Permainan Tradisional Bali/Magoak-goakan

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Magoak-goakan
[sunting]

Permainan megoak-goakan dinamai dari kata goak yang artinya gagak. Permainan ini sudah ada sejak abad ke-17 ketika Kerajaan Buleleng terancam oleh serbuan Kerajaan Blambangan. Raja Buleleng yang bernama Ki Barak Panjisakti ingin mengusir musuh dan mempertahankan wilayahnya. Namun, perang berkepanjangan membuat para prajuritnya lelah dan putus asa. Untuk mengembalikan semangat mereka, Ki Barak Panjisakti mengajak mereka bermain megoak-goakan.[1]

Dalam permainan ini, raja berperan sebagai goak yang mengejar ekor ular. Kepala ular adalah komandan pasukan dan ekornya adalah para prajurit. Tugas komandan adalah melindungi prajuritnya dari goak. Raja bergerak lincah seperti gagak yang lapar dan berhasil menangkap ekor ular. Sebagai hadiah, raja meminta komandan dan prajuritnya untuk kembali berperang dengan penuh semangat. Mereka pun menyanggupi permintaan itu dan akhirnya berhasil mengalahkan musuh.

Apa Saja yang Dibutuhkan?[sunting]

Permainan ini tidak membutuhkan peralatan khusus. Pemain hanya perlu mengenakan pakaian tradisional Bali seperti kamen dan Anteng atau selendang sebagai sarana permainan. Peserta permaianan terdiri dari 2 group yang masing-masing anggotanya terdiri dari lima orang atau lebih.

Diamana dan Kapan Memainkannya?[sunting]

Permainan magoak-goakan dimainkan di area bermain yang cukup luas. Pemainan ini bisa dilakukan di lapangan atau di sawah yang berlumpur. DI Desa Panji, Buleleng dimana permainan ini berasal umumnya tradisi megoak-goakan dilakukan setelah hari raya Nyepi.

Bagaimana Cara Bermainnya?[sunting]

  1. Megoak-goakan dimainkan secara berkelompok.
  2. Pemain dibagi menjadi dua tim yang terdiri dari 5 - 11 orang. Satu orang memiliki peran sebagai goak dan dan sisanya menjadi Ular.
  3. Pemain yang menjadi ekor berbaris di belakang barisan dan pemain yang menjadi kepala berada paling depan. Pemain yang berperan sebagai ular saling berpegangan dengan pemain didepannya dengan cara memegang selendangnya.
  4. Lalu, goak harus saling mengejar ekor Ular atau pemain yang ada di ujung belakang tim mangsa.
  5. Permaiann berlangsung selama 5 menit. Jika dalam 5 menit ular berhasil mempertahankan ekornya maka dialah yang menang. Jika gagak berhasil menangkap ekor ular maka dialah yang menang.
  6. Setiap permainan berakhir pemenang akan mendapatkan point. Total permainan yang dimainkan biasanya 5 babak dimana tim dengan poin terbanyaklah yang menang.

Manfaat Permainan[sunting]

  1. Melatih kekompakan dan kerjasama. Permainan megoak-goakan membutuhkan kekompakan dan kerjasama antara anggota tim, karena mereka harus bergerak bersama-sama dan saling melindungi. Jika tidak ada kekompakan dan kerjasama, maka tim akan mudah kalah oleh goak.
  2. Melatih kesehatan fisik. Permainan megoak-goakan juga melatih kesehatan fisik, karena peserta harus berlari-lari menghindari goak atau mengejar ular. Permainan ini bisa meningkatkan stamina, kekuatan otot, dan kelincahan tubuh.
  3. Melatih kreativitas dan strategi. Permainan megoak-goakan juga melatih kreativitas dan strategi, karena peserta harus berpikir cepat dan cerdas untuk mengelabui goak atau ular. Permainan ini bisa meningkatkan daya ingat, logika, dan kecerdikan.

Referensi[sunting]

  1. Hartono (2020). Tradisi Megoak-goakan Desa Panji Kabupaten Buleleng. Nuryahman, I Gusti Ngurah Jayanti. Yogyakarta. ISBN 978-602-356-354-8. OCLC 1288320079.

Méong-méongan · Jaran Teji