Sejarah Filipina/Bab 8
Keadaan Kepulauan pada Permulaan Abad Ketujuh Belas
[sunting]Pemerintahan Spanyol Sepenuhnya Didirikan
[sunting]Pada penghujung abad keenam belas, Spanyol berkuasa di Filipina sepanjang satu generasi. Dalam tiga puluh lima tahun, hasil paling menonjol dari seluruh hasil periode panjang pendudukan Spanyol menyertai. Pengerjaan para prajurit dan misionaris pertama mendirikan batas dan karakter kekuasaan Spanyol sebagaimana yang bertahan selama 250 tahun. Sampai sepertiga abad, Spanyol mengerumuni setiap nasib heroiknya terhadap persenjataan, penjelajahan dan perpindahan agama. Setelah itu, sampai 1850, bidang-bidang baru dijelajahi, dan hanya sedikit suku baru yang dikristenkan.
Survei kepulauan yang diberikan oleh Morga tak lama usai 1600 terbaca seperti penjelasan perkiraan kondisi modern. Ini menguak pada kami soal seberapa ebsar kegiatan Spanyol awal dan seberapa kecil pencapaian warganya setelah abad ketujuh belas dimulai. Seluruh kepulauan besar, kecuali Paragua dan wilayah Moro, yang, pada saat itu, di bawah encomiendas, penduduknya membayar upeti dan sebagian besar menganut kepercayaan Katolik.
Sekelompok pulau dan islet yang lebih kecil nyaris sepenuhnya dieksploitasi. Bahkan Catanduanes kecil, yang terbentang di lepas pantai Pasifik Luzon, Morga berujar, “Mereka juga dihuni dengan penduduk asli,—sebuah ras baik, semuanya patuh kepada Spanyol, dengan doktrin dan gereja, dan alcalde-mayor, yang melakukan pembenaran di kalangan mereka.”
Ia berujar bahwa Babuyanes di ujung utara kepulauan, “Mereka tak patuh, maupun upeti dikumpulkan di kalangan mereka, maupun adanya Spanyol di kalangan mereka, karena mereka berwawasan kecil dan jujur, dan tak ada Kristen di antara mereka, maupun pembenaran di kalangan mereka.” Mereka berlanjut dalam kondisi tersebut sampai beberapa tahun sebelum akhir kekuasaan Spanyol. Namun, pada 1591, Babuyanes memberikannya dalam encomienda kepada Esteban de la Serna dan Francisco Castillo. Mereka menempatkan dua ribu penduduk dan lima ratus “tributantes,” namun semuanya tak dinaungi (“todos alçados”).
Di beberapa pulau, penguasaan Spanyol lebih luas pada zaman Morga ketimbang pada masa berikutnya. Kemudian, pulau Mindoro dianggap penting. Pada tahun-tahun dan dekade-dekade awal, kekuatan Spanyol nampak padat di sepanjang pesisir. Kemudian, wilayah tersebut didesolasi oleh pembajak Moro dan masih tetap liar dan nyaris tak berpenguhi kecuali lewat peralihan penduduk dari daratan utama Luzon.
Encomiendas
[sunting]Kapal-kapal pertama yang menyusul penjelajahan Legaspi yang membawa urutan dari raja yang menghuni Kepulauan tersebut, dan terbagi dalam encomiendas sampai orang-orang yang menaklukan dan memenangkan mereka. Pada perintah tersebut, Legaspi memberikan masyarakat Filipina dalam encomienda kepada para kapten dan prajuritnya secepat penaklukan tersebut berjalan.
Untungnya, mereka memiliki ulasan dari encomienda tersebut, yang dibuat pada 1591, sekitar dua puluh lima tahun setelah sistem tersebut diperkenalkan ke Kepulauan tersebut. Saat itu, terdapat 267 encomiendas di Filipina, tiga puluh satu diantaranya adalah raja, dan sisanya adalah orang-orang swasta.
Populasi di bawah Encomiendas
[sunting]Dari penjumlahan encomiendas tersebut, kami memahami bahwa bagian paling berpenduduk di kepulauan tersebut adalah La Laguna, dengan 24.000 tributantes dan 97.000 penduduk, dan Camarines, yang meliputi seluruh kawasan Bicol, dan Catanduanes, yang memiliki 21.670 tributantes dan penduduk lebih dari 86.000. Di sekitaran Manila dan Tondo, yang meliputi Cavite dan Marigondon, pesisir selatan teluk, dan Pasig dan Taguig, terdapat 9.410 upeti yang dikumpulkan, dan penduduknya berjumlah sekitar 30.000. Di Ilocos, 17.130 upeti dan 78.520 jiwa dilaporkan.
Seluruh lembah Cagayan terbagi di kalangan prajurit komando yang memiliki dampak pada penaklukan. Dalam daftar encomiendas, sebagian kecil dapat diakui, seperti Yguig dan Tuguegarao, namun kebanyakan nama tak ditemukan pada peta-peta saat ini. Kebanyakan penduduk dilaporkan merupakan “pemberontak” (alçados), dan beberapa nampaknya merupakan suku-suku liar yang sama yang masih menduduki seluruh belahan perairan tersebut, kecuali tepi sungai; namun tak ada yang dibagi oleh Spanyol menjadi “repartimientos.” Seorang prajurit bahkan diangkat sebagai encomienda penduduk di perairan hulu sungai, sebuah wilayah yang disebut di Relacion “Pugao,” dengan sedikit peraguan, penduduk dari suku Igorrote yang sama sebagai Ipugao, yang masih menghuni pegunungan. Lembah hulu Magat, atau Nueva Vizcaya, tak nampak diduduki dan mungkin tak sampai misi abad kedelapan belas.
Populasi di antara kepulauan Bisayan secara sangat mengejutkan berjumlah kecil, meliputi proporsi saat ininya. Contohnya, Masbate hanya memiliki 1.600 jiwa; Burias berjumlah serupa; seluruh kelompok pusat, yang meninggalkan Panay, hanya 15.833 upeti, atau sekitar 35.000 jiwa. Terdapat encomienda tunggal di Butúan, Mindanao, dan lainnya di pesisir Caraga. Terdapat seribu upeti yang dikumpulkan di encomienda Cuyo, dan seribu lima ratus di Calamianes, yang, dikatakan Relacion, meliputi “los negrillos,” mungkin penduduk campuran Negrito di utara Palawan.
Seluruh penduduk di bawah encomiendas menghimpun 166.903 upeti, atau 667.612 jiwa. Sejauh yang diketahui, ini merupakan penjumlahan terawal dari populasi Filipina. Selain Igorrotes dari Luzon utara serta Moro dan suku-suku lain di Mindanao, ini merupakan perkiraan adil dari jumlah orang Filipina pada tiga ratus tahun lalu.
Ini akan mencatatkan bahwa jumlah yang ditujukan pada encomenderos tunggal di Filipina berjumlah besar. Di Amerika, jumlahnya terbatas, Pada awal 1512, Raja Ferdinand melarang orang tunggal manapun, dari pangkat atau peringkat apapun, untuk menaungi lebih dari tiga ratus Indian di satu pulau. Namun di Filipina, seribu atau seribu dua ratus “tributantes” seringkali dipegang oleh seorang Spanyol tunggal.
Kondisi Filipina di bawah Encomiendas
[sunting]Pemberontakan Berikutnya
[sunting]Bukti masyarakat Filipina di banyak kepulauan menempati kondisi tersebut dibuktikan oleh pemberontakan dan kerusuhan berkelanjutan. Encomenderos seringkali menekan dan kejam, dan sehingga pembatasan dan onblikasi diberlakukan pada mereka lewat Hukum Hindia. Terkadang, gubernur baru, di bawah penekanan perintahn pertama dari Meksiko atau Spanyol, terkadang membenarkan penyalahgunaan. Pemberontakan nyaris berlanjut pada tahun 1583, dan kondisi penduduk asli sangat buruk, kebanyakan encomenderos menganggap mereka dan memperlakukan mereka nyaris sebagai budak, dan membeiarkan mereka bekerja sampai penghancuran tanaman mereka sendiri dan penderitaan keluarga mereka. Gubernur Santiago de Vera mencapai Kepulauan tersebut setahun kemudian dan membuat upaya khas untuk menghimpun sistem tersebut, yang kemudian dikaitkan oleh Zuñiga:—
“Kemudian ia mengambil kekuasaan pemerintah, ia belajar untuk memberlakukan perintah yang diberlakukannya dari raja, untuk menghukum encomenderos tertentu, yang menyalahgunakan pemanfaatan yang diraih oleh mereka dalam pemberian encomiendas, kala ia menggulingkan Bartolomé de Ledesma, encomendero dari Abuyo (Leyte), dan lainnya dari orang-orang paling handal, dan menghukum lainnya atas dakwaan perlakuan mereka, dan pengukuhan mereka.
“Pada tahun berikutnya 1585, ia mengirim Juan de Morones dan Pablo de Lima, dengan skuadron yang dipersenjatai dengan baik, ke Maluku, yang petualangannya tak semenguntungkan orang-orang yang mendahuluinya, dan mereka kembali ke Manila tanpa dapat merebut benteng Ternate. Gubernur merasa secara sangat mendalam bahwa penjelajahan tersebut mengalami kegagalan, dan berharap untuk mengirim armada lain sesuai dengan perintah yang diberikan raja kepadanya; namun ia tak dapat memberlakukannya karena pasukan dari Spanyol Baru tidak datang, dan karena Indian, yang tak kehilangan kesempatan mencurahkan dirinya untuk mengguncang pendirian Spanyol.
“Pampangos dan banyak penduduk Manila bersekongkol dengan Moro dari Kalimantan, yang datang untuk berdagang, dan berencana untuk memasuki kota pada malam hari, menyulut kebakaran, dan memicu pertikaian, menjahal seluruh orang Spanyol. Persekongkolan tersebut didapati melalui seorang wanita Indian, yang menikahi prajurit Spanyol, dan tindakan untuk membongkar konspriasi tersebut diambil, sebelum tambang diledakkan, sebagian besar dirampas dan mendapatkan hukuman.
“Pulau-pulau Samar, Ybabao, dan Leyte juga terganggu, dan encomendero Dagami, pueblo Leyte, kehilangan nyawanya, karena Indian terusik oleh pencuriannya dalam pengumpulan upeti, yang dibayar dengan lilin, dan mengeluhkan mereka untuk dibobotkan dengan baja yang ia buat jumlah legal berganda, dan ingin membunuhnya. Mereka akan melakukannya jika ia tak kabur ke pegunungan dan setelah itu melintas menggunakan banca ke pulau Cebu. Gubernur mengirim Kapten Lorenzo de la Mota untuk memadamkan gangguan tersebut; ia membuat beberapa penghukuman, dan dengan setiap hal yang meredamnya.”
Namun, tiga tahun kemudian, para penduduk asli Leyte kembali memberontak. Pada 1589, Cagayan bangkit dan membunuh banyak orang Spanyol. Pemberontakan tersebut nampaknya menyebar dari sana ke kota Dingras, Ilocos, tempat penduduk asli bergerak melawan pemungut upeti, dan menyerbu enam orang Spanyol dari pueblo Fernandina. (Zuñiga, Historia de Filipinas, hlmn. 165.)
Dampak Pemerintah Spanyol
[sunting]Pendudukan Spanyol membawa keruntuhan dan penyingkiran ke beberapa belahan negara tersebut. Salazar menjelaskan kepahitan dari kondisi jahat Filipina. Di ladang kaya Bulacan dan Pampanga, kelompok-kelompok buruh besar ditekan, bergerak ke hutan untuk pembangunan armada Spanyol dan mengawaki armada pendayung, pada perjalanan yang membutuhkan waktu empat sampai enam bulan dari rumah mereka. Gubernur Don Gonzalez de Ronquillo memaksa banyak Indian dari Pampanga ke pertambangan Ilocos, membawa mereka dari penyemaian padi mereka. Kebanyakan meninggal di pertambangan dan sisanya dikembalikan dalam keadaan lemas agar mereka tak dapat menanam. Kelaparan dan bencana kelaparan telah menurun ke Pampanga. Di encomienda Guido de Lavazares, lebih dari seribu orang tewas akibat kelaparan.
Pajak
[sunting]Pajak adalah sumber penyalahgunaan lainnya. Secara teori, pajak terhadap indian terbatas pada “tributo,” yang sejumlah delapan real (sekitar satu dolar) per tahun dari kepala setiap keluarga, yang dibayar dalam bentuk emas atau penghasilan daerah. Namun dalam memastikan harga komoditas tersebut, terdapat banyak pemerasan, encomendero menunda pengumpulan upeti sampai musim kering, kala harganya tinggi, namun memberlakukan jumlah yang sama pada musim panen.
Pemimpinnya, yang menduduki jabatan bekas dato, atau “maharlica,” seperti gobernadorcillo pada masa sekarang, bertanggung jawab atas pengumpulan upeti, dan lahannya nampak berada dalam pengerjaan keras. “Jika mereka tak memberikan sebanyak yang mereka tuntut, atau tak membayar seperti kebanyakan Indian yang mereka katakan, mereka memeras pemimpin miskin, atau menempatkan mereka ke pasungan (cepo de cabeza), karena semua encomenderos, kala mereka pergi melakukan pengumpulan, mengambil pasungan-pasungan menyertai mereka, dan mereka menahannya dan menyiksanya, sampai terpaksa memberikan seluruh permintaan mereka. Mereka bahkan dikatakan mengambil istri dan putri pemimpin tersebut, kala ia tak dapat ditemukan. “Kebanyakan pemimpin wafat di bawah siksaan tersebut, menurut laporan.”
Salazar kemudian menyatakan bahwa ia mengetahui bahwa penduduk asli dijual dalam perbudakan, menggantikan upeti. Mereka memberlakukannya pada orang-orang dewasa saja, namun “mereka mengumpulkan upeti dan bayi, lansia dan budak, dan kebanyakan tak menikah karena upeti, dan lainnya menjagal anak mereka.”
Kelangkaan Pangan
[sunting]Salazar kemudian mendakwa bahwa alcaldes mayores (alcaldes provinsi), yang berjumlah enam belas, semuanya korup, dan meskipun gaji emreka kecil, mereka mengumpulkan kekayaan. Untuk jumlah lebih lanjut dari penyakit ekonomi, Salazar menjelaskan bagaimana harga-harga meningkat tajam. Pada tahun-tahun awal pendudukan Spanyol, pangan melimpah. Tak ada kekurangan beras, kacang, ayam, babi, venison, kerbau, ikan, kelapa, pisang dan bulan lainnya, anggur dan madu; dan sedikit uang yang membawa banyak. Seratus ganta (sekitar tiga ratus pint) beras kala itu dapat dibeli dengan harga satu toston (satu koin Portugis, bernilai sekitar setengah peso), delapan sampai enam belas unggas untuk harga serupa, babi gemuk seharga dari empat sampai enam real. pada tahun penulisannya (sekitar 1583), produknya menjadi langka dan harganya melambung. Beras naik hingga dua kali lipat, ayam seharga satu real, seekor babi sehat seharga enam sampai delapan peso. Populasinya menurun, dan seluruh kota menjadi sepi, penduduknya kabur ke perbukitan.
Penunjangan Umum di bawah Kekuasaan Spanyol
[sunting]Ini adalah satu sisi dari gambar. Ini mungkin tergambar oleh uskup, yang iri terhadap otoritas sipil dan memulai pertikaian berkelanjutan antara gereja dan kekuatan politik di Filipina. Tanpa ragu, jika mereka dapat melihat seluruh karakter kekuasaan Spanyol pada dasawarsa tersebut, mereka harus melihat bahwa keadaan sebenarnya Filipina terhimpun dan tingkat budayanya meningkat. Tak ada orang yang dapat memperkirakan kebaikan sebenarnya yang datang kepada seseorang yang dibawa di bawah kekuatan pemerintah yang dapat mengutamakan perdamaian dan keadilan. Perpajakan terkadang runtuh, korpsi tanpa kejelasan; namun nyari segala hal lebih baik ketimbang anarki.
Sebelum kedatangan Spanyol, nampak tak dipertanyakan bahwa Filipina sangat menderita di bawah dua keruntuhan mengerikan yang menyerang masyarakat barbar,—di tempat pertama, pemerangan dengan pembunuhan, penjarahan dan penghancyran, yang sebetulnya bukan antar suku dengan suku, namun antara kota dengan kota, seperti yang kini pernah terjadi di pegunungan liar di utara Luzon, di kalangan suku Melayu primitif; dan di tempat kedua, orang-orang lemah dan miskin ditekan orang yang kuat dan kaya.
Pendirian kedaulatan Spanyol tentunya termitigasi, jika bukan penebusan keseluruhan, terhadap kondisi tersebut. “Seluruh provinsi tersebut,” ujar Morga, “didamaikan dan diatur dari Manila, yang memiliki alcaldes mayores, corregidor, dan letnan, yang masing-masing memerintah di distrik atau provinsinya dan menegakkan keadilan. Kepala-kepala suku (principales), yang dulunya memegang penduduk asli lain dalam penaungan, tak lagi memiliki kekuatan atas mereka dalam perilaku yang mereka karyakan secara tiranikal, yang bukannya kurang bermanfaat bagi penduduk asli yang melakukan pelarian dari perbudakan semacam itu.”
Tatanan Sosial Lama Filipina namun Sedikit Terganggu
[sunting]Beberapa gubernur nampak melakukan hal menonjol mereka untuk menghimpun kondisi masyarakat dan juga mengatur mereka. Santiago de Vera, sebagaimana kami lihat, bahkan datang jauh-jauh untuk mengerahkan imam tersohor, Padre Juan de Plasencia, untuk menyelidiki kebiasaan dan organisasi sosial Filipina, dan menyiapkan catatan hukum mereka, agar mereka dapat memerintah lebih selaras. Kitab singkat tersebut disebarkan ke alcaldes, hakim dan encomenderos, dalam rangka menyusun keputusan mereka selaras dengan adat Filipina.
Dalam mentata urusan lokal, Spanyol dalam beberapa hal meninggalkan tatanan sosial lama Filipina yang tak terganggu. Beberapa kelas sosial secara bertahap ditekan, dan di puncak setiap barrio, atau pemukiman kecil, dilantik seorang kepala, atau cabeza de barangay. Sebagaimana barangay dikelompokkan dalam pueblo, atau kota, bekas dato diangkat menjadi kapten dan gobernadorcillos.
Pembayaran Upeti
[sunting]Upeti diperkenalkan pada 1570. Upeti dikenakan sbeanyak delapan real atau satu peso perak untuks etiap keluarga. Anak di bawah usia enam belas tahun dan orang berusia lebih dari enam puluh tahun dikecualikan. Pada 1590, jumlahnya ditingkatkan menjadi sepuluh rela. Ini menambahkan satu real untuk gereja, yang dikenal sebagai “sanctorum,” dan, pada organisasi kota, satu real untuk caja de communidad atau bendahara munisipal. Di bawah encomiendas, upeti dibayarkan kepada encomenderos, kecuali pada encomiendas kerajaan; namun usai dua atau tiga generasi, kala encomiendas ditekan, pengumpulan tersebut langsung ditujukan ke bendahara insuler. Selain upeti, terdapat pelayanan dasar buruh pada jalan raya, jembatan dan pekerjaan umum, yang dikenal sebagai “corvee,” sebuah istilah feodal, yang mungkin secara lebih umum disebut sebagai “polos y servicios.” Mereka ditugaskan untuk melakukan kerja paksa yang disebut “polistas.”
Perpindahan Agama Filipina ke Kristen
[sunting]Populasi sebagian besar dikristenisasi. Seluruh catatan sepakat bahwa nyaris tak ada kesulitan yang dilakukan dalam pembaptisan terhadap suku-suku yang lebih maju. “Tak ada provinsi di kepulauan tersebut,” ujar Morga, “yang menentang perpindahan agama dan tak menginginkannya.” Sehingga, Kepulauan tersebut nampak terikat untuk pengkotbahan iman yang lebih tinggi, Kristen atau Islam. pada suatu waktu, dua agama besar tersebut berjuang bersama di sekitaran Manila, namun pada akhir tiga dasawarsa, kekuatan dan agama Spanyol nampak didirikan. Perpindahan agama buasanya tertunda hanya oleh kurangnya jumlah imam yang layak. Mereka memandang bahwa perpindahan agama masyarakat adalah pekerjaan frater misionaris. Pada 1591, terdapat 140 imam di Kepulauan tersebut, namun Relacion de Encomiendas memanggil 160 imam lainnya sebetulnya untuk mensuplai rakyat yang dinaungi di bawah upeti.
Kedatangan Para Frater
[sunting]Agustinian mula-mula datang, mengikuti Legaspi. Kemudian datang frater tak berkasut dari Ordo Santo Fransiskus. Yesuit pertama, padre Antonio Sedeño dan Alonzo Sanchez, datang dengan uskup pertama Kepulauan tersebut, Domingo de Salazar, pada 1580. Mereka nampaknya datang tanpa sumber daya. Bahkan busana mereka yang dibawa dari Meksiko terkoyak pada pelayaran tersebut. Mereka mendapati rumah sempit, miskin nan kecil di pinggiran Manila, yang disebut Laguio (diyakini Concepcion). “Sangat sedikit berhias,” ujar Chirino, “yang sama dengan buku-buku mereka pada meja tempat mereka bersantap. Makanan mereka selama beberapa hari adalah beras, yang dimasak dalam air, tanpa garam atau minyak atau ikan atau daging atau bahkan telur, atau hal lain kecuali terkadang kala regalo menikmati beberapa sarden asin.” Setelah Yesuit, datanglah, sebagaimana yang kami lihat, para frater ordo Dominikan, dan akhirnya Rekolek atau Agustinian.
Pembagian Kepulauan di kalangan Ordo Keagamaan
[sunting]Kepulauan tersebut terbagi di antara kelompok misionaris tersebut. Agustinian memiliki banyak paroki di Bisayas, pesisir Ilocano, beberapa di Pangasinan, dan semuanya di Pampanga. Dominikan memiliki belahan Pangasinan dan seluruh lembah Cagayan. Fransiskan mengendalikan Camarines dan nyaris seluruh Luzon selatan, dan wilayah Laguna de Bay. Semua ordo tersebut memiliki konven dan biara di kota Manila dan wilayah di sekitarnya. Gereja-gereja yang didirikan terbuat dari bata dan batu, yang kini nyaris mengkarakterisasikan setiap pueblo, bukan pada dasawarsa awal pendirian; namun Morga berujar pada kami bahwa “gereja-gereja dan biara-biara terbuat dari kayu dan dibangun dengan baik, dengan perabotan dan hiasan indah, pelayanan lengkap, salib, batang lilin dan cawan perak dan emas.”
Sekolah Pertama
[sunting]Bahkan pada tahun-tahun awal, nampak ada beberapa upaya terhadap pendidikan penduduk asli. Para frater mendirikan sekolah membaca dan menulis untuk putra, yang juga diajarkan untuk melayani digereja, menyanyi, bermain organ, harga, gitar dan alat musik lainnya. Namun, kita harus ingat bahwa Filipina sebelum kedatangan Spanyol memiliki bahasa tertulis, dan bahkan pada zaman pra-Spanyol terdapat instruksi yang diberikan kepada anak-anak. Jenis sekolah sederhana, yang ditemukan pada masa ini di barrios terpencil, dilakukan oleh pria atau wanitatua, di lantai atau di halaman rumah, tempat pekerjaan keluarga biasa dilakukan, mungkin bukan cikal bakalnya dari Spanyol, namun berasal dari masa sebelum kedatangan mereka. Pendidikan tinggi yang didirikan oleh Spanyol nampak dikhususkan untuk anak-anak Spanyol. Pada 1601, Yesuit, pionir ordo Katolik Roma dalam pendidikan, mendirikan Kolese San José.
Pendirian Rumah Sakit
[sunting]Kota tersebut awalnya memiliki fondasi amal terkenal. Tingkat kematian tinggi yang mendatangkan Spanyol di kepulauan tersebut dan frekuensi penyakit yang awalnya sering diserukan untuk pendirian lembaga bagi yatim piatu dan anak tak sah. Pada zaman Morga, terdapat panti asuhan San Andres dan Santa Potenciana. Terdapat Rumah Sakit Kerajaan, yang dijalankan tiga Fransiskan, yang dibakar dalam pertikaian tahun 1603, namun direkonstruksi. Terdapat juga Rumah Sakit Kasih, yang dijalankan Kesusteran Karitas dari Lisboa dan wilayah India Portugis.
Penutupan Biara Santo Fransiskus yang terjadi kala itu, di tempat biara tersebut berdiri sampai saat ini, dijadikan rumah sakit untuk penduduk asli, San Juan de Dios. Ini adalah perlindungan kerajaan, namun dibentuk oleh frater ordo Fransiskan, Juan Clemente. “Tempat tersebut,” ujar Morga, “merawat sejumlah besar penduduk asli dari segala jenis penyakit, dengan perawatan dan pengamalan besar. Tempat tersebut memiliki rumah yang bagus dan kantor yang terbuat dari batu, dan diurus oleh para relijius tak berkasut Santo Fransiskus. Tiga imam berada disana dan empat orang awam dari kehidupan sederhana, yang, dengan dokter, tukang bedah dan apoteker, sangat lihai dan terampil kala mereka bekerja dengan tangan mereka merawat dengan luar biasa, baik dalam pengobatan maupun pembedahan.”
Tingkat Kematian di kalangan Orang Spanyol
[sunting]Tingkat kematian di Filipina pada tahun-tahun penaklukan sangatlah tinggi. Sehingga, pertaruhan nyawa pada petualangan kolonial mereka menjauhkan Spanyol dari kemanusiaan terbaik dan menonjolnya. Dalam kumpulan pelayaran Inggris lama yang terkenal, yang diterbitkan oleh Hakluyt pada 1598, karya tersebut mencetak surat Spanyol yang ditangkap dari kapten laut terkenal, Sebastian Biscaino, pada perdagangan Filipina. Biscaino menuturkan kehilangan nyawa yang menyertai penaklukan Filipina, dan iklim tak mendukung dari wilayah tropis. “Negara tersebut sangatlah tak berhasabat bagi kami orang-orang Spanyol. Karena selama 20 tahun tersebut, dari 14.000 orang yang datang ke Filipina, terdapat 13.000 orang dari mereka yang gugur, dan tak sampai 1.000 orang dari mereka yang bertahan hidup.”
Populasi Spanyol
[sunting]Populasi Spanyol di Kepulauan tersebut selalu kecil,—pada permulaan abad ketujuh belas berjumlah tak lebih dari dua ribu, dan mungkin lebih kecil pada abad berikutnya. Morga membagi mereka menjadi lima kelas: prelatus dan gerejawan; encomendero, kolonizer, dan penakluk; prajurit dan perwira perang dan marinir; pedagang dan pengusaha; dan para pegawai pemerintahan Yang Mulia. “Sangat sedikit yang tinggal sekarang,” ujarnya, “dari para conquistadores pertama yang merebut wilayah tersebut dan berdampak pada penaklukan dengan Adelantado Miguel Lopez de Legaspi.”
Kota-kota Terbesar
[sunting]Kebanyakan populasi Spanyol singgah di Manila dan lima kota lainnya yang didirikan oleh Spanyol pada tiga dasawarsa pertama pendudukan mereka. Kota-kota tersebut adalah sebagai berikut:—
Kota Nueva Segovia, di mulut Cagayan, didirikan pada masa pemerintahan Ronquillo, kala lembah Cagayan mula-mula diduduki dan kolonis Jepang, yang bermukim disana, diusir. Pada permulaan abad ketujuh belas, dua ratus orang Sapnyol tinggal di rumah-rumah kayu. Terdapat benteng batu, tempat beberapa artileri dikerahkan. Disamping dua ratus penduduk Spanyol, terdapat seratus prajurit Spanyol reguler, dengan perwira mereka dan alcalde mayor dari provinsi tersebut. Nueva Segovia juga merupakan takhta keuskupan yang meliputi seluruh Luzon utara. Pengaruh kota menjanjikan tersebut telah lama lenyap, dan pueblo Lallo, yang menandai situs tersebut, merupakan kota penduduk asli yang tak signifikan.
Kota Nueva Caceres, di Camarines, didirikan oleh Gubernur La-Sande. Kota tersebut juga merupakan takhta keuskupan, dan memiliki seratus penduduk Spanyol.
Kota Cebu dan Iloilo.—Di Bisayas, terdapat Kota Nama Kudus Tuhan (Cebu), dan di pulau Panay, Arévalo (atau Iloilo). Yang pertama menghimpun beberapa hal berpengaruh yang didatangkan kepada pemukiman Spanyol pertama. Tempat tersebut memiliki benteng batu dan juga takhta keuskupan. Tempat tersebut dikunjungi oleh kapal-kapal dagang dari Maluku, dan lewat ijin raja menikmati selama suatu waktu hak tak lazim mengirim kapal setiap tahun yang diisi dengan barang-barang ke Spanyol Baru. Arévalo memiliki sekitar delapan puluh penduduk Spanyol, dan sebuah biara Agustinian.
Kota Fernandina, atau Vigan, yang didirikan oleh Salcedo, nyaris tanpa penduduk Spanyol. Meskipun demikian, tempat tersebut menjadi pusat politik pesisir Ilocano besar, dan menduduki posisi tersebut sampai saat ini.
Manila
[sunting]Namun seluruh kota tersebut jauh terlampaui dalam hal pengaruh oleh ibukota di tepi Pasig. Kebijaksanaan pilihan Legaspi telah lebih dibenarkan. Pada permulaan abad ketujuh belas, Manila secara tanpa dipertanyakan merupakan kota Eropa paling penting di TImur. Kala tempat tersebut nampak pada 1580, Portugal telah dianeksasi oleh Spanyol dan dengannya mendatangkan seluruh wilayah Portugis di India, Tiongkok, dan Malaysia. Setelah 1610, Belanda nyaris setiap tahun berperang untuk kekaisaran kolonial tersebut, dan Portugal meraih kembali kemerdekaannya pada 1640. Namun selama beberapa tahun pertama abad ketujuh belas, Manila menjadi gundik politik kekaisaran yang terbentang dari Goa sampai Formosa dan meliputi seluruh lahan yang selama satu setengah abad menjadi keinginan negara-negara Eropa.
Gubernur Filipina nyaris merupakan raja independen. Secara nominal, ia merupakan bawahan dari waliraja Meksiko, namun pada prakteknya, ia dapat menyatakan perang, mengadakan perdamaian, dan menerima dan mengirim utusan atas keinginannya sendiri. Kerajaan Kamboja adalah sekutunya, dan negara-negara Tiongkok dan Jepang adalah temannya.
Pengaruh Perdagangan Manila
[sunting]Manila juga merupakan pusat perdagangan Timur Jauh, dan entrepôt tersebut menjadi kerajaan-kerajaan Asia timur menukar barang-barang mereka. Kota tersebut mendatangkan armada jung besar dari Tiongkok yang membawa serta barang-barang. Morga mengisi nyaris dua halaman dengan penjumlahan barang-barang mereka, yang meliputi seluruh jenis sutra, brokade, perabotan, mutara, dan batu indah, buah-buahan, kacang-kacangan, kerbau, angsa, kuda dan keledai, seluruh jenis hewan all manner, “bahkan burung-burung di sangkar, beberapa dapat berbicara dan lainnya bernyanyi, dan mereka mempertunjukkan seribu trik; terdapat cendera mata dan pernak-prnik lainnya yang tak terhitung, yang sangat dihargai kalangan orang-orang Spanyol.”
Setiap tahun, armada tiga puluh sampai empat puluh kapal berlayar dengan bulan baru pada Maret. Pelayaran melintasi Laut Tiongkok, dibarengi dengan muson, diduduki lima belas sampai dua puluh hari, dan armada kembali pada akhir Mei atau permulaan Juni. Antara Oktober dan Maret, setiap tahun, terdapat kapal-kapal Jepang dari Nagasaki yang membawa gandum, sutra, karya seni, dans enjata, yang ditukar di Manila dengan sutra mentah Tiongkok, emas, tanduk rusa, kayu, madu, lilin, arak kelapa, dan arak Kastilia.
Dari Malaka dan India, datang armada warga Portugis dari Spanyol, dengan rempah-rempah, budak, Negro dan Kafir, dan produksi beras dari Bengal, India, Persia, dan Turki. Dari Kalimantan juga datang kerajinan kecil Melayu, yang datang dari perahu-perahu mereka yang menjual serbuk kelapa murni, yang terbaik masih didatangkan dari Cagayan de Sulu dan Kalimantan, budak, sayu, pot air dan perangkat tanah liar, hitam dan murni. Dari Siam dan Kamboja juga, namun kurang sering, mendatangkan kapal-kapal dagang. Sehingga, Manila menjadi emporium besar untuk seluruh negara Timur, perdagangan yang nampak banyak dilakukan oleh dan melalui para pedagang di Manila.
Perdagangan dengan Meksiko dan Spanyol Dibatasi
[sunting]Perdagangan antara Filipina dengan Meksiko dan Spanyol, walauipun sangat penting, dibatasi oleh keputusan takhta. Ini adalah perdaagngan yang nampak memberikan perluasan tanpa batas, namun menyusutkan pedagang dan barang Semenanjung yang beredar melawan perkembangannya, dan tunduk pada pembatasan terketatnya. Empat galleon mula-mula diutamakan untuk perdagangan tersebut, yang mengerahkan dua sebanyak satu kali sepanjang bertahun-tahun dari Manila ke pelabuhan Acapulco, meksiko. Surat tentang perdagangan Filipina, yang telah dikutip, menyatakn bahwa galleon adalah kapal-kapal besar seberat enam ratus samapi delapan ratus ton. Mereka “sangat kuat dengan para prajurit,” dan mereka mengantarkan surat tahunan, pengerahan dan suplai perak Meksiko untuk perdagangand engan Tiongkok, yang mempertahankan arus dagang Timur sampai saat. Kemudian, jumlah galleon dikurangi menjadi satu.
Kargo Beras Galleon
[sunting]Rentang galleon Filipina yang membentang dari Luzon di timur laut sampai sekitar empat puluh dua derajat lintang, tempat angin barat berhembus, nyaris berpapasan dengan samudra sampai Tanjung Mendocino di utara California, yang ditemukan dan dipetakan oleh Biscaino pada 1602. Sehingga, pentangan tersebut mencapai pantai barat Amerika Utara nyaris tiga ribu mil sampai pelabuhan Acapulco.
Kami dapat membayangkan bagaimana pemilihan secara berhati-hati dan kualitas beras menjadi barang yang diangkut galleon tunggal tersebut, sepotong dari semua setoran beras yang datang ke Manila. Labanya beragam,—enam sampai delapan ratus per sen. Biscaino menulis bahwa dengan dua ratus dukan yang diinvestasikan di gudang Spanyol dan beberapa komoditas Flemish, ia membuat seribu empat ratus dukat. Namun, ia menambahkan bahwa pada 1588 ia kehilangan kapal,—dirampok dan dibakar oleh inggris. Pada kedatangan selamat dari kapal-kapal yang bergantung tersebut, berapa banyak kekayaan dari koloni!
Perebutan Galleon
[sunting]Dari generasi ke generasi, galleon-galleon tersebut mungkin menjadi penghargaan paling menonjol dan memukau yang pernah menumbuhkan pihak swasta. Orang pertama yang diuntungkan oleh kelimpahan tersebut adalah Thomas Cavendish, yang pada 1584 datang melewati Selat Magellan dengan armada lima kapal. Seperti Drake sebelumnya, ia melewati pesisir Amerika Selatan dan kemudian bergerak melintas sepanjang laut menuju Maluku. Disini, ia mendapatkan informasi tentang perdagangan kaya Filipina dan pelayaran galleon tahunan. Kembali ke sepanjang Pasifik, armada Cavendish datang ke pesisir California.
Dalam penuturannya sendiri, ia berujar bagaimana ia bolak-balik antara Tanjung San Lucas dan Mendocino sampai galleon, dengan kekayaan besarnya, muncul. Ia merasa tangannya nyaris tanpa beban. Ia menerima seratus dua puluh dua ribu peso emas dan setoran besar kaya dan besar satin, damask, dan wewangian. Cavendish mendaratkan Spanyol di pesisir California, membakar “Santa Anna,” dan kemudian kembali ke Filipina dan melakukan penyerangan terhadap galangan kapal Iloilo, namun kemudian menarik diri. Ia mengirim surat kepada gubernur di Manila, menyatakan penaklukannya dan kemudian belayar ke Tanjung Harapan dan pulang.
Terdapat cerita lama yang menuturkan bagaimana kapal-kapal lautnya mendatangi Thames, tiang-tiang kapalnya digantung dengan layar sutra dan damask. Dari masa itu, tempat tersebut menjadi kurang aman. Pada 1588, kala datang ke Spanyol, bencana besar terjadi dalam sejarahnya,—penghancuran Armada Besar. Dari masa itu, kekuatannya telah lenyap, dan namanya tak lagi menjadi teror di lautan. Kapal-kapal bebas Inggris mengendalikan samudra. Pada 1610, Belanda bergerak ke Timur, tanpa pernah mundur.
Kota Manila Tiga Ratus Tahun Lalu
[sunting]Kami dapat menutup bab ini tanpa rujukan lebih lanjut kepada kota Manila sebagaimana yang nampak tiga ratus tahun lalu, Moral untungnya meninggalkan kami penjelasan mendetil dari poin-poin berikut yang utamanya digambarkan. Sebagaimana kami lihat, Legaspi menempatkan kota tersebut pada tempat kota dan benteng pangeran Muslim, yang dihancurkan dalam perjuangan untuk pendudukan. Ia memberikannya keberadaan yang sama dan dimensi yang dihimpun sampai saat ini.
Seperti ibukota kolonial lainnya di Timur Jauh, tempat tersebut utamanya terdiri dari citadel dan pengungsian dari serangan. Pada titik antara laut dan sungai, Legaspi membangun benteng terkenal dan permanen Santiago. Pada masa Adelantado besar, tempat itu mungkin hanya terdiri dari bangunan kayu. Namun, di bawah gubernur Santiago de Vera, kota tersebut terdiri dari bangunan batu. Cavendish (1587) menyebut Manila sebagai “kota tak bertembok dan tak memiliki kekuatan besar”. Namun, di bawah penunjangan dan perampungan yang dibuat oleh Dasmariñas pada sekitar tahun 1590, kota tersebut memiliki sebagian besar penampilannya saat ini. Meriam-meriam dijejerkan pada sungai Pasig dan membuat serangan kapal dari sisi pelabuhan menjadi tak memungkinkan.
Tercatat bahwa kala itu, seluruh serangan yang dibuat terhadap kota tersebut, dari Limahong, sampai Inggris pada 1763, dan Amerika pada 1898, diarahkan melawan tembok selatan lewat pergerakan dari Parañaque. Dasmariñas juga menutup kota tersebut dengan tembok baru, pangkal dari penangkal terkenal saat ini yang dijulangkan. Ini aslinya memiliki tebal tujuh setengah sampai sembilan kaki. Tak ada angka yang diberikan untuk tingginya, Morga berkata bahwa dengan ketebalan dan kekokohannya, benteng tersebut dianggap sangat layak untuk keperluan pertahanan.
Benteng Lama
[sunting]Terdapat benteng batu di sisi selatan menghadap Ermita, yang dikenal sebagai benteng Bunda Pemanduan; dan terdapat dua bastion atau lebih, masing-masing dengan enam buah artileri,—St. Andreas, yang kini menjadi gudang mesiu di penjuru tenggara, dan St. Gabriel, yang menghadap distrik Parian, tempat Tionghoa bermukim.
Tiga gerbang utama menuju kota tersebut, dengan wicket dan postern yang lebih kecil, yang dibuka pada sungai dan laut, biasanya ditutup pada malam hari oleh penjaga yang melakukan penjagaan keliling. Di setiap gerbang dan wicket, terdapat pos permanan prajurit dan artileris.
Plaza de Armas yang berdekatan dengan benteng tersebut memiliki arsenal, gudang, pabrik mesiu dan tempat untuk pemasangan meriam dan artileri. Tempat tersebut, yang didirikan oleh Ronquillo, ditangani Indian Pampangan yang disebut Pandapira.
Bangunan-bangunan Spanyol di Kota
[sunting]Bangunan-bangunan kota, khususnya Casas Reales dan gereja-gereja dan biara-biara, didirikan dengan batu. Chirino mengklaim bahwa pengadaan batu, pembakaran kapur dan pelatihan penduduk asli dan artisan Tionghoa untuk bangunan tersebut, adalah pengerjaan dari padri Yesuit, Sedeño. Ia sendiri menghias atap tanah liat pertama dan membangun rumah batu pertama, dan mengetuk dan mendorong pihak lainnya, yang ia sendiri arahkan, untuk membangun kepegawaian negeri, di kota tersebut, yang tak lama sebelumnya terbuat dari kayu dan rotan, menjadi salah satu bangunan terbaik dan terindah di Hindia. ia juga yang memajukan para pelukis dan dekorator Tionghoa dan menghias gereja-gereja dengan gambar dan lukisan.
Di dalam tembok, terdapat sekitar enam ratus rumah miliki pribadi, kebanyakan dari mereka terbuat dari batu dan genting, dan jumlah setara di luar pinggiran, atau “arrabales,” semuanya diduduki oleh Spanyol (“todos son vivienda y poblacion de los Españoles”).
Ini memberikan sekitar seribu dua ratus keluarga atau pihak Spanyol, kecuali rohaniwan, yang di Manila berjumlah sekitar seratus lima puluh garisun, pada waktu tertentu, sekitar empat ratus prajurit Spanyol terlatih yang bertugas di Belanda dan Negara-negara Dataran Rendah, dan kelas-kelas resmi.
Malecon dan Luneta
[sunting]Sangat menarik pada masa awalnya menemukan penyebutan pergerakan rekreasi terkenal, Paseo de Bagumbayan, yang kini umum dikenal sebagai Malecon dan Luneta. “Manila,” ujar sejarawan kami, “memiliki dua tempt rekreasi di darat; yang satu bersih dan luas, terbentang dari titik yang disebut Bunda dari Pemanduan sepanjang sekitar satu league di sepanjang lautan, dan sepanjang jalan dan desa penduduk asli, yang disebut Bagumbayan, sampai tempat biara paling terdedikasi (Ermita), yang disebut Biara Bunda dari Pemanduan, dan dari sana jarak yang baik sampai biara dan misi (doctrina) Agustinian, yang disebut Mahalat (Malate).” Bagian lain terbentang sepanjang pinggiran Concepcion saat ini, yang kemudian disebut Laguio, sampai Paco, tempat biara Fransiskan.
Tionghoa di Manila
[sunting]Perdagangan Tionghoa Awal
[sunting]Kami mengamati bahwa sepanjang tiga ratus tahun, Manila menjadi metropolis dunia Timur. Kapal-kapal dari banyak wilayah menurunkan jangkar di mulut Pasig, dan para pedagang mereka membangun gerai-gerai mereka di pasar-pasar. Budak dari India dan Afrika nun jauh dijual di bawah temboknya. Dengan demikian, tempat tersebut menjadi tempat kosmopolitan yang menghantarkan muson dari dan ke gerbangnya.
Namun dari seluruh ras Timur tersebut, hanya ada satu faktor pengaruh dan tetap dalam kehidupan Kepulauan tersebut. Itu adalah Tionghoa. Ini tak nampak bahwa mereka bermukim di wilaayh tersebut dan secara material berdampak pada kehidupan Filipina sampai pendirian Manila oleh Spanyol. Sapnyol awalnya memiliki keinginan menjalin hubungan bersahabat dengan Kekaisaran Tiongkok. Pada penjelajahan pertamanya ke Mindoro, Salcedo menemukan kapal jung Tiongkok, yang bergerak di pantai barat. Ia dengan hati-hati menyelamatkan para penjelajah tersebut dan memulangkan mereka ke wilayah mereka sendiri, dengan pesan persahabatan mengundang hubungan dagang. Perdagangan dan imigrais secara langsung menyusul pendirian kota tersebut.
Tionghoa tanpa dipertanyakan merupakan pengkoloni paling menonjol di dunia. Mereka dapat bertahan dalam iklim manapun. Mereka dapat menikah dengan setiap ras. Anak-anak mereka yang mengikuti penjalinan tersebut tak hanya banyak namun sehat dan cerdik. Pesisir Tiongkok dikerumuni dengan populasi yang membludak. Imigrasi ke nyaris wilayah manapun menunjang Tionghoa dari kelahiran rendah. Kualitas dan kondisi, dengan esensi kuat mereka untuk berdagang dan ketiadaan perbedaan kerja keras fisik dan bahaya, membaut Tionghoa nyaris menjadi faktor dominan di tempat perbatasan politik manapun yang tak bangkit melawan pihak mereka.
Tionghoa awalnya meraih tempat penting dalam kehiduapn perdagangan dan industrial Manila. Sebuah surat kepada raja dari Uskup Salazar menunjukkan bahwa ia bertema dengan mereka dan dengan hangat memuji mereka. Ini terjadi pada 1590, dand itu terjadi kala itu di Manila dan Tondo pada sekitar tujuh ribu pemukim Tionghoa, dan mereka tak terpisahkan dari kemakmuran kota tersebut.
Pengaruh Buruh dan Perdagangan Tiongkok
[sunting]Pada dasawarsa awal kekuasaan Spanyol, Filipina bersumber daya rendah dan penduduknya terpencar, sangat tak layak untuk keperluan pengkoloni Spanyol. Sehingga, perkembangan awal koloni berbasis pada buruh Tiongkok dan perdagangan Tiongkok. Kala para penulis awal mendatanginya, dari Tiongkok tak hanya datang sutra dan perangkat, yang secara sebagian besar ditujukan untuk diperdagangkan ke Spanyol Baru dan Eropa, namun juga sapi, kuda jantan dan betina, pasokan pangan, metal, buah dan bahkan tinta dan kertas. “Dan apa yang lebih,” ujar Chirino, “dari Tiongkok yang mendatangkan suplai setiap jenis jasa, semuanya terampil, menjanjikan dan murah, dari tabib dan tukang cukur sampai penawar dan tukang pelabuhan. Mereka adalah penjahit dan pembuat sepatu, tukang besi, pandai perak, pemahat, tukang kunci, pelukis, tukang batu, perajut dan akhirnya setiap jenis tukang jasa di persemakmuran.”
Ketidakpercayaan Tionghoa
[sunting]Pada masa-masa tersebut, tak hanya seniman dan pedagang Tiongkok, namun mereka juga merupakan petani dan nelayan,—pekerjaan yang kini seringkali tak terlihat lagi. Namun disamping kebutuhan ekonomi mereka, Tionghoa seringakli menunjukkan ketidaksukaan dan keberadaan mereka dengan rasa takut. Rencana pembunuhan dan pemberontakan mendadak timbul di kalangan mereka. Para penulis menyatakan bahwa jumlah mereka sangat besar sehingga tidak ada keamanan di wilayah tersebut; kehidupan mereka buruk dan kejam; disamping perhubungan dengan mereka penduduk asli mengalami kemajuan di samping dalam hal Kekristenan dan adat istiadat; mereka merupakan penyantap mengerikan yang membuat kelangkaan pangan dan harga tinggi.
Jika diperkenankan, mereka mendatangi setiap tempat di Kepulaaun tersebut dan melakukan seribu pelecehan dan kejahatan. Mereka menjelajahi setiap tempat, sungai, estero dan pelabuhan, dan mengetahui wilayah yang lebih baik bahkan ketimbang Sapnyol sendiri, sehingga jika musuh manapun harus datang mereka akan dapat menyebabkan penyalahgunaan tak terbatas. Kala mereka mendapati pemikiran adil dan tinggi, sosok seperti presiden Audiencia, Morga, memberikan suara untuk dakwaan semacam itu, mereka sepakat bahwa perasaan menjadi mendalam dan mengerikan, dan secara terapan bersifat universal di kalangan seluruh penduduk Spanyol.
Pembantaian Tionghoa Pertama
[sunting]Setiap rasa khawatir dan mencurgai satu sama lain, dan dari perasaan saling takut tersebut timbul dalam kerusuhan dan pembantaian kejam tahun 1603. Tiga mandarin Tiongkok datang pada tahunt ersebut, mengaku bahwa mereka dikirim oleh kaisar untuk menyelidiki laporan bahwa terdapat gunung metal berharga solid di Cavite. Mitos tersebut tak lagi rancu selain banyak orang yang didorong oleh Spanyol sendiri dalam penaklukan awal mereka dan tanpa ragu timbul dari fakta bahwa Tionghoa banyak dijual oleh bullion Meksiko; namun Spanyol sekali lagi mengisi kecurigaan akan sebuah invasi, dan ketidakpercayaan mereka beralih melawan Tionghoa di Kepulauan tersebut.
Sejauh hal tersebut sebetulnya perencanaan pembelotan dan sejauh hal mereka gerakkan pada serangan lewat kekhawatiran aakn tindakan Spanyol dapat sangat menentukan. Namun faktanya adalah, kala menjelang hari Santo Fransiskus, Tionghoa dari Parian berkembang. Spanduk-spanduk naga dikibarkan, gong-gong perang didentumkan dan pada malam itu, pueblo-pueplo Quiapo dan Tondo dibakar dan banyak orang Spanyol dibunuh.
Pada pagi hari, sepasukan 130 orang Spanyol, di bawah kepemimpinan Don Luis Dasmariñas dan Don Tomas Bravo, dikirim menyeberangi sungai, dan dalam pertikaian tersebut, nyaris setiap orang Spanyol dijagal. Tionghoa kemudian menyerang kota tersebut, namun, menurut tradisi para imam, mereka dipukul mundur dalam teror oleh kenampakan pada tembok Santo Fransiskus. Mereka menyerbu benteng di situs Parian dan Dilao, namun kekuatan liar mereka hengkang dan Spanyol dapat meredam dan menggerakkan mereka ke wilayah sekitaran San Pablo de Monte. Dari sana, mereka dihadapkan dengan penjagalan besar. Dua puluh tiga ribu Tionghoa dikatakan oleh Zuñiga dihabisi dalam peristiwa tersebut. Jika laporan tersebut benar, jumlah Tionghoa di Kepulaaun tersebut seharusnya meningkat sangat cepat antara 1590 dan 1603.
Pembatasan Imigrasi dan perjalanan Tionghoa
[sunting]Perdagangan dan imigrasi mulai kembali nyaris secara langsung. Namun, jumlah Tionghoa yang diperkenankan untuk menetap dikurangi. Kapal-kapal Tionghoa yang datang setiap tahun untuk berdagang diperintahakn untuk mengambil balik para awak dan penumpang yang dibawa oleh mereka. Hnaya sejumlah pedagang dan seniman terbatas yang diperkenankan untuk tinggal di Kepulauan tersebut. Mereka ditempatkan pada tiga distrik di kota Manila, dan pasar besar, Alcayceria atau Parian.
Kata “Parian” nampak juga dipakai untuk kawasan Tionghoa di dalam dan sekitaran tembok kota, namun disini mengartikan distrik di Binondo sekitaran Calle San Fernando saat ini. Blok dan gerai dengan tempat tinggal kecil di atas mereka dibangun seawal-awalnya pada zaman Gonsalez. Tempat tersebut berada dalam bentuk persegi, dan tempat tersebut memiliki jumlah toko dan gerai terbesar.
Mereka tak dapat menjelajahi sekitaran Kepulauan, maupun pergi dua league dari kota tanpa lisensi tertulis, atau bertahan sepanjang malam di dalam kota usai gerbang ditutup, dengan taruhan nyawa mereka. Mereka memiliki penentu dan hakim mereka sendiri, penagdilan dan penjara; dan di sisi utar asungai, para frater Dominikan, yang mempelajari bahasa Tionghoa, mendirikan misi dan rumah sakit. Terdapat barrio terpisah untuk Tionghoa yang telah dibaptis dan keluarga mereka, sampai berjumlah sekitar lima ratus.
Tionghoa di Filipina dari masa terawal sampai sekar3ang dikenal dengan nama “Sangleyes.” Pemakaian kata tersebut tidak jelas; namun Navarrete, yang harus dipahami Tionghoa juga, menyatakan bahwa kata tersebut timbul dari kesalahan pemakaian kata yang dipakai oleh Tionghoa yang mula-mula datang sendiri di Manila. “Kala mereka ditanyai untuk apa mereka datang, mereka menjawab, ‘Xang Lei,’ yang artinya, ‘Kami datang untuk berdagang.’ Spanyol, yang tak memahami bahasa mereka, menganggapnya merupakan nama dari sebuah wilayah, dan menempatkan dua kata bersama, yang dibuat salah satunya, pada mereka yang masih membedakan Tionghoa, menyebut mereka Sangleyes.”
Koloni Jepang
[sunting]Terdapat juga pada tahun-tahun awal terdapat sebuah koloni Jepang. Komunitas mereka terbentang antara Parian dan barrio Laguio. Terdapat nyaris lima ratus orang, dan beberapa dari mereka adalah Fransiskan yang diklaim sebagai sejumlah orang yang berpindah agama.
Distrik Filipina di Tondo
[sunting]Mereka dikatakan pada beberapa panjang kota selatan sungai dan wilayah sekitar, kebanyakan dari mereka dikenal dengan nama yang disematkan pada mereka pada saat ini. Utara Pasig adalah distrik besar Tondo, pusat perasaan Filipina independen nan kaut yang pada masa awal terhimpun dengan Islam dan sampai saat ini kuat dalam perasaan lokal. Wilayah tersebut tehrimpun dan terbanbgun sampai selama bagian paling penting dan berpenduduk dari metropolis tersebut, namun tak sampai saat ini, wilaayh tersebut dianggap sebagai bagian dair kota manila, yang namanya dihimpun untuk citadel bertembok sendiri.
Sebuah jembatan di sepanjang Pasig, pada situs Puente de España saat ini, menghubungkan dua distrik pada masa selanjutnya alih-alih zaman Morga. Ini adalah salah satu hal pertama yang dicatat oleh Navarrete, yang, tanpa mendeskripsikannya dengan baik, berujar bahwa ini sangat sempurna. Jembatan tersebut dibangun pada masa pemerintahan Niño de Tabora, yang wafat pada 1632. Montero berujar bahwa jembatan tersebut terbuat dari batu, dan jembatan yang sama berdiri sepanjang lebih dari dua abad, terbendung peningkatan lalu lintas dan kekuatan banjir.
Penurunan Manila pada Abad Berikutnya
[sunting]Hal ini terjadi terhadap Manila pada tiga puluh lima sampai empat puluh tahun usai pendiriannya. Kota tersebut berada pada puncak pengaruhnya, ibukota koloni-koloni timur, pasar Asai, yang lebih maju ketimbang Goa, yang lebih kuat ketimbang Malaka atau Makau, lebih berpenduduk dan jauh lebih aman ketimbang Ternate dan Tidor. “Sebenarnya,” ujar Chirino, “ini adalah Tyre yang lain, yang sangat ditakjubkan oleh Yehezkiel.” Tempat tersebut memiliki tempat besarnya untuk orang cerdik dan perhatian yang membangunnya, sampai kebebasan aksi yang terhimpun disini ternikmati, dan sampai situasi puncaknya.
Pada tahun-tahun berikutnya, mereka menuturkan bahwa sebagian besar hanyalah proses penurunan. Spanyol sendiri dengan cepat berlalu. Beberapa tahun kemudian dan Inggris nyaris menggerakkan AL mereka dari lautan, Portugis meraih kembali kemerdekaan mereka dan kehilangan kekaisaran, Belanda berada di Timur, mendorong Portugis dan Spanyol menggemari dan mempercepat monopolisasi perdagangan kaya. Perdaagngan dan hubungan bersahabat dengan Tiongkok, yang banyak bergantung, terkoyak oleh pembantaian dan penarikan; dan, dari sebagian besar mengerikan dan terkait dari semuanya, pembajak Melayu, yang sepanjang dasawarsa per dasawarsa, mengunjungi kepulauan tersebut.
Kebijakan kolonial dari ibu pertiwi, kesendirian, penipisan dan kejahatan, kemudian mendapatkan pengaruhnya yang terasa pada perdagangan dan pemerintahan. Hal-hal tersebut bertumbuh dan mengambil tempat pada masa berikutnya yang kami soroti,—tahun-tahun dari 1600 sampai 1663. Mereka meninggalkan Filipina dalam keadaan tak terbendung dan tak signifikan untuk sepanjang abad berturut-turut, koloni dekaden dan harta yang tereksploitasi.