Mainan Tradisional dari Bambu/Kitiran

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Ilustrasi kitiran

Apa teman-teman tahu bahwa ada permainan tradisional yang kemungkinan hanya bisa dimainkan pada musim kemarau? Selamat datang! Hari ini, penulis akan mengenalkan teman-teman pada permainan bernama kitiran.

Kitiran merupakan permainan sejenis baling-baling yang terbuat dari bambu dan kayu khusus serta dilengkapi dengan blarak (daun kelapa kering) yang berfungsi sebagai penyeimbang.[1] Permainan ini sangat bergantung pada keberadaan angin. Oleh sebab itu, kitiran biasa dimainkan ketika musim kemarau karena angin dinilai berhembus lebih stabil pada musim kemarau. Selain dikarenakan angin, memainkan kitiran dilakukan pada musim kemarau karena pemain menggunakan area ladang dan persawahan yang sedang tidak ditanami petani sebagai tempat perlombaan.[2] Asal-usul dari permainan ini belum terlalu jelas. Namun, salah satu daerah yang masih melestarikan permainan kitiran sampai saat ini adalah Desa Sawahan, Kabupaten Gunungkidul.[3]

Permainan[sunting]

Untuk membuat kitiran, teman-teman harus menyiapkan:[2]

  • bambu dengan ukuran kurang lebih 80 cm,
  • bambu kecil dengan panjang 20 cm,
  • daun kelapa yang telah dikeringkan,
  • kayu sepanjang 2,5 meter,
  • tali,
  • pisau.

Membuat kitiran tidak terlalu sulit. Pertama-tama, potong dan haluskan bambu menggunakan pisau hingga pipih dengan ukuran lebar kurang lebih 7 cm. Kemudian, jemur bambu. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kadar air dan sekaligus meringankan berat kitiran. Semakin ringan bambu, semakin ringan kitiran berputar walau hembusan angin tidak terlalu besar. [2]Lubangi bagian tengah bambu dan masukkan bambu kecil seukuran lubang yang telah dibuat. Setelah itu, ikat ujung bambu dengan tiang dan tancapkan tiang ke atas tanah. Tiang ini digunakan untuk menyangga kitiran dan menjauhkannya dari jangkauan hewan. Terakhir, jangan lupa untuk mengikat daun kelapa yang telah dikeringkan pada ujung atas tiang.

Biasanya, pemain kitiran meninggalkan kitiran mereka yang telah tertancap di atas tanah selama tiga hari. Pemenang adalah orang yang kitirannya masih berputar dengan baik setelah tiga hari dengan tiang yang masih tertancap di atas tanah.[2]

Bagaimana? Apakah teman-teman tertarik untuk bermain kitiran?

Referensi[sunting]

  1. https://desasawahan.gunungkidulkab.go.id/first/artikel/669-Kitiran--Salah-Satu-Mainan-Tradisional-Legendaris-Yang-Sepi-Peminat
  2. 2,0 2,1 2,2 2,3 https://web.archive.org/web/20220227022036/http://repository.stkippgriponorogo.ac.id/61/1/5.%20KITAB%20PERMAINAN%20TRADISIONAL.pdf
  3. https://jogja.tribunnews.com/2017/09/22/desa-sawahan-lestarikan-permainan-tradisional-kitiran