Persamaan Yang Tak Terhingga (∞)

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Sebuah novel oleh Anta Samsara. Bagian dari Trilogi MWM.

Tuhan Yang Satu, ternyata Ia adalah energi yang sangat murni (very pure energy).[1] Bahkan Iblis tak dapat menjadi diri-Nya karena Iblis hanyalah materi yang diciptakan-Nya. Jika materi seperti Iblis beranjak menjadi sebuah energi, maka ia akan tetap menjadi energi yang sangat lain dari Tuhan Yang Satu.[2] Ia tak dapat diserupakan dengan yang manapun di semesta raya ini. Manusia diciptakannya ketika Ia "menyentuh" tanah seperti membuat tembikar.

Bab Pertama - Sang Mahdi[sunting]

Menciptakan makhluk itu harus menggunakan matematika. Sufi(stik) paling suci di Semesta Raya. Ketika Jesus ada maka Tuhan Yang Satu perlu menciptakan Iblis, persamaan di kanan harus disetimbangkan dengan persamaan yang di kiri. Kini, ketika Iblis yang justru diselamatkan oleh Tuhan Yang Satu, maka perlu ada kesetimbangan yang baru di sebelah kiri. Oleh karena itu Ia memutuskan untuk mengembalikan Sang Imam. Sang Mahdi. Muhammad Rasulullah,[3] yang akan memberikan syafa'at (pertolongan berupa doa) bagi seluruh manusia di akhir zaman.

Bab Kedua - Sang Rembulan[sunting]

Rahasia Ilahiah Terbesar, Energi Penyatuan Akbar (Grand Unification Energy) akan didapat manusia dengan mempelajari Rembulan. Karena Rembulan adalah Bintang Dingin yang dicari selama ini. Di sana terletak rahasia mengenai dimensi RuangWaktu atau 4 Dimensi. Nibiru bukanlah bintang imajiner, ia adalah bintang yang benar-benar nyata, ia terletak tepat di depan mata kita. Dengan dikuaknya Rahasia Sang Rembulan, maka ramalan Nostradamus akan terbukti, "Manusia akhirnya menemukan mesin yang dikirim oleh Sang Pengawas" dan "[Manusia akhirnya menemukan bahwa] ada Surga di Luar Bumi." Jika manusia tidak pernah pergi untuk mempelajari Rembulan, maka takkan ada Penyatuan Tuhan dengan umatnya, takkan ada manunggaling kawula-Gusti.

Mengapakah NASA berhenti berkunjung ke Rembulan, dan mengapakah Amerika Serikat memutuskan untuk kembali? Orang-orang Barat menyebutnya sebagai Astropolis. Sementara orang-orang Nusantara (akan) menyebutnya sebagai Kota Bintang atau The City of Stars. Kota Bintang akan ditemukan pada posisi pukul 9 menurut astrologi.

Bab Ketiga - Sang Peretas[sunting]

Para peretas perangkat komunikasi dengan Tuhan Yang Satu, mereka akan dijuluki manusia-manusia yang terinspirasi oleh syaitan, anak-anak Iblis, di kala ia, Sang Iblis, sedang beristirahat tenang karena rahmat-Nya. Mereka mengira akan (dapat) berkuasa di atas Tuhan Yang Satu karena menguasai perangkatnya, namun Tuhan Yang Satu adalah pengendali segala kejadian[4]. Sungguh, manusia tidak diberikan pengetahuan Yang Gaib, kecuali sedikit.

Bab Keempat - Enkoding oleh Tuhan Yang Satu[sunting]

Catatan Akhir[sunting]

  1. Yang hakikatnya sama sekali tidak memiliki bentuk/wujud (completely unformed) karena bukan merupakan zat/materi (matter).
  2. "Materi adalah bentuk lain dari energi" merupakan pernyataan Albert Einstein dalam tesis masternya.
  3. Dalam simbolisme agama, dan bukan duniawi, Rasulullah Muhammad itu bagaikan kaum yang duduk di sebelah kiri Tuhan Yang Satu. Dengan posisi di kanan dan kiri Tuhan yang selalu diciptakan untuk kebaikan (demikian juga dengan Iblis sebelum ia membantah perintah Tuhan Yang Satu).
  4. Karena itu kitab pertama dalam Alkitab dinamai kitab Kejadian, dan bukan Penjadian.