Pria Tua dan Uangnya

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

== Pria Tua dan Uangnya ==


Dahulu kala hiduplah seorang pria tua. Dia tinggal di sebuah desa dan pelit, dia tidak suka menghabiskan uang meskipun dia punya banyak.

Pria tua itu mendapatkan banyak uang ketika dia masih muda, tetapi dia tidak menghabiskan satu pun dari itu.

Dia telah memasukkan semua uang ke dalam tempayan dan menyembunyikannya dalam lubang di kebunnya.

Setiap malam pria tua itu pergi ke kebun belakang rumah dan kemudian dengan hati-hati menghitung uangnya.

Pria Tua: “Satu juta rupiah, dua juta rupiah, tiga juta rupiah”

Suatu malam seorang pencuri masuk ke kebun pria tua itu.

Pencuri: “Hmm... Saya tidak berpikir akan menemukan apa pun disini, pemilik rumah ini pasti sangat miskin.”

Tetapi tepat ketika pencuri hendak pergi, pria tua itu masuk ke kebunnya, sehingga pencuri bersembunyi di balik pohon dan pria tua menggali tempayan uangnya seperti biasa.

Pencuri: “Haa?...”

Pencuri terkejut ketika dia melihat berapa banyak uang pria tua itu. Dia kemudian diam-diam menggali tempayan keluar dan mengambil uangnya.

Malam berikutnya pria tua itu pergi untuk menghitung uangnya lagi.

Pria Tua: “Astaga! Tidak! Seseorang telah menggali tempayan dan mencuri uangku.”

Pria tua itu mulai menangis sangat keras sehingga semua tetangga berkumpul untuk melihat apa yang terjadi.

Tetangga: “Apa yang telah terjadi pada Anda?”

Pria Tua: “Seseorang telah menggali semua uang saya, saya telah menyembunyikannya disini, dikebun ini.”

Tetangga: “Haa... Anda telah menyembunyikan uang Anda di kebun?”

Tetangga: “Tetapi mengapa Anda melakukan itu? mengapa Anda tidak menyembunyikannya di lemari atau brangkas di rumah?”

Pria Tua: “Saya tidak ingin menghabiskan uang saya dan saya pikir akan jauh lebih aman di sini.”

Tetangganya sangat terkejut dengan jawaban pria tua itu. Salah satu dari mereka mengambil batu dan taruh di lubang itu.

Tetangga: “Mulai sekarang Anda dapat berpikir bahwa batu ini adalah uang Anda, karena tidak ada bedanya.”

Tetangga: “Kita selalu bijaksana untuk menyimpan uang ketika hujan, tetapi jika Anda tidak membelanjakan uang Anda untuk diri sendiri, bahkan ketika Anda paling membutuhkannya itu benar-benar tidak ada gunanya bagi Anda.”

Pria tua itu merasa sangat menyesal. Dia berharap, dia menggunakan sebagian uang hasil jerih payahnya untuk dirinya sendiri.

TAMAT!



== Marco dan Uangnya ==


Suatu hari ada seorang anak bernama Marco. Setiap hari, ia selalu membantu Ayah dan Ibunya di sekitar rumah.

Marco merapikan kamarnya.

Dia menyapu tangga.

Dia membuang sampah.

Dan kemudian, setiap hari Jumat orang tuanya memberinya uang untuk semua kerja kerasnya.

Pada hari Sabtu, Marco menggunakan sebagian uangnya untuk pergi ke bioskop.

Pada hari Minggu dia selalu membeli es krim dan buku komik.

Tetapi pada hari senin, dia tidak punya uang tersisa dan harus bekerja lagi untuk mendapatkan lebih banyak.

Suatu hari, Marco melihat Robot di toko mainan yang sangat keren dengan pedang dan sayap yang besar.

“Saya akan membeli robot itu akhir pekan ini, apa pun yang terjadi!” katanya, kemudian dia bergegas pulang untuk melakukan pekerjaannya.

Marco bekerja keras sepanjang pekan dan pada hari Jumat, dia mendapatkan uangnya.

Seperti biasa, Sabtu dia melihat film baru dan pada hari Minggu dia membeli es krim dan komik baru.

Pada hari Senin dia tidak punya uang tersisa dan tidak ada Robot pedang bersayap.

Ayah Marco melihat dia sedang sedih. “Ada apa nak?”Ayahnya bertanya. Marco mengerutkan kening dan berkata, “aku ingin Robot baru tapi aku tidak punya uang!”

Ayah mengelus kepalanya. “Ayah tahu bagaimana kamu bisa mendapatkan Robot itu.”

Ayahnya memberi Marco toples kosong. “Kamu perlu menghemat uangmu,” katanya. “Setiap minggu taruh sedikit uangmu di toples ini, dan segera kamu akan memiliki cukup uang untuk membeli Robot itu.”

“Oh, terimakasih, Ayah!” Marco tersenyum.

Kemudian, Jumat Marco mendapatkan uangnya seperti biasa.

Pada hari Sabtu dia pergi ke bioskop, tapi pada hari minggu, dia tidak membeli buku komik.

Pada hari Senin, dia terkejut. Dia memiliki sedikit uang untuk dimasukkan ke dalam toples.

Akhir pekan berikutnya, Marco tidak pergi ke bioskop pada hari Sabtu.

Pada hari Minggu, dia membeli es krim dan buku komik. Tetapi pada hari Senin, dia masih punya uang untuk dimasukkan ke dalam toples. Uangnya mulai bertambah.

Seminggu lagi berlalu. Kali ini, Marco tidak membeli es krim dan pada hari senin, dia memiliki lebih banyak uang di toples dan itu cukup untuk membeli Robot baru.

“Menabung itu pintar!” katanya, sambil bermain dengan mainan barunya yang keren.

TAMAT!