Lompat ke isi

Tayu si Penggembala Domba

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Sinopsis[sunting]

Tayu adalah seorang penggembala domba, ia berusia 11 tahun. Domba tersebut didapat dari ayah dan ibunya, kemudian diberi nama Komo, Poko dan Mora.

Pada suatu hari, Tayu mengajak ketiga dombanya yaitu Komo, Poko dan Mora untuk mencari serta menikmati rumput segar disekitaran lembah dan mengalami hal tidak terduga.

Lakon[sunting]

  1. Tayu
  2. Komo (Domba 1)
  3. Poko (Domba 2)
  4. Mora (Domba 3)
  5. Ayah Tayu
  6. Ibu Tayu

Lokasi[sunting]

Ilustrasi gambar dari "Lembah Anai"

Lembah Anai dikaki Gunung Singgalang

Cerita Pendek[sunting]

Tayu dengan ketiga dombanya yaitu Komo, Poko dan Mora sedang berada di "Lembah Anai"

Pengenalan tentang Tayu dan tempat dia tinggal[sunting]

Tayu adalah anak yang baik dan pandai, dia tinggal bersama ayah dan ibunya dikaki Gunung Singgalang, tepatnya di Lembah Anai. Dengan luasnya padang rumput nan hijau serta rindangnya pepohonan, apalagi jika pagi hari, suasananya sangat sejuk dan indah, pantulan cahaya matahari yang mengenai embun pagi dipepohonan dan rerumputan terlihat berwarna warni, sungguh pemandangan yang indah sekali.

Pergi Menggembala[sunting]

Pagi itu dihari yang cerah, pada saat hari libur ayah dan ibu tayu hendak akan pergi kesuatu tempat, akan tetapi Tayu tidak mau ikut karena ingin mengajak ketiga domba kesayangannya yaitu Komo, Poko dan Mora untuk mencari rumput segar.

Ayah Tayu : Tayu....

Tayu : Iya ayah....

Ayah Tayu : Kamu mau ikut ayah dan ibu pergi tidak?

Tayu : Tidak ayah, dihari libur ini aku ingin mengajak Komo, Poko dan Mora mencari rumput segar disekitaran lembah.

Ayah Tayu : Waaaahh, kamu sangat sayang terhadap domba-dombamu yah Tayu, baiklah kalau begitu. Jangan sampai tersesat ya sayang.

Tayu : Baik ayah.  

"sambil tersenyum"

Saat tau Tayu menolak untuk ikut, ibu Tayu pun menyiapkan bekal lalu berkata.

Ibu Tayu : Tayu....

Tayu : Iya ibu....

Ibu Tayu : Ini ibu siapkan bekal untukmu, ada telur dan sayur-sayuran kesukaanmu.

Tayu : waaaahh, terima kasih ibu.

"Sambil tersenyum senang".

Ibu Tayu : Jangan lupa untuk dimakan ya Tayu.

Tayu : Iya ibu, aku tidak akan lupa.

Kemudian Tayu menyiapkan semua yang akan dia bawa saat pergi menggembala nanti. Seperti tas, buku, tongkat dan tidak lupa tentunya bekal dari ibu Tayu tercinta. Kemudian Tayu berpamitan sambil mencium tangan ayah dan ibunya.

Tayu : Ayah, ibu, aku berangkat ya.

"Lalu mencium tangan ayah dan ibunya".

Ayah dan ibu Tayu : Baik Tayu, hati-hati ya sayang.

"Sambil melambaikan tangan kearah Tayu"

Setelah itu Tayu keluar dari rumah dan mengeluarkan domba-domba kesayangannya.

Tayu : Selamat pagi Komo, Poko dan Mora

"Dengan senyum penuh keceriaan"

Komo, Poko dan Mora : Mbeeekk...Mbeeekk...

"secara bersautan"

Tayu pun mengajak ketiga dombanya untuk keluar dari kandang dan bergegas berjalan menuju lembah. Sesampainya dilembah yang hijau nan indah serta rindangnya pepohonan, Tayu pun duduk dibawah pohon dan melepaskan domba-dombanya.

Tayu : Lihat itu Komo, Poko dan Mora. Rumputnya terlihat sangat segar bukan?

"Sambil tersenyum kearah domba-dombanya"

Komo, Poko dan Mora : Mbeeekk...Mbeeekk... "secara bersautan"

Tayu : Kalian jangan pergi terlalu jauh yaaa!!

"Teriak Tayu, saat dombanya mulai berjalan mencari rumput segar"

Kemudian Tayu duduk dibawah Pohon sambil menikmati udara sejuk pagi itu dan hendak memakan bekal yang diberikan ibunya. Setelah selesai makan, tayu membuka tasnya dan mengeluarkan buku yang ia bawa, Tayu tidak lupa untuk belajar walaupun ia sedang menggembala domba kesayangannya, karena dia tau sebentar lagi akan ada ujian disekolahnya.

Setelah selesai membaca buku, Tayu memutuskan untuk bermain bersama ketiga dombanya, Tayu sangat senang sekali dan tanpa disadari waktupun sudah mulai siang dan Tayu tetap asyik bermain bersama ketiga dombanya. Kemudian langit tiba-tiba menjadi gelap dan angin kencang pun berhembus "wwwuuussssshh".

Pertanda sebentar lagi akan turun hujan, Tayu bergegas berlari untuk mengambil barang-barangnya, namun kerena terburu-buru ia pun terjatuh dan kakinya terkilir.

"Aduh, kakiku terkilir, sakit sekali" teriak Tayu.

Melihat Tayu yang jatuh dan berteriak kesakitan, tiba-tiba Komo, Poko dan Mora langsung lari dan menghampiri Tayu, seolah tau dan mengerti Tayu sedang kesakitan.

Komo : Mbeeekk...Mbeeekk...

"sambil membungkukan badannya"

Tayu : Oh Komo, kamu mau aku naik diatas punggung mu?

Komo : Mbeeeeeeekkk....

Tayu : Baiklah Komo, terima kasih.

"Sambil mengelus-elus tubuh komo"

Perjalanan Pulang[sunting]

Tayu yang sudah naik diatas punggung Komo, segera bergegas pulang, di ikutin dengan Poko dan Mora dibelakangnya. Didalam perjalanan pulang, langit sudah semakin gelap dan suara petir mulai bergemuruh, pertanda sebentar lagi akan turun hujan deras.

"Waah, bagaimana ini? Sebentar lagi akan turun hujan" ujar Tayu.

Semakin bergegas Komo, Poko dan Mora berlari kencang sambil berteriak "mbeeeekk" berkali-kali.

Dan akhirnya mereka bisa sampai dirumah dengan selamat sebelum hujan turun.

Ayah dan ibu Tayu pun keluar dari rumah setelah mendengar suara domba yang berteriak "mbeeeekk".

Dan melihat Tayu yang menaiki salah satu dombanya dengan raut wajah menahan sakit. Kemudian ayah dan ibu Tayu bertanya?

Ayah Tayu : Tayu, kamu kenapa nak?

Tayu : Aku tidak apa-apa ayah, kakiku hanya terkilir sedikit tadi, akibat terburu-buru karena takut hujan lalu terjatuh. Kemudian komo menolongku dengan memperbolehkanku menaiki punggungnya.

Ayah dan ibu Tayu : Ohh ya ampun, terima kasih Komo, Poko dan Mora sudah menolong Tayu.

"sambil mengelus-elusnya"

Ibu Tayu : Sini Tayu ibu gendong, biar ayah saja yang memasukan Komo, Poko dan Mora kedalam kandang. Pasti sakit ya kakimu nak?

Tayu : Iya ibu, hanya terkilir sedikit mungkin.

"sambil tersenyum menahan sakit kakinya"

Tayu : Terima kasih Komo, Poko dan Mora.

"Sambil mengelus-elus kepalanya"

Komo, Poko dan Mora : mbeeeekk...mbeeekk

"secara bersaut-sautan"

Lalu setelah Komo, Poko dan Mora dimasukan kedalam kandang oleh ayah Tayu, Tayu serta ayah dan ibunya kemudian masuk kedalam rumah, Tayu pun melambai-lambaikan tangannya kearah kandang, kemudian hujan deras pun turun yang disertai petir dan angin yang kencang.


TAMAT