Mainan Tradisional dari Bambu/Layang-layang

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Ilustrasi layang-layang

Mainan kedua yang menggunakan bambu sebagai salah satu bahan pembuatannya adalah layang-layang. Teman-teman pasti sudah pernah melihat atau bahkan memainkan layang-layang, bukan? Layang-layang atau layangan merupakan lembaran tipis yang direkatkan dengan kerangka bambu dan diterbangkan di udara menggunakan kekuatan yang berasal dari hembusan angin. Untuk mengendalikannya, layang-layang disambungkan dengan tali atau benang panjang yang dapat ditarik ulur.

Asal-usul[sunting]

Awalnya, orang-orang di dunia berpikir bahwa layang-layang pertama di dunia yang diterbangkan oleh manusia berasal dari Tiongkok. Pendapat ini didukung dengan adanya dokumen dari Tiongkok yang menyebutkan tentang layang-layang sekitar 2500 tahun sebelum Masehi. Berawal dari Tiongkok, permainan layang-layang kemudian tersebar ke penjuru dunia. Salah satu ilmuan yang pernah menggunakan layang-layang dalam eksperimennya adalah Benjamin Franklin.[1] Beliau menerbangkan layang-layang yang digantungkan bersamaan dengan sebuah kunci untuk membuktikan bahwa petir juga termasuk listrik.[2]

Pendapat bahwa layang-layang pertama di dunia yang diterbangkan oleh manusia berasal dari Tiongkok dipatahkan oleh Wolfgang Bieck pada tahun 1997. Pada tahun tersebut, Bieck meneliti pahatan pada dinding gua Sugi Patani di Pulau Muna, Sulawesi Selatan yang terlihat mirip dengan figur orang yang menerbangkan sebuah layang-layang. Dari penemuan bukti tersebut, Bieck percaya bahwa layang-layang tertua yang diterbangkan oleh manusia berasal dari Pulau Muna dan sudah ada sejak 9500 tahun sebelum Masehi.[3]

Layang-layang di Pulau Muna lebih dikenal dengan sebutan kaghati. Berbeda dengan layang-layang masa kini yang menggunakan kertas tipis, kaghati menggunakan daun kolope atau umbi hutan sebagai layar. Bambu tetap digunakan sebagai rangka dan serat nanas hutan digunakan sebagai tali untuk mengendalikan layang-layang. Ukuran kaghati berbeda-beda, tergantung dengan keinginan pembuatnya. Biasanya, kaghati berukuran sebesar pria dewasa. Walau menggunakan bahan-bahan alami, kaghati dapat terbang berhari-hari karena teksturnya yang kokoh. Layar yang terbuat dari daun kolope ini yang membuat kaghati kuat dan tahan air.[3]

Pada zaman dahulu, nenek moyang penduduk Pulau Muna menerbangkan kaghati sebagai metode spiritual. Kaghati diharapkan dapat menjadi petunjuk jalan bagi arwah orang yang telah meninggal untuk menuju Tuhan yang ada di langit. Setelah tujuh hari terbang, tali kaghati dipotong dan kaghati dibiarkan terbang bebas tertiup angin. Sampai saat ini, penduduk Pulau Muna masih memainkan kaghati, namun, fungsi kaghati berganti dari spiritual menjadi hiburan karena pengaruh Islamisasi yang masuk ke wilayah Nusantara.[3]

Jenis dan fungsi[sunting]

Layang-layang memiliki jenis yang berbeda-beda. Yuk, kenalan lebih jauh![4]

  1. Layang-layang dua dimensi
    Layang-layang ini hanya memiliki bentuk dua dimensi. Pada satu sisi layangan, biasanya terdapat kertas wajik sebagai layar dan dihias menggunakan cat warna warni. Layang-layang dua dimensi memiliki rangka yang datar dan lebih mudah dijumpai dibandingkan dengan layang-layang yang memiliki rangka tiga dimensi.
  2. Layang-layang tiga dimensi
    Layang-layang tiga dimensi memiliki rangka yang mengikuti suatu bentuk dan mengalami proses pembuatan yang cukup lama. Misalnya jika ingin membuat layangan berbentuk kepala kuda, maka rangka yang dibuat harus menyerupai kepala kuda dan dihias seperti kepala kuda.

Layang-layang memiliki fungsi masing-masing, lho. Bagaimana, sih, pembagian layang-layang berdasarkan fungsinya?

  1. Layang-layang kreasi
    Layang-layang kreasi biasanya berbentuk berlian. Layang-layang ini digunakan untuk perlombaan karena bentuknya yang unik dan menarik. Bahan untuk membuat layang-layang kreasi sangat beragam, mulai dari kertas minyak, plastik, hingga daun.
  2. Layang-layang sebagai alat bantu
    Layang-layang yang digunakan sebagai alat bantu menangkap ikan biasanya terbuat dari anyaman daun tertentu dan dihubungkan dengan mata kail. Sedangkan, layang-layang untuk membantu menangkap kalelawar biasanya dipasangi dengan jerat.
  3. Layang-layang tradisional
    Biasanya, layang-layang tradisional berbentuk oval dan memiliki ekor. Layang-layang di setiap daerah memiliki bentuk ekor yang berbeda. Biasanya akan terdengar suara seperti pita kaset ketika layang-layang tersebut diterbangkan. Layang-layang ini biasanya berfungsi untuk melestarikan tradisi di setiap daerah.

Permainan[sunting]

Alat dan bahan untuk membuat layang-layang cukup mudah untuk didapatkan. Alat dan bahan yang perlu teman-teman siapkan yaitu:[5]

  • gunting, untuk memotong bahan-bahan seperti kertas dan benang,
  • pisau, untuk memotong bilah bambu,
  • kuas, untuk mewarnai layang-layang,
  • meteran atau penggaris, untuk mengukur panjang bambu dan kertas,
  • spidol, untuk menandai titik setelah diukur,
  • bambu ukuran 50 dan 60 cm, untuk menjadi kerangka layang-layang,
  • kertas wajik, untuk menjadi layar dari layang-layang,
  • benang gelasan (kenur), untuk menerbangkan layang-layang,
  • benang jahit, untuk merekatkan kerangka layang-layang,
  • cat air, untuk menghias layang-layang,
  • lem, untuk merekatkan kerangka layang-layang dan kertas wajik.

Jika alat dan bahan sudah tersedia, teman-teman sudah bisa memulai untuk membuat layang-layang. Langkah-langkah untuk membuat layang-layang yaitu:

  1. Membuat dan merekatkan kerangka
    Letakkan bambu yang berukuran 60 cm secara vertikal. Ukur bambu dari atas menggunakan meteran / penggaris sepanjang 15 cm dan tandai dengan spidol. Tandai juga bambu berukuran 50 cm di titik 25 cm. Jika keduanya sudah ditandai, letakkan bambu berukuran 50 cm secara horizontal di atas titik 15 cm tersebut. Pastikan agar titik 15 dam 25 cm tersebut bertemu. Rekatkan titik pertemuan kedua rangka tersebut dengan benang jahit. Agar semakin kokoh, bubuhkan lem di persilangan kedua titik tersebut dan tekan beberapa saat.
  2. Menghubungkan ujung kerangka
    Selanjutnya, rekatkan hubungkan semua ujung kerangka bambu tersebut dengan benang jahit. Setiap sudut dari kerangka harus tersambung satu sama lain dengan benang jahit agar kokoh, tapi, jangan terlalu kencang agar kerangka tidak bengkok atau miring.
  3. Membuat alas layang-layang
    Bubuhkan lem di sisi atas kerangka bambu dan pertemukan sisi yang terkena lem tersebut di tengah kertas wajik yang membentang. Beri tanda pada kertas wajik sekitar 5 sampai 10 cm dari sisi kerangka dan gunting. Lipat pinggiran layar dengan kerangka dan rekatkan menggunakan lem.
  4. Menghias layang-layang
    Jika layar layang-layang telah direkatkan dengan kerangkanya, teman-teman dapat menghias layar tersebut menggunakan cat warna. Hiaslah layang-layang itu dengan berbagai warna sesuai kreativitas yang teman-teman miliki. Setelah dihias, diamkan layang-layang selama beberapa saat sampai cat tersebut mengering.
  5. Memasang benang layang-layang
    Potong benang kenur sepanjang 50 cm. Buatlah dua lubang kecil di atas persilangan kedua bambu. Dari titik tersebut, ukur sepanjang 20 cm secara vertikal dan buat dua lubang lagi di sana. Baringkan layang-layang dengan posisi layar berada di atas rangka. Masukkan kenur ke salah satu lubang yang berada di atas dan keluarkan melalui lubang sebelahnya lalu ikat simpul. Bawa ujung benang secara vertikal ke lubang yang berada di bawah, lakukan hal yang sama seperti pada kedua lubang di atas lalu ikat simpul. Ukur 20 cm ke sisi kanan atau kiri dari setiap lubang dan tarik benang vertikal tersebut ke titik pertemuan. Ikat dan buat simpul berbentuk lingkaran. Hal ini akan membantu untuk menyeimbangkan dan membuat layang-layang terbang lurus. Terakhir, ikat benang kenur panjang ke simpul lingkaran yang teman-teman buat sebelumnya.
  6. Mencoba layang-layang
    Jika benang sudah tersambung dengan baik, maka, teman-teman sudah bisa menggunakan layang-layang tersebut. Jangan sungkan untuk mengajak anggota keluarga / teman untuk membantu memegang layang-layang sebelum diterbangkan ke udara. Selamat bermain!

Referensi[sunting]

  1. https://kumparan.com/absal-bachtiar/eksperimen-benjamin-franklin-mengubah-pemahaman-kita-tentang-listrik-1u1CLUxduVm
  2. https://www.anakteknik.co.id/vincent_leonhart/articles/membayangkan-kalau-benjamin-franklin-kagak-nekat
  3. 3,0 3,1 3,2 https://seasia.co/2018/06/02/the-top-10-must-know-facts-about-the-world-s-first-oldest-kite
  4. https://bobo.grid.id/read/08773618/lebih-dari-satu-jenis-layang-layang-apa-yang-pernah-kamu-mainkan?page=all
  5. https://kumparan.com/kabar-harian/cara-membuat-layang-layang-dari-bambu-dengan-baik-1xjbFFDDV1T/full