Teknologi Sediaan Farmasi/Sirup

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Sirup obat batuk, salah satu sirup obat yang umum dijumpai.

Sirup merupakan salah satu sediaan farmasi yang tertua. Sediaan farmasi dapat disebut sebuah sirup jika dalam larutan tersebut memiliki kandungan gula. Gula yang umum digunakan adalah sukrosa, tetapi bisa juga diganti menjadi sorbitol, gliserin, atau propilen glikol. Gula dalam sediaan sirup memiliki beberapa fungsi seperti

  • Memperbaiki profil rasa pada sediaan sehingga dapat dikonsumsi oleh anak-anak
  • Mengubah viskositas atau kekentalan sesuai yang diinginkan

Komponen dalam sirup[sunting]

Sebuah sediaan sirup perlu memiliki beberapa bahan berikut

  • Air murni
  • Gula seperti sukrosa atau pemanis lain yang juga bisa menjadi pengental
  • Pengawet
  • Perisa
  • Pewarna

Gula[sunting]

Komponen utama yang membedakan sirup dengan sediaan larutan lainnya adalah gula. Umumnya, gula yang digunakan adalah sukrosa. Beberapa bahan lain yang dapat digunakan untuk menggantikan sukrosa adalah gliserin, sorbitol, atau propilen glikol

Pengawet[sunting]

Pengawet merupakan komponen yang penting dalam sirup. Kandungan gula pada sirup membuat mikroba juga akan cepat berkembang biak dan membuat sirup tidak dapat dikonsumsi. Pemberian pengawet bertujuan untuk mencegah perkembangbiakan mikroba sehingga sirup dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.

Pengawet yang umum digunakan dalam sirup antara lain.[1]

  • Asam benzoal 0,1-0,2%
  • Natrium benzoat 0,1-0,2%
  • Paraben 0,1%

Referensi[sunting]

  1. Allen, L., & Ansel, H. (2013). Pharmaceutical dosage forms and drug delivery systems (Edisi ke-10., hal. 263-264). Philadelphia, Pa: Lippincott-Williams & Wilkins.