Lompat ke isi

Sejarah Filipina/Bab 4

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Bab IV
Penemuan Geografi Besar

Perlintasan Timur menuju India.—Portugis.—Kami melihat pada bab akhir bagaimana Venesia memegang monopoli dari satu-satunya rute dagang dengan Timur Jauh. Beberapa jalan baru mencapai India harus diusahakan, yang akan mengijinkan para pedagang kekuatan Kristen lain untuk mencapai pasar-pasar Timur tanpa melintasi wilayah Muslim. Pencapaian mengejutkan tersebut disertai oleh Portugis. Pada saat ini, terlalu lambat kekuatan Portugis untuk mewujudkan kecocokan dan keberanian yang sempat tersimpan oleh pelaut dan prajuritnya dan kekaisaran kolonial yang didirikan.

Portugal membebaskan wilayah Muslim Moor seabad sebelum Spanyol; dan keberanian dan kecerdikan raja besar, Yohanes I, membawa Portugal, pada sekitar tahun 1400, menuju tempat penting di kalangan negara-negara Eropa. Raja tersebut menaklukan kota Ceuta dari Moor, di Maroko; dan ini menjadi permulaan penguasaan kolonial Eropa modern; dan perebutan wilayah pertama di luar Eropa yang dilakukan oleh kekuatan Eropa sejak zaman Perang Salib. Putra bungsu Raja Yohanes adalah Pangeran Henry, yang dikenal dalam sejarah dengan sebutan “sang Navigator.” Pangeran muda tersebut, dengan beberapa jiwa petualang yang sama yang mengisi pasukan salib, memutuskan untuk meluaskan kekuatan kerajaan ayahnya dan melebarkan sayap agama yang dicurahkan olehnya. Kekuatan Muslim di Laut Tengah terlalu besar baginya dengan harapan untuk melawan dan sehingga ia merencanakan penaklukan pantai barat Afrika, dan memindahkannya ke Kristen. Dengan pandangan akhir tersebut, ia mendirikan Point Sagres, di pantai barat daya Portugal, sebuah akademi angkatan laut dan observatorium. Disini, ia membawa serta naviator terampil, peringkat, dan geografi, dan seluruh pengetahuan ilmiah yang akan membantu pemahamannya.

Ia mulai membangun kapal-kapal yang lebih besar dan lebih baik ketimbang yang pernah dipakai. Bagi mereka, mereka secara tanpa ragu akan nampak sangat canggung dan kecil, namun ini adalah permulaan pembangunan kapal samudra. Kompas dan astrolab, atau sextant, alat kecil agar, dengan penghitungan ketinggian matahari di atas horizon, mereka dapat melihat jauh dari khatulistiwa, didatangkan untuk dipakai. Hal tersebut, serta perangkat terapan lain untuk navigasi yang diketahui pada masa itu, disuplai untuk kapal-kapal tersebut.

Penjelajahan Pantai Afrika.—Kala diperalati dan diawaki secara handal, armada kecil memulai penjelajahan pantai Afrika, merasa jalan mereka menuju selatan dan bahkan kembali dengan laporan perjuangan yang dibuat. Tahun demi tahun karya tersebut didatangkan. Pada 1419, Kepulauan Madeira ditemukan lagi dan dikolonisasikan oleh pemukim Portugis. Penanaman tebu dimulai, dan anggur dibawa dari Burgundy dan ditanam disana. Anggur Madeiras terkenal sampai saat ini. Kemudian, ditemukan Kepulauan Kanari dan Azores pada 1444. Penjelajahan selatan pantai dataran utama tersebut dengan cepat berlanjut sampai pada 1445 Portugis mencapai mulut Sungai Senegal. Sampai titik ini, pantai Afrika belum banyak diminati penjelajah atau pedagang Portugis. di bawah Maroko, gurun Sahara besar mencapai laut dan menghimpun pesisir ratusan mil.

Di selatan mulut Senegal dan seluruh pesisir Guinea, Afrika bersifat tropis, berair baik, dan berpenduduk. Ini adalah rumah dari Negro Afrika sebenarnya. Disini, untuk nyaris pertama kalinya, sejak permulaan Abad Pertengahan, Kristen Eropa menjalin kontak dengan ras dari budaya dan warna berbeda ketimbang dirinya sendiri. Pantai tersebut didapati baik untuk dijelajahi; karena ini menempatkan, disamping berbagai hal yang diinginkan, tiga hal yang disoroti pada eksploitasi Afrika, yakni emas, gading dan budak.

Permulaan Perbudakan Negro di Eropa.—Pada titik ini dimulai cerita menyeramkan dan dikecam dari perbudakan Negro Eropa. Dunia kuno telah menerapkan kepemilikan manusia, dan Kekaisaran Romawi turun di bawah penawaran separuh populasi tenggelam dalam perbudakan. Untuk mengesahkan dan mendera umat manusia, Muhammad telah mentoleransi kegiatan tersebut, dan perbudakan diijinkan oleh al-Qur'an. Namun, ini merupakan kejayaan gereja abad pertengahan yang meniadakan perbudakan manusia dari Kristen Eropa. Namun, feodalisme mematikan dan tak adil terjadi, tak diketahui bahwa kegiatan yang mengikis pria dan wanita sampai tingkat ternak dan menjual suami dari keluarganya, ibu dari anaknya.

Perbudakan di Portugal.—Kedatangan Portugis di pantai Guinea kini tak membangkitkan perbudakan orang kulit putih untuk kelompok lainnya, namun orang kulit hitam untuk orang kulit putih. Budak-budak pertama dibawa ke Portugal singkatnya dianggap sebagai obyek penangkapan kepentingan untuk mewakili penduduk pesisir yang ditambahkan pada wilayah kekuasaan Portugis. Namun, Portugal selatan, yang kala Moor diusir, terdera akibat kekurangan tenaga kerja, dan mendapati laba untuk memperkenalkan Negro untuk mengerjakan lahan.

Argumen untuk Membenarkan Perbudakan.—Sehingga, terjadi pertumbuhan kegiatan perbudakan Negro, yang seabad kemudian pada pesisir Dunia Baru berkembang menjadi hal yang mengerikan dan menegangkan. Bahkan, agama dipakai untuk membenarkan perbudakan Afrika. gereja mengajarkan bahwa orang-orang beruntung ditaklukan oleh Kristen, bahwa mereka dibawa untuk dibaptis dan berpindah agama; karena ini lebih baik raga menderita ketimbang jiwa masuk neraka. Pada zaman berikutnya, kala pemalsuan ajaran tersebut disadari, orang-orang masih berusaha untuk membenarkan kegiatan tersebut dengan berpendapat bahwa Sang Mahagiasa menciptakan Afrika sebagai golongan rendah yang secara khusus menyatakan bahwa ia dapat melayani ras unggul.

Pesisir Guinea terus menjadi persinggahan budak sampai pertengahan abad terakhir, dan kegiatan kekejaman, kekerasan dan penelantaran terjadi di sepanjang pesisir yang dapat dibandingkan pada kebrutalan dalam sejarah manusia manapun.

Portugis dapat dengan sulit berkata bahwa kolonisasi pesisir dalam esensi menumbuhkan populasi Portugis disana. Kala iamendapati khatulistiwa yang ditemukan orang kulit putih, disamping kekuatan unggulnya, ia tak dapat menjadi penetap di wilayah tropis. Penyakit yang baru dialaminya menyerangnya. Tenaganya menurun. Jika ia membawa keluarga besertanya, anak-anaknya menjadi sedikit atau rasnya tak lama mati.

Pemukiman Portugis kebanyakan untuk tujuan dagang. Di Sierra Leone, Kamerun, atau Loango, mereka membangun benteng dan mendirikan garisun, menempatkan sejumlah artileri yang memberikan mereka pergerakan terhadap serangan penduduk asli, dan mendirikan gudang-gudang dan sejumlah “barracoon,” tempat budak ditempatkan untuk menunggu pengangkutan. Pmeukiman kecil semacam itu terbentang sepanjang pantai Afrika, walau perdagangan budak untungnya berakhir.

Pelayaran Sukses Vasco da Gama.—Sepanjang sebaad, kebijakan penjelajahan Pangeran Henry berlanjut. Perlahan, pantai tengah Afrika menjadi diketahui. Akhirnya pada 1486, Bartholomew Diaz menjelajahi ujung benua tersebut. Ia menamainya Tanjung Badai. Namun, raja portugis, dengan penglihatan lebih bernubuat, mengganti namanya menjadi Tanjung Harapan. Namun, sepenuh tahun sebelum Portugis dapat mengirim penjelajahan lainnya. Kemudian, Vasco da Gama menjelajahi tanjung tersebut lagi, disusul pantai timur sampai stasiun-stasiun dagang Arab dicapai. Kemudian, ia mengarungi laut, mendarat ke pantai Malabar, India. Pada 1498, ia datang ke Kalkuta. Akhir yang diimpikan oleh seluruh Eropa telah dicapai. Rute laut menuju Timur Jauh telah ditemukan.

Hasil Penjelajahan Da Gama.—Pengaruh penampilan tersebut dengan cepat diakui di Eropa. Venesia telah runtuh. “Ini adalah hari yang mengerikan,” kata penulis kontamporer, “kala kabar tersebut mencapai Venesia. Lonceng berdentang, orang-orang mengerumuni jalan, dan bahkan yang paling berani bungkam.” Arab dan penguasa penduduk asli membuat upaya untuk mengusir Portugis dari Samudra Hindia, namun lawan mereka terlalu kuat. Dalam dua puluh tahun, Portugal mendirikan kekaisaran yang memiliki benteng dan pasar dagang dari pantai Arabia sampai Malaysia. Zanzibar, Aden, Oman, Goa, Calicut, dan Madras semuanya menjadi stasiun Portugis, dibentengi dan diamankan. Di semenanjung Malaya, didirikan koloni Malaka. Ini mempertahankan kekuatannya sampai abad terakhir, kala terjungkal menjelang perebutan Singapura.

Pengerjaan pembangunan kekuasaan besar sebagian besar dilakukan oleh saru sosok, Albuquerque. Pikirkan apa tugasnya! Kala ia dikerahkan ribuan mil dari rumah dan suplai, ia hanya memiliki pasukan dan amunisi yang dapat ia kirim dengannya dalam kapal kecilnya dan melawan jutaan penduduk dan pangeran Muslim. Sehingga, kapten besar tersebut membangun kekaisaran India. Portugal sekali lagi menjadi kekuatan dagang dan koloni terbesar di dunia. Sumber kekayaannya nampak beragam, dan, seperti Venesia, ia membuat setiap upaya untuk mengamankan monopolinya. Armada bangsa lainnya memperingatkan bahwa mereka tak dapat memakai rute Tanjung Harapan, yang pada akhirnya direbut atau dihancurkan.

Pencapaian India lewat Pelayaran Barat.—Bumi itu Bulat.—Sementara itu, kala Portugal melakukan perampungan proyeknya mencapai India dengan melayari timur, Eropa terkesima oleh upaay sukses mencapai India lewat pelayaran langsung ke barat sepanjang Atlantik. Ini adalah rencana yang diupayakan pada 1492 oleh Christopher Columbus. Columbus adalah pelaut Italia dan kosmografer Genoa. Gagasan melayari barat menuju India tak bermula dengannya, namun ia merupakan kehayaan abadi yang mengupayakan alat dan menempatkan gagasan dalam eksekusi.

Temuan-temuan Portugis sepanjang pantai Afrika secara bertahap menguak perluasan benua tersebut dan keberadaan orang di luar khatulistiwa, dan mungkin perlintasan aman melalui wilayah tropis. Pengetahuan tersebut adalah stimulus besar bagi orang-orang Eropa. Teori geografi Yunani, bahwa bumi itu bundar, membangkit. Namun, para geografer dalam membuat perhitungan keliling bumi, telah jatuh dalam kekeliruan beberapa ribu mil; bahwa ini, sebagai gantinya mendapat bahwa ini sepenuhnya berukuran dua belas ribu mil dari Eropa sampai Hindia Timur, mereka mendapatinya sekitar empat ribu, atau bahkan lebih kecil. Marco Polo terlalu melebih-lebihkan jarak yang ia tempuh dan dari catatannya membuat orang meyakini bahwa Tiongkok, Jepang dan Kepulauan Rempah-rempah terbentang lebih jauh ke timur ketimbang yang mereka lakukan sebenarnya.

Dengan melayari barat sepanjang satu samudra luas, dengan tanpa campur tangan daratan, orang dapat meyakini datang ke dunia pulau di lepas benua Asia. Ini adalah teori yang bangkit di Italia dan yang terbendung dalam pikiran orang-orang selama bertahun-tahun, bahkan usai Amerika ditemukan.

Seorang warga Italia, bernama Toscanelli, merancang peta yang menampilkan bagaimana pelayaran tersebut dapat dibuat dan mengirimkan salinannya kepada Columbus. Dengan mula-mula berlayar ke Azores, sebuah bagian menonjol dari perjalanan tersebut aakn dilalui, dengan tahap persinggahan menonjol. Kemudian pelayaran sekitar tiga puluh lima hari akan mengirim orang ke kepulauan “Cipango,” atau Jepang, yang dikatakan oleh Marco Polo berada di lepas benua Asia. Dari sini, pernyataan tersebut daapt diselaraskan dengan Cathay dan India.

Pelayaran Christopher Columbus.—Kisah romatis dan menginspirasi dari Columbus dituturkan dalam banyak buku,—kemiskinannya, kecerdikannya, perjalanan panjang dan pantang menyerah untuk mewujudkan rencananya. Ia mula-mula mengajukan kepada Portugal; namun, sebagaimana yang kami lihat, negara tersebut menjaalnkan rencana lainnya selama seabad, dan, kini kesuksesan tersebut nampak nyaris digenggamn, secara alami raja Portugis takkan menurunkan rencana Columbus.

Sepanjang bertahun-tahun, Columbus bersikeras untuk menarik minat istana Spanyol. Sebuah peristiwa besar terjadi dalam sejarah Spanyol. Ferdinand, raja Aragon, telah menikahi Isabella dari Kastilia, dan pernikahan tersebut menyatukan dua kerajaan menjadi negara modern Spanyol. Tak lama, negara-negara kecil kecuali Portugal ditembahkan, dan perang untuk pengusiran Moor dilakukan dengan semangat baru. Pada 1492, Grenada, kekuatan Muslim terakhir di semenanjung tersebut, menyerah. Pada tahun yang sama, Isabella menyantuni Columbus dengan kapal-kapal untuk eplayaran penemuannya.

Columbus berlayar dari Palos, 3 Agustus 1492, mencapai Kepulauan Kanari pada 24 Agustus, dan berlayar ke barat pada 6 September. Dari hari ke hari, didorong oleh angin yang kuat, yang disebut “perdagangan,” mereka bergerak maju. Banyak keraguan dan kekhawatiran menimpa para awak, namun Columbus berkeras hati. Pada akhir tiga puluh empat hari dari Kepulauan Kanari, pada 12 Oktober, mereka melihat daratan. Ini adalah salah satu dari kelompok kepulauan indah yang membentang antar dua benua Amerika. Namun, Columbus menganggap bahwa ia mencapai Hindia Timur yang benar-benar terbentang sekitar ribuan mil jauh di barat. Columbus berlayar ke kepulauan tersebut, menemukan Kuba dan Hispaniola (Haiti), dan kemudian kembali ke Eropa dengan ketakjuban atas jalan baru yang ditemuakn menuju Timur. Ia tak menemukan Kepulauan Rempah-rempah, semenanjung India, Cathay atau Jepang, namun setiap orang meyakini bahwa harus ada yang mendekati kepulauan yang dilabuhkan oleh Columbus.

Para penduduk asli berwarna tembaga, berambut lurus nan tinggi, yang bertemu dengan COlumbus di kepulauan tersebut, ia sebut “Indian”; dan nama tersebut masih melekat pada mereka. Setelah itu, kepulauan tersebut disebut “Hindia Barat.” Columbus membuat tiga pelayaran lainnya untuk Spantol. Untuk keempat kalinya, pada 1498, ia mencapai pantai Amerika Selatan. Disini, ia mendapati Sungai Orinoco besar. Karena ukuran besarnya, ia harus menyadari bahwa wilayah daratan besar berseberangan dengan perlintasan menuju Timur. Ia wafat pada 1506, karena kegagalannya untuk menemukan India, namun tak pernah mengetahui apa yang ia temukan, maupun sejarah hemisfer baru yang dimulai dengannya.

Perjalanan Cabot.—Pada tahun yang sama kala Columbus menemukan Orinoco, Sebastian Cabot, dari orangtua Italia, seperti Columbus, mengamankan kapal-kapal dari raja Inggris, berharap untuk mencapai Tiongkok dan Jepang untuk belayar ke barat pada rute utara. Apa yang ia temukan adalah pesisir yang gersang dan tak terkunjungi, dengan dataran badai, ikliom dingin, dan hutan pinus lebat sampai pesisir berpasir. Sepanjang sembilan ratus mil, ia melayari wilayah selatan, namun di setiap tempat, pesisir tak menguntungkan tersebut dekat dengan perlintasan menuju Tiongkok. Ini adalah pesisir Labrador dan Amerika Serikat. Selama bertahun-tahun, tak diketahui bahwa benua seluas tiga ribu mil dan terbesar dari seluruh benua membentang antara Cathay dan pesisir tersebut dikunjungi oleh kapal-kapal Cabot. Daratan tersebut dianggap merupakan semenanjung panjang, sebuah pulau, atau serangkaian kepulauan, yang masuk Asia. Tak ada orang yang menganggap atau dapat menganggap bahwa ada benua disana.

Penamaan Dunia Baru.—Namun selama beberapa tahun, Eropa menyadari bahwa sebuah benua baru telah ditemukan di Amerika Selatan. Jika kau akan melirik petamu, kau akan melihat bahwa Amerika Selatan terbentang jauh sampai timur Amerika Utara dan di Brasil sangat dekat dengan Afrika. Pantai Brasil tersebut dikunjungi oleh armada Portugis dalam rute Afrika pada 1499. Dua tahun kemudian, armada Italia menyinggahi pesisir dari Orinoco sampai pelabuhan Rio Janeiro. Pelayaran merekan adalah wahyu terverifikasi. Mereka memasuki arus besar Amazon, sungai terbesar di bumi. Mereka melihat hutan tropis yang menakjubkan, dipenuhi monyet, ular besar, dan hewan-hewan aneh. Mereka bersepakat dan berjuang dengan penduduk liar dan ganas, yang cara-caranya dimulai dan diterapkan Eropa. Semua itu kami saksikan mengisi mereka dengan ketakjuban terbesar. Ini membukti bahwa wilayah tersebut bukanlah Asia, maupun Hindia. Pada kenyataannya, ini adalah benua, baru, sebuah “Mundus Novus.”

Pilot penjelajahan tersebut adalah orang Italia, bernama Amerigo Vespucci. Kala kembali, sosok tersebut menuliskan surat paling penting atau pamflet kecil, menjelaskan dunia baru tersebut, yang banyak dibaca, dan membuat penulis tersebut menjadi terkenal. Beberapa tahun kemudian, kosmografer Jerman, dalam persiapan edisi baru geografi Ptolemy, mencetuskan untuk memberikan nama kepada benua baru tersebut dengan nama orang yang membuat ketakjubannya di Eropa. Sehingga, wilayah tersebut disebut “Amerika.” Pada masa setelahnya, saat pesisir utara juga menapaki orang-orang dari sebuah benua, wilaayh besar tersebut disebut “Amerika Utara.” Tiada ketidakadilan yang ditujukan kepada Columbus kala Amerika dinamai. Ia tak menunjukkan bahwa Columbus menemukan sebuah benua. Orang-orang kemudian meyakini bahwa Columbus telah menemukan rute baru menuju India dan menemukan beberapa pulau baru yang terbentang di lepas pantai Asia.

Spanyol Menguasai Wilayah Baru.—Dari kepulauan yang baru ditemukan tersebut dan kekayaaan yang dapat mereka temukan untuk diangkut, Spanyol mengklaim wilayah tersebut atas hak penemuan. Dan dari negara-negara Eropa, Spantol yang pertama kali memulai penjelajahan dan kolonisasi Amerika. Spantol kini bebas dari perang panjangnya melawan Muslim, dan bangsa tersebut bersatu di bawah kepemimpinan Ferdinand dan Isabella. Bangsa Spanyol menjadi berani, petualang dan sangat bangga untuk menjalin perdagangan atau pertanian, namun siap menanggung resiko kehidupan dan harta dalam mempertanyakan kekayaan di luar negeri. Spanyol taat beragama, dan Gereja mendukung penaklukan, karya misionaris dapat diperluas. Sehingga, Spantol memulai kiprahnya tak lama untuk menjadikannya kekuatan Eropa terdepan dan salah satu kekaisaran kolonial terbesar di dunia yang pernah dilihat. Ini menakhubkan apa yang disertai oleh Spanyol dalam lima puluh tahun usai pelayaran pertama Columbus.

Hispaniola dijadikan pusat bangs Spanyol meluaskan penjelajahan mereka ke benua Amerika Utara dan Selatan. Dari kepulauan tersebut, Hindia Timur didapati oleh mereka ditinggali oleh sebuah suku Indian besar,—Karibia. Mereka garang dan kejam. Spantol menawarkan perang percobaan melawan mereka, membunuh banyak orang dan memperbudak orang lainnya untuk beekrja di pertambangan. Indian tak dapat ditunjang untuk dijadikan budak. Dan penderitaannya menearik perhatian imam Spanyol, Las Casas, yang lewat upaya besar di istana berhasil meniadakan perbudakan India dan perbudakan Afrika diperkenalkan untuk menggantikannya. Penebusan tersebut berakhir lebih buruk ketimbang penyakit, karena tekanan langsung pada perdagangan budak Afrika dan mengisi Amerika dengan ras Afrika dalam perbudakan.

Penjelahan dan Penemuan Spanyol Lainnya.—Sementara itu, prajurit Spantol, dengan tenaga, keberanian dan perhatian tanpa batas, menekan penaklukannya. Pada 1513, Florida ditemukan, dan pada tahun yang sama, Balboa melintasi tanah genting sempit Panama dan melihat Samudra Pasifik. Berseberangan dengan apa yang seding terjadi, ia berangan-angan untuk perluasan besar, namun mendapatinya merupakan wilayah perairan kecil yang terbentang antara Panama, dan kepulauan Asia. Ia menamainya “Laut Selatan,” sebuah nama yang mempertahankan karakter sebenarnya yang dibongkar oleh Magellan. Kemudian menyusul dua penaklukan paling romatis dan mengejutkan dalam sejarah kolonial,—Meksiko oleh Cortes pada 1521, dan Peru oleh Pizarro pada 1533–34. Negara-negara besar tersebut dihuni oleh Indian, yang paling maju dan berbudaya di benua Amerika. Dan disini, Spanyol menemukan harta emas dan perak. Kemudian, penemuan pertambangan Bogota membuka sumber logam mulia terbesar yang pernah diketahui oleh Eropa. Spanyol merangseki Dunia Baru, dan di Spanyol Baru, yang kemudian disebut Meksiko, mendirikan kewalirajaan besar. Tahun demi tahun, kekayaan besar dikeruk Spanyol dari wilayah Amerika.

Kaisar Charles V.—Sementara itu, kekuatan politik besar ditambahkan pada Spanyol di Eropa. Pada 1520, takhta Spantol jatuh ke seorang pria muda, Charles, cucu dari Ferdinand dan Isabella. Ibunya adalah Juana, putri Spanyol, dan ayahnya adalah Philip si Tampan, dari Burgundy. Philip si Tampan merupakan putra dari Maximilian, Haryapatih Austria. Kini, yang terjadi adalah bahwa takhta setiap tiga negara tersebut ditinggalkan tanpa pewaris lainnya selain Charles. Pada 1520, ia menjadi Raja Spantol, Haryapatih Austria, dan Adipati Burgundy dan Negara-negara Dataran Rendah, termasuk kota-kota perdagangan kaya Belanda dan Belgia. Selain semua itu, para pangeran Jerman memilihnya menjadi kaisar Jerman, dan walau ia merupakan Raja Charles Pertama dari Spantol, ia lebih dikenal dalam sejarah sebagai Kaisar Charles Kelima.

Ia kemudian menjadi pemuda tak tertandingi pada usia dua puluh tahun, dan tak ada orang yang mengharapkannya menjadi sosok bertenaga, dingin dan berkemampuan besar. Namun, hal tersebut kemudian ditunjang, dan ia menjadi sosok yang membuat Spantol menajdi kekuatan terbesar pada mas aitu. Ia berada dalam keadaan perang. ia bertarung dalam empat perang dengan Raja Francis I dari Prancis, lima perang dengan Turki, baik di lembah Danube dan di Afrika, dan suksesi persaingan tanpa akhir dengan para pangeran Protestan Jerman. Bagi Charles, disamping banyak perubahan penting lainnya, terjadi kebangkitan Protestanisme, dan pemberontakan Jerman, Swiss dan Inggris terhadap Katolik. Peristiwa pertama dalam masa kekuasaannya sebagai kasiar adalah mengumpulakn Parlemen Jerman terkenal di Worms, kala mereka mengadili dan mengecam pendiri sebenarnya agama Protestan, Martin Luther.

Perjalanan Hernando Magellan.—Dalam suatu waktu, sebuah jalan akhirnya ditemukan untuk mencapai dunia Timur dari Eropa dengan melayari bagian barat. Penemuan tersebut, pelayaran terbesar yang pernah dibuat oleh manusia, dilakukan, pada 1521, oleh armada Hernando Magellan. Magellan merupakan orang Portugis, yang berada di Timur dengan Albuquerque. Ia bertarung dengan Melayu di Malaka, dan membantu mendirikan kekuatan Portugis di India.

Sekembalinya ke Portugal, ketidakadilan istana mengusirnya dari negara asalnya, dan ia mengabdi pada Spanyol. Charles Kelima menugaskannya untuk mengupayakan pelayaran penemuan ke pantai Amerika Selatan, dengan harapan menemukan perlintasan ke Timur. Ini adalah harapan dan keyakinan besar Magellan,—karena selatan benua baru Amerika membentang sampai barat, kapal-kapal dapat berlayar menuju Tiongkok. Sepanjang Portugal dapat tetap menutup rute Afrika untuk seluruh kapal lain ketimbang miliknya sendiri, penemuan beberapa jalan lainnya bersifat imperatif.

Pada 20 September 1519, armada lima kapal Magellan berencana belayar dari Sevilla, yang merupakan pelabuhan kapal Spantol besar untuk pengerahan armada kolonial. Pada 13 Desember, mereka mencapai pantai Brasil dan kemudian berlayar ke selatan. Mereka berdagang dengan penduduk asli, dan di mulut Rio de la Plata singgah selama beberapa hari untuk memancing.

Cuaca berubah menjadi semakin dingin dan makin kencang kala mereka datang ke selatan jauh, dan Magellan memutuskan untuk berhenti dan menajalni musim dingin di Teluk San Julian. Disini, hawa dingin musim salju, badai dan kekurangan pangan menyebabkan konspirasi di kalangan para kaptennya untuk memberontak dan kembali ke Spanyol. Magellan menanggapinya dengan tenaga yang berubah dan mengerikan. ia mendapati dirinya berada pada salah satu kapal yang memberontak, membunuh konspirator utamanya dengan tangannya sendiri, mengeksekusi pihak lainnya, dan kemudian “mendamparkan,” atau meninggalkan nasib mereka di pesisir, seornag frater dan seorang lainnya, yang menjadi pemimpin dalam rencana tersebut.

Selat-Selat Magellan.—Armada berlayar ke selatan lagi pada Agustus namun tak sampai 1 November 1520, Magellan memasuki selat panjang dan berbadai yang menyematkan namanya dan yang menghubungkan samudra Atlantik dan Pasifik. Selatannya adalah kepulauan balok gelap, dingin dan terdesolasi. Tempat tersebut dihuni oleh Indian, yang mungkin orang terrendah dan paling kurang beruntung di dunia. Mereka bertahan hidup dengan menyantap ikan dan kerang. Karena mereka pergi sepanjang waktu dalam keadaan telanjang, mereka membawa mereka dengan perahu-perahu dan batu-batu bara mereka. Melihat sejumlah penerangan di pesisir, Magellan menamai kepulauan tersebut dengan sebutan Tierra del Fuego (Tanah Api). Selama dua puluh tahun, kaapl-kapal berjuang dengan angin lawan arah dan silih berganti yang berada pada selat tersebut, pada waktu satu kapal terseret dan kembali ke Spanyol. Kemudian, empat kapal yang masih tersisa melintasi perairan tanpa batas Pasifik.

Kawasan Barat Samudra Pasifik.—Namun kami tak harus membuat kekeliruan dalam menyatakan bahwa Magellan dan pengikutnya membayangkan bahwa samudra besar berkonfrontasi dengan mereka. Mereka berharap agar pelayaran ke utara menuju lintang Kepulauan Rempah-rempah akan mengirimkan mereka ke tempat-tempat yang diinginkan. Ini mereka lakukan, dan mereka beralih ke barat, berharap setiap hari menemukan Hindia; namun tak ada daratan yang muncul. Hari-hari berlalu menjadi berpekan-pekan, berpekan-pekan menajdi berbulan-bulan, dan mereka masih maju, dihantar oleh angin perdagangan di lautan yang halus dan bebas dari halangan yang Magellan menamainya “Pasifik.”

Namun mereka mengalami takut akibat kekurangan makanan, bahkan bersantap dalam rasa kelaparan mereka dengan potongan kulit hewan di tiang kapal. Ini adalah kejadian mengerikan dari keberanian mereka. Dua puluh orang dari mereka meninggal. Pasifik Selatan terdiri dari kepulauan, namun rute mereka terlalu jauh ke utara untuk mendapatinya. Dari 28 November, kala mereka muncul dari Selat Magellan, sampai 7 Maret, kala mereka mencapai Ladrones, mereka hanya mendapati dua pulau, dan wilayah tersebut merupakan bebatuan tak berpenghuni, tanpa air atau makanan, yang dalam keadaan pahit mereka namai las Desventuradas (Kepulauan Ketidakberuntungan).

Kepulauan Ladrone.—Pemulihan mereka harus tak terekspresikan kala, saat datang ke daratan pada 7 Maret, mereka mendapati penduduk dan makanan, barang, kelapa dan nasi. Di kepulauan tersebut, orang-orang Spanyol pertama kali melihat perahu, dengan penerangannya, dan layar. Sehingga kerajinan yang membuat mereka namai wilayah tersebut dengan sebutan las Islas de las Velas (Kepulauan Layar); namun kehilangan perahu kapal dan pencurian lainnya menyebabkan para pelaut menamai kepulauan tersebut dengan sebutan Los Ladrones (Para Pencuri), sebuah nama yang masih dipertahankan.

Kepulauan Filipina.—Samar.—Meninggalkan Ladrones Magellan berlayar ke barat menuju Maluku, dan wilayah pertama pertama yang ia lihat adalah pesisir timur Samar. Pigafetta berujar: “Sabtu, 16 Maret, kami melihat sebauh pulau yang memiliki pegunungan yang sangat menjulang. Tak lama setelah itu, kami mengetahui bahwa itu adalah Zamal, yang berjarak tiga ratus league dari kepulauan Ladrones.”

Homonhón.—Pada keesokan harinya dalam ekspedisi laut, mendarat di pulau tak berpenduduk kecil di selatan Samar yang Pigafetta sebut Humunu, dan masih dikenal sebagai Homonhón atau Jomonjól.

Kala masih singgah di pulau kecil tersebut, orang-orang Spanyol mula-mula melihat orang-orang Filipina. Sebuah perahu yang berisi sembialn orang mendatangi kapal mereka. Mereka melihat kapal lainnya yang memancing di dekatnya dan mengetahui bahwa seluruh orangt ersebut berasal dari pulau Suluan, yang membentang di timur dari Jomonjól pada jarak sekitar dua puluh kilometer. Dalam kehidupan dan penampilan mereka, orang-orang pemancing tersebut lebih seperti Samal laut saat ini dari Mindanao selatan dan Kepulauan Sulu.

Limasaua.—Pigafetta berujar bahwa mereka singgah di pulau Jomonjól selama delapan hari namun memiliki kesulitan besar untuk mendapatkan makanan. Penduduk asli mendatangkan beberapa kelapa dan jeruk, arak kelapa, dan seekor atau dua ekor ayam kepada mereka, namun ini semua dihiraukan, sehingga pada tanggal 25, orang-orang Spanyol belayar lagi dan mendekati ujung selatan Leyte dengan mendarat di pulau kecil Limasaua. Disini, terdapat sebuan desa, tempat mereka bertemu dua kepala suku, yang Pigafetta sebut “raja,” dan namanya adalah Raja Calambú dan Raja Ciagu. Dua kepala suku tersebut mengunjungi Limasaua dan memiliki kediaman di Butúan dan Cagayan di pulau Mindanao. Beberapa catatan sejatah menyatakan bahwa orang-orang Spanyol menyertai salah satu kepala suku tersebut ke Butúan, namun tak nampak menjadi masalah.

Di pulau Limasaua, penduduk asli memiliki anjing, kucing, babi, kambing dan unggas. Mereka menanam padi, jagung, sukun, dan juga kelapa, jeruk, pisang, jeruk pepaya, dan jahe. Pigafetta berujar bagaimana mereka mengunjungi salah satu kepala suku di rumahnya di pesisir. Rumah tersebut dibangun seperti rumah-rumah Filipina saat ini, dilalui pos-pos dan beratap jerami. Pigafetta menganggapnya nampak “seperti tumpukan jerami.”

Ini terjadi pada hari San Lazarus kala orang-orang Spanyol pertama kali mencapai kepulauan tersebut, sehingga Magellan memberikan wilayah tersebut dengan nama Kepulauan Santo Lazarus, nama yang dipakai untuk menyebut Filipina yang sering disebutkan dalam penulisan awal, meskipun sebutan lainnya, Islas del Poniente atau Kepulauan Barat, lebih umum pada waktu itu kala sebutan Filipina menjadi ditetapkan.

Cebu.—Orang-orang Magellan kini membutuhkan makanan, dan penduduk di Limasaua sangat kekurangan suplai; akibatnya, penduduk asli mengarahkannya ke pulau Cebu, dan menyediakannya dengan pemandu.

Meninggalkan Limasaua, armada berlayar ke Cebu, melintasi beberapa pulau besar, salah satunya Bohol, dan mencapai pelabuhan Cebu pada Minggu, 7 April. Sebuah kapal jung dari Siam berlabuh di Cebu kala kapal-kapal Magellan datang kesana; dan ini, bersama dengan pengetahuan bahwa masyarakat Filipina menunjukkan wilayah sekitarnya, termasuk Tiongkok pada satu sisi dan Maluku pada sisi lain, adalah bukti tambahan hubungan perdagangan khusus pada masa penemuan.

Cebu nampak merupakan kota besar dan dikabarkan bahwa lebih dari dua ribu prajurit dengan tombak mereka nampak melawan pendaratan Spanyol, namun bantuan bersahabat akhirnya memenangkan Filipina, dan Magellan membentuk kerjasama dengan dato Cebu, yang namanya adalah Hamalbar.

Kerjasama Darah.—Dato mengundang Magellan untuk menjalin kerjasama selaras dengan kebiasaan Filipina. Setiap pemimpin melukai dirinya di dada dan dari luka tersebut masing-masing menjilat dan meminum darah lainnya. Tak diketahui apakah Magellan ikut serta dalam “kerjasama darah” tersebut, sebagaimana kebiasaan tersebut disebut; dan kemudian dilakukan beberapa kali di pemukiman Spanyol dari kepulauan tersebut, khususnya oleh Legaspi.

Penduduk asli banyak terhimpun oleh penugasan massal, yang Spanyol rayakan pada pendaratan mereka, dan setelah beberapa dorongan diinginkan untuk memajukan agama Spanyol. Lebih dari delapan ratus orang dibaptis, termasuk Hamalbar. Spanyol mendirikan sebuah jenis “pabrik” atau pos dagang di Cebu, dan selama beberapa waktu perdagangan menguntungkan dijalin. Filipina sangat memahami perdagangan, memiliki skala, bobot dan ukuran, dan menjadi diler adil.

Kematian Magellan.—Dan kini menyusul tragedi besar pada ekspedisi tersebut. Dato Cebu, atau “raja Kristen,” sebagaimana Pigafetta sebut sekutu baru mereka, berperang dengan penduduk pulau Mactán. Magellan, yang tergerak untuk membantu orang yang telah menganut kepercayaan Kristen, mendarat ke Mactán dengan lima puluh orang dan bertempuryang membuatnya terbunuh oleh panah di kakinya dan hujaman tombak melalui dadanya. Sehingga, ia wafat sebagai penjalajah besar dan petualang paling setia pada masa itu. “Sehingga,” ujar Pigafetta, “menyesakkan pemandu kami, penerangan kami, dan dukungan kami.” Ini adalah bencana ekspedisi yang menyeruak.

Armada Mengunjungi Pulau Lainnya.—Setelah kematian Magellan, penduduk asli Cebu bangkit dan membunuh pemimpin terpilih yang baru, Serrano, dan armada dalam kekhawatiran mengangkat jangkarnya dan berlayar ke selatan dari Bisayas. Mereka telah kehilangan tiga puluh lima orang dan jumlah mereka menurun menjadi seratus lima belas. Salah satu kapal dibakar, hanya sedikit orang yang sealamat untuk menangani tiga kapal. Usai menyentuh Mindanao barat, mereka berlayar ke barat, dan melihat sekelompok kecil Cagayan Sulu. Beberapa penduduk mereka ketahui adalah Moro, yang mengasingkan diri dari Kalimantan. Mwreka mendarat ke Paragua, yang disebut Puluan (kemudian Palawan), tempat mereka mengamati olahraga sabung ayam, yang dilakukan oleh penduduk asli.

Dari sama, saat masih mencari Maluku, mereka dipandu ke Kalimantan, ibukota Brunei saat ini. Disana, terdapat koloni Muslim kuat, yang petualang berkomunikasi dengan Luzon, dan mendirikan koloni di wilayah Manila. Kota tersebut terbagi menjadi dua bagian, yakni Muslim Melayu, para penakluk, dan Dapak, penduduk primitif di pulau tersebut. Pigafetta menjelaskan kekayaan dan kekuatan kota Muslim tersebut. Tempat tersebut berisi dua puluh lima ribu keluarga, rumah-rumah dibangun sebagian besar pada tiang atas air. RUmah raja terbuat dari batu, dan disampingnya adalah benteng bata besar, dengan enam puluh brass dan meriam besi. Disini, Spanyol melihat gajah dan unta, dan terdapat perdagangan jahe, kamper, karet dan mutiara dari Sulu.

Pertikaian memotong persinggahan mereka disana dan mereka belayar ke timur sepanjang pesisir utara Kalimantan melalui Kepulauan Sulu, tempat mereka tertarik oleh pengambilan mutiara, dan menuju Maguindanao. Disana, mereka mengambil beberapa tahanan, yang mengarahkan mereka ke selatan Maluku, dan akhirnya, pada 8 November, mereka berlabuh di Tidor. Kepulauan Maluku tersebut, pada masa itu, berada pada puncak kekuatan Melayu. Penguasanya, atau raja Tidor adalah Almanzar, dari Ternate Corala; “raja” Gilolo adalah Yusef. Dengan seluruh penguasa tersebut, Spantol bertukar kehadiran, dan para raja diujarkan oleh Spanyol untuk memberikan amnesti kepada Spantol dan mengangkat diri mereka sendiri menjadi vassal raja. Dalam pertukaran busana, Spanyol mengangkut kargo berisi cengkel, cendana, jahe, kayu manis dan emas. Disana, mereka mendirikan pos dagang dan berharap untuk memegang kepulauan tersebut melawan Portugis.

Kepulangan ke Spanyol.—Mereka memutuskan untuk mengirim satu kapal, “Victoria,” ke Spantol lewat jalan rute Portugis dan Tanjung Harapan, sementara kapal lainnya akan kembali ke Amerika. Sehingga, “Victoria,” dengan sekitar enam puluh awak, tiga belas orang dari mereka adalah penduduk asli, di bawah komando Juan Sebastian del Cano, merencanakan pelayaran. Kisah tersebut tak diketahui Spanyol dan penuh derita. Mereka berlayar ke Timor dan kemudian ke Samudra Hindia. Mereka mengitari Afrika, berlayar jauh ke selatan pada lintang 42. Kemudian, mereka datang ke utara, mengalami penaklukan oleh beberapa armada Portugis, melawan badai dan kekurangan makanan. Tekanan mereka sangat ekstrim, karena pada perlitnasan terakhir mereka, dua puluh satu orang dari mereka meninggal.

Di Tanjung Verdi, mereka memasuki pelabuhan Portugis untuk sipali, mempercayakan titik utara pada pelayaran sebenarnya mereka takkan didakwa. Namun, beberapa pihak dair kelompok tersebut, yang datang ke pesisir untuk makanan, dalam sejam melakukan perjalanan menakjubkan yang mereka lakukan dan menunjukkan beberapa barang dari Kepulauan Rempah-rempah. tak lama, gubernur Portugis memberikan perintah untuk merebut kapal Spanyol dan El Cano, yang mengetahui marabahaya tersebut, meninggalkan orang-orangnya, yang pergi ke pesisir, menaikkan layar, dan bergerak ke Spanyol.

Pada 6 September 1522, mereka datang ke San Lucar, di mulut Sungai Guadalquivir, yang berada di Sevilla, satu kapal dari lima kapal, dan delapan belas orang dari sekelompok 234 orang, belayar nyaris tiga tahun penuh sebelumnya. Spanyol menyambut kedatangannya dan sangat memuji pelautnya. Bahkan, El Cano diberi gelar bangsawan dan lambang terkenal, menunjukkan sejumlah cengkeh, kayu manis dan pala, dan patung globe dengan motto, yang sangat membanggakan dan menguntungkan yang pernah disematkan pada tameng petualang manapun, “Hic primus circumdedisti me.”

Perjalanan Keliling Dunia Pertama.—Kemudian dengan penderitaan dan kehilangan nyawa, perjalanan keliling dunia bertama menyusul. Inimenunjukkan bahwa Asia dapat dicapai, meskipun lewat rute menegangkan dan panjang, lewat melayaran arah barat dari Eropa. Ini membuat Eropa menegtahui samudra terbesar dari seluruh samudra yang membentang antara Dunia Barat dan Asia, dan menunjukkan bahwa bumi lebih besar ketimbang yang diyakini dan diduga. Ini adalah perjalanan peenmuan terbesar yang pernah dilakukan, dan lebih besar ketimbang yang dapat dilakukan lagi.

Wilayah Baru Dibagi antara Spanyol dan Portugal.—Lewat penemuan Filipina dan jalan baru menuju Kepulauan Rempah-rempah, Spantol menjadi terjerat dalam sengketa panjang dengan Portugal. Pada permulaan zaman modern, tak ada sistem aturan di Eropa yang mengatur perlakuan antar negara. Sistem penagturan dan kebiasaan tersebut yang kami sebut Hukum Internasional, dan melalui negara-negara saat ini dipandu dalam kesepakatan mereka, belum dimunculkan. Pada abad pertengahan, sengketa antar penguasa seringkali diselesaikan lewat rujukan kepada kaisar atau paus, dan paus seringkali memegang haknya untuk memutuskan setiap persoalan semacam itu yang timbul. paus juga mengklaim hak memutuskan seluruh wilayah dan masyarakat yang baru ditemukan.

Sehingga, usai penemuan Hindia Timur oleh Portugal dan Hindia Barat oleh Spanyol, Paus Alexander VI, membagi daratan baru antar mereka. Ia mendeklarasikan bahwa seluruh wilayah yang bar ditemukan dibagi separuh bumi di timur pada meridian 100 league dari Azores diserahkan pada Portugis, dan seluruh wilayah di barat diserahkan pada Spanyol. Kemudian, ia mengubah garis tersebut ke 270 league dari barat Azores. Pembagian tersebut, secara terduga, akan memberikan India dan Kepulauan Melayu kepada Portugal, dan Hindia yang ditemukan oleh Columbus, dan Dunia Baru, kecuali Brasil, kepada Spanyol.

Pada kenyataannya, 180 derajat barat meridian akhirnya dirancang oleh Paus untuk diperluas ke bagian barat Nugini, dan tak sampai Maluku; namun dalam ketiadaan pengetahuan geografi, kedua belah pihak saling mengklaim Kepulauan Rempah-rempah. Portugal juga menyangkal seluruh hak Spanyol untuk Filipina, dan, sebagaimana yang kami lihat, konflik di Timur Jauh dimulai, yang berlangsung nyaris seabad. Portugal merebut para pedagang, yang meninggalkan El Cano di Tidor, dan menghancurkan stasiun Spantol di Kepulauan Rempah-rempah. “Trinidad,” kapal lainnya, yang ditujukan untuk kembali ke Amerika, tak dapat berlayar melawan angin yang kuat, dan memutuskan untuk kembali ke Tidor, setelah melewati perairan sekitar Nugini.

Dampak Abad Penemuan.—Perjalanan keliling dunia merampungkan zaman penemuan yang telah dimulai seratus tahun sebelumnya dengan upaya lambat terhadap Portugis di sepanjang pesisir Afrika. Pada tahun-tahun tersebut, era baru telah dibuka. Pada permulaannya, Eropa sedikit mengetahui bangsa lain di luar wilayahnya sendiri, dan ia tak memegang satu mil daratan di luar benua Eropa. Pada akhir seratus tahun pengenalan, ras Afrika, bangsa Melayu, Indian Amerika, dan penduduk kepulauan Pasifik sepenuhnya nampak dan dijelaskan, dan dari saat ini, sejarah ras orang kulit putih terhubung dengan ras lainnya tersebut. Zaman kolonisasi, perdagangan dan perhubungan seluruh dunia, telah dimulai. Orang kulit putih, yang kemudian tertekan di Eropa, terancam lagi dan lagi dengan penaklukan oleh Muslim, kini menyelimuti laut dengan armada-armadanya dan seluruh wilayah dengan kekuatannya.