Suara bedug sebelum adzan

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Catatan[sunting]

Cerita ini terkait budaya Jawa di mana kedatangan Islam dan memulaikan budaya yang menyesuaikan dengan Islam. Begitu juga bedug. Awal dari cerita ini ada seorang laki-laki bernama Adi.

Awal[sunting]

Suasana sekitar Masjid Ampel yang berada di Ampel Denta, Surabaya... ramai sekali.
Suasana sekitar Masjid Ampel di Ampel Denta, Surabaya... ramai sekali.

Suatu hari, Adi masih tidur malam. Tiba-tiba bangun dan tidak sadar. Melihat suasana sekitar Masjid Ampel ramai sekali. Baru terdengar suara yang bunyinya hanya dua yang kenal: tek dan dung. Adi belum tau asal suara itu. Untungnya Adi pakai baju muslim. Waktu sholat dhuhur tiba dan Adi segera ke masjid itu untuk sholat berjama'ah.

Asal usul suara sebelum adzan[sunting]

Wudhu lalu masuk ke masjid, sholat berjama'ah, lalu keliling di dalam masjid. Mencari asal suara yang dijadikan tanda waktu sholat dan sebelum adzan. Dari selatan tidak ketemu dan dari utara juga tidak ketemu. Kemudian, Adi duduk bersandar tiang kayu yang kuat. Sosok gadis kecil menemui Adi.

"Mas, kamu cari apa? Tadi lihat kamu keliling" Sosok gadis itu bertanya.

"Oh ... asal suara yang sebelum adzan" Adi jawab dan ingin tau.

"Baiklah. Nama saya Nahida. Kamu siapa?"

"Adi."

"Kalau begitu, ayo ke selatan masjid," Adi dan Nahida langsung ke tempat itu.

Menuju ke selatan masjid dari belakang masjid sampai depan masjid. Lalu, Nahida menunjuk benda yang asal dari suara itu.

"Ini asal suara yang sebelum adzan?" Tanya pada Nahida tentang asal usul suara sebelum adzan.

"Ya, ini asal suara. Namanya ... bedug."

"Jadi ini namanya bedug. Bentuk tabung. Kalau bunyinya tek itu kentongan?"

"Betul. Kebiasaan masyarakat Jawa menggunakan ini sebagai komunikasi bahwa waktu sholat tiba. Selain untuk waktu sholat, ini bisa digunakan untuk takbiran maupun tanda sholat Ied akan dimulai."

Jelang ashar, tidak ada petugas yang menunggu di dekat bedug, tapi petugas mengizinkan Adi untuk memainkan bedug. Nahida kasih tau cara memainkan bedug. Dan ada kentongan sebagai pendamping dan bunyi "tek". Sebelum Adi memainkan bedug untuk waktu sholat ahsar, Nahida beri opsi.

"Pakai kentongan buat hasil bunyi tek saat dipukul. Atau bagian samping bedug juga bisa."

"Siap."

Waktu ashar tiba. Adi mulai memukul bedug dengan cara yang dilakukan Nahida.

Tidak sebatas mimpi[sunting]

Ketika memukul bedug selesai, Adi terbangun dari mimpi. Dan ... adzan berkumandang. Bergegas mandi dan berjalan ke masjid jami'. Sampai di masjid itu, Adi melihat gadis yang mirip dengan Nahida saat Adi mimpi.

"Adi, mungkin mimpi sama dengan kamu. Sudahlah, ayo ke masjid."

Kedua orang ke masjid. Dan cerita pun selesai.