Permainan Tradisional Bali/Jaran Teji

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Jaran teji
[sunting]

Permainan Jaran Teji adalah permainan tradisional yang berasal dari Bali. Jaran Teji adalah nama yang berasal dari kata jaran (kuda) dan teji (kuda kuat). Kuda teji adalah kuda yang biasa dipakai oleh orang Arab dulu untuk angkut barang berat, lomba lari, atau jalan-jalan jauh.[1] Permainan ini melibatkan dua kelompok pemain yang saling bertanding. Permainan Jaran Teji tidak terbatas oleh status sosial atau ukuran jasmani. Permainan ini juga menonjolkan keahlian individu, khususnya penunggang kuda. Permainan ini tersebar di seluruh desa di Bali dengan nama yang berbeda-beda, tetapi aturan permainannya sama. Anak-anak dari desa lain dapat dengan mudah bergabung dalam permainan ini, tanpa memandang latar belakang masyarakatnya.

Apa Saja yang Dibutuhkan?[sunting]

Permaianan ini tidak memerlukan peralatan khusus. Permainan ini dimainkan oleh 5-10 anak laki-laki berusia 6-14 tahun.

Diamana dan Kapan Memainkannya?[sunting]

Permainan Jaran Teji hanya membutuhkan lapangan rata dan luas sekitar 5-7 m2.

Bagaimana Cara Bermainnya?[sunting]

Persiapan[sunting]

Permainan Jaran Teji memerlukan dua kelompok yang masing-masing terdiri dari empat orang. Setiap kelompok harus membentuk kuda-kudaan dengan cara berikut:

  1. Satu orang menjadi kepala kuda, dengan tangannya lurus ke bawah dan berpegangan dengan dua orang lainnya yang menjadi badan kuda.
  2. Dua orang menjadi badan kuda, dengan tangannya berpegangan silang di atas bahu kepala kuda. Tangannya juga menjadi pijakan untuk penunggang kuda.
  3. Satu orang menjadi penunggang kuda, dengan kakinya duduk di atas tangan-tangan yang bersilang. Dia juga harus memakai tanda pengenal seperti ikat kepala atau topi yang bisa dilepas oleh lawan.

Dengan demikian, kedua kelompok siap untuk bermain.

Aturan[sunting]

Permainan Jaran Teji memiliki aturan-aturan untuk menentukan kalah atau menang, yaitu:

  1. Penunggang kuda harus berusaha merebut tanda pengenal lawannya. Jika berhasil merebut lebih dulu, maka dia menang. Jika bersamaan, maka seri dan permainan diulang.
  2. Penunggang kuda harus tetap duduk di atas kuda-kudaannya. Jika jatuh, maka dia kalah, meskipun tanda pengenalnya masih ada.
  3. Jika permainan berlangsung lama tanpa ada pemenang, maka permainan bisa dihentikan sementara untuk berembug. Penunggang kuda bisa diganti dengan anggota kelompoknya sendiri.Permainan Jaran Teji memiliki larangan-larangan untuk menjaga keselamatan dan kejujuran, yaitu:
  1. Yang menjadi kuda tidak boleh menendang dengan kaki, hanya boleh saling desak-desak.
  2. Si penunggang kuda hanya boleh merebut tanda pengenal lawan, tidak boleh melakukan hal lain.

Manfaat Permainan[sunting]

  • Melatih kesehatan fisik. Permainan jaran teji melatih kesehatan fisik, karena peserta harus menahan beban temannya sambil bergerak menghindari kuda lainnya. Permainan ini bisa meningkatkan stamina, kekuatan otot, dan kelincahan tubuh.
  • Melatih keterampilan dan strategi. Permainan jaran teji juga melatih keterampilan dan strategi, karena peserta harus berpikir cepat dan cerdas untuk melepaskan ikat kepala lawannya. Permainan ini bisa meningkatkan fokus, koordinasi mata dan tangan, dan kecepatan reaksi.
  • Melatih kerjasama dan sportivitas. Permainan jaran teji juga melatih kerjasama dan sportivitas, karena peserta harus bekerja sama dengan teman sekelompok dan menghormati lawan. Permainan ini bisa meningkatkan rasa solidaritas, komunikasi, dan toleransi.

Referensi[sunting]

  1. Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah (1979/1980 [i.e. 1979?]). Permainan rakyat daerah Bali. Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah, Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. OCLC 24872285

Magoak-goakan · Terompah