Sejarah Zionisme, 1600-1918/Volume 1/Bab 41
BAB XLI.
“PECINTA SION” DI PRANCIS DAN INGGRIS
Pengerjaan di Prancis—Baron Edmond de Rothschild dan kegiatannya dalam kolonisasi Palestina—Dampak di Inggris—Kolonel A. E. W. Goldsmid—Elim d’Avigdor.
Kala kembali ke Prancis, ini menjadi signifikan kala Inggris menempati tempat pertama dalam propaganda gagasan tersebut, pergerakan terapannya adalah karena Yahudi prancis, atau, lebih pastinya, Yahudi Prancis perorangan. Pengerjaan “Pecinta Sion” memasuki masa baru kala Baron Edmond de Rothschild of Paris memulai kegiatan besarnya dalam kolonisasi Palestina pada 1895‒1896.
Baron Edmond de Rothschild adalah salah satu sosok paling dihormati dalam sejarah kontemporer Yahudi. Lahir dengan pangkat tinggi seumur hidup dan kekayaan besar, ia telah mencurahkan hal terbaik dari hidupnya dan pemikirannya untuk kesenangan maupun pengabdian pribadi, selain pemenuhan kehendak material dan moral dari orang Yahudi tertindas. Ini bukan juga dikatakan bahwa ia meraih ketenaran di seluruh dunia selaku dermawan, dan bahwa namanya terhubung dengan seluruh pengabdian terbesar Yahudi di Palestina. ia secara dini menjadi teman kalangan tertindas dan terusir, tanpa pembedaan kebangsaan atau kepercayaan, dan simapti besar dan upaay tiada henti atas pernatara saudaranya menggelarinya pada peringkat teratas dalam gulungan bergambar pemimpin Yahudi. Keantusiasan kedermawannya dapat ditelusuri pada perasaan nasional Yahudi besarnya.
Penunjangan terkini dalam kondisi kehidupan Yahudi di Palestina adalah karena berbagai sebab dan upaya dari banyak orang, namun tak lebih dari pengerjaan berharga Baron Edmond. Ia bukanlah pencetus gagasan kolonisasi Palestina, namun ia melakukannya melampaui para pendahulunya atau sosok sezamannya, dan ia bertanggung jawab atas perkembangan yang didorong oleh mereka. kegiatannya harus dijadikan sebagai contoh terbesar dari apa yang dapat menyertai kala pengerjaan dilakukan untuk perwujudan gagasan besar dan dilakukan dengan pendirian kuat. Pembentukan pemukiman Yahudi yang disuarakan di Palestina adalah pernyataannya dan pengerjaan kehidupannya. Meskipun ini setidaknya menjadi unsur penting dalam karakternya, dan setidaknya insiden terhormat dari karirnya, gagasan tersebut dipegang padanya pada masa kala setiap alasan bagi orang besar untuk melepaskan dirinya dari pengerjaan kurang diterima semacam itu.
Baron Edmond mulai mengambil kepentingan di Palestina pada suatu masa kala doktrin asimilasi masih secara kemenangan membuat pemuncakan sepanjang seluruh Yahudi Eropa Barat. Dibawah panduan pengkotbah terpisah, agama Yahudi dimajukan untuk mengemansipasikan dirinya dari tradisi kuno Palestina dan dari keyakinan akan masa depannya. Semua itu tercapai. Baik masa lalu maupun masa depan terpadu dengan masa kini. Semua pemimpin Yahudi dapat melakukannya untuk bermigrasi ke tanah sesama agamawan malang mereka—pengamalan. Hal ini dilakukan dalam dunia kala Baron Edmond mendapati dirinya saat ia pertama kali menjadi tokoh masyarakat dan kekuatan masyarakat. Terlepas dari doktrin asimilasi, ia bekerjasama secara sangat erat dengan “Pecinta Sion.”
Kegiatannya mendapatkan sambutan dan pujian di Inggris. Para perwakilan Yahudi Inggris, yang pada saat yang sama patriot Inggris, mendukung gerakan kolonisasi Palestina. Salah satu “Pecinta Sion” paling berpengaruh dan pendukung setia gagasan nasional Yahudi, Kolonel Albert Edward Williamson Goldsmid, M.V.O. (1846‒1904), merupakan seorang sosok dari keluarga Yahudi-Inggris tua dan menonjol. Ia berkarir dalam ketentaraan. Pada Januari 1869, usai dua setengah tahun dengan Fusiliers di Walmer, bergerak ke India dengan resimennya. Ia diangkat menjadi Wakil Asisten Ajudan-Jenderal di markas besar pada 1889, dan mengemban jabatan tersebut sampai 1892. Pada 1892, ia menerima tugas tanggung jawab menghimpun koloni-koloni pertanian yahudi di Argentina, dan, kala mendapatkan cuti setahun, ia datang ke Amerika Selatan selaku Dirjen. Pada masa pemerintahnnya, terdapat traktat tanah yang disurvei dan disiapkan. Sekitar tujuh ratus keluarga bermukim di empat koloni nbesar, kebanyakan dari mereka, yang menjadi sangat menghiraukan pertanian,telah diperintah dalam prinsip-prinsip pertamanya. Koloni-koloni tersebut diatur pada sebuah sistem kala, selaku para kolonis yang menerima banyak pengalaman, pemerintahan dapat secara material berkurang untuk menghimpun pemerintahan sendiri pada Koloni-koloni tersebut. Kala pulang dari Argentina, Kolonel Goldsmid diangkat menjadi kepala Asosiasi “Pecinta Sion” cabang Britania Raya dan Irlandia.
Pemimpin aktif lainnya adalah Elim Henry d’Avigdor (1841‒1895). Berprofesi sebagai insinyur sipil, ia menaungi pembangunan jalur kereta api di Suriah dan Transylvania, dan pengerjaan air di Wina. Ia adalah penulis banyak karya dalam kaitannya dengan profesinya, dan memiliki pemahaman sastra pada arah lain. Dengan pseudonim “Pengembara,” ia menerbitkan banyak cerita perburuan kasih, yang membuatnya sangat terkualifikasi, menjadikan dirinya penggerak perburuan yang berani. Pada suatu waktu, ia berasosiasi dengan Vanity Fair; dan setelah itu memiliki Examiner, dan kemudian beralih ke Yachting Gazette.
Perlu dicatat bahwa “Sebuah Negara Yahudi,” yang diedarkan pada 1896, merupakan terjemahan Inggris karya Sylvie, putri ketiga Elim H. d’Avigdor, dari “Judenstaat” karya Theodor Herzl.
Ia menjadi seperti Kolonel Goldsmid, salah satu Yahudi Inggris pertama yang tergabung pada gerakan baru untuk pendirian koloni pertanian Yahudi di Tanah Suci. Gagasan semacam itu tak disambut pada Yahudi makmuran danterasimilasi, karena gagasan asiminasi yang kini ada membuat beberapa pergerakan bahkan di kalangan Yahudi Inggris. Penekanan tersebut tertinggal pada pemikiran banyak orang yang mendengar gagasan bahwa ada sejumlah besar Yahudi ingin menggerakkan kebangkitan terjanji dari Mesias. Mereka bergerak disertai dengan pernyatana bahwa Palestina merupakan sebuah gurun, yang dipakai oleh para pemburu pengembara Bedouin, dan hanya diisi dengan pengemis dan peziarah taat. Mereka menghiraukan semua yang ditulis berseberangan dengan sejumlah penulis, terutama oleh tenaga kerja Yayasan Penjelajahan Palestina. Mereka paham untuk mediskreditkan janji-janji suci sebagai masa depan kawasan tersebut. Mereka merasa diri mereka sendiri teramankan dalan posisi yang mereka raih untuk diri mereka sendiri, dan mengerjai pemikiran yang mengecam mereka dengan penawaran sejumlah antusias dan pemimpin, sebagaimana jika orang manapun memiliki pemikiran yang menempatkan alternatif semacam itu di hadapan mereka. Mereka menganggap gagasan tersebut secara mauvais ton, dan menganggap bahwa hal tersebut dapat memahayakan posisi sosial mereka yang baru diakui, seperti hal tersebut. Motif-motif tersebut, dan hal lain seperti mereka, mencantumkan banyak Yahudi berpengaruh untuk terjun dari gerakan yang tak memberikan simpati pada mereka.
Tak hanya d’Avigdor. pemikiran intuisifnya menunjukkannya perasaan ketakutan semacam itu dan kemungkinan meraih hasil besar yang diharapkan untuk dan sebagian dicapai oleh perhimpunan-perhimpunan baik, jika hanya upaya yang dibuat dipertahankan dalam ikatan bantuan. Ia menempatkan kepentingan kolonisasi Yahudi terhadap Palestina dengan perjuangan dan tenaga. Kala ia memulai pengerjaan, Asosiasi “Pecinta Sion” tak lagi ada, namun sejumlah pertemuan diadakan dalam mendukung gerakan untuk kolonisasi Palestina oleh Yahudi, meskipun tak ada langkah yang dilakukan sampai kemudian dibawa untuk memberikan agitasi terapan. Ini mula-mula dibutuhkan pada semua organisasi sejati yang harus didirikan, tak hanya untuk keperluan memanfaatkan tenaga promotor yang lebih terapan dari skema tersebut, namun juga mencegah tindakan-tindakan tercela, yang akan memiliki dampak menghancurkan penanganan pada masa kelahirannya.
Dengan tujuan tersebut yang dipandang secara jelas, d’Avigdor mendorong perampungan cepat konstitusi yang diperhitungkan untuk memberikan bentuk dan wujud pergerakan, dan mendirikan sistem pengerjaan pada jalur pasti dan bermetode. Pada akhirnya, ia membawakan kemampuan terorganisirnya terhadap permaimanan penuh, dan bersama dengan Kolonel Goldsmid merancang serangkaian aturan, jika menjadi dasar prosedur masa depan. Pelayanan tersebut dilakukan olehnya terhadap masyarakat yang tak terhitung. Ia datang ke Paris dan mengadakan negosiasi penting untuk akuisisi tanah di Palestina, sebuah tugas yang sangat diselaraskan oleh alasan pengalaman luasnya dan kemampuan bisnis besarnya. Ia mendapatkand 10.000 dunam tanah di Hauran pada hal yang baik. Keberangkatan Kolonel Goldsmid ke Argentina membuat pengerjaannya lebih maju. d’Avigdor kemudian terpilih menjadi kepala Asosiasi, sementara pada masa yang sama, selaku Komandan Tenda Barat, ia hadir untuk pengerjaan cabang tertentu.
Unsur penting dalam kegiatannya adalah jabatan keketuaannya terhadap Komite Pusat “pecinta Sion” di Paris. Gagasan tersebut menghimpun beberapa cabang Asosiasi tersebut di Eropa dan Amerika, yang hasil berharganya dapat dicapai lewat upaya persatuan di berbagai negara. Sebuah pertemuan yang menghimpun proposal untuk perwujudan gagasan tersebut diadakan di Paris, dan beberapa pergerakan dibuat dalam pengarahan koordinasi (Appendix lxxv).