Lompat ke isi

Permainan Papan Tradisional di Indonesia

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Permainan papan (board game) semakin marak dimainkan oleh generasi saat ini. Di Indonesia, popularitas permainan ini semakin terlihat pada tahun 2015, ketika Kompas berkolaborasi dengan Kummara (perusahaan permainan) untuk mengadakan kontes Board Game Challenge.[1] Kontes tersebut juga membuktikan bahwa generasi Indonesia tidak hanya bertindak sebagai konsumen di industri permainan papan, tetapi juga mampu bertindak sebagai kreator. Tahun 2017, permainan papan modern bertemakan kebudayaan Indonesia sudah mulai diperkenalkan di kancah internasional pada pameran permainan papan terbesar di dunia.[2]

Meskipun sudah banyak permainan papan modern asal Indonesia yang bermunculan, banyak orang tidak menyadari bahwa Indonesia memiliki permainan papan tradisionalnya sendiri. Semakin memudarkan proses pengenalan dari generasi ke generasi menyebabkan estafet pewarisan permainan tradisional ini terputus. Padahal, permainan tradisional mengandung identitas atau nilai budaya yang dianut masyarakat setempat dan penting untuk diteruskan ke generasi penerus. [3]

Keterbatasan informasi terkait permainan tradisional menyulitkan penelusuran untuk mengetahui siapa penemu permainan tersebut dan sejak kapan permainan itu mulai dikenalkan ke masyarakat. Tetapi, berdasarkan arsip-arsip kebudayaan yang sudah ditelusuri, Indonesia memiliki lebih dari 10 nama permainan papan tradisional yang tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan hingga Nusa Tenggara Barat. Di antara permainan yang ditemukan, beberapa di antaranya memiliki kemiripan pola permainan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Namun, biasanya terdapat beberapa modifikasi pada aturan permainan ataupun makna yang disesuaikan dengan ciri khas daerah masing-masing.

Secara garis besar, permainan papan tradisional di Indonesia lebih fleksibel untuk dimainkan dibandingkan permainan papan modern. Tidak seperti permainan papan modern yang harus membeli seperangkat permainan dengan harga mahal, permainan papan tradisional bisa dimainkan menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar.[4] Papan permainan dapat menggunakan kertas, tanah atau lantai yang sudah digambari pola permainannya.[5] Sedangkan, pionnya bisa menggunakan biji-bijian buah, kerikil, batu, pecahan genteng, dan sebagainya.

Permainan papan tradisional bisa dimainkan oleh segala rentang usia dengan level kesulitan yang beragam. Jumlah pemain yang dibutuhkan pun tidak terlalu banyak seperti kebanyakan permainan tradisional lainnya. Permainan papan tradisional bisa dimainkan dengan jumlah pemain sebanyak 2 orang.

Daftar Nama Permainan Papan Tradisional

[sunting]
  1. Macanan (Yogyakarta)
  2. Catoe (Aceh)
  3. Catur Harimau (Sumatera Barat)
  4. Dam-daman (Jawa)
  5. Derek Enem Olas (Lombok)
  6. Damdas 16 Batu (Betawi)
  7. Damdas 3 Batu (Betawi)
  8. Bas-basan Sepur (Yogyakarta)
  9. Surakarta (Solo)
  10. Ding-dingan (Bengkulu)
  11. Mul-mulan (Jawa)
  12. Derek Dua Olas (Lombok)
  13. Lelempengan (Jawa Barat)
  14. Bakujur (Kabupaten Banjar)
  15. Derek Telu (Lombok)
  16. Catur Karo (Medan)

Manfaat Permainan Papan Tradisional

[sunting]

Sama seperti dengan permainan pada umumnya, permainan tradisional memberikan kesenangan kepada pemainnya. Permainan ini bisa menjadi solusi untuk mengurangi kebosanan dan memberikan efek penghiburan. Namun jika dibandingkan permainan modern, permainan tradisional sangat berhubungan erat dengan kemampuan aspek sosial (emotional intelligence). Hal ini yang membuat permainan tradisional dijadikan sebagai wadah untuk membentuk karakter generasi penerus. Ketika bermain, para pemain diharuskan untuk bersosialisasi dengan lawannya. Setiap pemain memiliki tujuan masing-masing yang harus dicapai dalam permainan ini, sehingga hal ini melatih pemainnya untuk bermain secara jujur. Selain itu, pemain juga harus berempati dan menghargai lawannya ketika memerlukan waktu untuk berpikir.[6] Jika menghadapi kekalahan, pemain harus tetap gigih untuk tetap bermain di ronde berikutnya.[7]

Permainan yang menggunakan papan berguna untuk berlatih memfokuskan konsentrasi dan mengasah kemampuan untuk menyusun strategi. Ketrampilan berpikir ini erat kaitannya dengan kemampuan untuk mengambil keputusan. Maka, permainan papan dinilai sebagai salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan keterampilan pemain dalam pengambilan keputusan.[8] Ketika strategi sudah disusun, pemain dituntut untuk memiliki rasa percaya diri dan keberanian untuk menjalankan keputusan yang sudah diambilnya.[9]

Permainan tradisional papan bisa dijadikan media untuk pembelajaran khususnya mata pelajaran Matematika.[10] Penyisipan permainan tradisional dapat menumbuhkan antusiasme siswa dalam proses belajar mengajar. Selain itu, adanya permainan tradisional dapat membantu siswa untuk membangun konstruksi pemahaman terhadap pelajaran yang diajarkan.[11] Beberapa penelitian yang dilakukan untuk menggunakan permainan tradisional sebagai media pembelajaran, yaitu:

  1. Permainan damdas 16 batu untuk meningkatkan kemampuan penjumlahan deret dari siswa tunarungu.[12]
  2. Permainan dam-daman untuk pembelajaran bentuk dan konsep luas bangun datar.[13]
  3. Permainan bas-basan sepur untuk mempelajari geometri dan peluang.[14]

Referensi

[sunting]
  1. Deliusno (Februari 2015). Kompas Adakan Lomba Desain "Board Game". Kompas.com diakses dari https://tekno.kompas.com/read/2015/02/26/1536007/Kompas.Adakan.Lomba.Desain.Board.Game.?page=all
  2. Ritonga, M W (Oktober 2021). Wajah Indonesia di "Board Game". Kompas.id diakses dari https://www.kompas.id/baca/muda/2021/10/17/wajah-indonesia-di-board-game
  3. Khamadi; Senoprabowo, Adi (2018). Adaptasi Permainan Tradisional Mul-mulan ke dalam Peracangan Game Design Document. Andharupa, Vol. 04, No. 01.
  4. Khamadi; Senoprabowo, Adi (2016). Model Adaptasi Permainan Papan Tradisional Macanan ke dalam Peracangan Permainan Digital. Andharupa, Vol. 02, No. 02.
  5. Widiarti, 2012. Permainan Anak Tradisional Jawa di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. (Skripsi): Universitas Negeri Yogyakarta.
  6. Laksmiyanti, Evania Ulya (2017). Rekayasa Permainan Tradisional Dam-daman Digital. (Skripsi): Universitas Negeri Semarang.
  7. Adi, Banu Setyo; Sudaryanti; Muthmainnah (2020). Implementasi Permainan Tradisional dalam Pembelajaran Anak Usia Dini sebagai Pembentuk Karakter Bangsa. Jurnal Pendidikan Anak, Vol 9 (1), pp 33 – 39.
  8. Indarti (2015). Efektivitas Permainan Tradisional Bas-Basan Sepur untuk Meningkatkan Keterampilan Pengambilan Keputusan pada Siswa Kelas VI SDN Panjang 03 Ambarawa. (Skripsi): Universitas Sebelas Maret.
  9. Sari, Nur’Lindah (2021). Pengaruh Media Pembelajaran Permainan Tradisional Damdas Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Tematik Melalui Metode Course Review Horay di Kecamatan Tallo Kota Makassar. (Thesis): Universitas Bosowa.
  10. Wibowo, Sigit; Anggraini, Sandra Prilia; Sunaryo; Sugevin, Wecya; Nirwana, Cahya Rima; Yuniawatika (2022). Program Mathematic Etnic Learning untuk Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa SDN 1 Kauman. Jurnal Abdinus: Jurnal Pengabdian Nusantara, 6 (2), pp. 520 – 530.
  11. Muslihatun, Ana; Sugiman (2022). Pembelajaran Bangun Datar Menggunakan Permainan Anak Tradisional Indonesia. Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Vol. 11, No. 3, pp. 2131 - 2141.
  12. Hasibuan, Siti Hardiyanti; Damri (2020). Efektifitas Permainan Tradisional dalam Meningkatkan Kemampuan Penjumlahan Deret ke Samping bagi Siswa Tunarungu. Journal of Multidisciplinary Research and Development, Vol 2, Issue 2.  
  13. Anugerah; Nur’aeni, Epon; Hodidjah (2018). Desain Didaktis Konsep Luas Daerah Persegi melalui Permainan Tradisional Dam-daman di Sekolah Dasar. Pedadidaktika: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. 5, No.4
  14. Putri, Anindiati Praminto (2016). Geometri dan Peluang dalam Permainan Bas-basan Sederhana. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya.