Sejarah cidomo
Sejarah, DTulis.com - Cidomo adalah sejenis kendaraan tradisional yang berasal dari Pulau Lombok, Indonesia.
Cidomo atau kadang disebut Cimodok adalah alat transportasi tenaga kuda khas pulau Lombok dan Kepulauan Gili.
Secara fisik kendaraan ini mirip dengan delman atau andong yang terdapat di pulau Jawa. Perbedaan utama dari delman atau andong adalah cidomo menggunakan roda mobil bekas, bukan roda kayu.
Sampai saat ini, alat transportasi ini masih menjadi sarana transportasi utama, terutama pada daerah-daerah yang tidak dijangkau angkutan publik dan daerah-daerah sentra ekonomi rakyat seperti pasar.
Sejarah cidomo di Lombok dimulai sekitar tahun 1920-an, yang digunakan orang-orang di Pulau Lombok untuk mengangkut barang-barang mereka ke pasar.
Cidomo mulai populer di Lombok pada tahun 1950-an, ketika banyak orang mulai menggunakannya sebagai kendaraan transportasi sehari-hari.
Cidomo tidak hanya digunakan sebagai kendaraan transportasi, tetapi juga sebagai sarana wisata. Banyak wisatawan yang menggunakan cidomo untuk mengelilingi pulau dan menikmati keindahan alamnya.
Cidomo juga sering digunakan sebagai kendaraan pernikahan, dengan menambahkan dekorasi yang indah dan mengelilingi daerah pernikahan dengan lampu-lampu yang bercahaya.
Walaupun cidomo masih digunakan sebagai kendaraan transportasi harian di beberapa daerah di Lombok, namun cidomo kini telah ditinggalkan oleh masyarakat karena adanya kendaraan bermotor yang lebih modern.
Meskipun demikian, cidomo masih merupakan bagian penting dari sejarah dan budaya Lombok, dan terus dijaga oleh masyarakat setempat agar tidak terlupakan.
Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat usaha untuk mempromosikan cidomo sebagai salah satu daya tarik wisata di Lombok.
Ini merupakan upaya untuk menjaga keberlangsungan cidomo sebagai bagian dari budaya setempat dan menjadikannya sebagai salah satu sumber penghasilan bagi masyarakat Lombok.
Dengan demikian, cidomo merupakan salah satu aset budaya yang penting bagi Lombok, yang harus dijaga dan dipelihara oleh masyarakat setempat agar tidak terlupakan.
Cidomo tidak hanya menjadi bagian dari sejarah dan budaya Lombok, tetapi juga merupakan sumber penghasilan bagi masyarakat setempat yang masih memproduksinya hingga saat ini.