji. Misalnya, si Amat yang menjadi Panji, maka mereka akan berteriak Amat jari yang berarti Amat jadi (Panji).
  4. Kemudia para pemain segera mencari tempat, berpencar dan duduk bersila. Sedangkan Panji berdiri di tengah-tengah mereka.
  5. Pemain selalu waspada menjaga jarak karena jika kurang dari satu depa akan kena tendang.
  6. Setiap pemain yang melihat bahwa jarak di antara dua pemain kurang dari satu depa, akan segera berdiri, lalu menendang.
  7. Setelah pemain duduk bersila dan panji berdiri di tengah, semua pemain belekakaq atau bersyair.
  8. Setelah lekakaq atau syair berhenti, mereka mulai menendang. Biasanya dimulai dari pemain yang berada di belakang Panji karena mereka lepas dari pengamatan Panji.
  9. Sementara ada pemain yang tendang menendang dengan Panji, pemain lain boleh maju dan boleh menendang pemain atau Panji. Setiap pemain yang berdiri boleh ditendang oleh siapa saja.
  10. Setiap pemain yang telah melakukan tendangan akan cepat-cepat duduk bersila, karena jika tidak, pemain itu akan ditendang oleh Panji atau pemain lain.
  11. Jika seorang pemain berani berdiri terang-terangan menantang Panji, maka seluruh bagian badannya boleh ditendang asal di bawah pinggul. Hal tersebut akan membuat permainan menjadi meriah dan seru karena semua pemain akan berdiri dan saling menendang.
  12. Pemain yang sudah bakat, boleh ikut bermain terus asal masih berani. Jadi, yang dipentingkan adalah unsur keberanian dan ketabahan menerima tendangan.
  13. Panji akan diganti jika sudah merasa kalah dan tidak mampu lagi menerima tendangan.Yang akan menjadi Panji berikutnya ditentukan berdasarkan persetujuan bersama.
  14. Ketika permainan berjalan lamban atau kurang semangat, maka para penonton akan mengejek dengan belakakaq atau syair untuk menggugah semangat.
  15. Permainan berjalan terus sampai para pemain merasa bosan. Tidak ada batasan yang jelas mengenai selesainya satu permainan karena dalam permainan ini tidak ada kalah atau menang.[1]

Referensi[sunting]

  1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1984). Permainan Rakyat Daerah Nusa Tenggara Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan