Permainan Tradisional "Catur" di Indonesia/Catur Karo (Medan)

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Masyarakat Karo biasanya menyebut permainan ini dengan nama satur.  Catur Karo memiliki sedikit modifikasi dari permainan catur internasional yang biasa dikenal. Melalui situs Belanda De Kolonie Nederlands-Indie In Beeld en Geluid diketahui bahwa catur Karo sudah mulai dikenal sejak penjajahan Belanda di Indonesia.

Alat dan Bahan[sunting]

Permainan catur Karo dan catur internasional memiliki persamaan pada papan permainan dan jenis buah catur yang digunakan. Papan yang digunakan catur Karo memiliki pola yang sama dengan catur internasional, yaitu terdiri dari 64 kotak,[1] namun tanpa diberikan warna hitam putih. Sedangkan, jenis buah catur yang digunakan, yaitu raja, menteri, gajah, kuda dan pion. Buah catur antar pemain dibedakan berdasarkan warna, yaitu buah hitam dan buah putih. Berbeda dengan catur internasional, buah catur yang digunakan pada permainan ini tidak memiliki standar bentuk.[2] Maka, biasanya hanya para pemain yang mengerti posisi para buah caturnya.

Perbedaan yang paling terlihat dari catur Karo dengan catur internasional terletak pada jumlah buah catur yang dimiliki oleh masing-masing pemain. Antar pemain memiliki jumlah buah catur yang berbeda. Pemain buah catur hitam memiliki 2 buah menteri, sedangkan pemain buah catur putih memiliki 3 buah benteng. Masing-masing penambahan tersebut diletakkan di depan buah catur raja (berada di dalam kotak yang sama). Selain itu, pemain buah catur putih mendapatkan tambahan 3 buah pion dibandingkan buah catur hitam. Maka, jumlah pion yang digunakan pada catur Karo ialah 20 buah untuk putih dan 17 buah untuk hitam.

Putih Hitam
Raja 1 buah 1 buah
Menteri 1 buah 2 buah
Benteng 3 buah 2 buah
Gajah 2 buah 2 buah
Kuda 2 buah 2 buah
Pion 11 buah 8 buah
TOTAL 20 buah 17 buah

Buah putih karena memiliki lebih banyak benteng dibandingkan buah hitam, maka disebut sebagai arah tir atau pihak benteng.

Aturan Permainan[2][sunting]

  1. Sebelum bermain, buah catur dari masing-masing pemain disusun berdasarkan pola yang sudah ditentukan. Jika dibandingkan dengan catur internasional, penyusunan buah catur Karo memiliki sedikit perbedaan. Salah satunya ialah pada posisi peletakkan raja antar pemain yang tidak diletakkan di satu garis lurus yang sama. Selain itu, ada beberapa posisi awal pion yang seolah-olah sudah melangkah satu petak.
  2. Di masing-masing giliran, pemain mengerakkan salah satu pionnya berdasarkan peraturan gerak masing-masing buah caturnya.
    • Gajah - bergerak secara diagonal di sepanjang petak yang kosong dan tidak dapat melangkahi buah catur yang lain.
    • Benteng - bergerak secara horizontal ataupun vertikal di sepanjang petak yang kosong dan tidak dapat melangkahi buah catur yang lain.
    • Menteri - bergerak seperti benteng ataupun gajah, yaitu bergerak secara horizontal ataupun vertikal, serta diagonal di sepanjang petak yang kosong.
    • Kuda - bergerak menyerupai huruf L, yaitu memanjang dua petak dan melebar satu petak. Khusus kuda, buah catur ini bisa melompati buah catur yang lain.
    • Raja - bergerak secara horizontal ataupun vertikal sebanyak 2 petak. Berbeda dengan catur internasional, raja mendapatkan kebebasan untuk bergerak seperti kuda. Kebebasan raja tersebut hilang ketika gerakan kuda tidak dilakukan paling tidak satu kali ketika raja mendapatkan sekak pertama atau tanpa sekak.
    • Pion - bergerak maju sebanyak satu atau dua petak jika tidak ditempati.
  3. Sama seperti catur internasional, pemain pada catur Karo berlomba-lomba untuk memakan buah catur lawan sebanyak-sebanyaknya sampai buah catur raja berada pada posisi akan dimakan lawan tanpa ada kemungkinan untuk melepaskan diri (sekakmat).
  4. Permainan dinyatakan selesai jika buah catur raja berada pada posisi sekakmat atau sudah diambil oleh pihak lawan.

Perbedaan dan Persamaan Catur Karo dengan Catur Internasional[sunting]

Tidak semua istilah dalam permainan catur internasional digunakan dalam permainan catur Karo. Istilah seperti en passant, rokade, dan open check tidak belaku pada catur Karo.

Namun, catur Karo mengadopsi beberapa istilah catur internasional dengan sedikit modifikasi.

  • Promosi pion - Setiap pemain memiliki area promosi pionnya masing-masing. Area tersebut berada pada baris petak terakhir yang paling dekat dengan lawan. Pion yang berhasil bergerak sampai dengan area tersebut berhak mendapatkan promosi. Promosi merupakan kondisi di mana pion boleh ditukarkan dengan buah catur perwira (menteri, benteng, gajah, kuda) yang sudah diambil oleh lawan. Khusus untuk buah catur gajah tidak dapat dipromosikan jika salah satu gajahnya yang sewarna masih berada di arena. Jika pion berada pada area promosi, namun belum ada buah catur perwira yang dimakan, maka promosi ini bisa ditunda. Promosi ini tidak harus langsung dilaksanakan ketika ada buah catur perwira yang dimakan lawan. Pemain bebas untuk memilih kapan promosi dilakukan. Namun, ketika promosi dilakukan pemain dianggap sudah melakukan satu giliran.
  • Sekak - Ketika sekak terjadi pada raja yang masih berada satu petak dengan menteri (untuk pemain hitam) atau benteng (untuk pemain putih), maka raja diharuskan untuk melarikan diri. Menteri atau benteng yang berada di petak tersebut dapat diambil lawan pada giliran berikutnya.

Lokasi Permainan[sunting]

Permainan catur Karo lebih banyak diminati oleh orang yang sudah dewasa ketimbang anak berusia sekolah. Permainan catur Karo ini biasanya dimainkan di warung kopi pada sore hari ketika bapak-bapak sudah menyelesaikan pekerjaannya.[2] Durasi permainan bisa sangat bervariasi tergantung dari kemampuan para pemainnya. Namun, para pemainnya bisa memainkan ini sampai dengan malam hari.

Referensi[sunting]

  1. Jeremiah, Ryan Edbert (2018). Analisis Pengalaman Interaksi Pengguna Terhadap Permainan Catur Sebagai Obyek Augmented Reality Menggunakan Game Experience. (Skripsi): Universitas Brawijaya.
  2. 2,0 2,1 2,2 Siagian, Nicholas JH (2019). Revitalisasi Permainan Tradisional: Catur Karo (Studi Tentang Upaya Pelestarian dan Pengembangan oleh Kelompok Peduli Catur Karo di Sumatera Utara). (Skripsi): Universitas Sumatera Utara.