Permainan Tradisional Bali/Malayangan
Melayangan
[sunting]Masyarakat Bali adalah masyarakat agraris, setiap harinya mereka disubukan dengan kegiatan pertanian di sawahnya. Namun tidak setiap bulan petani disibukan dengan kegiatan disawahnya. Pada waktu yang santai antara Juni sampai dengan November, ia melakukan kegiatan lain seperti membuat kerajinan tangan dan bersenang-senang. Kegiatan bersenang-senang itu juga didorong oleh keyakinan bahwa kegiatan itu mendukung tugas-tugas adat keagamaan yaitu menghibur “Dewa Rare Angon” yaitu wujud Tuhan dalam bentuk kekuatan yang menciptakan permainan atau hiburan. Kekuatan ini harus dihibur agar tidak mengusik para petani sehingga keseimbangan Macro cosmos (alam semesta) atau Buana alit tetap terjaga sehingga alam selalu berpihak pada manusia. Salah satu cara untuk menghibur Dewa Rare Angon adalah “Melayahgan” yaitu menerbangkan layang-layang; maka muncullah berbagai macam layang-layang sesuai dengan daya cipta masyarakat pencintanya.[1]
Di Bali ada 3 bentuk layangan tradisional yaitu layangan Bebean yang berbentuk seperti ikan, layangan Pecukan yang terispirasi dari bentuk daun dan layangan Janggan yang menyerupai bentuk naga, layangan janggan juga umumnya dihisai dengan kepala naga dibagaian atasnya. Ketiga Layangan ini memiliki pakem dan proporsinya masing-masing. Terdapat pula bentuk-bentuk layangan yang merupakan variasi dari 3 bentuk dasar ini seperti layangan kuwir yaitu layangan janggan tanpa ekor, dan layangan Bebean jago dan Otek merupakan variasi bentuk dari layangan Bebean. Kelompok terakhir adalah layangan kreasi yang bentuknya beraneka macam seperti yang terisnpirasi dari bentuk-bentuk burung elang, walet ataupun burung hantu sampai yang berbentuk objek buatan manusia seperti kapal dan rumah.
-
Layangan Janggan
-
Layangan Kuwir
-
Layangan Pecukan
-
Layangan otek
-
Layangan Sikep aatau Elang
-
Layangan Sesapi atau Walet
-
Layangan Burung Kandik
-
Layangan Celepuk atau Burung Hantu
Apa Saja yang Dibutuhkan?
[sunting]sarana yang dibutuhkan dalam membuat layang-layang tradisional Bali diantaranya:
- Bambu sebagai rangka layangan. Jenis bambu yang umum digunakan adalah bambu tali (Gigantochloa apus) untuk layang-layang berukuran kecil atau sedang, bambu Petung (Dendrocalamus asper) untuk layang-layang berukuran besar
- Tali untuk mengikat bambu rangka layangan
- Kertas, Plastik atau Kain sebagai penutup layangan. Kertas digunakan untuk layangan berukuan kecil, Plastik untuk layangan berukuran kecil dan sedang dan kain parasut untuk layangan berukuran besar.
- Lontar atau Ental untuk bahan daun guangan
Bagaiana Cara Membuatnya?
[sunting]- Siapkan bahan-bahan untuk membuat layangan
- Bentuk rangka layangan sesuai jenis layangan yang akan dibuat. Umumnya pembuatan rangka layangan dimulai dari rangka tengah atau batang tengah yang vertikal dan batang lengkung atau boh.
- Tarik dan ikat rangka bambu yang melengkung menggunakan tali.
- Tutup layangan dengan bahan penutup yang telah dipilih. Kalian juga bisa membuat corak warna sesuai kreasi kalian. Namun di Bali umumnya mengunakan perpaduan warna-warna catur datu yaitu merah, putih, kuning dan hitam. Untuk jenis layangan Kreasi seperti layangan buurung hantu atau Celepuk kalian juga bisa melukisnya setelah layangan itu jadi baik dengan kuas ataupun airbrush.
- Buatkan tali timbang untuk menyeimbangkan layangan. tali timbang menyambungkan tali untuk menerbangkan layangan ke tiga titik di layangan agar nantinya layangan dapat terbang dengan stabil. letakan 2 titik di bantang lengkung atau boh dan satu titik di pinggang layangan.
- Yang terakhir adalah menambahkan guangan atau pita yang dikencangkan yang nantinya akan menghasilkan suara yang khas jika layangan diterbangkan. Kalian juga bisa menambahkan dinamo dan lampu-lampu agar layangan terlihat menarik di malam hari.
Diamana dan Kapan Memainkannya?
[sunting]Layangan sebaiknya diterbangkan di area yang lapang agar mendapatkan angin yang cukup dan terhindar dari pohon atau bangunan seperti di lapangan, sawah atau pantai. Di Bali layangan mulai ramai dimainkan pada musim layangan yaitu mulai dari bulan mei sampau puncaknya di bulan Juli dan Agustus.
Bagaimana Cara Bermainnya?
[sunting]Ada tiga jenis permainan layang-layang yang umum dimainkan diantaranya:
1. Melayangan bandung atau beradu. Layangan mabandung atau layangan yang diadu kekerasan talinya. Untuk melakukan permainan ini dibutuhkan perlengkapan sebagai berikut:
- Ada lawan yang mau diajak mabandung (dibandingkan kekerasan talinya).
- Ada beberapa layangan yang siap diterbangkan disebut layangan bandungan/layangan jawan-jawan dengan bentuk agak persegi empat dengan ukuran lebar sekitar 30 cm dan panjang sekitar 35 cm.
- Benang Jahit yang sudah di “gelas” yaitu dibuat tajam dengan dicelupkan ke cairan lem dan dicampur bubuk kaca pecah.
Setelah layangan terbang sesuai dengan keinginannya, pemain akan berusaha menyerang layangan lawan dengan mengarahkan layangannya sampai talinya bersinggungan. Saat tali bersinggungan, pemain akan berusaha secara perlahan-lahan menarik tali layangannya dan di sinilah terjadi gesekan antara dua tali yang saling menyentuh itu. Siapa yang lebih lihai memainkan talinya, dan didukung dengan talinya yang tajam, maka ia akan memenangkan adu itu dengan memutuskan tali layangan lawannya. Bagi yang kalah akan segera menerbangkan layangan yang lain dan segera mencari lawannya lagi. Begitu terus sampai mereka puas dengan sesekali terdengar tepuk tangan dari pendukung dari pihak yang menang.
2. Melayangan patokan atau dinikmati kecantikannya saat layangan itu terbang di udara dengan mengikatkan talinya pada sebuah pohon atau dibuatkan tempat khusus.Pemilik bisa menikmati kecantikan layangannya dari bawah serta mendengar bunyi guwangannya. Adapula yang menikmati kelokan terbang layang-layangnya.
3. Perlombaan Layang-Layang, di masa kini banyak terdapat perlombaan layang-layang yang ada di Bali. Di setiap perlombaan ini tentunya memeiliki persyaratan dan kreteria penilaian yang berbeda-beda, namun umumnya hal-hal yang dinilai adalah seperti berikut
- Gegulekan atau bentuk dan proporsi layangan sudah sesuai dengan ukuran atau sikut tradisional atau yang sudah disepakati.
- Layngan saat mengudara tidak jatuh
- Tidak terdapat kecacatan seperti robek, tali guangan yang putus, atau tali timbang yang melintir.
Manfaat Permainan
[sunting]- Menghormati dan memohon berkah kepada para dewa Rare Angon. Bermain layang-layang di Bali adalah tradisi religius yang sakral untuk berterima kasih dan meminta panen yang berlimpah.
- Mengasah kreativitas dan keterampilan. Bermain layang-layang tradisional Bali membutuhkan kreativitas dan keterampilan dalam membuat, menghias, dan mengendalikan layang-layang.
- Meningkatkan kebersamaan dan kegembiraan. Bermain layang-layang tradisional Bali adalah kegiatan yang menyenangkan dan menyatukan orang-orang dari berbagai usia dan latar belakang. Ada banyak festival layang-layang tradisional Bali yang diadakan setiap tahun, di mana para peserta bersaing untuk menampilkan layang-layang terbaik mereka.
Referensi
[sunting]- ↑ Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah (1979/1980 [i.e. 1979?]). Permainan rakyat daerah Bali. Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah, Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. OCLC 24872285