Lompat ke isi

Ikhtisar Sejarah/Bab 4

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

INVASI TANAH KERING OLEH KEHIDUPAN

§ 1. Kehidupan dan Air. § 2. Hewan-hewan Terawal.

§ 1

Kala garis pesisir membentang, terdapat kehidupan, dan kehidupan itu berada di dalam dan oleh dan dengan air sebagai rumahnya, mediumnya, dan kebutuhan fundamentalnya.

Permulaan kehidupan seperti jeli pertama musnah kala mereka keluar dari air, karena ubur-ubur mengering dan musnah pada pantai kita saat ini. Pengeringan adalah hal fatal bagi kehidupan pada masa itu, bertentangan dengan mula-mula yang tak memiliki perlindungan. Namun, di dunia kolam hujan dan laut dangkal dan pasang, beragam hal yang memperkenankan makhluk hidup untuk keluar dan mempertahankan kelembabannya saat waktu surut, kekeringan datang dengan setiap dorongan dalam keadaan saat itu. Harus ada resiko mutlak yang timbul. Dan, di sisi lain, kehidupan bertahan lebih mendekati pesisir dan pantai di wilayah dangkal karena membutuhkan udara (yang sebetulnya berada di luar air) dan sinar.

Tak ada makhluk yang dapat bernapas, tak ada makhluk yang dapat mendapati makanannya, tanpa air. Kita membahas udara pernapasan, namun apa yang seluruh makhluk hidup benar-benar lakukan ditujukan untuk menghidup oksigen yang berada di luar air. Udara yang kita sendiri hirup sebetulnya mula-mula keluar pada kelembaban pada paru-paru kita; dan seluruh makanan kita seharusnya mencair sebelum dapat terasimilasi. Makhluk-makhluk hidup air yang selalu di bawah air, bergerak bebas mengarungi gelombang agar mereka bernapas di air, dan menyarikan udara yang keluar di dalamnya. Namun, makhluk yang timbul keluar dari air pada waktu manapun, harus membuat tubuhnya dan alat napasnya terlindung dari kering. Sebelum rumptu laut dapat timbul keluar dari laut Palæozoikum Awal ke garis pasang pantai, mereka telah mengembangkan kulit puar untuk menjaga kelembaban mereka. Sebelum leluhur kalajengking laut dapat bertahan hidup meninggalkan pasang, hewan tersebut mengembangkan pemasangan dan pertahanannya. Trilobit mungkin mengembangkan lapisan mereka dan menggelinding menjadi bola, sangat kurang terlindungi melawan satu sama lain dan musuh lain yang dihadapi oleh mereka, ketimbang dugaan melawan kering. Dan kala saat ini, sebagaimana mereka menaiki bebatuan Palæozoikum, ikan nampak, mula-mula dari seluruh hewan vertebrata atau bertulang belakang, ini membuktikan bahwa sejumlah dari mereka siap beradaptasi lewat perlindungan insang mereka dengan penutup insang dan oleh jenis paru-paru primitif untuk berenang, untuk menghadapi resiko pertahanan temporer yang sama.

Kini, rumput dan tumbuhan mengadaptasi diri mereka sendiri pada kondisi pasang juga mengirim diri mereka sendiri ke kawasan dengan sinar yang lebih terang, dan sinar sangat dibutuhkan dan berharga untuk seluruh tumbuhan. Perkembangan struktur manapun akan menghimpun dan menjaga mereka pada sinar, sehingga alih-alih kusut dan jatuh kala air menyurut, mereka akan bertahan di luar jangkauan, menjadi pergerakan besar. Dan kemudian kami mendapati mereka mengembangkan serat dan dukungan, dan permulaan serat kayu di dalam mereka. Tumbuhan-tumbuhan awal berreproduksi lewat spora-spora lembut, atau "gamet" separuh hewan, yang keluar dari air, tersebar oleh air dan hanya dapat bertunas di bawah air. Tumbuhan awal berpasangan, dan sebagian besar tumbuhan rendah pada masa sekarang berpasangan, lewat kondisi siklus kehidupan mereka, di air. Namun disini lagi-lagi ada pergerakan besar untuk digerakkan oleh perkembangan beberapa perlindungan spora dari kekeringan yang akan memperkenankan reproduksi terjadi tanpa penunjangan. Sehingga, sebuah spesies dapat melakukannya agar, tumbuhan tersebut dapat hidup dan berreproduksi dan menyebar di atas markah air tinggi, terbasuh sinar dan keluar dari jangkauan naunagn dan tekanan arus. Pembagian klasifikasi utama dari tumbuhan yang lebih besar menandai tahap-tahap dalam kemunculan kehidupan tumbuhan dari kebutuhan penunjangan lewat pengembangan dukungan kayu dan metode reproduksi yang lebih dan lebih bertahan pada pengeringan. Tumbuhan rendah masih menjadi hadirin yang tertahan air. lumut-lumut rendah harus hidup di daerah lembab, dan bahkan perkembangan spora dari pakis menuntut tahap-tahap takaran basah ekstrim tertentu. Tumbuhan tertinggi meraih kebebasan dari air sejauh mereka dapat hidup dan berreproduksi jika hanya ada sedikit kelembaban di tanah yang berada di bawah mereka. Mereka menuntaskan masalah kehidupan mereka di luar air bersamaan.

Kekhasan dari masalah tersebut bekerja lewat kebesaran æon dari Zaman Proterozoikum dan awal Zaman Palæozoic lewat metode percobaan dan pengujian alam. Kemudian perlahan, namun dalam pergerakan besar, ragam tumbuhan baru mulai keluar dari laut dan menuju dataran rendah, masih bertahan di rawa dan laguna dan kawasan perairan tempat persebaran mereka.

§ 2

Dan setelah tumbuhan, kehidupan hewan pun datang.

Tak ada jenis hewan darat di dunia, sebagaimana tak ada jenis tumbuahn darat, yang strukturnya utamanya tak mendiami air yang beradaptasi lewat modifikasi dan diferensiasi spesies untuk hidup di luar air. Adpatasi tersebut terjadi dalam berbagai cara. Dalam kasus kalajengking laut, lapisan-lapisan insang dari kalajangking laut primitif merasuk dalam tubuh sehingga membaut lapisan paru-paru yang timbul dari penguapan cepat. Insang krustasea, seperti kepiting yang berlari di nyaris di udara, terlindung oleh lapisan insang yang berada pada cangkang belakang atau carapace. Leluhur serangga mengembangkan sistem kantung udara dan tabung udara, tabung trakea, yang membawa udara ke seluruh tubuh sebelum itu ditiadakan. Dalam aksus hewan darat vertebrata, insang ikan leluhur mula-mula tersuplementasi dan kemudian digantikan oleh pertumbuhan mirip tas dari tenggorokan, kantung kemih renang paru-paru primitif. Pada saat ini, terdapat ikan lumpur tertentu yang memperkenankan kami untuk memahami secara sangat jelas metode hewan darat vertebrata melakukan perjalanan mereka keluar dari air. Makhluk-makhluk tersebut (seperti ikan paru-paru Afrika) ditemukan di wilayah tropis tempat adanya musim hujan dan musim kering, kala sungai-sungai menjadi berparit lumpur. Pada musim hujan, ikan tersebut berrenang di sekitaran dan bernapas lewat insang seperti ikan lainnya. Kala air sungai menguap, ikan tersebut mengubur diri mereka sendiri di lumpur, insang mereka digerakkan, dan makhluk tersebut mempertahankan diri mereka agar tetap hidup sampai air kembali lewat udara dangkal, yang melintas pada kantung kemih renangnya. Ikan paru-paru Australia, kala ditangkap pada bagian kering sungai di kolam-kolam tetap, dan air menjadi mengering dan lenyap, bangkit ke permukaan dan mengumpulkan udara. Kadal-kadal air pada kolam pastinya melakukan hal yang sama. Makhluk-makhluk tersebut masih tetap pada tahap transisi, tahap kala leluhur hewan paling vertebrata keluar dari batasan mereka pada kehidupan bawah air.

Amfibia (katak, kadal air, triton, dll) masih menunjukkan kehidupan mereka meriwayatkan seluruh tahap dalam proses pembebasan ini. Mereka masih bergantung pada air untuk reproduksi mereka; telur mereka harus dibaringkan di air yang tersorot matahari, dan disana mereka harus berkembang. Kecebong muda mencabangkan insang luar yang bergelombang di air; kemudian insang menutupi pertumbuahn di belakang mereka dan membentuk rongga insang. Kemudian, kala kaki makhluk tersebut muncul dan ekornya lenyap, hewan tersebut mulai memakai paru-parunya dan insangnya mengendap dan hilang. Katak dewasa dapat hidup sepanjang masa hidupnya di udara, namun dapat tenggelam jika hewan tersebut tetap berada di bawah air. Namun, kala kami mendapati reptil, ia mendapati telur yang terlindung dari penguapan pada kasus telur, dan telur tersebut menghasilkan hewan muda yang bernapas lewat paru-paru semenjak menetas. Reptil tersebut berada pada seluruh empat jenis dengan tumbuhan berbenih dalam kebebasannya dari kebutuhan untuk melewati tahap siklus kehidupannya dalam air.

Bebatuan Palæozoikum dari hemisfer utara memberikan kami material untuk serangkaian gambar dari persebaran kehidupan rendahnya di darat. Secara geografis, seluruh paruh utara dunia menjadi ranah laguna dan laut dangka yang sangat disukai pada invasi tersebut. Tumbuhan baru, yang kini menghimpun kekuatan untuk hidup pada kehidupan udara yang baru, berkembang dengan kekayaan dan ragam yang luar biasa.

Tak ada tumbuhan berbunga yang sebenarnya, tak ada tumput maupun pohon yang menyebarkan dedaunannya pada musim dingin; "flora" pertama terdiri dari pakis pohon besar, equisetum raksasa, pakis cycad, dan vegetasi rendah. Sebagian tumbuhan mengambil bentuk pohon berbatang tinggi, yang lintang besarnya selamat dari fosilisasi pada saat ini. Beberapa pohon memiliki tinggi seratus kaki, dari ordo dan kelas yang kini tersebar di dunia. Mereka berdiri dengan batang mereka di air, yang tanpa ragu memiliki tunjangan tebal dari jaringan lunak dan lendir hijau dan pertumbuhan jamur yang meninggalkan beberapa jejak datar di belakang mereka. Sisa yang ditinggalkan pada hutan rawa pertama menghasilkan sisa arang utama di dunia pada saat ini.

Di antara vegetasi primitif mewah tersebut merangkak dan meluncur dan menerbangkan serangga-serangga pertama. Mereka bersayap, makhluk bersayap empat, seringkali sangat besar, beberapa dari mereka memiliki sayap yang memiliki panjang sampai kaki. Terdapat sejumlah capung—yang ditemukan di pengerjaan batubara Belgia yang memiliki bentang sayap dua puluh sembilan inchi! Terdapat juga sejumlah besar ragam kecoak terbang. Kalajengking berlimpah, dan sejumlah laba-laba awal, yang, namun, tak memiliki alat pintal untuk pembuatan jaring. Siput darat muncul. Sehingga menghimpun langkah pertama yang diketahui dari leluhur mereka sendiri di darat, amfibia. Kala kami meningkatkan tingkat yang lebih tinggi dari catatan Palæozoikum akhir, kami mendapati proses adaptasi udara yang bergerak sejauh penampilan reptil sebenarnya di antara sejumlah dan beragam amfibia.

Kehidupan darat dari Zaman Palæozoikum Atas adalah kehidupan hutan rawa hijau tanpa bunga atau burung atau kebisingan serangga modern. Tak ada hewan darat besar secara kesleuruhan; amfibia dan reptil primitif menajdi makhluk yang sangat tinggi kala kehidupan makin terproduksi. Kala itu, daratan keluar dari air atau di atas air masih sekadar batas dan tanpa kehidupan. Namun dengan cepat, dari generasi ke generasi, kehidupan timbul dari perairan laut dangkal pada permulaannya.