Tiongkok Kuno/Dinasti Zhou Timur

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Periode Zhou Timur

Pada 771 SM, para petarung hebat dari barat laut menyerbu Diansti Zhou. Mereka kemungkinan merupakan leluhur bangsa Hun. Orang-orang Asia Tengah ini telah menemukan cara menunggangi kuda dalam perang, dan ingin memanfaatkan kavaleri baru mereka untuk menaklukan Tiongkok utara. Sistem pertempuran Zhou yang menggunakan kereta perang tidak mampu menandingi pasukan penunggang kuda baru ini. Jadi para kaisar Zhou mundur ke arah timur dan mendirikan ibukota baru di Luoyang. Periode ini disebut Dinasti Zhou Timur.

Para sejarawan menyebut tiga ratus tahun pertama dalam periode Zhou Timur sebagai zaman Musim Semi dan Musim Gugur karena waktu ini merupakan masa yang bagus bagi Tiongkok. Banyak flsuf, seperti Konghucu dan Lao-Tzu, berkarya di Tiongkok pada masa ini.

Para petani menciptakan papan cetak untuk bajak mereka. Para perajin di Tiongkok belajar cara memanfaatkan besi untuk membuat peralatan. Barangkali mereka belajar dari para pandai besi di Asia Barat, mungkin melalui India atau Asia Tengah. Pada masa ini, para saudagar Tiongkok juga mulai berdagang ke Korea.

Besi juga dimanfaatkan sebagai senjata. Sekitar dua ratus negara kecil di Tiongkok mulai berperang tanpa henti. Para sejarawan menyebut periode dari 481 SM sampai 221 SM sebagai periode Negara Perang. Pada masa ini, pasukan-pasukan di Tiongkok telah menguasai cara menunggangi kuda dalam pertempuran. Namun mereka mengalami kendala dalam beternak kuda yang bagus di Tiongkok karena iklimnya kurang cocok.

Pasukan-pasukan Tiongkok membeli sebagian besar kuda dari para pedagang Sogdiana. Para penenun Tiongkok, sebagian besarnya wanita, mulai memproduksi banyak kain sutra untuk ditukar dengan kuda dan besi berkualitas tinggi dari bangsa Sogdiana. Karena itu Jalur Sutra menjadi jauh lebih penting bagi Tiongkok selama periode Negara Perang. Perdagangan juga berlangsung ke arah timur, ketika kapal-kapal mulai berlayar antara Tiongkok, Korea dan Jepang..

Pada 300 SM, tinggal tersisa tujuh negara besar. Setelah itu, pada 250 SM, kaisar Zhou kehilangan kekuasaan. Para raja di tujuh negaralah yang berkuasa.Para raja ini saling berperang satu sama lain sampai Raja Qin dari negara yang terkuat berhasil menjadikan dirinya sebagai kaisar dan mendirikan dinasti Qin.