Lompat ke isi

Ragam dan Manfaat Permainan Tradisional Di Kabupaten Pangkep Sulsel/Songko'

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Mengenal Permainan Songko’-songko’ Jangang[sunting]

Tradisi memelihara ayam jago sangat dekat dengan kehidupan masyarakat suku Makassar. Tradisi ini juga tercermin dalam permainan tradisional songko’ jangang (kurungan ayam) atau biasa juga disebut ra’bang jangang (kurungan ayam). Dalam suku Bugis, permainan ini dinamai Makkurung-kurung manu’.  Permainan ini mirip dengan permainan Jagowan yang dikenal di Pulau Jawa. Perbedaannya, pada jagowan, kain yang digunakan ada kain selendang (Hernawan, 2018)

Permainan songko’-songko’ jangang merupakan permainan menebak siapa lawan yang bersembunyi di dalam sarung berdasarkan suara kokok ayam yang keluarkannya. Permainan ini berkaitan dengan ayam dan kurungannya.  Untuk kurungan ayamnya dibuat dari sarung.

Umumnya songko’ songko’ jangang dimainkan saat malam hari selepas sholat magrib atau malam saat bulan purnama. Sekilas permainan ini mirip dengan permainan petak umpet. Bedanya pemain tidak perlu bersembunyi di tempat yang saling berjauhan. Kepercayaan masyarakat tradisional jika anak-anak bermain petak umpet di malam hari bisa disembunyikan makhluk halus. Dalam bahasa Makassar disebut nicokko jin, dan bahasa Bugis disebut nasobbui talimpau[1].

Dari awalnya lebih banyak dimainkan di malam hari, kemudian seiring waktu permainan ini juga bisa dimainkan kapan saja.

Manfaat Permainan Songko’-songko’ Jangang[sunting]

Permainan ini melatih interaksi sosial anak, komunikasi dan kemampuan berbahasa anak. Bagian menarik dari permainan tradisional jangang-jangang adalah melibatkan kemampuan literasi anak-anak saat memperkenalkan “ayam” yang dibawanya.  Dalam bentuk aslinya, bahkan menggunakan tutur bahasa Makassar, walaupun juga bisa dimainkan dalam bahasa Indonesia. Permainan ini juga melatih anak-anak semakin mengenal teman sepermainannya berdasarkan kebiasaan-kebiasaan dan ciri tertentu.

Referensi[sunting]

  1. Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Sulawesi Selatan. (2016). Model Pengembangan Sikap Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional. Makassar: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.