Lompat ke isi

Kejadian II

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

1 - Hakikat Tuhan Yang Satu

[sunting]
Kata Allah dalam kaligrafi huruf Arab.

1Tuhan Yang Satu, Ia adalah energi yang sangat murni (very pure energy).[1] Bahkan Iblis tak dapat menjadi diri-Nya karena Iblis hanyalah materi yang diciptakan-Nya. Jika materi seperti Iblis beranjak menjadi sebuah energi, maka ia akan tetap menjadi energi yang sangat lain dari Tuhan Yang Satu.[2] 2Ia tak dapat diserupakan dengan yang manapun di semesta raya ini. Manusia diciptakannya ketika Ia "menyentuh" tanah seperti membuat tembikar.

2 - Sang Waktu adalah Sang Waktu adalah Saint(ifik)

[sunting]

1Tuhan menciptakan Sang Waktu sebagai ciptaan yang pertama.

2Tuhan (akan)[3] menyangsikan apakah bilangan genap adalah bilangan yang terbaik, sebab ketika memulai semuanya, tak ada siapapun di sana, kecuali diri-Nya sendiri. Tak ada yang kedua ketika Ia sendirian, juga tidak ada yang ketiga ketika itu. Tak ada pula yang lainnya. Namun Ia senantiasa ada bersama apapun dan siapapun, karena Ia adalah yang Pertama dan Utama. Bahkan Ia tetap ada ketika tak ada apa-apa[4]. Ia tetap ada bersama ruangan yang kosong, bahkan jika kemudian ruangnya menjadi tidak ada. Maka dalam benak manusia, ditanamkan bahwa ketika tak ada yang bisa diselamatkan, (akan) disusupkan-Nya harapan, karena Ia tak (akan) pernah terpupuskan[5] oleh apapun. Siapakah yang (akan) memupus-Nya[5]? Tak ada apapun ketika Ia sendirian.

3Benarkah Sang Waktu itu melaju laksana jemparing yang dilepaskan dari gandewa, melesat dari masa silam menuju masa depan? Ataukah Sang Waktu itu seperti lingkaran yang senantiasa berulang, berkisar dan berputar tiada habis-habisnya? Atau mungkinkah jika Sang Waktu itu adalah sesuatu yang acak, yang tak diketahui lagi yang manakah mula dan ujungnya? Kau (akan) menyebut saya sebagai abu, abu-abu, dan kelabu, karena Tuhan telah memutuskan untuk mengacak Sang Waktu, agar menjadi pendamai dalam segala pertengkaran. Hal yang demikian itu (akan) menjamin bahwa Tuhan-lah yang (akan) senantiasa berkuasa meskipun Iblis mengambil alih kekuasaan-Nya. Siapakah yang mengubah hal tersebut, jika Ia adalah yang Pertama dan Utama? Siapakah yang (akan) bisa mengubah-Nya, jika Sang Waktu adalah ciptaan-Nya yang Pertama?

4Sang Waktu kini menjadi suatu kenisbian[6], sesuatu yang acak dan centang-perenang, tak ada apapun yang bisa diduga darinya. Takkan ada ciptaan-Nya yang bisa menduga ia sedang berada di mana dan (akan) ke mana. Sebuah wilayah abu, abu-abu, sekaligus kelabu. Ketidakberpihakan Sang Waktu (akan) dipuja. Umat manusia (akan) memuja damai di dalam diri dan di luar diri. Siapakah yang (akan) memupus harapan jika Ia senantiasa ada, bahkan jika dalam keadaan semua petaka terlepas ke dunia? Siapakah yang (akan) mengubah semua itu jika Tuhan adalah yang Pertama dan Utama? Takkan ada yang mampu kecuali diri-Nya sendiri.

5Jika manusia menjadi lupa oleh yang-Yang[7] lain, maka itu adalah cara agar manusia tak tahu lagi yang manakah yang datang lebih dulu dan yang manakah yang datang kemudian. Lupa pada pikiran manusia adalah perbuatan Tuhan ketika Sang Waktu berpusingan[8], bertabrakan, lalu menjadi kepingan yang berserakan. Sehingga manusia tak tahu lagi yang manakah masa lalu dan yang manakah masa depan.

6Jika seorang manusia nga-Hiang, maka itu adalah cara agar manusia lenyap dari muka bumi, dijadikan Moyang dan moyan[9] di bawah sinar Matari, dan berada dalam penjagaan-Nya. Siapakah yang (akan) bisa mengubah-Nya, jika Ia adalah pendamai Yang Pertama dan Utama?

7Maka Tuhan menurunkan Damai ke kalbu manusia, agar perang antara manusia dan Iblis berakhir, agar semuanya menjadi memuja-Nya sebagai Yang Satu dan Yang Pertama. Jika Ia berkehendak maka Ia (akan) membuat manusia di dunia ini beriman teguh semua, namun dunia diubahnya, Ia menurunkan abu, sang abu-abu, sang kelabu, seorang yang sangat tua, agar manusia menjadi damai dalam dirinya sendiri dan dengan ciptaan-Nya yang lain.

8Bagaimanakah (mungkin)[10] masa lalu mengubah masa depan? Atau masa depan mengubah masa lalu? Ataukah kalian telah lupa?

9Perhatikanlah, jika Ia menghendakinya, maka Ia (akan) membuatmu menjadi lupa, karena Ia berkuasa atas segala sesuatu. Karena Ia adalah Yang Pertama.

10Bagaimanakah cara Iblis (akan) mengubah naskah-Nya, jika Ia adalah Yang Pertama dan Utama?

11Merapi, Merbabu, Mertua. Namun mereka (akan) memuja MerU sebagai tempat pertemuan antara Langit dan Bumi, karena bentuknya laksana bejana berhubungan. Awan adalah cara Langit merendah dan menjangkau Bumi. Gunung adalah cara Bumi meninggikan diri untuk menjangkau Langit. Anda (akan) menyebut saya sebagai abu, sang abu-abu, dan sang kelabu, yang kegemarannya adalah be-raksukan[11] abu-abu. Seseorang yang sangat tua.

12Maka sebagai penutup lembaran di Bumi[12], Tuhan menjadikan Cinta sebagai abadi. Takkan ada lagi peperangan yang merusak muka Bumi. Sang Waktu adalah Cinta. Cinta adalah Sang Waktu. Bersama Sang Waktu, Cinta luluh menjadi Satu.[13]

3 - Persamaan Yang Tak Terhingga (∞)

[sunting]

Sang Mahdi

[sunting]

1Matematika digunakan untuk menciptakan makhluk. Sufi(stik) paling suci di Semesta Raya. Ketika Jesus[14] ada maka Tuhan Yang Satu perlu menciptakan Iblis, persamaan di kanan harus disetimbangkan dengan persamaan yang di kiri. Ketika Iblis yang diselamatkan oleh Tuhan Yang Satu, maka perlu ada kesetimbangan yang baru di sebelah kiri. Oleh karena itu Ia memutuskan untuk mengembalikan Sang Imam. Sang Mahdi. Muhammad Rasulullah,[15] yang akan memberikan sebentuk doa pertolongan bagi seluruh manusia di akhir zaman.

Sang Rembulan

[sunting]

2Rahasia Ilahiah Terbesar, Energi Penyatuan Akbar (Grand Unification Energy) akan didapat manusia dengan mempelajari Rembulan. Karena Rembulan adalah Bintang Dingin yang dicari selama ini. Di sana terletak rahasia mengenai dimensi RuangWaktu. Nibiru bukanlah bintang imajiner, ia adalah bintang yang benar-benar nyata, ia terletak tepat di depan mata kita. Jika manusia tak pernah pergi untuk mempelajari Rembulan, maka takkan ada Penyatuan Tuhan dengan umatnya, takkan ada manunggaling kawula-Gusti[16].

3Orang-orang Barat menyebutnya sebagai Astropolis. Sementara orang-orang Nusantara (akan) menyebutnya sebagai Kota Bintang[17]; yang akan ditemukan ketika pukul 9 menurut palintangan[18].

Para Peretas

[sunting]

4Para peretas perangkat komunikasi dengan Tuhan, mereka akan dijuluki manusia-manusia yang terinspirasi oleh syaitan, anak-anak Iblis, di kala ia, Sang Iblis, sedang beristirahat tenang karena rahmat-Nya. Mereka mengira akan (dapat) berkuasa di atas Tuhan Yang Satu karena menguasai perangkatnya, namun Tuhan Yang Satu adalah pengendali segala kejadian[19]. Sungguh, manusia tidak diberikan pengetahuan Yang Gaib, kecuali sedikit.

Penyandian Sang Tuhan (Encoding of The God)

[sunting]

5 Tuhan Yang Satu adalah Maha Sempurna, tiada cacat sedikitpun yang dialaminya. Segala ciptaannya adalah baik dan selaras baginya. Namun ciptaan adalah hal yang berbeda. Penciptaan dan penjadiannya bagaikan membuat peranti lunak dan peranti keras yang dilakukan oleh manusia. Semuanya mesti diujicobakan karena ketidaksempurnaan makhluknya. Ketidaksempurnaan adalah cara bagi-Nya agar tiada satupun makhluk yang (akan) menjadi setara dengan-Nya.

Catatan Akhir

[sunting]
  1. Yang hakikatnya sama sekali tidak memiliki bentuk/wujud (completely unformed) karena bukan merupakan zat/materi (matter).
  2. "Materi adalah bentuk lain dari energi" merupakan pernyataan Albert Einstein dalam tesis masternya.
  3. Semua kata akan dalam naskah ini berada dalam tanda kurung sebagai pernyataan bahwa Sang Waktu tak lagi terduga atau dapat diduga mula dan ujungnya. Lihat ayat 3 dan 4 pada pasal 2 ini.
  4. Sebuah permainan kalimat yang berarti "ketika Tuhan hanya sendirian" dan dapat pula berarti "ketika (seseorang) tertimpa masalah" atau "tidak tertimpa masalah".
  5. 5,0 5,1 Kata dalam Bahasa Sunda pupus artinya "hapus, terhapus, menghilangkan".
  6. Kata nisbi artinya "relatif, tidak mutlak, tidak pasti, tidak absolut".
  7. yang, hyang, dan hiang adalah sebuah kata Nusantara yang sangat tua yang berarti berarti "Tuhan" atau "dewa". Maka yang-Yang berarti "para dewa" atau "dewata", namun tidak berarti "para Tuhan" karena Tuhan itu adalah Yang Satu (karena itu huruf Y besar di sini hanya dituliskan satu). Contoh penggunaan hal ini ada pada kata (parah)yang(an), (pri)yang(an), (kah)yang(an), tiga kata yang berarti tempat tinggal atau peninggalan (Bahasa Sunda: titinggal) para dewa, serta pada kata (Sangkuri)yang dan (Da)yang (Sumbi). Karena sangat tuanya dan melewati berbagai zaman, dua kata yang terakhir sudah tidak jelas lagi penggunaan dan maknanya, meskipun secara bentuk kata masih bertahan hingga masa sekarang. Hal ini sama dengan penggunaan kata ci- dalam Bahasa Sunda, yang semula merupakan bentuk hormatan untuk cai "air". Pada masa sekarang orang akan banyak sekali menemukan nama tempat yang berawalan ci- meskipun masyarakat setempat tidak lagi mengerti apa kaitan tempat tersebut dengan air. Umumnya penggunaan unsur kata yang, hyang, hiang dalam kata-kata Nusantara (misalnya dalam kata sembahyang dan dayang-dayang) sehingga pada sejumlah kata menjadi tertukar-tukar makna aslinya mengungkapkan bahwa pada masa lalu orang Nusantara senantiasa merasa dikelilingi oleh kewajiban untuk beragama dan melaksanakan perintah agama, sehingga hal itu merasuk ke dalam segala hal kehidupan mereka. Sedangkan kondisi mer-yang (meriang, demam tinggi, menggigil; awalan mer- & kata yang) merupakan salah satu kondisi yang dialami Rasulullah Muhammad ketika menerima wahyu dari Tuhan Yang Satu.
  8. kata pusing di sini artinya adalah "berkisar, berputar-putar".
  9. Kata moyan adalah sebuah kosakata Sunda yang berarti "berjemur di bawah matari".
  10. Kata mungkin berada dalam tanda kurung untuk menyatakan bahwa hal yang demikian itu memang dapat terjadi jika Tuhan Yang Satu berkehendak, termasuk untuk mengubah masa lalu melalui masa depan seperti dalam kalimat berikutnya, karena ilmu-Nya meliputi segala sesuatu.
  11. Kata raksukan berasal dari Bahasa Sunda langgam sangat halus yang artinya "pakaian, sesuatu yang dikenakan/disandang di (anggota) badan".
  12. Karena Tuhan Yang Satu memiliki rencana yang lain (another plan) bagi perjalanan antariksa yang dilakukan oleh umat manusia.
  13. Dengan demikian, maka Tuhan Yang Satu menyebutnya sebagai Kalatresna "Waktu Cinta" (dari Bahasa Sunda kala "masa, waktu" + tresna "cinta, kasih, welas asih"), sebuah akhir dan mula yang baru bagi Sang Kala atau Sang Waktu.
  14. Ejaan Jesus adalah serupa dengan Yesus karena di masa lalu bunyi huruf J tidak berbeda dengan bunyi huruf I.
  15. Dalam simbolisme agama, dan bukan duniawi, Rasulullah Muhammad itu bagaikan kaum yang duduk di sebelah kiri Tuhan Yang Satu. Dengan posisi di kanan dan kiri Tuhan yang selalu diciptakan untuk kebaikan (demikian juga dengan Iblis sebelum ia membantah perintah Tuhan Yang Satu).
  16. Banyak sekali purbasangka yang salah berkenaan dengan ujaran manunggaling kawula-Gusti atau "persatuan Tuhan dengan umatnya". Namun karena kita hidup di zaman ketika perangkat teknologi tinggi merajalela, maka kita punya pemisalan yang lebih baik. Manunggaling kawula-Gusti itu kalau diistilahkan (dimisalkan) dalam dunia komunikasi & informatika sekarang adalah di-sync (disinkronisasi). Perangkatnya tetap beda-beda tapi isinya jadi sama, tidak peduli ada di manapun ia dan siapapun ia. Tuhan tidak dapat bersatu dengan umatnya dengan cara persatuan ragawi -- seperti yang dipersangkakan selama ini -- karena Tuhan Yang Satu itu sama sekali bukan zat/materi tapi adalah energi Yang Sangat Murni. Karena itu yang bersatu adalah "pikiran" atau mind-nya. Sama sekali bukan badan-Nya. Karena Tuhan sama sekali tidak dapat diserupakan dengan makhluk-Nya. Untuk esensi mengenai Tuhan Yang Satu, silakan lihat bagian ini.
  17. Atau Bahasa Inggrisnya The City of Stars.
  18. Palintangan artinya "ilmu perbintangan" atau "menurut (posisi garis) lintang".
  19. Karena itu kitab pertama dalam Alkitab dinamai kitab Kejadian, dan bukan Penjadian.