Mainan Tradisional dari Bambu

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Halo, teman-teman! Apakah ada di antara kalian yang rindu memainkan mainan tradisional? Jangan khawatir! Buku ini akan membantu teman-teman untuk mengingat beberapa mainan yang pernah dimainkan pada masa kecil. Bagi kalian yang belum sempat mencoba mainan tradisional, buku ini juga akan menjadi teman kalian dalam proses mengenal berbagai macam mainan tradisional, khususnya yang terbuat dari bambu. Tenang, tidak ada kata terlambat atau ‘sudah terlalu tua’ dalam mengenal dan bermain permainan tradisional. Selamat membaca!

Tentang Bambu
[sunting]

Sebelum penulis membahas mainan, mari berkenalan terlebih dahulu dengan bahan utama mainan-mainan tersebut, yakni, bambu! Bambu memiliki tekstur berongga pada bagian batang, termasuk anggota jenis tanaman rumput, dan dapat tumbuh di berbagai jenis iklim. Menarik, bukan?

Bambu memiliki banyak jenis dan tentunya banyak sebutan. Setiap daerah memiliki sebutannya masing-masing, lho! Di dalam bahasa Sunda, bambu dikenal dengan sebutan awi, tamiang, haur, dan suluh.[1] Sedangkan, di bahasa Jawa, bambu dikenal dengan sebutan preng atau pring.[1] Berbeda lagi dengan bahasa Ternate dan bahasa Ambon! Dalam bahasa Ternate, bambu dikenal dengan sebutan tabatiko dan dalam bahasa Ambon, bambu kerap disebut dengan ute.[1] Sangat beragam, bukan? Kalau di daerah teman-teman, bambu biasanya disebut dengan sebutan apa, nih?

Selain digunakan sebagai salah satu bahan untuk membuat mainan tradisional, bambu memiliki beberapa keunikan yang menarik untuk diketahui.

Apa saja, sih, keunikan bambu?[2]

  1. Tumbuh sangat cepat
    Apakah teman-teman tahu bahwa bambu merupakan tanaman yang laju pertumbuhannya paling cepat di dunia? Adapun, hal yang mempengaruhi pertumbuhan dari tanaman bambu ini adalah iklim, tanah lokal, dan juga spesies dari bambu itu sendiri. Biasanya, bambu dapat tumbuh sekitar 3 sampai 60 cm per harinya.[3] Tidak hanya itu, beberapa spesies bambu dapat tumbuh hingga melebihi 30 meter, lho!
  2. Mampu tumbuh di berbagai jenis iklim
    Bambu dapat tumbuh di berbagai jenis iklim, dari iklim tropis hingga dingin. Menakjubkan, bukan? Tanaman bambu ini umumnya dapat dijumpai di sepanjang Asia Timur, terutama di daerah Tiongkok. Selain di Asia Timur, tanaman bambu juga dapat dijumpai di Australia bagian utara, sub sahara Afrika, sebelah barat India, bagian utara sampai selatan Amerika, dan Indonesia.[3]
  3. Menyerap karbon dioksida lebih banyak dari tanaman lain
    Hutan bambu mampu menyerap karbon dioksida (CO2) lebih banyak dari tanaman lain, yaitu sebanyak 62 ton/Ha/tahun. Hutan dengan tanaman lain hanya mampu menyerap CO2 sebanyak 15 ton/Ha/tahun. Selain itu, tanaman bambu juga dapat menghasilkan oksigen 35% lebih banyak dibandingkan dengan pohon lain. Satu tanaman bambu diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan oksigen hingga dua orang selama 24 jam.[2] Menarik, ya?
  4. Mudah dibudidayakan
    Selain laju pertumbuhan yang cukup cepat, bambu merupakan salah satu tanaman yang mudah dibudidayakan. Membudidayakan tanaman bambu dapat dilakukan di lahan basah maupun kering. Jenis-jenis bambu yang dapat ditanam di kedua lahan tentunya berbeda, teman-teman! Bambu yang dapat ditanam di lahan kering salah satunya berjenis Gigantochloa. Sedangkan, jenis tanaman bambu yang dapat dibudidayakan di lahan yang cukup basah salah satunya adalah Bambusa.
    Walau bisa dibudidayakan dengan cukup mudah, teman-teman yang ingin membudidayakan bambu tetap harus memperhatikan kondisi iklim. Semakin basah iklim, semakin banyak jenis bambu yang dapat ditanam. Persiapan untuk melakukan budidaya bambu diantaranya adalah menyiapkan lahan, menentukan jarak tanam, menyiapkan pupuk, dan tak lupa membuat lubang tanam.
  5. Memiliki fungsi yang beragam
    Fungsi bambu yang cukup beragam disebabkan karena perbedaan jenis dari bambu itu sendiri, teman-teman! Yuk, bahas fungsi bambu berdasarkan jenis-jenisnya![2]
    - Bambu tali (Gigantochloa apus) biasanya digunakan untuk alat memasak, alat menangkap ikan, kerajinan tangan, dan bahan baku furnitur.
    - Bambu andong (Gigantochloa verticillata / Gigantochloa pseudo arundinacea) biasanya digunakan untuk membuat sumpit, bahan bangunan, dan kerajinan tangan.
    - Bambu betung (Dendrocalamanus asper) bersifat keras, seratnya besar-besar, dan ruasnya panjang. Bambu betung ini dapat dimanfaatkan untuk membuat saluran air, berbagai jenis barang kerajinan, sampai dinding rumah yang dibangun dengan anyaman.
    - Bambu kuning (Bambusa vulgaris) biasanya digunakan sebagai tanaman hias dan ditanam di halaman rumah. Selain itu, bambu jenis ini dapat dimanfaatkan untuk membuat mebel, kerajinan tangan, sampai obat penyakit kuning.
    - Bambu cendani (Bambusa multiplex) dapat digunakan untuk membuat pipa rokok, vas bunga, dan berbagai mebel lain seperti kursi.
    - Bambu hitam (Gigantochloa atroviolacea) biasanya digunakan untuk membuat alat musik tradisional seperti angklung dan calung.

Oh iya, teman-teman! Bambu yang digunakan untuk membuat mainan tradisional beragam sesuai dengan ketersediaan jenis bambu di daerah pembuat mainan. Namun, biasanya mainan tradisional dibuat dengan bambu tali karena bambu jenis ini paling mudah dijumpai di penjuru Indonesia.

Mainan Tradisional
[sunting]

Selamat! Teman-teman sudah selangkah lebih kenal dengan bambu setelah membaca informasi di atas. Sekarang, saatnya kita kenalan dengan berbagai macam mainan tradisional yang menggunakan bambu sebagai salah satu bahan dasarnya.

Sebagai catatan singkat, di bawah hanya akan menampilkan informasi singkat mengenai masing-masing mainan. Untuk membaca lebih lanjut, teman-teman dapat menekan setiap nama mainan untuk kemudian diarahkan ke halaman yang lebih padat informasi.

Egrang

Egrang adalah salah satu permainan tradisional yang sering dimainkan pada saat perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Permainan ini mengharuskan seseorang berjalan di atas sepasang bambu hingga garis akhir.

Layang-layang

Layang-layang atau layangan merupakan lembaran tipis yang direkatkan dengan kerangka bambu dan diterbangkan di udara menggunakan kekuatan yang berasal dari hembusan angin. Untuk mengendalikannya, layang-layang disambungkan dengan tali atau benang panjang yang dapat ditarik ulur.

Pletokan

Pletokan adalah mainan sejenis senapan. Biasanya, para pemain ingin bermain pletokan untuk menirukan adegan tembak-menembak seperti yang ada di film. Peluru pletokan berasal dari potongan kecil kertas yang basah, daun-daunan kecil, atau bunga jambu air.

Kitiran

Kitiran merupakan permainan sejenis baling-baling yang terbuat dari bambu dan kayu khusus serta dilengkapi dengan blarak (daun kelapa kering) yang berfungsi sebagai penyeimbang. Permainan ini sangat bergantung pada keberadaan angin. Oleh sebab itu, kitiran biasa dimainkan ketika musim kemarau karena angin dinilai berhembus lebih stabil pada musim kemarau.

Gasing

Gasing merupakan permainan yang berputar pada porosnya dan memiliki keseimbangan pada satu titik. Sebagian besar gasing terbuat dari bambu, kayu, dan plastik. Tali untuk menarik gasing biasanya terbuat dari nilon, tapi, tali gasing tradisional berasal dari kulit pohon.

Petasan bambu

Petasan bambu merupakan mainan yang terinspirasi dari meriam milik tentara Portugis. Seperti alat yang menjadi sumber inspirasi penduduk lokal dalam membuat mainan ini, petasan bambu cukup berbahaya karena menggunakan minyak tanah dan api.


Dari semua mainan di atas, mainan apa yang ingin teman-teman coba buat sendiri di rumah? Silakan berkreasi sebebas-bebasnya! Namun, jangan lupa untuk mengutamakan keselamatan. Bila teman-teman belum cukup mahir dalam menggunakan benda pemotong yang tajam seperti pisau, alangkah lebih baik jika ditemani oleh seseorang yang lebih mahir.


Jika sudah selesai membuat mainan yang teman-teman inginkan, jangan sungkan untuk mengajak orang-orang di sekitar untuk bermain bersama. Tidak harus orang asing! Teman-teman bisa memulai dengan mengajak anggota keluarga dan teman dekat, kok!

Manfaat
[sunting]

Setelah membaca tentang berbagai mainan yang terbuat dari bambu di atas, mungkin masih ada sebagian dari teman-teman yang memiliki pertanyaan, ‘Memangnya, main permainan tradisional ada manfaatnya, ya?’ Bermain permainan tradisional yang diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang kita ternyata memiliki banyak sekali manfaat, terutama bagi anak-anak. Manfaat tersebut antara lain[4]:

  1. Mengasah kecerdasan dan melatih kemampuan fisik
    Banyak dari permainan tradisional yang memerlukan pergerakan tubuh, salah satunya adalah egrang. Pada permainan egrang, pemain diharuskan untuk berjalan di atas sebilah bambu. Mengangkat sepasang bambu tidaklah mudah, ditambah lagi dengan harus tetap fokus meraih garis akhir. Permainan tradisional seperti egrang yang memerlukan fisik untuk bergerak, akan membantu membakar energi di dalam tubuh dan membuat otot-otot bekerja dengan optimal sehingga tubuh menjadi lebih sehat. Selain menyehatkan tubuh, bermain egrang juga dapat mengasih kecerdasan, terutama dalam mengatur strategi siapa pemain dalam tim yang akan maju terlebih dahulu dan kaki apa yang harus digunakan saat pertama melangkah. Selain egrang, salah satu permainan yang butuh banyak pergerakan fisik dan dapat mengasah kecerdasan adalah layang-layang. Ketika bermain layang-layang, pemain diharuskan untuk berlari mengejar layang-layang dan mengatur strategi agar layang-layang milik mereka bisa tetap terbang di langit.
  2. Melatih mengelola emosi dan bersikap sportif
    Ketika permainan berlangsung, terkadang pemain tidak dapat menutupi emosinya. Pemain mengungkapkan emosinya dengan berteriak, tertawa, melompat, hingga marah. Selain pemenang, dalam setiap permainan pasti akan ada pihak yang kalah. Saat menjadi pemenang, secara tidak langsung pemain akan belajar untuk tidak bersikap sombong dan juga tidak marah ketika ia menjadi pihak yang kalah. Awalnya memang sulit, apalagi bagi anak-anak. Namun, jika anak-anak dilatih sejak kecil untuk belajar mengelola emosi pasti akan berbuah baik. Ketika kelak ia menjadi dewasa, ia menjadi tahu bagaimana harus bereaksi dengan berbagai kejadian yang terduga tanpa menyakiti orang-orang di sekitar dan dirinya sendiri.
  3. Sebagai sarana untuk belajar bertanggung jawab
    Permainan tradisional secara tidak langsung mengajarkan pemainnya untuk bertanggung jawab. Salah satu bentuk pertanggungjawaban yang sederhana adalah ketika para pemain merapikan mainan mereka setelah selesai bermain. Hal mengenai tanggung jawab ini penting untuk dikenalkan sejak dini pada anak-anak agar mereka bisa mengenal hubungan sebab-akibat. Jika melakukan sesuatu, maka akan ada akibat yang ditimbulkan. Anak-anak akan dilatih untuk berpikir sebelum melakukan sebuah tindakan dan tidak berbuat semena-mena terhadap orang lain karena tentu akan ada akibat yang menunggu.
  4. Melatih kreativitas
    Dengan memainkan permainan tradisional, pemain dapat mengasah sisi kreativitas mereka. Seperti ketika membuat layang-layang, pemain diarahkan untuk berkreasi dengan bebas saat menentukan kerangka sampai desain yang akan dibuat. Selain mengasah sisi kreatif, pemain juga akan mendapatkan kepuasan tersendiri melihat karyanya yang sesuai dengan kemauannya sendiri.
  5. Belajar bersosialisasi
    Permainan tradisional dapat melatih para pemainnya, terutama anak-anak, untuk melakukan sosialisasi dengan cara yang menyenangkan. Ketika bermain, mereka dapat berinteraksi satu sama lain, bekerja sama, sampai mengembangkan kemampuan strategi dan koordinasi. Melatih anak-anak untuk bersosialisasi sangat penting karena hal tersebut dapat membuat keterampilan komunikasi meningkat, menimbulkan rasa empati, hingga mampu meningkatkan kepercayaan diri yang positif pada anak.

Penutup
[sunting]

Mainan tradisional dari bambu mungkin terlihat kalah bersaing di dalam dunia modern yang semakin canggih ini. Namun, setelah membaca buku ini, semoga teman-teman dapat menyadari bahwa mainan tradisional dari bambu tetap memiliki daya tarik yang tidak dapat tergantikan. Mainan tradisional tidak hanya sekadar mainan, tapi juga memiliki nilai kehidupan dan budaya Indonesia. Ada banyak cerita dan makna yang mengagumkan di balik setiap lahirnya mainan tradisional. Hal yang telah dibahas pada buku ini hanyalah sebagian kecil dari betapa kayanya budaya Indonesia.

Selain untuk melestarikan budaya, semoga buku ini dapat berguna bagi teman-teman untuk keperluan apapun dan di manapun kalian berada.

Selamat bermain!

Referensi[sunting]

  1. 1,0 1,1 1,2 https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1146611
  2. 2,0 2,1 2,2 https://p3ekalimantan.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2021/11/Sekilas-Keunggulan-Bambu.pdf
  3. 3,0 3,1 https://foresteract.com/bambu/
  4. https://klikpsikolog.com/manfaat-permainan-tradisional-bagi-anak/