Sejarah Filipina/Bab 3
Abad Pertengahan di Eropa.—Jangka waktu Abad Pertengahan.—Abad Pertengahan memiliki rentang waktu antara 500 dan 1300 Masehi. Masa tersebut dimulai dengan kejatuhan Kekaisaran Romawi dan penjarahan Kota Kekaisaran oleh suku-suku Jerman, dan berakhir dengan kebangkitan sastra baru, cara baru melihat dunia secara umum, dan semangat untuk penemuan dari segala jenis.
Delapan ratus tahun telah menjadi abad-abad perjuangan kejam, kegelapan intelektual, dan depresi sosial, selain juga pencurahan agama yang besar. Edward Gibbon, salah satu sejarawan terbesar, menyebut zaman tersebut sebagai “kemenangan barbarisme dan agama.”
Populasi Eropa sepenuhnya berubah, pada beberapa abad pertama Era Kristen, kala Kekaisaran Romawi, lembaga politik terbesar sepanjang sejarah, perlahan terkikis. Suku-suku baru dari Jerman atau Teutonik muncul, memperjuangkan jalan mereka ke Eropa barat dan menguasai wilayah manapun yang mereka datangi. Sehingga, Spanyol dan Italia dikuasai Goth; Prancis dikuasai oleh Burgundi dan Frank; Inggris dikuasai oleh Saxon dan Angles atau Inggris.
Suku-suku tersebut semuanya merupakan suku barbar yang garang, gemar berperang, bebas, tak terdidik. Untungnya, mereka semua dipindahkan ke Kristen oleh imam dan misionaris Romawi. Mereka memegang kebercayaan tersebut dengan taat. Pada saat yang sama, suku dan wilayah lain direbut dari dunia Kristen. Sehingga, ini mengakibatkan negara-negara tempat Kristen bertumbuh dan mula-mula berdiri sendiri, kini tak lagi menjadi Kristen, dan agama tersebut, yang memiliki cikal bakal Asiatik dan Semitik, menjadi keyakinan berbeda dari bangsa Eropa timur. Selama berabad-abad, Eropa sering diserbut atau diganggu oleh gerombolan penjarah dan pembunuh; oleh hun, yang disusul oleh Jermanik dari Timur; oleh Bangsa Utara, para eplaut pembajak kejam dari Skandinavia; dan, sebagaimana yang telah kami saksikan, oleh Muslim, atau Saracen sebagaimana mereka semua, yang datang ke Eropa tengah lewat wilayah Spanyol.
Karakter Kehidupan pada Masa Itu.—Feodalisme.—Kehidupan sangat terangkai dengan bahaya agar kemerdekaan atau kebebasan menjadi tak memungkinkan, dan terdapat perkembangan masyarakat yang berlangsung nyaris sampai saat ini, dan yang kami sebut Feodalisme. Manusia bebas namun lebih memberikan kebebasannya dan tanahnya kepada beberapa manusia yang lebih kuat, yang menjadi tuannya. Ia berjanji setia pada tuannya, sementara tuan berjanji untuk memberikannya perlindungan dan memberikan balik lahannya untuk dipakai sebagai “fief,” keduanya berbagi dalam hal produk. Tuan tersebut menjanjikan kesetiaan pada beberaapmanusia yang labih berkuasa, atau “tuan besar,” dan menjadikannya “vassal,” berjanji untuk mengikutinya pada perang dengan sejumlah orang bersenjata; dan tuan besar tersebut, pada bagiannya, menyatakan kesetiaan pada pangeran, yang mungkin, merupakan adipati atau uskup (uskup pada masa itu juga merupakan penguasa feodal), atau kepada raja atau kaisar. Sehingga, orang bersatu dalam kelompok atau negara besar untuk bantuan atau perlindungan. Terdapat sedikit pemahaman akan kecintaan negara. Patriotisme, sebagaimana yang kami rasakan, digantikan oleh semangat kesetiaan atau persekutuan dengan penguasa feodal seseorang.
Ketiadaan Pergerakan Feodalisme.—Kutukan besar sistem tersebut adalah bahwa penguasa feodal memegang kekuatan untuk membuat perang pada satu sama lain, dan meneruskan keirihatian dan pertikaian mereka agar tanah tak pernah bebas dari kelompok bersenjata, yang membuang pihak lawan, menewaskan para tuan tanah yang memegang lahan, dan menghancurkan rumah dan ternak mereka.
Terdapat sedikit kebahagiaan dalam hidup dan ketiadaan pemahaman populer. jika orang tak menikmati perang, namun kehidupan lain terbuka padanya, dan itu adalah gereja. Perang dan gereja adalah keselarasan hidup, dan tak ada ketakjuban bahwa banyak bangsawandan bekingan mereka hanya berjanji untuk bertempur dan menumpahkan darah dan, menarik diri dari dunia, menjadi biarawan. Monastisisme berkembang di Eropa di bawah kondisi semacam itu, dan sangat kuat menjadi perasaan keagamaan pada masa itu yang pada suatu waktu sepertiga tanah Prancis dimiliki oleh ordo-ordo keagamaan.
Kota.—Dua lembaga Abad Pertengahan awal adalah istana foedal, dengan tembok batu tingginya dan menara gemilang, dengan sekelompok prajurit bersenjata dikirim dan bertempur di pundak kuda dengan tombak dan pedang, dan biara, yang mewakili penginapan, rumah sakit dan sekolah. Namun, secara bertahap, struktur ketiga muncul. Ini adalah kota. Dan ini merupakan kota-kota abad pertengahan, dengan kehidupan perdagangan yang sibuk, kewarganegaraan bebas mereka, dan pendudukan berguna mereka, yang pada dunia modern memiliki banyak kebebasannya dan sorotan intelektualnya.
Abad Pembaharuan.—Perubahan dalam Urusan Politik.—Namun, pada 1400, Abad Pertengahan nyaris berlalu dan kehidupan baru dimulai, zaman baru berjalan, yang disebut Abad Pembaharuan, yang artinya “kelahiran kembali.” Dalam urusan politik, jiwan kebangsaan timbul, dan feodalisme menurun. Orang mulai merasakan perhatian kepada negara, raja dan rekan senegaranya; dan negara-negara bangsa, sebagaimana yang kami kini ketahui, masing-masing dengan wilayah perbatasan alami, bahasa umumnya, dan perkiraan ras umumnya, bermunculan.
Dari negara-negara tersebut, Prancis dan Inggris menjadi dua kekuatan politik sebelum abad kelima belas. Pada waktu yang berkejauhan, mereka masih berjuang selama nyaris seabad dan dikenal sebagai Perang Seratus Tahun. Pada akhirnya, Prancis terpaksa memberikan seluruh klaimnya atas wilayah di benua, dan kekuatan Prancis meningkat. Di Prancis, monarki (raja dan istana) menjadi kekuatan tertinggi di wilayah tersebut. Bangsawan feodal kehilangan kekuatan yang mereka miliki, sementara masyarakat tak meraih apapun. Namun, di Inggris, fondasi pemerintahan perwakilan dibentuk. Kekuatan legislasi dan pemerintahan terbagi antara raja Inggris dan Parlemen. Parlemen mula-mula diserukan pada 1265 dan terdiri dari dua bagian,—Dewan Bangsawan, mewakili golongan bangsawan, dan Dewan Rakyat, yang terdiri dari orang-orang yang dipilih oleh masyarakat.
Jerman terbagi dalam sejumlah kepangeranan kecil,—kepangeranan-kepangeranan Saxony, Bavaria, Franconia, Bohemia, Austria, Rhine, dan lainnya,—yang disatukan dalam majelis besar, atau Parlemen, kepalanya adalah beberapa pangeran, yang dipilih untuk menjadi kaisar.
Italia juga terbagi. Di utara, di lembah Po, atau Lombardy, adalah kadipaten Milan dan Republik Venesia; selatan, di pantai barat, adalah negara-negara Tuscan, termasuk kota padat Firenze. Sehingga, bagian utara dan selatan semenanjung tersebut, adalah negara-negara gereja, yang penguasanya adalah paus, karena sampai kurang dari lima puluh tahun lalu, paus tak hanya menjadi satu-satunya kepala gereja namun juga penguasa temporal. Bagian selatan semenanjung tersebut dipegang oleh kepangeranan Napoli.
Di semenanjung Spanyol, negara-negara Kristen timbul,—di barat, Portugal, di tengah dan timur, Kastilia, Aragon, dan Leon, dari semuanya, Muslim diusir. Namun, mereka masih memegang bagian selatan Spanyol, termasuk dataran indah Andalusia dan Grenada.
Muslim, yang selama berabad-abad kehidupan mereka di Spanyol, telah mengembangkan peradaban indah dan makmur. Melalui irigasi dan penanaman terampil, mereka mengubah Spanyol selatan menjadi taman. Mereka adalah petani paling terampil dan peternak kuda dan domba di Eropa, dan mereka menghantarkan kesempurnaan dalam banyak seni rupa murni, sementara pengetahuan dan pembelajaran kini makin maju ketimbang sebelumnya. Melalui kontak dengan orang-orang menonjol, Kristen Spantol meraih banyak. Namun, malangnya, jiwa intoleransi agama menjadi sangat kuat, dan kebencian yang dipicu oleh perang agama berabad-abad menjadi sangat menyeruak, yang pada akhirnya Spantol menjadi terbuai dengan fanatisisme garang yang sejak itu nampak sebetulnya tak dapat diapresiasi atau memperlakukan adil orang manapun yang berbeda darinya dalam kepercayaan agama.
Penaklukan Muslim.—Pada abad kelima belas, toleransi agama sangat sedikit diketahui di dunia, dan orang-orang dari kepercayaan Islam besar masih mengancam Kristen Eropa. Sejak penaklukan besar pertama Islam pada abad kedelapan ditekan dari Eropa tengah, kepercayaan tersebut menunjukan kekuatan menakjubkan dari memenangkan jalannya. Pada abad kesepuluh, Asia Kecil diinvasi oleh gerombolan Seljuk, atau Turki, yang timbul dari Asia tengah dalam kelompok penaklukan. Suku-suku tersebut menggulingkan kekuatan Arab di Mesopotamia dan Asia Kecil hanya untuk berpindah ke keyakinannya. Dengan dengki, mereka menujukan diri mereka sendiri pada kekaisaran Kristen lama, yang di Konstantinopel telah selamat dari kejatuhan sisa dunia Romawi.
Perang Salib.—Turki Seljuk merebut sebagian besar Asia Keicl, Suriah, dan Tanah Suci. Kekhawatiran besar datang di kalangan masyarakat Eropa bahwa kota Konstantinopel akan direbut dan mereka juga terbenani oleh musuh Muslim baru tersebut. Ketegangan agama Abad Pertengahan juga membuat pangeran dan kesatria Eropa berupaau untuk menyingkirkan kafir Tanah Suci Palestina, tempat kelahiran Kristen dan tempat Makam Suci Yesus. Palestina dipulihkan dan negara-negara Kristen didirikan disana, yang berlangsung selama seratus delapan puluh tahun. Kemudian, kekuatan Arab bangkit dan, dengan beroperasi dari Mesir, akhirnya merebut kembali Yerusalem dan mengusir Kristen dari Tanah Suci, yang tak pernah kembali sebagai penakluk.
Dampak Perang Salib.—Perang suci yang berjangka panjang, atau “Perang Salib,” memiliki dampak besar pada Eropa. Prajurit Kristen dari barat ditinggalkan dan diberi dengan kehidupan mewah nan unggul kala ia datang ke Konstantinopel dan Arab Timur. Bahkan walau ia adalah pangeran, kehidupannya di rumah diwarnai keindahan dan kenyamanan. Kaca, linen, permadani, tapestri, sutra, kapas, rempah-rempah dan gula adalah beberapa hal yang Franka dan Inggris bawa pulang dari Tanah Suci. Tuntutan harta Timur tersebut menjadi melonjak, dan perdagangan antara Eropa barat dan Timur makin berkembang.
Kota-kota Perdagangan Italia.—Kota-kota Italia mengembangkan perdagangan. Mereka menempatkan armada di Laut Tengah. Mereka mengerahkan pasukan salib dan membawa kembali barang-barang yang diinginkan Eropa. Dengan cara ini, kota-kota berkembang dan menjadi sangat kaya. Di pesisir barat, tempat perdagangan dimulai meliputi Amalfi, Pisa, Genoa, dan Firenze, dan di timur, pangkal Adriatik, meliputi Venesia. Persaingan antar kota Italia sangat sengit. Mereka bertarung dan merangsek satu sama lain, masing-masing berniat untuk memenangkan monopoli untuk dirinya pada perdagangan tak ternilai tersebut.
Venesia akhirnya menang. Letaknya sangat disukai. Dari dok-doknya, barang-barang dapat dibawa dengan mudah dan lewat rute tersingkat menuju Sungai Po dan kemudian ke Prancis atau wilayah utara Alpen sampai Danube. Di Bayern berkembang perdagangan kota-kota Jerman pesat Augsburg dan Nurnberg, yang mengantarkan barang menuju ke kota-kota Rhine, dan mengarungi sungai paling indah tersebut sampai pesisir. Disini, kota-kota Flanders dan Negara-negara Dataran Rendah, atau Bealnda, menerima mereka dan melintas lagi menuju Inggris dan ke timur menuju negara-negara Baltik.
Perkembangan Bahasa Modern.—Kemudian, perdagangan dan perniagaan tumbuh di Eropa, dan, dengan perdagangan dan kehidupan kota, kecerdasan, pemahaman dan kemerdekaan yang lebih besar. Pendidikan menjadi lebih umum, dan universitas-universitas Eropa tersebar. latin di Abad Pertengahan menjadi satu-satunya bahasa yang ditulis oleh kelas terpelajar. Kini, bahasa-bahasa modern Eropa mengambil bentuk mereka dan mulai dipakai untuk keperluan sastra. Italia menjadi bahasa pertama yang dipakai oleh Dante besar, dan pada paruh abad yang sama, penyair Inggris Chaucer bersyair dalam bahasa Inggris, dan kemudian di Prancis, Jerman dan Spantol, sastra nasional muncul. Dengan ini, datanglah kebebasan berekspresi yang lebih besar. Otoritas mulai kekurangan beban.
Orang-orang mulai menyelidiki sebab dan akibat, untuk meragukan hal tertentu, untuk mencari kebenaran mereka sendiri, dan datanglah Abad Pembaharuan. Dengan ini, datanglah cinta yang lebih besar terhadap keindahan, kesenangan yang lebih besar akan hidup, kesegaran untuk kebaikan dunia, semangat baru untuk penemuan, haus akan petualangan dan juga kesadaran hidup dan kebanggaan baru akan emas. Kristen Eropa nyaris memasuki penyempitannya. Ini tak dapat ditekan maupun diyakinkan pada batasan lamanya. Ini tak dapat pernah berbalik kembali. Dari seluruh perubahan besar yang datang pada kehidupan dan pemikiran, mungkin tak ada hal yang lebih besar lainnya ketimbang orang-orang yang menyaksikan transisi dari abad pertengahan ke zaman modern.
Perdagangan dengan Timur.—Unsur-unsur Perdagangan.—Kini kami harus kembali ke sebuah peristiwa dan menyelaraskan penyelidikan lama lebih lanjut. Bagaimana kedatangan seluruh barang indah dan mengundang yang menghasilkan rasa dan semangat baru di Eropa? Para pedagang Italia membawa mereka dari Syam, namun Syam tak menghasilkannya. Lada, rempah-rempah, tebu, permata, maupun sutra kaya, dihasilkan di pesisir Laut Tengah.
Hanya wilayah tropis kaya di Timur yang dapat menumbuhkan tumbuhan langka, dan pada waktu itu mengirimkan banyak batu akik. India, sebuah kepulauan Malaysia yang kaya, kerajaan Tiongkok,—yang lahan dan kepulauannya dari waktu ke waktu menghantarkan harta mereka sampai jauh dan luas untuk membuat takjub dan bangga penduduk asli dari wilayah yang lebih dingin dan kurang produktif.
Rute Perdagangan menuju Timur Jauh.—Tiga rute karavan dan pelayaran lama menghubungkan Laut Tengah dengan Timur Jauh. Mereka sangat tua sehingga mereka tak dapat terusik kala orang-orang mulai memakainya. Mereka telah ada pada zaman Salomo dan sehingga setua Aleksander Agung menaklukan wilayah timur. Salah satu rute yang dilewati adalah Laut Hitam, dan melintasi Laut Kaspia sampai Turkestan menuju kota-kota kuno romantis nan aneh, Bokhara dan Samarkand. Sehingga, rute tersebut membentang ke timur laut Asia, memasuki Tiongkok dari utara. Rute lainnya melintasi Suriah dan melewati Mesopotamia menuju Samudra Hindia. Rute ketiga dimulai di Mesir dan melewati Laut Merah, melitnas sepanjang pesisir Arabia menuju India.
Seluruh rute tersebut dipakai sepanjang berabad-abad, namun pada tahun 1400 dua rute ditutup. Imigrasi baru Turki, Utsmaniyah, pada abad keempat belas datang pada wilayah Efrat dan Suriah, dan walau Turki juag menganut Islam, pertikaian mereka menutup dua rute pertama dan perdagangan pada mereka tak pernah dilanjutkan sejak itu.
Monopoli Perdagangan Venesia.—Kemudian seluruh kepentingan terpusat pada rute selatan. Lewat perjanjian dengan sultan atau penguasa Mesir, Venesia mengamankan monopoli produk yang datang pada rute tersebut. Barang-barang dari Timur kini datang bergerombol di Laut Merah, melewati tangan sultan Mesir, yang mengumpulkan tugas untuk mereka, dan kemudian melintas pada kapal-kapal pangeran dagang Venesia kaya, yang menghantarkannya ke seluruh Eropa. Meeskipun bertujuan menimbulkan iri hati, ini nampak tak memungkinkan untuk membiarkan monopoli tersebut dari Venesia. Armada mereka adalah armada terkuat di Laut Tengah, dan kekuasaannya membentang sepanjang Adriatik sampai kepulauan Grecia. Seluurh pemikiran tertuju pada perdagangan dengan Timur, namun tanpa cara yang diketahui, agar mengamankan raihan Venesia.
Perluasan Pengetahuan Geografi.—Peta Masa Itu.—Untuk menuntaskan bagaimana masalah yang ditujukan pada pelaut Genoa atau pedagang Flanders pada masa itu, kami harus memahami bagaimana pengikisan dan penghapusan pengetahuan geografi abad kelima belas. Yerusalem diyakini adalah pusat dunia, sebuah keyakinan yang terhimpun pada ayat Alkitab. peta tersebut dan tanggal sebelumnya mewakili bumi dalam cara tersebut. Di pusat, palestina, dan sekitarnya, Laut Tengah, satu-satunya wilayah perairan yang diketahui; di sisi kirinya adalah Eropa; di sisi kanannya adalah Adrika; dan di sisi atasnya adalah Asia—dua benua terakhir kurang terpetakan. Seluruh hal berujung pada pengarungan samudra, melampaui bermil-mil yang mendera untuk mengerahkan kapal yang diangkut sepanjang tepi bumi atau melawan bahaya lainnya.
Gagasan tentang Bumi.—Para filsuf Yunani sebelum Masehi mendapat bahwa bumi itu bulat, atau berbentuk bola, dan bahkan memperhitungkan kelilingnya. Namun pada Abad Pertengahan, pengetahuan tersebut dipersengketakan dan berkontradiksi oleh geografer bernama Cosmas, yang menyatakan bahwa bumi itu datar, dua kali panjangnya sebagaimana besarnya dan dikelilingi oleh samudra. Keyakinan tersebut umum diadopsi oleh gerejawan, yang menjadi satu-satunya cendekiawan Abad Pertengahan, dan mendatangkan keyakinan universal Kristen Eropa.
Abad Pembaharuan membangkitkan penegtahuan penulisan geografer Yunani lama yang mendemonstrasikan bentuk bumi bundar dan menghitung ukurannya; namun tulisan tersebut tak memiliki edaran pasti di Eropa untuk menerima banyak penerimaan di kalangan kosmografer Kristen. Namun, bangsa Arab, setelah merebut Mesir, Suriah dan Afrika utara, menerjemahkan kebijaksanaan Yunani ke bahasa mereka sendiri dan menjadi geografer yang sangat berpengetahuan dan sangat ilmiah pada Abad Pertengahan, sehingga berpapasan dengan Arab yang dimulai dengan pasukan Salib membantu penghubungan Eropa dengan India dan Tiongkok.
Timur Jauh.—Tartar Mongol.—Kemudian pada abad ketiga belas, seluruh Asia utara dan Tiongkok jatuh ke kekuasaan Tartar Mongol. Rusia dirangseki oleh mereka dan Eropa barat terancam. Namun di Danube, gelombang penaklukan Asiatik terhenti, dan kemudian pada periode lama, Eropa menjalin hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Mongol dan mengetahui Tiongkok melalui mereka.
Marco Polo Mengunjungi Kaan Besar.—Beberapa orang Eropa mengunjungi istana Kaan Besar, atau raja Mongol, dan salah satu dari mereka, Marco Polo, kami harus bertutur banyak. Ia adalah orang Venesia, dan kala masih muda, pada 1271, dengan ayah dan pamannya mengunjungi Kaan Besar. Mereka bergerak dari Italia ke Suriah, melintasi Bagdad, dan menuju ke Turkestan, tempat mereka menyaksikan kota-kota menakjubkan dari oasis aneh tersebut, kemudian melintasi Pamir dan Gurun Gobi menuju Danau Baikal, tempat Kaan memiliki istana. Disini dalam wejangan pangeran tersebut, Marco Polo singgah selama tujuh belas tahun. Karena wejangan yang sangat berharga, Kaan takkan mengijinkannya pulang. Selama bertahun-tahun, ia menetap di Timur. Ia menjelajahi sebagian besar Tiongkok, dan pada suatu masa menjadi “taotai,” atau magistrat kota Yang Chan dekat Sungai Yangtze. Ia menyaksikan ketakjuban Timur. Ia mendengar “Zipangu,” atau Jepang. Ia mungkin mendengar Filipina.
Pada akhirnya, kesempatan datang untuk tiga orang Venesia tersebut untuk kembali. Kaan Besar memiliki kerabat yang merupakan penguasa Persia, dan para utusan datang dari penguasa tersebut untuk mengantarkan putri Mongol untuk dinikahi olehnya. Marabahaya dan kerja keras perjalanan sepanjang daratan dianggap sangat menyulitkan untuk putri tersebut, dan memutuskan untuk mengirimnya lewat perairan. Marco Polo beserta ayah dan pamannya ditugaskan untuk menyertai ekspedisi menuju Persia.
Sejarah Perjalanan Marco Polo.—Mereka berlayar dari pelabuhan Chin Cheu, mungkin dekat Amoy, pada tahun 1292. Mereka merapat ke pesisir Kamboja dan Siam dan mencapai pantai timur Sumatra, tempat mereka menunggu selama lima bulan untuk pergantian muson. Dari suku Melayu di Sumatra, serta kepulauan tersebut, hewan dan produksi mereka, Marco Polo meninggalkan catatan yang sangat akurat dan penting. Melayu di Sumatra pada mulanya telah masuk Islam, karena Marco Polo berujar bahwa banyak dari mereka adalah “Saracen.” Ia menerima penegtahuan yang baik dari Kepulauan Hindia yang kaya dan misterius tersebut, tempat rempah-rempah dan penyedap rasa tumbuh. Dua tahun menghadapi gerombolan, melintasi Samudra Hindia, mencapai Persia dan istana raja Persia. Kala mereka datang, mereka mendapati bahwa kala mereka melakukan perjalanan panjang, raja Persi telah wafat; namun mereka menikahkan putri Mongol dengan putranya, pangeran muda, yang telah menggantikannya, dan melakukannya juga.
Dari Persia, orang-orang Venesia melintas ke Suriah dan kemudian berlayar ke Italia, dan pada akhirnya mencapai rumah setelah hengkang selama dua puluh enam tahun. Namun, petualangan Marco Polo tak berakhir dengan kepulangannya ke Venesia. Dalam pertempuran laut garang antara Venesia dan Genoa, ia diajdikan tahanan dan didakwa di Genoa. Disini, rekan tahanannya menulis dari kata-kata Marco sendiri tentang kisah petualangan timurnya, dan bukunya kami miliki saat ini. Karya tersebut adalah catatan petualangan, perjalanan dan deskripsi, yang secara menakjubkan sepanjang bertahun-tahun diragukan dan akurasinya tidak dipercaya. Namun sejak itu, pada masa kami sendiri, orang-orang dapat mendapati lagi rute yang Marco Polo lalui, fakta demi fakta telah dihimpun, sebagimana kebenaran yang ia tuturkan kepada mereka berabad-abad lampau. Untuk menjadi orang Eropa yang melakukan perjalanan tersebut tentunya menjadi gelar kuat untuk mewujudkan ketenaran.
Negara-negara di Timur Jauh.—Mari kita kini secara singkat melirik negara-negara Timur Jauh, yang pada tahun 1400 telah terlampir pada pikiran orang Eropa yang sangat terkesima. Pertama dari semuanya, India, yang seperti kami lihat, selama berabad-abad menjadi sumber utama perdagangan berat. Namun lama sebelum itu, kami menganggap genggaman India telah jatuh dari tangan Hindu. Dari abad ketujuh, India menjadi mangsa penakluk Muslim, yang masuk ke barat laut lembah Indus. Mula-mula, mereka meliputi Saracen atau Arab; kemudian mereka meliputi orang-orang Mongol serupa yang pindah ke Islam, yang serangannya ke Eropa telah kami catat.
Pada 1398, datang prajurit berdarah dan mengkhawatirkan, sosok terbesar dari seluruh Mongol,—Timour, atau Tamerlane. Ia mendirikan Mogul Raya, dengan ibukota di Delhi, yang kekuasaannya atas India baru terpatahkan oleh orang kulit putih. Kawasan timur sepanjang Gangga dan Dekkan, atau belaahns elatan India, adalah negara-negara yang dikuasai oleh para pangeran India.
Tiongkok.—Kami telah melihat bagaimana, pada masa Marco Polo, tiongkok juga dikuasai oleh Tartar Mongol. Tiongkok menjadi subyek serangan suku-suku pengendara kuda yang mengembara di Siberia. Dua ratus tahun sbeelum Masehi, para raja Tiongkok mendirikan Tembok Besar yang memperkuat sepanjang garis depan utara sepanjang seribu tiga ratus mil, untuk pertahanan melawan musuh-musuh utara. Meskipun demikian, dalam sebagian besar catatan sejarahnya, Tiongkok dikuasai oleh bangsa asing, sebagaimana mereka saat ini. Namun, pada sekitar tahun 1368, Tiongkok menggulingkan pengausa Mongol dan mendirikan dinasti Ming, wangsa kaisar Tiongkok terakhir, yang memerintah Tiongkok sampai 1644, kala Mancu, penguasa saat ini, menguasai negara tersebut.
Tiongkok menjadi ebsar dan makmur di bawah Ming. Perdagangan berkembang dan armada jung Tiongkok berlayar ke India, Kepulaaun Melayu, dan Filipina untuk berdagang. Bendungan Besar, yang menghubungkan Peking dengan cekungan Sungai Yangtze River dan Hangchau, dirampungkan. Ini adalah zaman pembuatan sastra yang sempurna.
Tiongkok nampak sangat kurang eksklusif ketimbang mereka pada saat ini; lebih kepada bangsa terisolasi ketimbang saat ini. Mereka kala itu tak mencukur rambut mereka maupun mengenakan busana adat. Kebiasaan tersebut, serta pergesekan dalam hubungan asing yang mereka alami saat ini, telah memaksa Tiongkok dikuasai oleh Manchu. Tiongkok nampak pada masa itu siap untuk memegang jabatan beepngaruh di kalangan orang-orang di dunia,—sebuah jabatan yang sangat selaras dengan industri besar dari seluruh kelas dan kekuatan intelektual tinggi dari sosok berpemahamannya.
Jepang.—Dibandingkan dengan Tiongkok atau Hindia, atau bahkan beberapa negara kecil, perkembangan Jepang pada saat ini sangat terbelakang. Masyarakatnya terpecah dan terjadi perang saudara. Jepang memimjam peradabannya dari Tiongkok. Dari Tiongkok, Jepang memahami penulisan dan sastra, dan agama Buddha, yang diperkenalkan pada sekitar tahun 550 masehu. Namun dalam temperamen, mereka adalah bangsa yang sangat berbeda, berjiwa gempar perang dan sampai saat ini, menghindari perdagangan dan perniagaan.
Sejak permulaan sejarahnya, Jepang telah menjadi sebuah kekaisaran. Penguasanya, Mikado, diyakini berketurunan sorgawi; namun selama berabad-abad, kami menganggap pemerintahnya dikendalikan oleh bangsawan kuat, yang dikenal sebagai Shogun, yang menjaga kaisar dalam kepensiunan di istana-istana Kyoto, dan mereka sendiri mengatur negara tersebut. Shogun terbesar adalah Iyeyásu, yang menguasai Jepang pada sekitar tahun 1600, tak lama setelah Manila didirikan. Mereka mengembangkan sebuah jenis feodalisme di Jepang, tuan besar, atau “daimio,” menjalin persekutuan dengan shogun, dan para daimio, selaku penguasa feodal, menghimpun samurai, yang membentuk kelas bangsawan dari mereka sendiri. Samurai membawa senjata, bertarung atas perintah tuan mereka, menjadi murid dan sastrawan, dan beberapa dari mereka mengembangkan kebanggaan, kesetiaan dan peningkatan moralitas yang dikenal sebagai “Búshido,” yang banyak dilakukan untuk bangsa Jepang. Ini adalah kelas samurai yang pada zaman modern berdampak pada revolusi dalam kondisi dan kekuatan Jepang.
Kepulauan Melayu.—Jika kini kami melirik Kepulauan Melayu, kami mendapati, sebagaimana yang kami lihat, bahwa perubahan berdampak disana. Hindu mula-mula meningkatkan dan memberadabkan setidaknya sebagian ras, dan Islam dan para pelaut Melayu telah menyatukan kepulauan tersebut di bawah bahasa dan agama pada umumnya. Namun, tidak ada persatuan politik. Semenanjung Melayu terbagi. Jawa membentuk kekuatan Melayu utama. Wilayan timur di antara Sulawesi dan Maluku, Kepulauan Rempah-rempah yang senenarnya, adalah sekumpulan penguasa, raja atau dato pribumi kecil, yang mengelilingi diri mereka sendiri dengan perwira, menjaga istana dan mengumpulkan upeti melimpah berupay kayu manis, lada dan cengkeh. Para sultan Ternate, Tidor, dan Amboina secara khusus berkuasa, dan kepulauan yang dikuasai oleh mereka sangat kaya dan produktif.
Di antara seluruh kepulauan tersebut, terdapat perdagangan yang sibuk. Melayu adalah pelaut handal, dan pedagang yang garang. Armada perahu, yang diisi dengan barang, melintas dengan pergantian muson dari bagian ke bagian, dengan resiko bahaya pembayakan, yang selalu memicu ketegangan di kepulauan tersebut. Kalimantan, meskipun merupakan pulau terbesar dari seluruh kepulauan tersebut, kurang berkembang, dan sampai saat ini sulit dijelajahi. Filipina juga kebanyakan berada di luar persimpangan sibuk dan pada saat itu, sebagian kecil produk ditawarkan untuk perdagangan. Satu-satunya hubungan mereka dengan ras Melayu lainnya adalah Muslim Melayu di Jolo dan Kalimantan. Ketenaran Kepulauan Maluku telah lama mengisi Eropa, namun keberadaan Filipina tak diketahui.
Penjelasan.—Kami kini meninjau kondisi Eropa dan Asia jauh sebagaimana mereka sebelum zaman penemuan modern dan kolonisasi dibuka. Timur telah mencapai kondisi yang sangat stabil. Islam, meskipun masih menyebar, tak menjanjikan perubahan sosial besar. Lembaga Timur telah menjadi selaras dalam adat dan masyarakat mereka tak membuat perubahan maupun menginginkan mereka. Di sisi lain, Eropa barat telah berkembang untuk pencapaian ambisi. Gagasan baru, penemuan dan reka cipta baru menggerakkan bangsa-bangsa untuk beraktivitas dan berubah. Era penemuan dan perjuangan modern, yang mereka tak dapat capai pada akhirnya, telah dimulai.