Sejarah Zionisme, 1600-1918/Volume 1/Bab 16
BAB XVI.
WACANA INGGRIS TERHADAP SANHEDRIN
Wacana Inggris pada Sanhedrin—F. D. Kirwan—Abraham Furtado—Rev. James Bicheno—Deklarasi Sanhedrin dan tanggapan Inggris—M. Diogène Tama—Pangeran de Ligne.
Kembali ke sejarah Inggris, kami kini mencetuskan untuk menelusuri penekanan yang dihadilkan di negara tersebut oleh Banding Palestina oleh Bonaparte tahun 1798 dan Proklamasi Sanhedrin pada 1807.
Wacana Inggris pada penekanan tersebut sangat jelas. Tak ada pertentangan yang bahkan timbul terhadap pemulihan negara Yahudi di Palestina: gagasan tersebut telah disambut di Inggris selama berabad-abad. Namun, wacana Inggris bertentangan untuk menjadikannya alt strategi atau politik di genggaman penakluk ambisius. Selain itu, wacana tersebut tak dilibatkan untuk memisahkan gagasan Pemulihan Israel dari emansipasi Yahudi. Sehingga, Sanhedrin sebetulnya dianggap langkah dini tentatif terhadap pemulihan, dan deklarasi dibuat oleh badan tersebut melawan aspirasi nasional Yahudi yang menghasilkan penekanan kejutan dan keberkehendakan. Pada kenyataannya, Deklarasi tersebut ditujukan untuk dijadikan penyangkalan kebangsaan Yahudi dalam aspek etika, sejarah, budaya atau agama-nya: ini lebih kepada janji kesetiaan politik. Sehingga Deklarasi tersebut, yang mengekspresikannya dalam istilah yang berlebihan, terhitung untuk mengejutkan dan membingungkan para teman pintar dari Yahudi di Inggris, dan menimbulkan kesalahpahaman.
F. D. Kirwan, penerjemah Inggris dari Parisian Sanhedrim, yang diterbitkan dalam bahasa Prancis oleh penyunting Yahudi-Prancis, M. Diogène Tama (Appendix xlii), berujar, dalam prakata-nya: “... Pandangan mutlak yang dimiliki oleh Bonaparte terhadap bangsa Yahudi adalah, sampai saat ini, terlibat dalam tantangan; sementara laju mendadak yang digerakkan olehnya terhadap mereka dapat dipertanyakan. Kala kami menganggap bahwa populasui Yahudi di Prancis dan Italia tak terhitung, oleh para perwakilan mereka sendiri, dengan jumlah lebih dari seratus ribu jiwa (jumlah kecil kala dibandingkan dengan populasi di negara-negara tersebut), mereka nampak kehilangan apa yang menjadi pergerakan besar yang dapat secara langsung dihasilkan kepada Bonaparte dari Yahudi yang mengerjakan pekerjaan persenjataan. Kami juga mengetahui bahwa rencana ambisi besarnya terhimpun pada hukum wajib militer; namun Yahudi menyesuaikan dengan mereka; mereka dapat melarikan keputusan mereka; dan bahwa seluruh pemuda Yahudi, dari usia layak, akan, dalam hal jumlah, membuat pengerahan layak terhadap pasukan kerahan Prancis.
“Pengerahan untuk menghimpun pekerjaan persenjataan, dilang oleh anggota utama Yahudi-Prancis, disamping selalu dipasangkan dengan rekomendasi kuat untuk mengikuti perdagangan dan peternakan; singkatnya, pekerjaan tersebut dilakuakn tanpa bangsa yang tak dapat memberadakan oleh dirinya sendiri, namun tentunya tak lebih berguna ketimbang golongan lain yang memberikan sejumlah kecil orang, yang menganggap sebuah kekaisaran sebagai negara mereka tempat pekerjaan tersebut dikerjakan.
“Kami mendapati rekomendasi yang sama yang sangat diberlakukan dalam jawaban M. Furtado kepada pedagang Yahudi dari Frankfort, yang dapat memiliki pilihan pekerjaan. Ia berkata, ‘Kami memiliki banyak pedagang dan bankir di antara kami, dan sejumlah kecil tukang dan peternak,—dan, di atas semuanya, sejumlah kecil prajurit’: namun jika warga mereka sepenuhnya mengisi cabang pekerjaan tersebut, apa yang dibutuhkan disini untuk peternak, tukang, dan prajurit dari mereka sendiri?
“Para perwakilan Yahudi berujar bahwa Bonaparte menyatakan gagasan regenerasi mereka, dan penebusan politik mereka, di tanah Mesir dan tepi Yordan. Ini tak kami ragukan; dan walau kami sempat malu untuk memegang pendirian luar biasa, kami merasakan sebuah keputusan bahwa pikiran besarnya menghimpun gagasan pendirian ulang mereka di Palestina, dan bahwa ini membentuk bagian rencananya terhadap Mesir, yang ia ketahui tak pernah ditinggalkan.
“Tak ada orang yang menentang bahwa gagasan tersebut terlalu liar untuk pembentukannya; sebaliknya, ini sangat selaras dengan cintanya terhadap usaha yang luar biasa; ia bertindak bahkan dengan lebih dari sorotan lazimnya, lewat upaya menyiapkan Yahudi untuk situasi baru yang ditujukan olehnya untuk mereka. Dengan pandangan tersebut, ia mendorong kami untuk mengikuti profesi tersebut yang dibutuhkan untuk orang yang membentuk bangsa terpisah di tanah mereka sendiri; tentunya, sebuah badan sepenuhnya terdiri dari pedagang dan peniaga yang tak pernah dapat berdiri semacam itu....
“Jawaban untuk pertanyaan keenam, yang Yahudi Prancis akui Prancis sebagai negara mereka, tanpa pembatasan apapun, masih lebih menekankan hukum Mozaik; karena mereka diberikan, melaluinya, harapan Mesias yang dihadapkan, dan dari pendirina berkelanjutan terhadap tanah terjanji Kanaan, yang mereka tuntut menjadi bagian dari perjanjian suci antara Allah dan bangsa pilihan-Nya.
“Walau kami melibatkan para perwakilan Yahudi, kami tak dapat mengharapkan bahwa mereka harus menghimpun penekanan yang terlalu besar terhadap penetapan kuat berkelanjutan dan terpenuhi yang menyifatkan seluruh hasil mereka....
“Namun penakannya adalah wacana hati nurani kebersalahan; ini seharusnya dirombak;...”
Pandangan yang sama dinyatakan dengan keelokan menonjol oleh Pendeta James Bicheno (1751‒1831), dari Newbury, seorang pendeta Anabaptis yang menghimpun beberapa kekhasan pada masanya melalui karya-karyanya tentang nubuat, dan hal lainnya pada berbagai subyek (Appendix xliii). Ia merupakan pengarang The Restoration Of The Jews: The Crisis Of All Nations;... 1800¹ (Appendix xliv).
Buku tersebut merupakan kontribusi berharga dari sastra pro-Zionis Kristen. Pengarangnya adalah orang percaya besar dalam masa depan Israel dan Palestina, namun ia melirik masalah tersebut utamanya dari sudut pandang keagamaan, walau ia tak menuntut pertobatan Yahudi sebelum pemulihan mereka. Banyak kesimpulannya tak diterima, dan lainnya tak dapat dipastikan, namun kala karya tersebut berharga sejauh dalam mereka dapat “menghimpun pemikiran para penguasa untuk meditasi, dan sehingga memajukan mereka aspek-aspek baru dan cara-cara penyidikan baru”; dan walau terjdapat sedikit pemikiran dalam buku tersebut, dan beberapa tema utamanya tak dikembangkan dengan kelengkapan atau akurasi, kecerdikan yang berujung pada banyak sugesti, dan keeleganan yang mengelompokkan mereka secara artistik, memberikan penyanjungan dan keragaman terhadap buku tersebut. Pengarangnya merujuk kepada Parisian Sanhedrim, dan menerima pandangan dari penerjemah Inggris, F. D. Kirwan.
Une antique nation, autrefois l’unique dépositaire des volontés du Très haut, et gouvernée par la divine législation de Moïse, est dispersée depuis plus de dix-sept Siécles sur la surface du globe. En rapport avec tous les Peuples, elle ne se mêle avec aucun, et elle semble exister pour voir passer devant elle le torrent des siécles qui les entraîne. Un tel phénomene serait inexplicable, s’il ne tenait qu’à l’ordre politique, car il était moralement impossible que les Juifs pûssent longtems exister, malgré toutes les vicissitudes et les persecutions dont ils furent les victimes chez les différentes nations de la terre. Dans combien de proscriptions ne furent-ils pas envelloppés! Pour ne parler que de la France, qui ne sait les haines, les mépris, les outrages, les confiscations, les bannissemens, les supplices même qu’ils y ont endurés? rien de cruel, rien de deshonorant ne leur a été épargné; de sorte que l’on serait tenté de croire que nos aïeux ne les comptaient point au nombre des humains. En vain quelques orateurs éloquens s’élevèrent contre une si criante injustice, leur voix ne fut point entendue, et les infortunés Israelites paraissaient à jamais condamnés à l’avilissement et à l’opprobre. Un nouveau Cyrus a paru, mais il a fait pour eux plus que l’ancien. S’il n’a pas reconstruit leur temple, il leur a donné une patrie et des loix protectrices de leur culte et de leurs droits civils; en les rendant citoyens et membres de la grande nation, il leur a rendu l’honneur; en leur donnant des mœurs, il les a garantis pour jamais du mépris des ses peuples. Pénétrés de reconnaissance pour de si précieux bienfaits, les enfans d’Israel se sont prosternés au pied du trône du Grand Napoléon, et les filles de Sion ont fait retentir les voûtes des temples de ces cantiques célébres que répétaient les échos du Jourdain, lors qu’au retour de sa captivité le peuple Hébreu célébrait les miséricordes du Seigneur. La gratitude des Israëlites français ne s’est pas bornée à de simples démonstrations, ils prouvent chaque jour qu’ils sont dignes des faveurs du Souverain par leur attachement à son auguste personne et par leur soumission à ses loix.
A Paris, au Bureau de l’Auteur des Fastes de la Nation Française, M. Ternisien d’Haudricourt, Rue de Seine N.º 27 F. Sᵗ. Germain.
“... Jika Sanhedrim hanya berkonsultasi pada hal yang bersifat domestik, kenapa mengundang kerjasama seluruh Yahudi di Eropa? Waktu tidaklah datang untuk rancangan yang dijadikan kekuatan penuh. Apa yang skema besar kembangkan, dan apa yang Napoleon majukan pergerakan perdagangan Prancis, dan meruntuhkan kepentingan Inggris di Timur, lewat pemukiman kembali Yahudi di tanah mereka sendiri, waktu aakn menemukannya. Namun ini hanya membutuhkan sedikit dorongan, kala, disampign semua itu, keadaan hal-hal di Eropa dan di TImur, serta karakter sosok luar biasa yang telah mengambil bangsa tersebut di bawah perlindungannya, ditempatkan dalam pengesahan, untuk disertakan, agar beberapa hal mentujukan karakteristik lebih dari sekelompok besar ambisi Napoleon ketimbang menekan beberapa juta orang Yahudi....”
Bicheno menyatakan bahwa: “... ini harus diperkenankan oleh setiap pemikiran serius, ... bahwa pertanyaan besar berkaitan dengan keberuntungan Yahudi mendatang, yang, selama beberapa zaman, dihimpun oleh mukjizat berkelanjutan, menghimpun kepentingan menonjol: ... bahwa Yahudi, usai pembuangan panjang mereka saat ini, akan dikumpulkan dari segala bangsa, dan kembali dipulihkan ke negara mereka sendiri, dan menjadi rakyat suci nan bahagia. Pemuliahn mereka akan berdampak pada waktu yang besar dan keputusan yang umum.... Bahwa itu sangat nampak merupakan hal yang dikehendaki oleh mereka yang mula-mula ditempatkan dalam pergerakan oleh beberapa kekuatan asing, dan bahwa kekuatan tersebut adalah hal maritim di belahan dari dunia.... Sepanjang waktu tersebut kala ‘tulang-tulang kering Rumah Israel’ akan mulai bergerak, mustahil untuk dikatakan;... Namun walau tak ada ornag yang bertutur bagaimana dekatnya, atau bagaiaman jauhnya, waktu yang dapat, kala Allah akan berkehendak memenuhi janjinya terhadap bangsa Yahudi; sehingga ini merupakan ketentuan yang tak pernah menjadi banyak alasan untuk memutuskannya yidaklah sangat jauh, seperti saat ini. Kami hidup pada zaman kesadaran. Kami dan para bapak kami menyaksikan perang, namun, sejak manusia mempelajari pertumpahan darah, tak pernah ada hal yang sama dengan saat ini, yang bangsa-bangsa terputus satu sama lain menjadi berkeping-keping.... Peristiwa-peristiwa paling menonjol menyusul satu sama lain dalam pergerakan yang cepat.... Palestina sendiri menjadi daerah persaingan; dan bahwa gejolak, yang telah menghasilkan bencana tak diharapkan dan menyadarkan di Eropa, telah mencapai pesisir Mesir dan Suriah.”
Dalam kesimpulannya, ini menekankan bahwa gagasan Bonaparte terhadap pemulihan Yahudi tidaklah terlalu baru di Prancis. Beberapa pernyataan dari jenis tersebut dibuat dalam sastra Prancis pada masa sebelumnya. Sehingga, Pangeran de Ligne menulis, dalam Memoirnya terhadap Yahudi, pada 1797:
“Setelah menelusuri negara-negara Kristen, tugas dan kepentingan mereka terkait dengan pengadaan kondisi Yahudi Eropa, mereka dapat menubuatkan apa yang akan terjadi pada kasus yang mereka hiraukan dalam nasehat tersebut.... Jika Turki memiliki sedikit esensi umum, mereka akan berupaya dan menghimpun Yahudi kepada mereka dalam rangka membuat mereka menjadi penasehat politik, militer dan keuanganm agen polisi, pedagang, singkatnya menjadi diinisiasikan oleh para penasehat mereka dalam seluruh bentangan kekuatan dan kesadaran negara-negara Kristen. Pada akhirnya, Sultan akan menjualkan kepada mereka Kerajaan Yudea, tempat mereka akan bertindak lebih baik pada masa mendatang.... Yahudi yang akan membentuk kembali negara mereka akan memutuskan untuk membuat perkembangan seni rupa, industri, pertanian dan perdagangan Eropa. yerusalem, sarang kengerian saat ini (ini ditulis pada 1797), memberikan detak jantung pada para peziarah yang datang kesana saat ini, akan menjadi ibukota yang pesat. Mereka akan membangun kembali Bait Salomo pada reruntuhannya. Mereka akan menghimpun perairan Kidron, yang akan mensuplai bendungan-bendungan untuk sirkulasi dan eksportasi.”