Lompat ke isi

Sejarah Zionisme, 1600-1918/Volume 1/Bab 25

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

BAB XXV.

RESTORASI DAN PERLINDUNGAN

Sebuah Memorandum baru—“Keseimbangan Kekuatan”—Palestina dan “Hak” di negara lain—“Peringatan Gereja Skotlandia”—Perlindungan untuk Yahudi di Timur.

Beberapa waktu setelah itu, Memorandum baru munculk dalam pers, yang dapat dianggap sebagai salah satu eulogi tertinggi dari Zionisme yang pernah ditulis (Appendix lv). Ini memadukan pernyataan keagamaan dengan apresiasi realisme politik. Para penulis—artikel ini merupakan ekspresi dari wacana sekelompok negarawan—bersepakat dengan masalah politik yang kala itu menjadi peminatan dan kepentingan tertinggi, dan ditandai dengan kejelasan solusi yang dimungkinkan, menyerahkan pandangan bahwa “sebab Pemulihan Yahudi ke Palestina adalah sebuah unsur dan pemikiran khas.” Mereka tak gagal untuk mewujudkan kompleksitas masalah dan banyak gelombang silang dan kecemburuan, namun datang pada keputusan bahwa terdapat penebusan untuk seluruh konflik dalam kolonisasi Palestina oleh Yahudi. Mereka bahkan bergerak lebih jauh ketimbang ini, karena mereka menekankan bahwa “ini akan menjadi titik pemahkotaan dalam kejayaan Inggris untuk mengirim peristiwa semacam itu.”

Penulis artikel berjudul “Sebuah Kaitan untuk Yahudi,” menggambarkan penjelasan historis berikut ini:—

“Untuk memberikan kesempatan Yahudi kembali ke Palestina, jika ia memilih, dan bermukim disana dalam damai dan aman, sehingga akan membentuk salah satu unsur tercerah dalam mahkota Inggris. Cyrus, atas ijin Yahudi buangan untuk pergi ke Yerusalem, dihormati dengan peringatan berkelanjutan pada halaman-halaman inspirasi. Inggris takkan kehilangan rekompensasi keuntungan dan penghormatan setara untuk ntindakan kecintaan yang sama-sama tercerahkan. Untuk ini, masa kini sangatlah menggembirakan dan berkesempatan—untuk penyetiran dan pembagian derma dari publik hidup pada kasus Yahudi, dan akan dihormati dengan sambutan terbesar agar pemerintah yang harus menghimpun batu atas pada seluruh jenis yang dibuat selaras dengan masyarakat.”

Ini adalah pernyataan umum, utamanya di kalangan beberapa penentang Yahudi terhadap Zionisme, untuk menyatakan bahwa beberapa pendukung non-Yahudi dari gagasan tersebut dapat menjadi keirian dari kesetaraan Yahudi di negara-negara tempat mereka tinggal, dan berharap untuk menggerakkan Yahudi. Namun, pada kenyataannya, para promotor gagasan pemulihan selalu ditentang dalam wujud penindasan atau pengikisan.

Disini, penulis tersentuh pada salah satu titik kontroversial paling penting: tuduhan ketidakselarasan Pemulihan Yahudi ke Palestina dengan hak kewarganegaraan mereka di negara lain. Pergesekan tersebut dipakai oleh beberapa penentang Yahudi dari Zionisme modern. Mereka sepakat dengan poin dalam Pengenalan, dan harus mengembalikannya lagi. Disini, mereka hanya menyerukan perhatian kepada perilaku lunak dan berpemikiran luas yang penulis Inggris tekankan kesesatan kontradiksi mendadak tersebut antara Palestina dan “hak,” yang hanya timbul lewat kesempatan pembenaran dan keinginan logika. Sehingga, ini membuat penasaran untuk mendapati bahwa para penentang Yahudi selalu ingin berbicara pada titik ini atas nama Kristen, namun dalam jalur yang berseberangan dengan gagasan yang diekspresikan dan sikap Kristen yang lebih kompeten untuk memutuskan. Fakta datar tersebut menyatakan, sebagaimana yang dituturkan penulis, bahwa “para promotor gagasan Restorasi selalu berseberangan dengan jenis penindasan dan pengikisan manapun.” Teori irekonsilisasi mendadak dari Palestina dan “hak” merupakan kesesatan logika dari sudut pendirian lainnya. para pembela teori tersebut enggan menganggap secara layak pertanyaan ranah hak dan kebebasan. Berkali-kali, mereka dipandang mewacanakan bahwa Yahudi tak menarik tradisi mereka dalam rangka mendapatkan “hak”; pada kesempatan lain, mereka nampak memajukan agar kebebasan diterima oleh pengartian “hak.” Namun pada kenyataannya, hak bukanlah kebebasan yang dibutuhkan; sosok yang mengaspirasikan budaya namun terpaksa untuk menarik aspirasinya bukanlah kebebasan. Di sisi lain, sekelompok orang yang meninggalkan tradisi mereka bukanlah kebebasan. Kebebasan dalam esensi positif, satu-satunya esensi yang memberikannya nilai, adalah hak pilihan besar, karena hak pilihan adalah kondisi utama perkembangan nyata dan produktifitas. Sehingga, satu-satunya rumus logika dan liberal disinggung oleh penulis Memorandum; “untuk memberikan Yahudi kesempatan kembali ke Palestina jika ia memilihnya.” Zionisme Modern mengekspresikan gagasan yang sama dalam perkataan lain: Palestina seharusnya untuk Yahudi yang tak dapat selaras dengan lainnya atau tak ingin melakukannya.

Pada masa lain, pertanyaan perlindungan yang diberikan ke Yahudi di Timur dilanjutkan untuk menduduki pemikiran Inggris dengan kesepakatan besar. The Times, 3 Desember 1840, hlm. 6, mencantumkan artikel tentang “Yahudi” yang tertulis:—

“Peringatan berikut ini dipersembahkan oleh Gereja Skotlandia kepada Menteri Urusan Luar Negeri:—

“‘Kepada Right Hon. Lord Viscount Palmerston, Menteri Urusan Luar Negeri Utama Yang Mulia....

“‘Para memorialismu tak dapat membantu mengekspresikan rasa terima kasih yang mereka, dan semua pihak lain yang berkepentingan dalam kesejahteraan orang Yahudi, harus rasakan kepada Pemimpinmu, untuk penghitungan yang diberikan kepada perhimpunan lainnya yang memiliki hati obyek yang sama dengan para memorialismu di Porte dan dengan Pasha Mesir, dan untuk merekomendasikan Yahudi kepada perlindungan khsuus konsul yang dikirim ke Suriah oleh Pemerintah Yang Mulia.

“‘Para memorialismu melirik dengan peminatan mendalam terhadap transaksi yang kini bergerak di Suriah, yang kami percaya akan dihasilkan dalam pendirian yang lebih tegas dan lebih luas dari pengaruh Inggris di tanah yang diminati tersebut: dan sangat ditekankan dengan dakwaan bahwa ini merupakan kebenaran yang diwahyukan dari firma Allah, bahwa pemberkatan Allah dijanjikan kepada orang-orang yang dijadikan bangsa kuno-Nya namun kini menderita, entah bangsa atau perorangan, mereka sangat khawatir bahwa, dalam pemukiman mendatang dari negara tersebut, di bawah naungan Inggris, Pemimpinmu dan Pemerintah Yang Mulia harus mengambil tindakan sejauh mungkin untuk melindungi Yahudi melawan penindasan dan ketidakadilan....’”

Dengan rujukan kepada Peringatan tersebut, The Globe membuat pernyataan berikut ini:—

“Britanai Raya telah mengajarkan pelajaran amal kepada bangsa-bangsa, serta iman, lewat menempatkan bangsa kuno Allah di bawah perlindungan khususnya. Meskipun beberapa kekuatan bumi terajut, dan terus dilaksanakan pada jiwa prasangka tak adil dan praktek penindasan, sampai Britania Raya menerima pujian tepat yang menyertakan klaim-klaim keadilan dan kasih lewat penghimpunan sejarahnya sepanjang beberapa masa atas perantara para korban yang kurang senang dari kebencian nasional dan keagamaan. Semua yang berkepentingan dalam sebab penderitaan kemanusiaan mengalihkan mata mereka ke Britania Raya.”

Penulis melanjutkannya:—

“Kenapa Inggris menyaksikan dan menindaknya? Adalah negara lain dengan sejarah semacam itu? Sejarah banyak bangsa lain membuat perang dan rumor perang dalam pertahanan tanah air mereka dari pasukan invasi asing—Inggris, menyelamatkan perang saudara, utamanya dalam perjuangan untuk kebebasan sipil dan keagamaan. Kenapa harus ada sekelompok kecil orang di muka bumi seperti Inggris dapat mengendalikan Kekaisaran besar dan penduduk tersebar tempat matahari tak pernah terbenam? Kenapa harus Inggris yang menjadi teror penindas dan suaka kaum tertindas? Ini lewat jiwa Allah, lewat perlindungan besar dan industri menguntungkan dan berguna untuk dunia, lewat kesiapan untuk mendapatkan luka apapun, dan memberikan bantuan apapun untuk pengadaan keadilan. Sehingga, Inggris memberikan perlindungan khusus kepada Yahudi.”

Dari sini, kami mendapati bahwa opini publik terkait perlindungan Yahudi di Timur oleh Inggris sebagai fakta yang menyertai, meskipun tak resmi diproklamasikan.