Lompat ke isi

Sejarah Filipina/Bab 11

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Bab XI
Filipina Pada Periode Revolusi Eropa. 1762–1837

Filsafat Baru Abad Kedelapan Belas

[sunting]

Pertengahan abad kedelapan belas di Eropa adalah sebuah masa ketika gagasan sangat diliberalisasikan. Filsafat menjadi gelombang yang terjadi untuk memperlihatkan otoritasnya bukan kepada gereja atau adat dan hak waris, namun kepada hukum Allah yang mereka bongkar di dunia alami. Orang diajarkan bahwa jika mereka yang hanya dapat mengikuti alam mereka tak dapat berbuat salah. “Hukum alam” menjadi dasar untuk sejumlah besar diskusi politik dan sosial dan fondasi teoretikal dari banyak hak sosial. Sosok kejam tak terperintah oleh banyak filsuf dan penulis Eropa mendorong kehidupan yang lebih bebas, kehidupan yang lebih menyeluruh dna lebih alami ketimbang orang yang terikat oleh perjanjian masyarakat dan hukum negara.

Kebanyakan akal budi yang mereka kini ketahui secara ilmiah tidaklah benar. Pada fakta kenyataannya, kekejaman dan kesederhanaan bukanlah jenis kebahagiaan dan kebebasan manusia. Kehidupan ideal untuk manusia hanya ditemukan dalam masyarakat berpemerintahan, tempat adanya tatanan dan perlindungan, dan juga harus ada kebebasan kesempatan. Namun bagi masyarakat abad kedelapan belas, dan khususnya para cendekiawan Prancis, tempat pemerintahan bersifat monarki dan opresif, dan tempat masyarakat sangat terikat oleh aristokrasi, ajaran ini disambut sebagai injil baru. Hal tersebut menjadi gagasan berharga dan besar—gagasan yang, berjalan dalam cara konservatif, dapat membuat masyarakat yang lebih baik.

Ini berasal dari filsafat tersebut dan revolusi yang mensukseskannya membuat dunia menerima gagasan modern dari kebebasan, kesetaraan, fraternitas dan demokrasi. Gagasan tersebut, yang melakukan pekerjaan mereka di Amerika dan Eropa, bekerja di Filipina pada saat ini. Ini masih nampak kala masyarakat dapat terbangun kembali disini pada prinsip-prinsip tersebut, dan kala Asia juga akan direformasi di bawah pengaruh mereka.

Konflik Kolonial antar Negara-negara Eropa Besar

[sunting]

Pada paruh akhir abad kedelapan belas, terjadi pemuncakan perjuangan panjang untuk kekaisaran kolonial antara negara-negara Eropa yang mereka ikuti. Mereka menunjukkan bagaimana penaklukan kolonial dilakukan oleh Portugis, yang sangat pendek disusul oleh Spanyol, dan bagaimana dua kekuatan Latin besar berniat untuk mengkecualikan suku bangsa Eropa lain dari Timur Jauh yang kaya dan Dunia Baru besar yang mereka temukan.

Mereka menunjukkan bagaimana upaya tersebut gagal, bagaimana Belanda dan Inggris pecah dalam pengerahan besar tersebut, menggerakkan armada Sapnyol dari lautan, dan membongkar dan menempatkan kekaisaran besar tersebut nyaris dimanapun mereka berada. Belanda dan Inggris kemudian bertempur antar diri mereka sendiri. Inggris mengkecualikan Belanda dari Amerika Utara, menaklukan koloni terkenal mereka Amsterdam Baru, yang kini menjadi New York, dan memasukkannya (1674) dengan koloni-koloni Amerika lain mereka, yang kemudian menjadi Amerika Serikat. Namun di Hindia Timur, Belanda mempertahankan perdagangan dan kekuatan mereka, secara bertahap meluas dari pulau ke pulau, sampai mereka meraih—apa yang mereka masih kuasai—nyaris monopoli penuh produksi rempah-rempah.

Perang antara Inggris dan Prancis

[sunting]

Di India, Inggris pada abad kedelapan belas memenangkan wilayah besar dan meletakkan fondasi untuk apa yang telah menjadi penundukan nyaris sempurna dari kekaisaran timur tersebut. Namun, ini dan bahkan melebihi di Amerika, Inggris melawan musuh kerajaan dan brilian dalam monarki Prancis.

Penjelajahan Prancis di Amerika Utara telah memberikan klaim Prancis untuk dua aliran sungai St. Lawrence dan Mississippi, yang sejauh ini merupakan wilayah terbesar dan terkaya dari wilayah hangat. Sehingga, pada sebagian besar abad kedelapan belas, Inggris dan Prancis terlibat dalam peperangan yang memberikan kekuasaan atas benua Amerika Utara dan semenanjung besar India.

Konflik tersebut mencapai puncaknya antara 1756 dan 1763. Kedua neagra tersebut mengerahkan seluruh kekuatan mereka. Prancis menyerukan dukungannya pada negara-negara yang keluarga pemerintahannya bersekutu dengannya lewat keturunan, dan dengan cara tersebut, Spanyol terrancang dalam perjuangan tersebut. Para penguasa Prancis dan Spanyol masuk dalam wangsa besar Bourbon. Perang dideklarasikan antara Inggris dan Spanyol pada 1761. Spanyol sepenuhnya tak siap untuk perlawanan. Ia tak dapat menghindarkan luka pada Inggris dan singkatnya mengalami impoten dan tak tertolong untuk membalas dendam, kala armada Inggris pada tahun yang sama merebut Havana di barat dan Manila di timur.

Kemenangan Inggris atas Prancis di India dan Amerika

[sunting]

Kekuatan Inggris di India terwakili pada tahun-tahun tersebut oleh sosok terbesar dan paling menonjol dalam sejarah kolonial Inggris—Lord Clive. Ia mengalahkan Prancis di India, merebut wilayah kekuasaannya dan mendirikan Kekaisaran India, yang masih dianggap sebagai wilayah terbesar Inggris. Prancis terusir dari India pada tabhun yang sama kala citadel besar Prancis Baru di Amerika—Quebec—direbut oleh Inggris di bawah naungan Jenderal Wolfe.

Filipina di bawah Inggris

[sunting]

Penjelajahan dari India ke Filipina

[sunting]

Lord Clive kini bebas untuk menyerang wilayah sekutu Prancis, Spanyol. Di Madras, penjelajahan disiapkan untuk menghancurkan kekuatan Spanyol di Filipina. Kabar persiapan penjelajahan tersebut mencapai Manila dari banyak sumber pada musim semi dan musim panas 1762; namun dengan fatalitas yang mendorong Spanyol menuju akhir sejarahnya di Filipina, tak ada persiapan yang dibuat olehnya, sampai pada 22 September sebuah skuadron tiga belas kapal berlabuh di Teluk Manila.

Di tengah-tengah kejadian, otoritas bodoh dan acuh Manila secara keliru mengira mereka adalah kapal-kapal jung dagang Tiongkok; namun ini merupakan armada Laksamana Inggris Cornish, dengan sepasukan liam ribu prajurit Inggris dan India di bawah komando Jenderal Draper. Untuk pertahanannya, Manila hanya memiliki 550 pasukan dari “Resimen Raja” dan delapan puluh artileri Filipina. Sehingga, Spanyol memutuskan untuk menyerang dari balik tembok kota.

Penyerahan Manila kepada Inggris

[sunting]

Inggris merangseki dan menduduki Malate. Dari gereja-gereja Malate, Ermita, dan Santiago, Inggris membombardir Manila, dan Sapnyol membelasnya dari baterai-baterai San Andres dan San Diego, serangan tak tak terlalu efektif pada pihak manapun.

Pada tanggal 25, Draper memerintahkan kota tersebut untuk menyerah; namun dewan perang, yang dipegang oleh uskup agung, yang juga menjadi gubernur, memutuskan untuk melawan. Tiga puluh enam ratus militia Filipina dari Pampanga, Bulacan, dan Laguna berkirah untuk pertahanan kota tersebut. Pada 3 Oktober, dua ribu orang Filipina membuat serangan di tembok yang dibuat oleh artileri, dan pada awal pagi tanggal 5, empat ratus prajurit Inggris memasukinya nyaris tanpa pemberontakan. Sekelompok militia pada garda di Puerto Real dibayonet dan Inggris kemudian menduduki Plaza, dan dari sini meraih penyerahan benteng Santiago.

Inggris sepakat untuk tak campur tangan dengan kebebasan beragama, dan pengjormatan perang diberikan kepada prajurit Spanyol. Garda-garda ditempatkan pada konven biarawati Santa Clara dan beaterios, dan kota tersebut diberikan sepenuhnya, yang berlangsung selama empat puluh jam, dan dengan banyak bantuan dari Tiongkok.

Ibukota Spanyol independen di bawah Anda di Bulacan

[sunting]

Inggris kala itu merupakan tuan kota tersebut. Namun pada masa pendudukan, mereka meluaskan kekuatan mereka jauh melampaui batas-batas Manila saat ini. Sebelum serangan akhir dan pendudukan Manila, otoritas menominasikan oidor, Don Simon de Anda y Salazar, wakil gubernur dan kapten-jenderal Kepulauan tersebut, dengan perintah untuk menghimpun negara tersebut dalam kesetiaannya kepada raja Spanyol. Anda meninggalkan ibukota tersebut pada malam 4 Oktober, melewati banca kecil melalui rawa nipa dan esteros di pantai utara Teluk Manila sampai ibukota provinsial Bulacan.

Disini, ia berseru bersama pihak biarawan Agistinian, walikota alcalde provinsi, dan beberapa Spanyol lainnya. Mereka memutuskan untuk membentuk pemerintahan independen yang mewakili Spanyol, dan meneruskan pemberontakan. Ini yang mereka dapat lakukan sepanjang Inggris bertahan di Kepulauan tersebut. Inggris membuat beberapa penjelajahan pendek ke Bulacan dan Sungai Pasig, namun tak ada perlawanan keras dan tak ada upaay nyata yang dibuat untuk mendorong pasukan Anda. Tionghoa menyambut Inggris dan memberikan mereka beberapa bantuan, dan karena ini, Anda menjagal dan menggantung sejumlah besar dari mereka.

Filipina Dikembalikan kepada Spanyol

[sunting]

Lewat Traktat Paris pada 1763, perdamaian dibuat, kala Prancis secara praktikal menyerahkan seluruh wilayah kolonialnya ke Inggris; namun Inggris mengembalikan taklukannya kepada Spanyol di Kuba dan Filipina. Pada Maret 1764, terjadi kedatangan frigat Spanyol “Santa Rosa,” yang mengirim “Letnan Raja untuk Kepulauan” pertama, Don Francisco de la Torre, yang membawanya dengan kabar Traktat Paris dan perintah kepada Inggris untuk meninggalkan Kepulauan tersebut.

Pemberontakan Inggris oleh Para Frater

[sunting]

Dalam pemberontakan kepada Inggris dan dalam upaya mempertahankan otoritas Spanyol, sebuah bagian utama diambil oleh para frater. “Ordo-ordo suci,” kata Martinez de Zuñiga, “telah banyak berniat dengan kesuksesan Señor Anda. Mereka mengerahkan para Indian dari pemerintahan mereka masing-masing yang patuh pada perintah; kami menginspirasi penduduk asli dengan kengerian melawan inggris sebagai musuh raja dan agama, mendorong mereka untuk berjuang sampai mati melawan emreka; mereka mengkontribusikan lahan dan barta benda mereka; dan mereka mengerahkan orang-orang mereka sendiri terhadap bahaya besar.” Para frater tentunya sangat berminat dalam merebut wilayah Kepulauand an banyak yang gugur lewat kejatuhan mereka di tangan Inggris.

Peningkatan Yesuit dalam Kekayaan dan Kekuatan

[sunting]

Namun, dalam pergerakan untuk pertahanan, Yesuit tak ikut serta; dan terdapat perubahan yang dibuat melawan mereka dari perjumpaan mereka dengan Inggris, yang memiliki fondasi, dan yang merupakan signifikansi dalam sorotan dari apa yang kemudian terjadi.

Pada akhir abad kedelapan belas, seluruh pemerintahan Katolik Roma berkembang dengan kedengkian dan kecurigaan melawan Yesuit. Perhimpunan tersebut, yang utamanya terdiri dari tenaga misionaris, secara bertahap mengambil banyak karakter sekuler. Perhimpunan tersebut terpecah, kala mereka memandang sejarahnya di Filipina, dengan pihak dengan kapasitas dan kesukaan besar untuk apa yang mereka sebut perkara terapan sebagaimana yang dibedakan dari relijius murni atau kehidupan devosional. Yesuit bukanlah hanya misionaris dan pengajar ortodoks, namun mereka adalam ilmuwan, geografer, ahli keuangan dan administrator kuat dan nyaris independen di kalangan masyarakat . Mereka terlibat secara luas dan mendalam dalam perdagangan agar lahan, gudang dan pertukaran mereka terikat bersama dalam bidang berbuah dari provinsi-provinsi kolonial dengan pasar-pasar sibuk dan pusat-pusat keuangan Eropa. Kekayaan mereka diyakini besar. Terinvestasi secara benar dan dijaga dengan hati-hati, mereka dengan cepat meningkat.

Namun, apa yang membuat ordo tersebut bergesekan dengan penguasa dan masyarakat adalah intrik politik kuat yang melibatkan para anggota ordo tersebut. Sosok handal dan kuat mereka sendiri, bidang urusan negara sangatlah atraktif. Musuh-musuh merreka berganti agar mereka tak tetap dalam cara mereka berkarya untuk menyertai akhir politik. Ini tentunya membuat Yesuit menjadi tak patriotik dalam keperluan atau rencana mereka. Mereka adalah perusahaan internasional; anggota mereka tak masuk satupun negara. Bagi mereka, perhimpunan tersebut lebih dan sangat didevosikan ketimbang negara mereka, tempat mereka sendiri singgah dan berkarya.

Pembubaran Serikat Yesus

[sunting]

Namun, Eropa telah mencapai kepercayaan, sebagaimana yang dianut saat ini, bahwa seseorang harus membenarkan negara tempat ia tinggal dan menemukan persinggahan dan perlindungan dan tempat ia berpangkat sebagai anggota politik, atau incur odium dan hukuman lainnya. Sehingga, ini menjadi pembeda perasaan nasional yang nyaris membawa keruntuhan Yesuit. Ini bersifat signifikan bahwa penguasa, yang paling dimuliakan Katolik, mengikuti satu sama lain dalam mendekritkan pengusiran mereka dari wilayah kekuasaan mereka. Pada 1759, mereka diusir dari Portugal, pada 1764 dari Prancis, dan 2 April 1767, dekrit penyitaan dan pencekalan dari Spanyol dan seluruh wilayah Spanyol dikeluarkan oleh Raja Carlos III. Dalam setahun setelahnya, dua pangeran paling berkuasa di Italia, raja Napoli dan Adipati Parma, menyusul, dan kemudian Mahaguru Kesatria Malta mengusir mereka dari pulau tersebut. Para teman ordo tersebut tidaklah kuat untuk mempertahankan front kesatuan dari para penguasa Katolik. Pada Juli 1773, Paus Klemens XIV menekan dan membubarkan perhimpunan tersebut, yang tidak dipulihkan sampai 1814.

Yesuit Diusir dari Filipina

[sunting]

Perintah mengusir Yesuit dari Filipina diberlakukan pada tahun 1767. Perintah tersebut meminta gubernur dalam kasus pemberontakan untuk memakai pasukan bersenjata sebagaimana melawan pemberontakan. Disamping kolese-kolese mereka di Manila, Tondo, Cavite, Leyte, Samar, Bohol, dan Negros, Yesuit mengurusi kurasi-kurasi di sekitaran Manila, provinsi Cavite, Mindoro dan Marinduque, sementara pulau-pulau Bohol, Samar, dan Leyte sepenuhnya di bawah yurisdiksi spiritual mereka. Di Mindanao, misi mereka, yang berjumlah puluhan atau lebih, ditemukan di pantai utara dan selatan. Di luar Filipina, mereka menjadi misionaris di Ladrones, atau Marianas. Harta benda mereka di Filipina, yang disita oleh pemerintah, berjumlah sampai 1.320.000 peso, meskipun kesepakatan besar kekayaan mereka dirahasiakan dan melarikan rampasan melalui dorongan gubernur, Raon.

Dakwaan Gubernur Anda melawan Ordo-ordo Relijius

[sunting]

Don Simon de Anda telah diterima di Spanyol dengan kehormatan besar untuk pertahanan yang dibuat olehnya di Kepulauan tersebut. Pada 1770, ia kembali menjadi gubernur Filipina. Pelantikannya ditanggapi dengan buruk oleh para frater. Pada 1768, Anda hmengajukan sebuah peringatan kepada raja soal penyakit-penyakit di Filipina, kala ia secara terbuka mendakwa para frater dengan komersialisme, menista tugas=tugas spiritual mereka, penindasan penduduk asli, pertentangan pengajaran bahasa Spanyol, dan campur tangan dengan pegawai dan urusan sipil. Penebusan Anda terhadap pelecehan tersebut menjadi penegakan hukum yang sebenarnya diadakan untuk hukuman tindakan semacam itu dan pemulangan para frater yang enggan menghormati hukum.

Namun, ia hanya meraih sebagian kesuksesan dalam kebijakannya. Pada enam tahun pemerintahannya, ia memutuskan untuk merestorasi pemerintah Spanyol dan mengangkatnya dari dekadensi dan korupsi yang telah lama mengkarakterisasikannya. Terdapat perlakuan kuat terhadap orang modern dalam jabatan independen dan tak terkorupkan. Jika ia membuat banyak musuh, mungkin, tanpa kekurangan peran dari karakternya; dan jika dalam beberapa tahun kehidupan resminya, ia tak dapat merestorasi koloni, perlu diingat bahwa ia memiliki beberapa asisten yang dikerahkan dan tidak cukup berarti.

Pembajak Moro

[sunting]

Moro kembali pada kegiatan mereka. Pada 1771, mereka bahwa menyerang Aparri, di pesisir ujung utara Luzon, dan menangkap seorang misionaris Spanyol. Anda mereorganisir Armada de Pintados, dan menjelang akhir hidupnya juga membentuk Marina Sutil, sebuah armada kapal meriam ringan untuk pertahanan pesisir melawan serangan pembajak.

Kegagalan Pemukiman Inggris

[sunting]

Pertikaian penguasa Moro terganggu oleh campur tangan Inggris, yang, usai evakuasi Manila, terus menghantui kepulauan Sulu dengan tujuan mendirikan pemukiman. Lewat perjanjian dengan para dato Moro, mereka menghimpun pendudukan atas pulau Balanbangan, di lepas pantai utara Kalimantan. Pulau tersebut dibentengi dan sebuah pabrik didirikan. Namun, pada 1775, Moro menyerang Inggris dengan kekuatan penuh dan menghancurkan seluruh garisun, kecuali gubernur dan lima orang lain, yangh kabur menumpangi sebuh kapal, meninggalkan sejumlah besar senjata dan kekayaan yang direbut Moro. Para anggota pabrik Inggris, yang dibawa untuk tujuan bisnis di pulau Jolo, kabur dengan kapal jung Tiongkok. Peristiwa tersebut, yang sangat tak menguntungkan Inggris, mengakhiri upaya mereka untuk meraih posisi di kepulauan Jolo sampai beberapa tahun berikutnya.

Peningkatan dalam Pertanian

[sunting]

Anda meninggal pada Oktober 1776, dan penerusnya, Don José Basco de Vargas, tak dilantik sampai Juli 1778. Dengan kegubernuran Basco, kami melihat permulaan sejumlah proyek untuk dorongan pertanian dan industri yang mengkarakterisasi abad terakhir kekuasaan Spanyol. “Plan general economico” buatannya memajukan dorongan penanaman kapas, penumbuhan pohon mulberi dan ulat sutra, dan penanaman rempah-rempah dan gula. Premi ditawarkan untuk kesuksesan dalam pengenalan produk baru tersebut dan untuk dorongan pengadaan industri yang layak untuk negara dan rakyatnya.

Dari rencana tersebut, didirikanlah Sociedad Economica de Amigos del Pais, yang dibentuk oleh Basco pada 1780. Gagasan tersebut terbukti sempurna, dan masyarakat, walau mengalami ketiadaan aktivitas dalam jangka panjang, berlangsung sepanjang seabad, dan dari waktu ke waktu berguna untuk penunjangan dan pengembangan negara tersebut, dan memicu eksperimen pertanian melalui premi dan penghargaannya.

Pendirian Industri Tembakau

[sunting]

Sampai waktu itu, pendapatan Filipina kurang produktif yang sebagian besar didukung pemerintah lewat subsidi $250.000 setahun yang dibayar di Meksiko. Basco adalah orang pertama yang mengambil pendapatan Kepulauan tersebut atas dasar keuntungan. Pada 1782, ia mendirikan monopoli tembakau terkenal (estanco de tabacos) yang menjadi pengaruh besar pada beberapa tahun kemudian, pada wilayah tembakau yang kaya dan baru seperti Cagayan yang dibesarkan di bawah penanaman.

Legislasi Komersial Menguntungkan

[sunting]

Perubahan dalam gagasan ekonomi, yang datang di Eropa melalui pemikiran liberalisasi pada abad kedelapan belas, juga ditunjukkan oleh langkah paling radikal untuk mengarah ke saluran baru perdagangan Filipina. Ini adalah pembentukan paada 1785 terhadap perusahaan dagang besar dengan hak khusus dan perlindungan mahkota, “Perusahaan Kerajaan Filipina.”

Perusahaan tersebut memberikan monopoli penuh terhadap seluruh perdagangan antara Spanyol dan Filipina, kecuali lalu lintas langsung yang berdiri secara jangka panjang antara Manila dan Acapulco. Seluruh hukum lama, yang dirancang untuk mencegah impor barang-barang timur ke Semenanjung, disingkirkan. Produk-produk Filipina dikecualikan dari seluruh bea cukai, baik kala meninggalkan Manila atau memasuki Spanyol. Kapal-kapal perusahaan diijinkan untuk mengunjungi pelabuhan-pelabuhan Tiongkok, dan larangan kuno dan rancu, yang mencegah pedagang Manila dari perdaagngan dengan India dan Tiongkok, dihapuskan.

Melalui penutupan Filipina melawan perdagangan asing, langkah tersebut menjadi revolusi menonjol dalam legislasi komersial Filipina. Karena proyek tersebut handal dan banyak didukung, proyek tersebut menghasilkan pengembangan yang akan memajukan kemakmuran separuh abad. Namun, rakyat Manila tak menyambut pembukaan halur komunikasi baru tersebut. Perdagangan kuno dengan Acapulco menjadi monopoli berharga bagi orang-orang yang memiliki hak untuk ikut serta di dalamnya, dan sikap mereka terhadap perusahaan baru menjadi sebuah ketiadaan perbedaan atau pergesekan.

Pada 1789, pelabuhan Manila dibuka dan dibebaskan untuk kapal-kapal dari seluruh negara asing dalam tempo tiga tahun, untuk impor dan penjualan barang-barang Asia secara khusus. Namun, produk-produk Eropa, dengan pengecualian Spanyol, dilarang.

Perusahaan Kerajaan dicarter ulang pada 1805, dan menikmati monopolinya sampai 1830, kala hak-haknya dilucuti dan Manila akhirnya dibuka untuk kapal-kapal bangsa asing.

Penaklukan Provinsi Igorrote di Luzon

[sunting]

Basco merupakan gubernur menonjol dan mengadakan sejumlah ekspedisi militer untuk menduduki wilayah Igorrote di utara. Pada 1785, warga Igorrote dari misi-misi Ituy dan Paniqui di Nueva Vizcaya memberontak dan menaklukan kembali sepasukan prajurit dari Cagayan.

Penaklukan Kepulauan Batanes

[sunting]

Basco juga berdampak pada penaklukan Kepulauan Batanes sampai utara Luzon, mendirikan garisun dan menganeksasikannya menjadi koloni. Para misionaris Dominika telah lama sebelum waktu ini berupaya untuk memindahkan warga kepulauan tersebut ke Kristen; namun kemiskinan masyarakat dan keseringan topan yang menyapu kepulauan kecil tersebut mencegah penanaman hal apapun selain camotes dan taro, dan membuatnya tak menguntungkan untuk diduduki. Namun, Basco berniat untuk menduduki kembali kepulauan tersebut. dan pada saat kepulangannya ke Spanyol, kala masa jabatannya berakhir, ia menerima gelar “Bupati Penaklukan Batanes.”

Survei Saintifik Pesisir Kepulauan

[sunting]

Pada sekitar tahun 1790, Filipina didatangi oleh dua kapal Spanyol, “Descubierta” dan “Atrevida,” di bawah komando Kapten Malaspina. kapal-kapal tersebut menghimpun ekspedisi penjelajahan yang dikirim oleh pemerintah Spanyol untuk mengadakan survei hidrografi dan astronomi terhadap pantai Amerika Spanyol, Ladrones, dan Filipina. Ini adalah salah satu usaha menonjol untuk pengadaan pengetahuan saintifik yang berhasil dilakukan oleh pemerintah modern dan dengan kehormatan besar.

Ekspedisi tersebut meneliti Selat San Bernardino, pesisir beberapa Kepulauan Bisayan, dan Mindanao. Salah satu ilmuwan dari rombongan tersebut adalah botanis muda, Don Antonio Pineda, yang wafat di Ilocos pada 1792, namun kajiannya terhadap flora Filipina menghimpun reputasinya. Sebuah monumen untuk mengenangnya didirikan di dekat gereja di Malate, namun monumen tersebut semenjak itu dinistakan dan kini sirna dalam reruntuhan.

Pendirian AL Permanen di Filipina

[sunting]

Tujuan Inggris di kepulauan tersebut masih dianggap mencurigakan oleh pemerintah Spanyol. Pada 1795 dan 1796, armada Spanyol kuat, yang dikirim diam-diam lewat jalur pesisir Amerika Selatan, berkonsentrasi di perairan Filipina di bawah komando Laksamana Alava. Tujuannya adalah pertahanan kepulaaun tersebut dalam kasus perang baru dengan Britania Raya. Kabar deklarasi perang antar dua negara tersebut mencapai Manila pada Maret 1797, namun meskipun selama beberapa bulan terjadi kekhawatiran, Inggris tak membuat upaya pendudukan ulang. Namun, peristiwa tersebut berujung pada pembentukan skuadron AL permanen, dengan markas besar dan stasiun AL di Cavite.

Puncak Pembajakan Moro

[sunting]

Keberadaan berkelanjutan Moro di Mindoro, tempat mereka menghantui teluk dan sungai di timur dan barat pesisir selama berbulan-bulan pada waktu waktu, terpacu dari pulau tersebut untuk serangan dalam segala arah, khususnya yang dicatat oleh Padre Zuñiga, dan mengindikasikan cara Spanyol memukul mundur pembajak tersebut seratus tahun lalu.

Ini adalah fase besar terakhir pembajakan Melayu, bahkan kala kapal-kapal dagang kuat Inggris dan Amerika menyerbu selat Kalimantan dan melintas melalui Laut Tiongkok. Kalimantan Utara, Kepulauan Sulu dan pesisir selatan Mindanao menjadi pusat kedatangan serigala laut tersebut, yang dengan kejam mengeksploitasi banyak tradisi mereka yang ditinggalkan dalam AL dagang Amerika dan Inggris, sebagaimana mereka secara periodikal muncul dalam kronik-kronik Filipina.

Lima ratus penahanan setiap tahun yang bocor diambil oleh Moro di Kepulauan Filipina, dan sampai sejauh selatan Batavia dan Makassar, tawanan Filipina dijual di pasar-pasar budak Melayu. Usia dan ketidakmampuan secara tak berperikemanusiaan ditukar dengan suku-suku kejam Kalimantan, yang menawari mereka dalam pengurbanan seremonial mereka. Tindakan pemerintah Spanyol, melalui ketetapan dan penghabisan, tidaklah efektif. Antara 1778 dan 1793, satu setengah jut apeso dikeluarkan untuk armada dan ekspedisi untuk memukul mundur atau menghukum Moro, namun pada akhir abad, sebuah puncak pembajakan terjadi.

Pembajak secara berkelanjutan menghampiri sekitaran pesisir Mindoro, Burias, dan Masbate, dan bahkan mencapai wilayah Teluk Manila. Beberapa langkah perdamaian nampak didirikan dengan Jolo dan perdagangan bersahabat dilakukan menjelang akhir abad, namun Moro dari Mindanao dan Kalimantan meningkatkan musuh. Pada 1798, armada dua puluh lima banca Moro melalui pesisir Pasifik Luzon dan jatuh ke kota-kota terisolasi Paler, Casiguran, dan Palanan, menghancurkan pueblo-pueblo dan menangkap 450 tawanan. Cura Casiguran diransum di Binangonan dengan biaya dua puluh lima ratus peso. Selama empat tahun, armada pembajak tersebut melakukan pergerakannya di Burias, tempat mereka menyerbu pesisir terdekat dan Catanduanes.

Perang Besar di Amerika dan Eropa

[sunting]

Inggris menduduki kembali Balanbangan pada 1803, namun menguasai pulau tersebut hanya selama tiga tahun, saat wilayah tersebut sepenuhnya ditinggalkan. Namun, selama beberapa tahun, pesisir Filipina terancam oleh kapal-kapal Inggris, dan terdapat pergesekan di Timur Jauh uang dipicu konflik besar yang terjadi di Eropa pada masa itu. Perang tersebut mengubah Eropa pada akhir abad kedelapan belas, usia Revolusi Prancis, dari salah satu periode paling penting dan berpengaruh dalam sejarah Eropa, selain juga merupakan salah satu masa paling sulit untuk dibenarkan dan dideskripsikan. Kami akan berkata bahwa satu-satunya yang akan dibahas adalah dampak pada Spanyol dan juga Filipina.

Revolusi Koloni-koloni Inggris di Amerika

[sunting]

Pada 1776, tiga belas koloni Inggris di pantai Atlantik dari Amerika Utara menyatakan kemerdekaan mereka dari Britania Raya. Dalam perlakuan tak adil yang didapatkan oleh merek dari raja dan Parlemen Inggris, mereka meyakini atas dasar untuk revolusi. Selama nyaris delapan puluh tahun, perang terjadi dengan Inggris kehilangan kembali kesetiaannya. Namun pada akhir masa itu, Inggris, yang sukses mengalahkan dua pasukan invasi lewat kekalahan dan penangkapan, menyatakan perdamaian dengan kolonis Amerika dan mengakui kemerdekaan mereka. Pada 1789, Amerika merancang konstitusi mereka saat ini dan mendirikan Amerika Serikat.

Revolusi Prancis

[sunting]

Keadaan Masyarakat di Prancis

[sunting]

Dalam perjuangan mereka untuk kemerdekaan, Amerika dibantu oleh Prancis, yang berharap melalui kesempatan ini untuk menekan pesaing kolonial besarnya, Inggris. Antara Amerika dan Prancis, terjadi simpati dekat gagasan dan teori politik, walau dalam kondisi sosial sebenarnya mereka, kedua neagra tersebut banyak terpisahkan sebagaimana yang terjadi. Di Amerika, masyarakat dan pemerintahnya bersifat demokratis. Seluruh kelas mengalami pengalaman dalam politik dan pemerintah. Mereka membalikkan mereka pada warisan tak berharga perjuangan panjang Inggris untuk pemerintahan bebas dan representatif. Terjadi kerancuan kebutuhan hidup dan kebebasan kesempatan yang nyaris sepenuhnya.

Prancis, seperti nyaris setiap negara di benua Eropa, terdera dari ikatan feodalisme. Kepemilikan lahan terbagi antara arsitokrasi dan gereja. Sejumlah besar penduduk adalah hamba yang terikat pada pertanahan, penindasan yang tak semestina dan deraan dari kekurangan pangan, dan teracuhkan dari nyaris setiap berkat yang dapat menerangi dan memartabatkan kehidupan manusia. Kehidupan istana dan bangsawan bertumbuh makin mewah, luar biasa dan penyediri kala kondisi ekonomi di Prancis menjadi memburuk. Raja nyaris menjadi penguasa absolut. Kehendaknya adalah hukum dan lembaga-lembaga perwakialn sebelumnya, yang di Inggris berkembang menjadi ssitem pemerintahan parlementer, mengalami kejatuhan di Prancis.

Di negara Eropa lainnya

[sunting]

Negeri-negeri Jerman, Austria, Italia, dan Spanyol—kondisi masyarakatnya sangatlah buruk, mungkinn di beberapa tempat bahkan lebih buruk ketimbang di Prancis. Namun di Prancis, pemberontakan terjadi, dan Prancis memimpin Eropa dalam gerakan tatanan yang lebih baik dan lebih demokratis. Warga Prancis berjuang dalam ketentaraan Amerika; mereka mengalami manfaat masyarakat yang lebih bebas, dan hal yang signifikan pada tahun yang sama (1789) yang nampak pada pendirian negara Amerika adalah permulaan Revolusi di Prancis. Inid imulai dalam upaya dini dan konservatif untuk menebus kejahatan-kejahatan di bawah Prancis yang mendera, namun perhitungan ketidakadilan dan ketidaksemestian terlalu besar diselesaikan dengan cara lambat dan ragu-ragu. Masyarakat, keacuhan dan kepahitan dengan keburukan mereka, bergesekan dengan kendali negarawan dan reformer, melemparkan diri mereka sendiri pada penekanan negara dan gereja, yang keduanya sama-sama menekan mereka, dan merubuhkan mereka berkeping-keping. Raja dan ratu mati dipenggal. Kaum bangsawan dibunuh atau diusir. Pemerintah revolusioner, jika dapat disebut demikina, jatuh ke tangan pemimpin mengerikan dan jahat, yang menghimpun diri mereka sendiri lewat pembunuhan dan terorisme.

Dampak Revolusi

[sunting]

Terjadi ekspresi di luar nalar dan mengerikan dari Revolusi yang terampas oleh negarawan Eropa dan sebagian besar dirasuki oleh para penulis sejarah. Namun, selain dari tindakan berdarah selama bertahun-tahun dari 1793 sampai 1795, Revolusi memodernisasi Prancis dan membawa raihan tak terhitungkan bagi rakyat Prancis. Lewat perebutan lahan-lahan besar dan pembagian mereka di kalangan petani, produk pertanian di negara tersebut berganda pada satu tahun, dan kondisi semi-kelaparan mengerikan yang terjadi selama berabad-abad berakhir.

Penguasa Eropa lain menganggap peristiwa di Prancis sebagai hal yang mengerikan dan peringatan. Para penguasa yang mengatuhkan takhta mereka sendiri terancam, dan koalisi monarki Eropa terbentuk untuk menghancurkan republik dan merestorasi monarki dan rezim lama Prancis. Prancis mendapati dirinya diinvasi oleh pasukan dari setiap garis depan. Ini kemudian menjadi dampak menonjol yang dihasilkan oleh Revolusi yang nampak pada masyarakat Prancis.

Dengan keantusiasan bersemangat yang tak terpupus, masyarakat menanggapi panggilan perang; pasukan besar dihimpun, yang lewat nyaris serangakain kemenangan tak terinterupsi yang memukul mundur pasukan sekutu. Pasukan berkembang dari kerunyaman untuk mengkomandoi pasukan, dan terjadi perkembangan kelompok panglima terkenal, marsekal-marsekal Prancis. Dari masa peperangan yang mengerikan tersebut, terjadi juga perkembangan lainnya, yang mungkin jika kita mengkecualikan raja Makedonia, Aleksander, sosok terbesar yang pernah diperkenankan untuk memimpin pasukan dan memerintah masyarakat—Bonaparte, yang kemudian menjadi kaisar, Napoleon Pertama.

Republik Baru di bawah Napoleon Pertama

[sunting]

Dari 1795, kala Bonaparte memberikan komando atas invasi Italia, sampai 1815, kala ia akhirnya kalah di Waterloo, Belgia, Eropa nyaris mengalami perang berkelanjutan. Kecerdikan Napoleon berkurang menjadi posisi negara-negara vasal Italia, Swiss, Belanda, Belgia, Jerman, dan Austria. Di seluruh negara tersebut, takhta kuno terbendung, feodalisme disingkirkan, dan kekuatan gereja dan aristokrasi yang korup dipatahkan. Di sampingi pengikisan kebanggan nasional, manfaat besar bagi Eropa dari penaklukan Napoleon tak dapat diperkirakan. Kala kekuatan Napoleon meluas, dampak Revolusi terjad—sistem hukum yang lebih baik, pengenalan “Undang-Undang Napoleon” yang liberal, pembebasan masyarakat dari cengkeraman mediævalisme, dan pendirian masyarakat yang lebih baik. Ini menjadi hutang yang didapatkan Eropa pada Revolusi Prancis.

Penurunan Spanyol

[sunting]

Kekurangan Perjuangan

[sunting]

Dalam kemajuan dan perjuangan ini, Spanyol tidak terbagi. Kekaisaran Napoleon tak pernah didirikan di Semenanjung tersebut. Pada 1811, Spanyol dengan bantuan Inggris di bawah panglima besarnya, Wellington, memukul mundur pasukan Prancis. Kemenangan tersebut, yang mengelorakan kebanggaan nasional, mungkin menjadi kekalahan nyata bagi Spanyol, karena reformasi yang terjadi di belahan Eropa lain tak pernah terjadi di Spanyol, dan negara tersebut masih belum terbebas dari kekuasaan aristokratik dan rohaniwan.

Namun, pemerintahan konstitusional liberal dibentuk di Spanyol pada 1812 oleh Cortes. Namun pada 1814, Raja Ferdinand, dibantu oleh aristokrasi dan rohaniwan Spanyol, dapat menggulingkan pemerintahan perwakilan tersebut dan dengan kekuatan tirani yang menghimpun reformasi. Lima puluh ribu orang ditahan karena wacana liberal mereka, Inkuisisi direstorasi, Cortes ditiadakan, dan UU-nya dinulifikasi. Dampak tindakan tersebut pada Filipina akan dijelaskan.

Pemisahan Filipina dari Meksiko

[sunting]

Peristiwa-peristiwa pada tahun-tahun tersebut membuat Filipina terpisah dari ketergantungan lama mereka pada Meksiko. Pada 1813, Cortes mendekritkan penekanan galeon Acapulco yang disubsidi. Perdagangan Meksiko telah lama hengkang dan pelayaran telah menjadi kurang menguntungkan. Galeon terakhir meninggalkan Manila pada 1811 dan kembali dari Acapulco pada 1815, tak pernah lagi mengupayakan pelayaran klasik tersebut.

Penghentian pelayaran tersebut hanya secara singkat mendahului pemisahan penuh dari Amerika. Dari masa pemukiman pertama, Filipina berada dalam banyak penghormatan menjadi sub-dependensi Spanyol Baru. Meksiko pada akhirnya hanya menyediakan alat komunikasi dengan negara induk, satu-satunya wilayah perdagangan asing. Para pejabat Meksiko kemudian mengurus pemerintahan Kepulaaun tersebut, dan Indian Meksiko membentuk bagian yang lebih besar dari pasukan pendirian kecil Filipina, termasuk “Resimen Raja.” Sebagaimana yang kami lihat, sebuah subsidi besar, situado, setiap tahun didatangkan dari perbendaharaan Meksiko untuk mendukung pendapatan defisien Filipina.

Pemberontakan Negara-negara Amerika Selatan

[sunting]

Namun, kerentanan kolonis Amerika Spanyol sangat besar dan sangat nyata. Revolusi yang telah sukses menyetir Amerika Utara dan Eropa kini melintas balik kembali ke negara-negara Spanyol di Dunia Baru. Antara 1810 dan 1825, mereka memperjuangkan diri mereka sendiri untuk merdeka dari Spanyol. Koloni terakhir yang memaksa Spanyol untuk menarik diri adalah Peru. Meksiko mendapai pemisahannya pada 1820. Spanyol kehilangan setiap wilayah pada dataran utama dari kedua Amerika, dan satu-satunya wilayah kekaisaran Amerika luasnya adalah kepulauan kaya Antillen Raya—Kuba dan Porto Rico.

Perdagangan Terbatas dengan Filipina

[sunting]

Filipina terpaksa berkomunikasi lewat kapal langsung dengan Spanyol. Rute untuk lima puluh tahun berikutnya dilalui lewat kapal-kapal yang berlayar mengitari Tanjung Harapan. Kapal tersebut singgah dari empat sampai enam bulan, namun rutenya kini menjadi perlintasan netral, angin dan gelombangnya sangat dimengerti, dan setiap tahun disusul oleh sejumlah besar kapal Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat.

Perdagangan masih terbatas pada kapal-kapal Perusahaan Kerajaan Filipina, dan monopoli perkapalan tersebut berlangsung sampai 1835, kala era baru dalam kehidupan komersial dan industrial Filipina dibuka. Rumah komersial Inggris didirikan di Manila pada awal 1809.

Letusan Gunung Berapi

[sunting]

Letusan mengerikan Gunung Taal, yang terakhir terjadi pada 1754, menyusul pada abad berikutnya lewat aktivitas destruktif Gunung Mayon. Pada 1814, letusan tak terdeskripsikan dari abu dan lava terjadi, dan kota-kota kaya di sekitar pangkal gunung hancur. Padri Francisco Aragoneses, cura Cagsaua, seorang saksi mata, menyatakan bahwa dua belas ribu orang tewas; di gereja Budiao sendiri, dua ratus jasad dibaringkan.

Pemberontakan di Filipina

[sunting]

Cortes Spanyol Liberal

[sunting]

Dua pemberontakan di Filipina yang terjadi pada masa itu sangatlah berpengaruh dan menunjukkan dampak di Filipina dari perubahan politik di Spanyol. Pada 1810, Cortes Spanyol liberal mendeklarasikan bahwa “kerajaan-kerajaan dan provinsi-provinsi Amerika dan Asia merupakan, dan berjuang untuk selalu, merreputasikan bagian integral dari monarki Spanyol, dan untuk hal yang sama, penduduk asli dan bebas mereka setara dalam hak dan pemberian dengan orang-orang Semenanjung.”

Deklarasi penting tersebut, yang jika dilakukan akan sepenuhnya merevolusionisasikan kebijakan kolonial Spanyol, diterbitkan di Filipina, dan dengan fasiltias menonjol dan pentingnya lewat kabar samacam itu disebarkan, bahkan di kalangan kelas Filipina kurang terdidik, proklaamasi tersebut banyak digaungkan dan dibahas di seluruh Kepulauan. Ini disambut oleh Filipina dengan penyelarasan besar, karena ia meyakini bahwa ini mengkecualikannya dari pengerahan buruh polo dan servicio. Ini adalah tugas tak terlekang yang mengharuskan rakyat Filipina untuk pembangunan kepegawaian negeri, jembatan, jalan raya, gereja, dan biara.

Dampak Pengulangan Deklarasi Cortes

[sunting]

Raja Ferdinand VII pada Mei 1814, saat kembali berkuasa, sebagaimana yang kami lihat, menerbitkan dekrit terkenal yang meniadakan pemerintah konsitusional di Spanyol dan menyingkirkan seluruh UU Cortes, termasuk orang-orang yang berniat meliberalisasikan pemerintah koloni. Dekrit tersebut, kala diterbitkan di Filipina, ditujukan pada warga Filipina untuk memulangkan mereka ke perbudakan, dan di berbagai tempat, pergesekan mereka berujung pada pemberontakan. Di Ilocos, seribu dua ratus orang berkumpul bersama, menjarah biara-biara dan gereja-gereja, dan menghancurkan buku-buku dan dokumen-dokumen dari arsip daerah. Kekhawatiran mereka nampak utamanya ditujukan melawan tirani ras mereka sendiri, caciques atau principales.

Dampak peradaban Spanyol di Filipina telah terdidik, dan, pada tingkat tertentu, memperkaya kelas kecil Filipina, biasanya dikenal sebagai principales atau gente ilustrada. Ini adalah kelas yang meninggalkan arahan urusan munisipal dan lokal, dan nyaris masyarakat Filipina sendiri berbagi dalam manfaat dan kesempatan yang memberadabkan kehidupan harus terjadi.

Malangnya, kebanyakan penduduk jatuh atau bertahan daalm posisi dependen dan nyaris semi terikat pada principales. Di Ilocos, kelas bawahan, atau dependientes, dikenal sebagai kailian, dan merupakan kailian yang kini jaruh pada tuan mereka yang lebih kaya, membakar rumah mereka dan menghancurkna hrta benda mereka, dan dalam beberapa peristiwa, membunuh mereka. Penugasan buruh dasar telah ditinggalkan pada principales dalam posisi mereka sebagai gobernadorcillos dan cabezas de barangay, dan para pejabat tersebut secara tak dipertanyakan melecehkan kekuasaan mereka dan tergambar pada diri mereka sendiri selaku kailian.

Pemberontakan tersebut, yang akan tercatat, utamanya tidak ditujukan melawan frater maupun otoritas Spanyol namun melawan tatanan sosial tak menguntungkan yang dihimpun oleh pemerintahan Spanyol.

Pemberontakan yang dipimpin oleh Spanyol

[sunting]

Sebuah rencana, dengan motif yang jauh lebih serius, terjadi pada 1823. Jabatan resmi dalam resimen dan provinsi sebelumnya nyaris sepenuhnya dipegang oleh Spanyol kelahiran Amerika atau Filipina. Pemerintah kini berniat untuk mengisi jabatan tersebut dengan orang Spanyol dari Manila. Para pejabat, yang memegang jabatan mereka, menghimpun pasukan penduduk asli yang mereka komandani, dalam sebuah pemberontakan, yang dimulai di kota tembok di Manila. Sekitar delapan ratus prajurit mengikuti mereka, dan mereka meraih wilayah Cuartel dari Raja, dari Istana Kerajaan, dan dari Cabildo, namun mereka gagal untuk merebut benteng Santiago. Ini sebenarnya bukanlah pemberontakan warga Filipina, karena masyarakat tidak terlibat dan tidak bangkit, namun memiliki pengaruh dalam menyulut pemberontakan berikutnya.

Pemberontakan di Bohol

[sunting]

Sejak pemberontakan di Bohol pada 1744, kala penduduk asli membunuh para misionaris Yesuit, sebagian besar pulau tersebut telah secara praktikal independen di bawah pemimpin Dagóhoy. Usai pengusiran Yesuit, Rekolek ditempatkan dalam penugasan khusus kota-kota di sepanjang pesisir, yang masih setia dengan Spanyol. Upaya dibuat untuk mengamankan pengajuan pemberontak lewat proklamasi pelindung, namun kekuatan pemberontakan bertumbuh alih-alih menurun, sampai pada 1827 mereka memutuskan untuk mengurangi pemberontakan secara paksa. Ekspedisi tiga ribu dua ratus orang dibentuk di Cebu. Pada April 1828, kampanye terjadi, yang mengakibatkan kekalahan pemberontak dan peredaman mereka di kota-kota Kristen.

Provinsi-provinsi Baru Benguet dan Abra

[sunting]

Perlu dicatat juga soal laju lambat otoritas Spanyol, yang mulai dibuat nyaris pada masa tersebut di kalangan suku-suku Luzon utara. Suku-suku yang kuat dan kejam menduduki seluruh wilayah Cordillera Tengah. Upaya misionaris pada paruh akhir abad kedelapan belas berhasil dalam mengkristenisasi sebgaian suku di sepanjang sungai Magat, Neuva Vizcaya, namun suku bukit pemburu kepala yang kejam masih tak dinaungi dan tak dikristenkan.

Antara 1823 dan 1829, misi Pidigan, di bawah frater Agustinian, mengkristenisasi beberapa ribu Tinguianes di sungai Abra. Pada 1829, ekspedisi dari nyaris enam puluh prajurit, di bawah naungan Don Guillermo Galvey, menjamah dataran tinggi sejuk Benguet. Buku harian pemimpin tersebut menuturkan kirab menyulitkan menuju sungai Cagaling dari Aringay dan pergerakan mereka yang timbul dari hutan dan cogon menuju hutan pinus berrumput dari dataran tersebut.

Mereka menyaksikan lembah tertanam kecil dan sekelompok rumah kecil dan segerombolan kawanan sapi, carabaos, dan kuda, yang sampai saat ini terus memperkaya orang-orang pegunungan. Berkali-kali, mereka dikelilingi sekelompok penyambut Igorrotes, dan beberapa kali mereka mendapatkan perlawanan, namun mereka berhasil mencapai wilayah melingkar indah yang kini dikenal sebagai lembah La Trinidad.

Spanyol menyaksikan dengan antusias lahan bertembok dan dipisahkan secara hati-hati, yang menumbuhkan camotes, talas, dan tebu. Desa dari sekitar lima ratus rumah sebagian dibakar oleh Spanyol, kala Igorrotes meneruskan pertikaian. Ekspedisi kembali ke pesisir, yang hanya mendera beberapa korban luka. Commandancia Benguet belum terbentuk sampai 1846, yang pada tahun itu juga, Abra dibentuk sebagai sebuah provinsi.